KELOMPOK:
ZULEYKA AZZAHRA
NINDA ADMA F
ARIANI
KOMPETENSI DASAR
Sejarah penulisan hadis merupakan masa atau periode yang telah dilalui oleh hadis dari masa lahirnya
dan tumbuh dalam pengenalan, penghayatan, dan pengamalan umat dari generasi ke generasi. Dengan
memerhatikan masa yang telah dilalui hadis sejak masa timbulnya/lahirnya di zaman Nabi SAW meneliti
dan membina hadis, serta segala hal yang memengaruhi hadis tersebut, para ulama ahli hadis (muhadditsin)
membagi sejarah hadis dalam beberapa periode.
M. Hasbi Asy-Shidieqy membagi perkembangan hadis menjadi tujuh periode, sejak periode Nabi SAW
hingga sekarang, yaitu sebagai berikut.
Periode ini disebut `Ashr Al-Wahyi wa At-Taqwin' (masa turunnya wahyu dan pembentukan masyarakat Islam).
Pada periode inilah, hadis lahir berupa sabda (aqwal), af’al, dan taqrir Nabi yang berfungsi menerangkan AI-Quran
untuk menegakkan syariat Islam dan membentuk masyarakat Islam.
Pada masa Nabi SAW, kepandaian baca tulis di kalangan para sahabat sudah bermunculan, hanya saja terbatas
sekali. Karena kecakapan baca tulis di kalangan sahabat masih kurang, Nabi menekankan untuk menghapal,
memahami, memelihara, mematerikan, dan memantapkan hadis dalam amalan sehari-hari, serta menyebarkannya
kepada orang lain.
Periode ini disebut ‘Ashr-At-Tatsabbut wa Al-Iqlal min Al-Riwayah’ (masa membatasi dan menyedikitkan riwayat).
Nabi SAW wafat pada tahun 11 H. Kepada umatnya, beliau meninggalkan dua pegangan sebagai dasar bagi
pedoman hidup, yaitu Al-Quran dan hadis (As-Sunnah yang harus dipegangi dalam seluruh aspek kehidupan umat.
Dalam praktiknya, para sahabat meriwayatkan meriwayatkan hadis melalui dua cara, yakni:
a. Dengan lafaz asli, yakni menurut lafaz yang mereka terima dari Nabi SAW yang mereka hapal benar lafaz dari
Nabi.
b. Dengan maknanya saja; yakni para sahabat meriwayatan maknanya karena tidak hapal lafazh asli dari Nabi SAW.
Periode ini disebut ‘Ashr Intisyar al-Riwayah ila Al-Amslaar’ (masa berkembang dan meluasnya periwayatan
hadis). Pada masa ini, daerah Islam sudah meluas, yakni ke negeri Syam, Irak, Mesir, Samarkand, bahkan pada
tahun 93 H, meluas sampai ke Spanyol. Hal ini bersamaan dengan berangkatnya para sahabat ke daerah-daerah
tersebut, terutama dalam rangka tugas memangku jabatan pemerintahan dan penyebaran ilmu hadis.
Pada periode ketiga ini mulai muncul usaha pemalsuan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini
terjadi setelah wafatnya Sahabat Ali ra. Pada masa ini, umat Islam mulai terpecah-pecah menjadi beberapa
golongan: Pertama, golongan ‘Ali Ibn Abi Thalib, yang kemudian dinamakan golongan Syi'ah. Kedua, golongan
khawarij, yang menentang ‘Ali, dan golongan Mu'awiyah, dan ketiga; golongan jumhur (golongan pemerintah pada
masa itu).
Periode ini disebut Ashr Al-Kitabah wa Al-Tadwin (masa penulisan dan pembukuan). Maksudnya, penulisandan
pembukuan secara resmi, yakni yang diselenggarakan oleh atau atas inisiatif pemerintah. Adapun kalau secara
perseorangan, sebelum abad II H hadis sudah banyak ditulis, baik pada masa tabiin, sahabat kecil, sahabat besar,
bahkan masa Nabi Saw. meskipun dengan kondisi seadanya.
Tokoh-tokoh yang masyhur pada abad kedua hijriah adalah Malik,Yahya ibn Sa'id AI-Qaththan, Waki Ibn Al-Jarrah,
Sufyan Ats-Tsauri, Ibnu Uyainah, Syu'bahm Ibnu Hajjaj, Abdul Ar-Rahman ibn Mahdi, Al-Auza'i, Al-Laits, Abu
Hanifah, dan Asy-Syafi'i.
Abad ketiga Hijriah merupakan puncak usaha pembukuan hadis. Sesudah kitab-kitab Ibnu Juraij, kitab
Muwaththa' Al-Malik tersebar dalam masyarakat dan disambut dengan gembira, kemauan menghafal hadis,
mengumpul, dan membukukannya semakin meningkat dan mulailah ahli-ahli ilmu berpindah dari suatu tempat ke
tempat lain dari sebuah negeri ke negeri lain untuk mencari hadis.
6. Ahmad.
7. Al-Bukhari
8. Muslim
9. An-Nasa'i
11. At-Tirmidzi
Pada periode ini muncul kitab-kitab sahih yang tidak terdapat dalam kitab
Periode ini adalah masa sesudah meninggalnya Khalifah Abasiyyah ke XVII Al-Mu'tasim (w. 656 H.) sampai
sekarang. Periode ini dinamakan Ahdu As-Sarhi wa Al Jami' wa At-Takhriji wa Al-Bahtsi, yaitu masa pensyarahan,
penghimpunan, pen-tahrij-an, dan pembahasan. Usaha-usaha yang dilakukan oleh ulama dalam masa ini adalah
menerbitkan isi kitab-kitab hadis, menyaringnya, dan menyusun kitab enam kitab tahrij, serta membuat kitab-kitab
fami' yang umum'.
Pada periode ini disusun Kitab-kitab Zawa'id, yaitu usaha mengumpulkan hadis yang terdapat dalam kitab yang
sebelumnya ke dalam sebuah kitab tertentu, di antaranya Kitab Zawa'id susunan Ibnu Majah, Kitab Zawa'id As-
Sunan AlKubra disusun oleh Al-Bushiry, dan masih banyak lagi kitab zawa'id yang lain. Di samping itu, para ulama
hadis pada periode ini mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam beberapa kitab ke dalam sebuah kitab
tertentu, di antaranya adalah Kitab Fami' Al-Masanid wa As-Sunan Al-Hadi li Aqwami Sanan, karangan Al-Hafidz
Ibnu Katsir, dan fami'ul fawami susunan Al-Hafidz As-Suyuthi (911 H).