Anda di halaman 1dari 6

Pembukuan Sunnah pada Abad Kedua Hijriah

Kisti Ziaulhaq

A. Pendahuluan

Hadis merupakan sumber ajaran dan hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an.

Istilah hadis atau sering dikenal juga dengan sunnah ini yaitu sesuatu yang

disandarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir (diamnya),

maupun sifatnya.

Hadis diriwayatkan dari satu rawi kepada rawi lainnya melalui perkataan

sebab sebelum datangnya agama Islam, bangsa Arab dikenal dengan sebagai

bangsa yang ummi (tidak bisa membac a dan menulis). Namun demikian, tidak

berarti bahwa di antara mereka tidak ada seorang pun yang bisa menulis dan

.membaca. Keadaan inihanyalah sebagai ciri kebanyakan dari mereka

Pada masa Nabi SAW. tulis-menulis mulai tersebar luas sehingga para penulis

di Madinah setelah hijrah semakin banyak. Di antara mereka adalah Abdullah bin

Mas'ud, Abdullah bin Sa'id bin Ash, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Mu'adz bin

Jabal, Abu Zaid, Abu Darda, dan Sa'id bin 'Ubaid. Kemudian Nabi memerintah

Abdullah bin Sa'id bin 'Ash agar mengajar menulis di Madinah.

B. Pembahasan

1. Pembukuan Sunnah pada Abad Kedua

Pembukuan dalam bahasa Arab dikenal dengan al-tadwin yang berarti

codification, yaitu mengumpulkan dan menyusun. Sedangkan menurut istilah,

kodifikasi adalah penulisan dan pembukuan hadis Nabi secara resmi yang berdasar
pada perintah khalifah dengan melibatkan beberapa personil yang ahli di bidang

hadis, bukan di lakukan secara individual ataupun demi kepentingan sendiri.

Tujuannya untuk menjaga hadis Nabi Muhammad SAW. dari kepunahan dan

kehilangan baik karena banyaknya periwayat penghafal hadis yang meninggal

maupun karena adanya hadis palsu yang dapat mengacau balaukan keberadaan

hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.

Jadi, kodifikasi hadis adalah penulisan, penghimpunan, dan pembukuan hadis

Nabi Muhammad SAW yang dilakukan atas perintah resmi dari khalifah Umar ibn

Abd al-Aziz, khalifah kedelapan dari Bani Umayyah yang kemudian kebijakannya

ditindaklanjuti oleh para ulama di berbagai daerah sampai pada masa hadis

terbukukan dalam kitab hadis.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz menginstruksikan kepada Abu Bakar ibn

Muhammad bin Hazm (w. 117 H) agar mengumpulkan hadis-hadis yang ada pada

Amrah binti Abdurrahman al-Ansari (w. 98 H) murid kepercayaan Aishah dan al-

Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr (w. 107 H). Instruksi yang sama ia tujukan

pula kepada Muhammad bin Shihab al-Zuhri (w. 124 H), yang dinilainya sebagai

orang yang lebih banyak mengetahui hadis dari pada yang lainnya.

Para ulama menganggap Muhammad ibn Shihab al-Zuhri orang yang

pertama-tama melakukan kodifikasi hadis secara resmi pada awal abad kedua hijrah

atas perintah khalifah Umar bin Abdul Aziz. Karya al-Zuhri selesai secara

sempurna sebelum wafatnya khalifah, sedangkan Ibn Hazm tidak demikian halnya.

Abu Bakar ibn Hazm berhasil menghimpun Hadis dalam jumlah yang menurut para

ulama kurang lengkap.

2
2. Ulama yang Masyhur sebagai Pengumpul Hadis pada Abad Ke Dua

Para ulama yang mengumpulkan dan membukukan hadis pada abad ke dua

hijriah antara lain, di Mekah muncul Abu Muhammad Abd al-Malik ibn Abd al-

Aziz ibn Juraij al-Bisyri (150 H), di Madinah muncul Muhammad ibn Ishaq (151

H) dan Malik ibn Annas, di Basrah muncul Said ibn Abi Arabah (156 H), Rabi’ ibn

Shabi’ (160 H), dan Hammad ibn Salamah (167 H), di Kuffah muncul sofyan al-

Sauri (161 H), di Syam muncul Abu Umar al-Auza’i (157 H), di Yaman muncul

Hasyim (173 H) dan Ma’mar ibn Asyid (153 H), di Khurasan muncul Jarir ibn

Abdul Hamid (188 H) dan Ibn al-Mubarak (181 H), di Wasit muncul Hasyim ibn

Basyir (104-173 H), di Ray muncul Jarir ibn Abd al-Hamid (110-188 H), dan di

Mesir muncul Abdullah ibn Wahhab (.(H 197-125

Ulama berbeda pendapat tentang karya siapa yang terdahulu muncul, tetapi menurut

Ahmad Amin, bahwa kemungkinan yang menjadi pelopornya ialah Ibnu Juraij.

3. Kitab Hadis yang Masyhur di Abad Kedua

Pada masa ini lahir ulama hadis yang berhasil menghasilkan kitab-kitab hadis

terkenal. Adapun kitab-kitab hadis yang dibukukan pada abad ke dua hijriah

diantaranya;

a. Al-Muwaththa’ susunan Imam Malik (95-179 H)

b. Al-Maghazi wa as-Syiar susunan Muhammad ibn Ishaq (150 H)

c. Al-Jami’ susunan Abd Al-Razzaq ash-Shan’any (211 H)

d. Al-Mushannaf susunan Syu’bah ibn Hajjaj (160 H)

e. Al-Mushannaf susunan Sufyan ibn Uyainah (198 H)

3
f. Al-Mushannaf susunan al-Laits ibn Sa’ad (175 H)

g. Al-Mushannaf susunan Al-Auza’y (150 H)

h. Mukhtalif hadis susunan Imam Syafi'i.

Salah satu kitab terkenal yang dikodifikasi pada abad ke dua hijriah, dan masih

digunakan sampai sekarang yaitu Muwaththa Imam Malik. Imam Malik merupakan

Imam Dar al-Hijrah, seorang ahli fiqih, ahli hadis dan merupakan pendiri madhhab

Malikiyah.

Al-Muwatta’ adalah kitab koleksi hadis yang disusun oleh Imam Malik. Kitab

tersebut disusun pada abad kedua Hijriah atas anjuran Abu Ja’far al-Mansur,

seorang Khalifah bani Abbasiyah tetkala mereka bertemu di musim haji.

Dinamakan dengan al-Muwatta’, karena dalam penyusunan kitab tersebut

dilatar belakangi adanya harapan agar kelak ia dapat dijadikan pijakan (pegangan)

bagi masyarakat.

Para ulama’ hadis berbeda pendapat tentang jumlah hadis yang ada dalam

kitab al-Muwatta’88. Menurut perhitungan Abu Bakar al-Abhari, jumlah hadis

Nabi, fatwa sahabat, dan fatwa tabi’in yang ada dalam kitab al-Muwatta’ adalah

1720 hadis dengan rincian sebagai berikut :

a. Hadis Musnad, sebanyak 600 hadis

b. Hadis Mursal, sebanyak 220 hadis

c. Hadis Mawquf, sebanyak 613 hadis

d. . Hadis Maqtu’, sebanyak 285 hadis

4
C. Penutup

Kodifikasi adalah penulisan dan pembukuan hadis Nabi secara resmi yang

berdasar pada perintah khalifah dengan melibatkan beberapa personil yang ahli di

bidang hadis. Tujuannya untuk menjaga hadis Nabi Muhammad SAW. dari

kepunahan dan kehilangan.

Salah satu kitab terkenal yang dikodifikasi pada abad ke dua hijriah, dan masih

.digunakan sampai sekarang yaitu Muwaththa Imam Malik

5
Daftar Pustaka

Muhammad Mathr Al-Zahrani. Tadwin Al-Sunnah Al-Nabawiyyah. Riyadh. Dar

Al-Hijrah li Al-Nasyir wa Al-Tauzi'. 2008.

Zainul Arifin. Studi Kitab Hadis. Surabaya. Al Muna. 2013.

Leni Andariati. Hadis dan Sejarah Perkembangannya. Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis.

Vol. IV. No. 2 Maret 2020.

Syahrul Ghufron. Pengertian Hadis Tematik dan Sejarah Pertumbuhannya. UIN

Sultan Hasanudin Banten.

Anda mungkin juga menyukai