Makalah:
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadis
Oleh:
HIDAYATUL PUTRI NUR FAJRIYAH (07010322016)
MUHAMMAD SYAHDAN AL GHONY (07040322117)
REFANDY ANANTA SATRIA J.P (07040322125)
Dosen Pengampu:
Dr. H. AHMAD NASICH HIDAYATULLAH, M. HI.
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia yang tidak terhingga kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Mengenal Kitab-Kitab
Hadis” secara tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ulumul Hadis. Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Ahmad Nasich Hidayatullah, M. HI. selaku dosen pengampu
mata kuliah Ulumul Hadis, yang telah meluangkan waktu untuk memberi
motivasi, bimbingan, dan pengarahan dengan penuh kesabaran serta
memberikan masukan-masukan selama penyusunan makalah ini.
2. Para dosen UIN Sunan Ampel Surabaya yang turut memberikan motivasi dan
bantuan serta masukan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Dan semoga yang tertulis
dalam makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih luas.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab-kitab hadits yang beredar di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan
pegangan oleh umat Islam dalam hubungannya dengan hadits sebagai sumber
ajaran Islam adalah kitab-kitab yang disusun oleh para penyusunnya setelah lama
Nabi wafat. Dalam jarak waktu antara kewafatan Nabi dan penulisan kitab-kitab
hadits tersebut telah terjadi berbagai hal yang dapat menjadikan riwayat hadits
tersebut menyalahi apa yang sebenarnya berasal dari Nabi. Baik dari aspek
kemurniannya dan keasliannya.
Namun perlu diketahui terlebih dahulu kita harus benar-benar mengerti
hadist tersebut dari berbagai aspeknya. Bukan saja dari tahu dan memahami
maksudnya namun lebih dari itu kita juga harus tahu kitab-kitab hadist, derajat
dan kedudukannya, semua ini dimaksudkan agar kita tahu dengan benar tentang
hujjah atau ketetapan dan cara mengamalkan hadist tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana macam-macam hadis berdasarkan masanya?
2. Bagaimana macam-macam hadis berdasarkan kualitasnya?
3. Bagaimana kitab-kitab himpunan hadis?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui macam-macam hadis berdasarkan masanya.
2. Mengetahui macam-macam hadis berdasarkan kualitasnya.
3. Mengetahui kitab-kitab himpunan hadis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Islam, U., & Walisongo, N. (n.d.). Makalah Hadits Macam-macam Kitab Hadits.
2
1) Al-Musnad karya imam Abī Ḥanifah
2) Al-Musnad karya Zaid bin Ali
3) Al-Musnad karya imam Al-Syafī ‘i
3
3) Sunan Nasa'i, karangan Abu Abdu al-Rahman bin Suaid Ibnu Bahr al-
Nasa'iy (215-302 H.)
4) Sunan Ibnu Majah, karangan Abu Abdillah Ibnu Yazid Ibnu Majah
(207-273 H.)
c) Kitab Al Musnad
Kitab musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan
nama sahabat. Urutan sahabat itu ada kalanya disusun berdasarkan urutan
huruf hija’iyah, urutan waktu masuk islamnya, dan terkadang
berdasarkan keluhuran nasabnya. Jumlah kitab musnad ini sangat
banyak, yang paling masyhur dan paling tinggi martabatnya adalah al-
Musnad karya Imam Ahmad bin Hambal, kemudian al-Musnad karya Abi
Ya’la Al-Mushil Di antara cara penyusunan musnad adalah:2
1) Memuat Hadis-hadis tentang 10 orang sahabat yang dijamin masuk
syurga, atau tentang khalifah yang empat.3
2) Mengurutkan siapa yang lebih dahulu yang memeluk Islam.
3) Dengan melihat siapakah ahli Badar/ Hudaibiah dahulu.
4) Dengan melihat siapakah yang memeluk Islam terlebih dahulu ketika
Pembukaan Mekah.
5) Dengan melihat lelaki dahulu perlu diutamakan. Tetapi dari kalangan
wanita pula istri-istri nabi diutamakan terlebih dahulu.
6) Atau dengan melihat jenis qabilah (qabilah bani Hasyim
didahulukan).
Di dalam musnad jumlah Hadis tidak dibatasi jumlahnya. Ia cuma
mengumpulkan sebanyak mungkin Hadis-hadis yang menerangkan
tentang sesuatu perkara. Namun begitu musnad yang paling sahih adalah
Musnad Ahmad kerana beliau telah menyaring Hadis-hadisnya.
Kebanyakan ulama salaf menulis Hadis-hadis dalam bentuk musnad.
Pada masa ini juga muncul beberapa kitab al-musnad, diantaranya:
1) Al-Musnad karya imam Ahmad bin Hambal
2
Al-Sya‟rani, Al-Thabaqat al-Kubra al-Musammat bi Lawaqikh al-Anwar fi Thabaqat al-Akhyar,
(Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.), Juz I, h. 54.
3
Muhamad „Ajaj al-Khatib, op.cit., h. 328.
4
2) Al-Musnad karya Sa’id bin Mansur
3) Al-Musnad karya Abī Bakr bin Abi Syaibah
4) Al-Musnad karya Uṡman bin Abī Syaiṭah
4
Ibid.
5
kitab Mustadarak al-Hakim setebal 4 jilid di mana Hadis-hadis tersebut
dikumpul menepati syarat-syarat yang digunakan oleh Bukhari dan Muslim.
Kitab ini tidak boleh dibaca begitu saja, tetapi mesti bersama dengan
takhrijnya oleh al-Zahabi. Tujuan penyusunan kitab Mustadarak ialah:
Supaya kita tidak menganggap Hadis sahih hanyalah apa yang terkandung
di dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim saja. Kitab Al-Mustadrak pada masa
ini adalah:
a) Al-Mustadrak alā al-Ṣhahih ‘Aini karya Al Hakim.
b) Al-‘Ilzamat karya imam ad Daruquthni.
4. Kitab Hadis pada Abad ke 5 Hijriyah
Usaha ulama ahli hadits pada abad V dan seterusnya adalah
ditujukan untuk mengklasifikasikan al-Hadits dengan menghimpun hadits-
hadits yang sejenis kandungannya atau sejenis sifat-sifat isinya dalam satu
kitab hadits. Disamping itu mereka pada men-syarahkan (menguraikan dengan
luas) dan mengikhtishar (meringkaskan) kitab-kitab hadits yang telah disusun
oleh ulama yang mendahuluinya. seperti yang dilakukan oleh Abu 'Abdillah al-
Humaidi (448 H.)5 Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:
1) Al-Sunan al-Kubra oleh Al-Baihaqī. Karya abu Bakar Ahmad bin Husain
'Ali al-Baihaqy (384-458 H.)
2) Muntaqa al-Akhbar, karya Majduddin al-Harrany (652 H.)
3) Fathu al-Bari Fi Syarhi al-Bukhari, Karya Ibnu Hajar al-'Asqolany (852
H.).
4) Nailu al-Awthar, Syarah kitab Muntaqa al-Akhbar, karya al-Imam
Muhammad bin Ali al-Syaukany (1172- 1250 H.)
6
3) Maṣabi’ al-Sunnah karya imam Ḥusain bin Mas’ud al-Bagawy.
6. Kitab Hadis pada Abad ke 7 Hijriyah
Kutub Al-Zawa’id7
Kutub Al-Zawāid ini merupakan kitab-kitab hadis yang disusun untuk
menghimpun hadis hadis yang tidak terdapat pada kitab hadis yang lain,
yakni selain hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-kitab yang
diperbandingkan itu.
Diantara kitab jenis ini yang terkenal adalah karya Syihabuddin :
a) Majma’ al-Zawāid Sunan Ibnu Majjah alā al-Kutub al-Khamsah
b) Ittihaf al-Mahrah bi Zawāid al-Masānid al-‘Asyrah
c) Zawāid al- Sunan al-Kubra lī al-Baihaqi
Kutub Al-Aṭraf
Kata Aṭraf adalah bentuk jama’ dari ṭarf yang berarti bagian dari
sesuatu. ṭarf hadiṣ adalah bagian hadits yang dapat menunjukkan hadis itu
sendiri, atau pernyataan yang dapat menunjukkan hadits, seperti hadits
innama al a’malu bi al niyyāt. Sedangkan yang dimaksud dengan kitab al-
Aṭraf adalah kitab-kitab yang disusun untuk menyebutkan bagian hadis yang
menunjukkan keseluruhannya, biasanya di dalamnya dituliskan pangkal-
pangkal hadits saja,lalu disebutkan sanad-sanadnya pada kitab-kitab
sumbernya. Sebagian penyusun menyebutkan sanadnya dengan lengkap, dan
sebagian lainnya hanya menyebutkan sebagiannya. Kitab-kitab ini tidak
memuat matan hadis secara lengkap.
a) Al-Aṭraf al Musnad al Mu’tali bi Al-Aṭraf al Musnad al-Hambali
b) Aṭraf al-hādiṡ al-Mukhtarah lī Ḍiya’ al-Muqdisy karya Ibnu Hajar
al-‘Asqalanī.
Kitab Takhrij
Kitab-kitab yang disusun untuk mentakhrij hadis-hadis kitab tertentu.
7
Ibid.
7
a) Al-Maqaṣid al-Hasanah fī Bayān Kaṣir min al-Ahādiṣ al- Musytaharah alā
al-Alsinah karya Syamsuddin Muhammad bin Abdu al-Rahman al-
Sakhawy.
b) Taṣilussabil ila Kasyfi al Iltibās karya ‘Izzuddin Muhammad bin Ahmad
Al-Kholili.
c) Kasyf al- Khafa’ wa Kanzil al-Albās karya Isma’il bin Muhammad.
8
Ibid.
8
B. Macam-macam Hadis Berdasarkan Standar Kualitasnya
Standar kualitas hadis dapat ditinjau dari segi sanad dan matannya yang
kemudian dibagi menjadi empat bagian, diantaranya ialah hadis shahih, hadis
hasan, hadis dhaif dan mawdu’.
1. Hadis Shahih
Hadis shahih adalah hadis yang bersambung sanadnya dengan periwayatan
perawi yang adil dan dabit dari perawi pertama sampai pada perawi
terakhirnya, tidak mengandung unsur shadz dan ‘illat.9 Kemudian hadis ṣaḥīḥ
masih dibedakan menjadi dua macam. Pertama, hadis ṣaḥīḥ li dzatih, jika
semua persyaratan di atas telah terpenuhi seluruhnya. Kedua, hadis ṣaḥīḥ li
ghairih jika berawal dari sebuah hadis yang berstatus ḥasan, namun jalur
sanadnya mempunyai syawa>hid dan tawa>bi’ yang akhirnya dapat
meninggalkan derajatnya dari ḥasan menjadi ṣaḥīḥ li ghayrih.10
2. Hadis Hasan
Hadis Hasan adalah hadis yang bersambung sanadnya dengan
periwayatan perawi yang adil dan dabit. Tetapi nilai kedabitannya kurang
sempurna, serta selamat dari unsur shadz dan ‘illat.11 Perbedaan hadis shahih
dan hadis hasan bila ditinjau dari segi definisinya terletak pada aspek kedabitan
perawi. Dimana dalam hadis hasan, dabit yang terkait dengan aspek tulisan dan
hafalannya kurang sempurna, sedangkan hadis shahih kedabitan perawinya
sempurna.
3. Hadis Da’if
Hadis Da’if adalah hadis yang di definisikan sebagai hadis yang tidak
memenuhi syarat-syarat hadis sahih dan hasan.12 Hadis da’if adalah hadis yang
terputus sanadnya atau diantara periwayatnya ada yang cacat. Atau matannya
bertentangan dengan akal sehat, dalil yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu
9
Abū al-Fida’ al-Hafizh ‘Imad al-Din Isma’il ibn ‘Umar ibn Kas|ir, al-Ba’ith al-Hathis (Beirut:Dār
al-Fikr, 1996), 18
10
Helmy, M. I. (2021). Studi Hadis Interdisipliner.
11
Ahmad ‘Umar Hasyim, Qawa’id Usul al-Hadith (Beirut: Dar al-Fikr, tt.), 74
12
Muhy al-Din ibn Syarf al-Nawawi, al-Taqri>b wa al-Taysi>r (Beirut:Dār al-Kutub al-‘Arabi,
1985), 31
9
riwayat-riwayat mutawattir, tujuan pokok ajaran islam dan fakta sejarah yang
telah tegas, atau redaksinya tidak menggambarkan sabda kenabian.13
4. Hadis Mawdu’
Hadis mawḍū’ adalah hadis yang dalam sanadnya ada periwayat yang
terindikasikan kuat melakukan kedustaan kepada Rasulullah saw. Atau hadis
yang dibuat-buat atas nama Rasulullah saw dengan sengaja atau tidak sengaja,
dengat niat baik atau buruk.14
Hadis mawḍū’ adalah hadis yang disandarkan kepada Rasulullah
dengan dusta, dan sejatinya tidak ada kaitannya dengan dirinya. Nama hadis
mawḍū’ diambil oleh para ulama hadis untuk mengingatkan para perawi yang
menganggapnya sebagai hadis dan para ulama sepakat bahwa menyebar
luaskan hadis mawḍū’ ialah haram hukumnya.
13
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), 127
14
Nur al-Din ‘Itr, Ulum al-Hadis, II/68 juga Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Us}u>l al-Hadi>s|, 275.
15
Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, Kamus Lengkap Ilmu Hadis, (Medan:
Perdana Publising, 2011), h. 92
16
Mahmud Thahhan, Taisir Musthalah al-Hadis, edisi terjemahan bahasa Indonesia: Intisari Ilmu
Hadis oleh Muhtadi Ridwan, (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 188.
10
Sebuah kitab hadits masuk kategori sunan apabila berisi hadits-hadits
marfu’ yang menjelaskan tentang hukum dan urutan babnya disusun seperti urutan
bab dalam ilmu fiqih. Ada empat kitab sunan yang paling populer: Sunan Abi
Dawud, Sunan An-Nasa’i, Sunan At-Tirmidzi, dan Sunan Ibn Majah17.
3. Musnad
Musnad adalah kitab hadits yang disusun dengan mengelompokkan hadits-
hadits berdasarkan riwayat masing-masing dari para Sahabat. Misalnya, Bab I:
Hadits-hadits riwayat Abu Bakr ra. Urutan nama Sahabat pada setiap kitab
musnad berbeda-beda. Ada yang berdasarkan huruf, ada yang berdasarkan siapa
yang lebih dahulu masuk Islam, ada yang berdasarkan suku (qabilah), dan lainnya.
Namun menurut Syekh Hatim Al-Auni, jika urutannya berdasarkan huruf awal
nama Sahabat, kitab tersebut masuk kategorimu ’jam,bukan musnad. Syekh
Muhammad bin Ja’far Al-Kattani dalam Ar-Risalatul Mustathrafah menyebutkan
lebih dari 80 kitab musnad, dan beliau mengatakan masih banyak kitab musnad
selain yang telah beliau sebutkan18. Dari sekian banyak kitab musnad, beberapa
yang paling populer adalah Musnad Imam Ahmad, Musnad Abi Ya’la, dan
Musnad Abi Dawud Ath-Thayalisi
4. Mu’jam
Sebuah kitab hadits di mana hadits-hadits di dalamnya dikelompokkan
berdasarkan nama guru penulis, Sahabat, atau daerah (buldan). Ada tiga kitab
mu’jam yang paling populer: Al-Mu’jamul Kabir, Al-Mu’jamul Ausath, dan Al-
Mu’jamush Shaghir. Ketiganya adalah karya Imam Ath-Thabrani 19.
5. Mushannaf
Kriteria kitab mushannaf hampir sama dengan kitab sunan, yaitu
mengelompokkan hadits dan menyusunnya seperti bab dalam ilmu fiqih.
Perbedaannya adalah kitab mushannaf tidak hanya berisi hadits marfu’, namun
juga hadits mauquf dan hadits maqthu’. Dari sekian banyak mushannaf, beberapa
yang paling masyhur adalah Mushannaf ‘Abdurrazzaq dan Mushannaf Abi Bakr
ibn Syaibah
17
ibid
18
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1991) h. 139
19
Nuruddin ‘Itr, Manhaj an-Naqd fī ‘Ulūm al-Hadīs, (Damaskus: Dār al-Fikr, 1997) h. 201.
11
6. Zawa’id
Kitab zawa’id adalah kitab yang berisi hadits-hadits yang terdapat di
beberapa kitab tertentu, dan hadits-hadits tersebut tidak ditemukan dalam beberap
kitab hadits lain. Seperti kitab Mishbahuz Zujajah fi Zawa’idi Ibn Majah Karya
Abil ‘Abbas Al-Bushiri, Kitab ini berisi hadits-hadits yang terkandung dalam
Sunan Ibn Majah dan tidak ditemukan dalam lima kitab induk lain, yakni Shahih
Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, An-Nasa’i, dan At-Tirmidzi. Juga
kitab Majma’uz Zawaid karya Al-Hafizh Al-Haitsami, kitab ini menghimpun
hadits-hadits yang terdapat pada Musnad Ahmad, Musnad Abi Ya’la, Musnadul
Bazzar, dan tiga kitab Mu’jam Ath-Thabrani, yang mana hadits-hadits tersebut
tidak ada di enamkitabinduk(Al-KutubusSittah).
7. Masyyakhah
Sebuah kitab yang berisi nama-nama guru dari seorang ulama, dan
riwayat-riwayat baik berupa hadits atau sanad kitab yang ia dapatkan dari para
guru tersebut. Ada kitab masyyakhah yang ditulis oleh ulama itu sendiri seperti
Mu’jam Ausath-nya Ath-Thabrani, dalam kitab tersebut beliau mengumpulkan
hadits-hadits yang beliau dapat dari para gurunya. Ada pula kitab masyyakhah
yang ditulis oleh orang lain, seperti Tasyniful Asma’ karya Syekh Mahmud Sa’id
Mamduh, salah satu murid Syekh Yasin Padang. Beliau mencatat nama-nama guru
Syekh Yasin beserta biografi dan kitab apa saja yang dipelajari Syekh Yasin dari
masing-masing guru tersebut20.
8. Mustadrak
20
M. ‘Ajaj Al-Khatib, Ushul Hadis, (Jakarta: Gaya Media, 2007), h. 186
12
standar dari Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim21.
9. Athraf
Kitab ‘ilal adalah kitab yang berisi hadits-hadits yang memiliki ‘illat dan
menjelaskan bentuk ‘illat dari setiap hadits tersebut. Seperti dua kitab Al‘Ilal
karya At-Tirmidzi dan Ad-Daruquthni
11. Mustakhraj
Sebuah kitab yang berisi hadits-hadits yang terdapat pada kitab lain namun
dengan jalur sanad yang berbeda. Seperti Mustakhraj karya Al-Isma’ili (wafat 371
H). Beliau menyebutkan hadits-hadits yang terdapat pada Shahih Bukhari, namun
tidak melalui jalur Imam Al-Bukhari (wafat 256 H)22.
21
Ibid
22
Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2011), h. 68.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa macam-macam
kitab hadist berdasarkan masanya kitab hadist pada abad ke 2 H pada masa
khalifah umar bin abdul aziz yaitu kitab Al-Musanaf dan kitab Al-Musnad. Pada
abad ke 3 HI yaitu kitab Al shahih, kitab As-sunnan, dan kitab Al-Musnad. Pada
abad ke 4 II yaitu kitab Al- Mu'jam dan kitab Al-Mustadrak. Pada abad ke 5 H
yaitu kitab jami atau jawami". Abad ke 6 H yaitu jami baina Al-shahih. Pada abad
ke 7 H yaitu kitab Al Zawa'id. Al atraf. Kitab tahrij, dan beberapa kitab yang di
kelompokkan dalam bidang khusus. Pada abad ke 8 H kitab yang terkenal yaitu
jami'ul Masanid wa al sunan karya ibnu kasir dan kitab yang kedua Al-Ilmam fi
Ahadist Al-Ahkam karya imam bin Daqiq al-'id. Pada abad ke 9 kitab yang
terkenal yaitu Ittihäful Khiyar bi Zawaid al-Masanid al Asyrah karya Muhammad
bin Abi Imam Bulügul Maram oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Pada abad ke 10 kitab
yang terkenal yaitu Jum'ul Jawami karya Imam Suyuthi. Al-Jami' al-Sagir min
Ahadiş al-basyir al-Nazir karya Imam Suyuti, dan Lubab al- Hadis karya Imam
Suyuti. Kitab standar yang lima (kutub Al- Khamsah) yaitu Kitab Shahih Bukhari,
kitab Shahih Muslim, kitab Sunan Abi Daud, kitab Sunan Turmudzi, dan kitab
Sunan an Nasa'i. Kitab standar yang enam (kutub Al-sittah) yaitu Kitab Shahih
Bukhari, kitab Shahih Muslim. kitab Sunan Abi Daud, kitab Sunan Turmudzi, dan
kitab Sunan an Nasa I. ditambah dengan ibnu majah.
B. Saran
Diharapkan agar seluruh masyarakat khususnya kaum muslim Indonesia
tidak hanya sekedar mengenal berbagai macam hadis dan kita-kitab berdasarkan
tingkatannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
‘Itr, Nur al-Din . Ulum al-Hadis, II/68 juga Muhammad ‘Ajjaj al-Khat}}ib,
Us}u>l al-Hadi>s|.
‘Umar Hasyim, Ahmad, Qawa’id Usul al-Hadith (Beirut: Dar al-Fikr, tt.).
Ajaj al-Khatib, Muhamad, op.cit.
al-Hafizh ‘Imad al-Din Isma’il ibn ‘Umar ibn Kas|ir, Abū al-Fida’, al-Ba’ith al-
Hathis (Beirut:Dār al-Fikr, 1996).
Al-Sya‟rani, Al-Thabaqat al-Kubra al-Musammat bi Lawaqikh al-Anwar fi
Thabaqat al-Akhyar, (Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.), Juz I.
Ibid.
ibn Syarf al-Nawawi, Muhy al-Din. al-Taqri>b wa al-Taysi>r (Beirut:Dār al-
Kutub al-‘Arabi, 1985).
Islam, U., & Walisongo, N. (n.d.). Makalah Hadits Macam-macam Kitab Hadits.
Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang,
1992).
M. I, Helmy. (2021). Studi Hadis Interdisipliner.
15