Anda di halaman 1dari 15

BAB II

MENGENAL MACAM-MACAM KITAB HADIS


DAN KARAKTERISKTIKNYA
Hadis sebagai sumber pedoman hidup setelah al-Qur’an menjadi pustaka yang harus dijaga
keberadaannya. Selain itu sebagai sumber hukum, hadis juga merupakan sumber ilmu
pengetahuan yang universal. Maka tidaklah heran jikan umat Islam sangan memberikan
perhatian khusus terhadap hadis terutama dalam usaha pemeliharaan agar terjaga keasliannya
dan tidak musnah.
Namun dalam catatan sejarah, praktek dusta atau pemalsuhan hadis terjadi karena tindakan
beberapa oknum tertentu dengan berbagai tujuan. 1Peristiwa itu terjadi sejak zaman
Rasulullah2 dan pada masa fitnah al-kubra. 3Para pendusta tersebut mengeluarkan statmen atas
pernyataan yang diatasnamakan Rasulullah untuk mendukung kelompoknya. Hingga
muncullah usaha pemurnian hadis.4
Karena kekhwatiran terjadinya keracunan dan hilangnya hadis murni, maka terjadi masa
transisi hadis dari tradisi oral ke tradisi teks. Setelah Rasulullah wafat, hadis dan segala hal
yang berkaitan dengan baeliau menjadi pbjek penelitian intensif dari para sahabat, tabi’in,
sampai ulama hadis untuk dikoleksi dalam bentuk tulisan. Para ulama hadis sepakat
mengatakan bahwa kodifikasi hadis secara resmi dilakukan pada masa khalifah Umar bin
‘Abdul ‘Aziz. 5
Sebagaimana halnya dengan ilmu hadis, penulisan kitab-kitab hadis juga selalu
berkembang Sebagian para ahli hadis melakukan pengkajian terhadap hadis Rasulullah
untuk kepentingan disiplin ilmu lain seperti tafsir, fikih, kalam, hukum dan lain
sebagainya. Sedangkan sebagian lagi melakukan penelitian hadis untuk disiplin
keilmuan hadis sendiri. Oleh karena itu, keberadaan hadis-hadis Nabi tersebar secara
luas, baik di dalam bidang hadis sendiri, maupun di dalam bidang disiplin ilmu lain.
Perbedaan kebutuhan dan background dari para ahli hadis tersebut, menjadi motif
serta mendorong munculnya penyusunan kitab-kitab hadis yang lebih sistematis dan
kritis. Para ahli hadis mulai menyusun kitab-kitab hadis sesuai dengan klasifikasi bidang
pembahasan tertentu dengan berbagai cara dan corak yang berbeda-beda, terutama
dalam sistematikanya.

A. Definisi Kitab Hadis


Kitab hadis terdiri dari dua kata yakni kitab dan hadis. Secara etimologi, kitab
artinya buku atau bacaan.6 Dalam bahasa arab kata kitab merupakan bentuk masdar dari
kata kataba (menulis)yang artinya sesuatu yang ditulis atau tulisan.7Secara terminologi
kitab artinya kumpulan dari beberapa tulisan yang memuat beberapa bab, sub bab serta
beberapa masalah atau pembahasan.8Sedangkan pengertian hadis secara umum adalah
sabda, perbuatan, sikap, pengakuan dan sifat Nabi Muhammad saw.sebagai Rasul. Jadi
definisi dari kitab hadis adalah kumpulan dari beberapa hadis yang terkumpul jadi satu
kitab atau buku. Hadits sebagai kitab berisi berita tentang sabda, perbuatan dan sikap

1
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi (Jakarta: Insang Cemerlang), h.63.
2
Hal ini diketahui dari munculnya hadis Rasulullah SAW yang mengecam para pendusta atas nama Rasulullah.
3
Fitnah al-kubra merupakan peristiwa yang terjadi sejak adanya pertentangan antara Ali R.A. dan Muwiyah.
4
Daud Rasyid, Sunnah di Bawah Ancaman, (Bandung: Syamil, 2006), h.100.
5
Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2011), h.68.
6
Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit Arloka, 1994), h.339.
7
Al Munjid, (Beirut: Dar al Masyriq, 2002), h.671.
8
Kamus Al Munjid, h.671.
Nabi Muhammad sebagai Rasul. Berita tersebut didapat dari para sahabat pada saat
bergaul dengan Nabi yang selanjutnya disampaikan kepada sahabat lainnya atau murid-
muridnya dan diteruskan kepada murid-murid berikutnya lagi hingga sampai kepada
pembuku hadis.

Akan tetapi istilah kitab dalam beberapa kitab hadis memiliki makna lain. Selain
bermakna kitab sebagai kumpulan tulisan atau buku, istilah kitab juga digunakan untuk
memberi nama sebuah bab. Misalnya dalam daftar isi beberapa kitab hadis dijumpai
judul kitab as Ṣalah, kitab al-Zakah, dan sebagainya. Kata kitab dari kalimat kitab al-
Ṣalah disitu menunjukkan bahwa itu merupakan judul sebuah bab yang husus
membahas hadis-hadis tentang shalat. Namun pembahasan kitab dalam makalah ini
fokus pada masalah kitab hadis sebagai kumpulan hadis yang dibukukan atau tersusun
jadi satu.

B. Fungsi Adanya Kitab Hadis

Sebagaimana telah sebutkan oleh Imam Syafī’ī bahwa fungsi hadits adalah penguat
serta penjelas dari teks atau hukum yang masih global dan belum dibahas dalam al-
Qur’an.9 Sebagai pelengkap dari al-Qur’an, keberadaan kitab-kitab hadis menjadi
referensi penting bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sesuai dengan syari’at
Islam Dengan adanya kitab-kitab hadis, umat Islam lebih mudah untuk menemukan teks
atau rujukan sumber yang dibutuhkan. Efisien waktu, praktis dan efektif. Karena hadis-
hadis sudah diklasifikasi sesuai dengan bidang dan metode yang sistematis. Apalagi
dengan kemajuan teknologi informasi, kini kitab-kitab hadis tidak hanya dalam bentuk
buku tebal, tetapi ada ribuan kitab yang tersimpan dalam bentuk soft copy baik berupa
CD, DVD, maupun Software Maktabah Syamilah atau lainnya.

C. Macam-macam Kitab Hadis


Kitab-kitab tersebut memiliki bermacam-macam ciri tertentu dari sistematika
i penulkualitas hadisnya maupun kandungan pembahasan hadis itu sendiri. Oleh karena itu
penulis mencoba memetakan macam-macam kitab hadis dengan beberapa aspek yang
mendasarinya, dari masa kemunculan dan tehnik penulisan sampai tingkat standar
kualitasnya.
 Macam-macam kitab hadis berdasarkan masa dan metode penyusunannya
Kitab Hadis pada Abad ke 2 Hijriyah
a. Kitab Al Musannaf
Beberapa kitab Musannaf yang terkenal pada abad ini antara lain:
1. Al-Muwatto ’ karya imam Malik bin Anas.10
2. Mukhtaliful Hadis karya Al-Syafi.
3. Al-Jami’ karya Abdurrazzaq Al-Shan ‘ani.
4. Al-Musannaf li Al-Syu ’bah karya Syu ’bah bin Hajjaj.11
5. Al-Musannaf li Al- Sufyan karya Sufyan bin Uyainah.12
6. Al-Musannaf li Al Lais karya Al Lais bin Sa ’ad.13

9
Fungsi hadis sebagai bayan tafshil (penjelas untuk menerangkan ayat mujmal atau hal yang ringkas
petunjuknya), bayan takhshish (penjelasan untuk menentukan mana yang dimaksud dari dua atau lebih dalam
suatu perkara).
10
Al Munjid, h.515.
Muhammad bin ‘ Alawy al-Maliki ,al-qowa’id fi ’Ilm Mustalah al-Hadis, Sihr, 1417, h.74.
11
Hidup pada tahun 82 – 160 H / 701 – 776 M.
12
Hidup pada tahun 107 – 198 H / 725 – 814 M.
7. Al-Musannaf li ‘ Al-Auza’i karya Al ‘Auza’i.14
8. Al-Musannaf li Al-Humaidi.
9.
b. Kitab Al-Musnad
Beberapa kita musnad yang terkenal pada abad ini antara lain:
1. Al-Musnad karya imam Abī Ḥanifah
2. Al-Musnad karya Zaid bin Alī
3. Al-Musnad karya imam Al-Syafī ‘ī

 Kitab Hadis pada Abad ke 3 Hijriyah


a. Kitab Shahih
Kitab shahih yang terkenal pada abad ini adalah:
1. Al-Jami’ al-ṣahih Bukhari karya imam Bukhari.15
2. Al-Jami' al-ṣahih Muslim karya imam Muslim16

b. Kitab As Sunan

Kitab-kitab sunan yang terkenal pada abad ini diantaranya :

1. Al- Sunan Abu Dawud karya imam Abu Dawud

2. Al-Sunan At Turmudzī karya imam At Turmudzī.

3. Al-Sunan Nasa’i karya imam An Nasa’i.

4. Al-Sunan Ibnu Majah karya Ibnu Majah

5. Al-Sunan Darimī karya imam Ad Darimi.

c. Kitab Al Musnad

Pada masa ini juga muncul beberapa kitab al-musnad, diantaranya:

1. Al-Musnad karya imam Ahmad bin Hambal

2. Al-Musnad karya Sa’id bin Mansur

3. Al-Musnad karya Abī Bakr bin Abi Syaibah

4. Al-Musnad karya Uṡman bin Abī Syaiṭah

 Kitab Hadis pada Abad ke 4 Hijriyah

a. Kitab Al Mu’jam

Beberapa kitab mu’jam yang terkenal abad ini diantaranya:

13
Hidup pada tahun 94 – 175 H / 713 – 792 M.
14
Hidup pada tahun 88 – 157 H / 707 – 773 M.
15
Muhammad Ismail bin Ibrahim bin al Maghirah, tahun 194-256 H / 810 – 870 M.
16
Abi al Husain Muslim bin Muslim Al-Qusyairi, tahun 204-261 H / 820 – 875 M.
1. Al-Mu'jam al-Kabir karya Al-Ṫabrani.17

2. Al-Mu'jam al-Ausaṭ karya Al-Ṫabrani

3. Al-Mu'jam al-Ṡaghir karya Al-Ṫabrani

b. Kitab Al Mustadrak

Kitab Al-Mustadrak pada masa ini adalah :


1. Al-Mustadrak alā al-Ṣhahih ‘Aini karya Al Hakim.18
2. Al-‘Ilzamat karya imam ad Daruquthni.19

Selain dua jenis kitab tersebut, pada masa ini juga terdapat beberapa kitab
diantaranya:
1. Al-Ṣhahih oleh Ibnu Khuzaimah.

2. Al-Ṣhahih oleh Abū Hatim bin Hibban.

3. Al-Taqāsim wa al Anwa' oleh Abū Awwanah.

4. Al-Muntaqa oleh Ibnu Sakan.

5. Al-Sunan oleh Al-Daruquṭni.

6. Al-Muṣannaf oleh Al-Ṫahawi.

7. Al-Musnad oleh Ibnu Naṣr Al-Rāzi.

 Kitab Hadis pada Abad ke 5 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Al-Sunan al-Kubra oleh Al-Baihaqī.

2. Al-Jami’ Baina al-Ṡahih ‘Aini karya imam Ismā ‘il bin Ahmad.

3. Al-Jami’ Baina al-Ṡahih ‘Aini karya Muhammad bin Abī Naṣr al-Ḥumaidi.

4. Bahru al Asānid karya al-Hāfiḍ al-Hasan bin Ahmad al- Samarqandi.

5. ‘Umdatul Ahkam karya al Hāfiḍ Abdul Gani Abī Abd al-Wahid.

6. Al-Ahkam al-Ṡughra karya Abī Muhammad Abdul Khaq.20

 Kitab Hadis pada Abad ke 6 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:


17
Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad Al-Tabarani, tahun 260-340 H / 873-952 M.
18
Al Hakim al-Naisaburi hidup pada tahun 321-405 H.
19
Hidup pada tahun 306-385 H. Nawir Yuslem Sembilan Kitab Induk Hadis, Biografi penulisnya dan Sistematika
Penulisannya, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006), h.105.
20
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Ulumul Hadis jilid I, (Jakarta: t.p.,
2002), h.167-168.
1. Al-Jami’ Baina al-Ṣahih ‘Ani karya Muhammad bin Ishaq al Asylaby.

2. .Al-Jami’ Baina al-Ṣahih ‘Aini karya Abd al-Khaq bin ‘Abdurrahman.

3. Maṣabi’ al-Sunnah karya imam Ḥusain bin Mas’ud al-Bagawy.

 Kitab Hadis pada Abad ke 7 Hijriyah

a. Kutub Al-Zawa’id

Diantara kitab jenis ini yang terkenal adalah karya Syihabuddin :

1. Majma’ al-Zawāid Sunan Ibnu Majjah alā al-Kutub al-Khamsah

2. Ittihaf al-Mahrah bi Zawāid al-Masānid al-‘Asyrah

3. Zawāid al- Sunan al-Kubra lī al-Baihaqi

b. Kutub Al-Aṭraf

1. Al-Aṭraf al Musnad al Mu’tali bi Al-Aṭraf al Musnad al-Hambali


2.
3. Aṭraf al Ahādiṡ al-Mukhtarah lī Ḍiya’ al-Muqdisy karya Ibnu Hajar
al-‘Asqalanī.

c. Kitab Takhrij

1. Al-Maqaṣid al-Hasanah fī Bayān Kaṣir min al-Ahādiṣ al-


Musytaharah alā al-Alsinah karya Syamsuddin Muhammad bin Abdu
al-Rahman al-Sakhawy.
2. Taṣilussabil ila Kasyfi al Iltibās karya ‘Izzuddin Muhammad bin
Ahmad Al-Kholili.
3. Kasyf al- Khafa’ wa Kanzil al-Albās karya Isma’il bin Muhammad.
d. Beberapa kitab yang dikelompokan dalam bidang khusus
1. Kitab Hadis bidang Hukum, diantaranya : kitab Taqrib al-Asānid wa
Tartīb al-Asānid karya Zainuddin Abi al-Faḍl Abdu al-Rahīm bin
Husain al- ‘Iraqy.
2. Kitab Hadis dalam bidang Akhlak. Diantaranya al-Targib wa al-
Tarhib oleh Al Munẓiri, dan Riyaḍu al- Ṣalihin oleh Imam Nawawi.
 Kitab Hadis pada Abad ke 8 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Jami’ul Masānid wa al-Sunan karya Ibnu Kaṣir

2. Al-Ilmam fī Ahādiṣ al-Ahkām karya Imam bin Daqīq al- ‘Id

 Kitab Hadis pada Abad ke 9 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:


1. Ittihāful Khiyār bi Zawāid al-Masānid al-Asyrah karya Muhammad bin Abī
Imam Bulūgul Marām oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani.
 Kitab Hadis pada Abad ke 10 Hijriyah

Diantara kitab yang terkenal pada abad ini adalah:

1. Jam’ul Jawamī’ karya Imam Suyuthi

2. Al-Jami’ al-Ṣagir min Ahādiṣ al-basyīr al-Naẓir karya Imam Suyuṭi

3. Lubāb al-Hadiṣ karya Imam Suyuṭi.

2. Macam-macam kitab hadis berdasarkan Standar Kualitasnya


1) Kitab Standar yang lima (Kutub al- Khamsah)
Ulama sepakat ada lima buah kitab hadis yang dinyatakan sebagai kitab
standar atau kitab yang lima (Kutub al- Khamsah) adalah: Kitab Shahih Bukhari,
kitab Shahih Muslim, kitab Sunan Abi Daud, kitab Sunan Turmudzi, dan kitab
Sunan an Nasa’i.
2) Kitab Standar yang enam (Kutub al-Sittah)

Al Kutub al-Sittah merupakan enam kitab standar yang terdiri dari Kutub al-
Khamsah ditambah satu kitab yang dimasukkan dalam standar enam ini. Namun
para ulama berbeda pendapat dalam menentukan kitab keenam yang dinyatakan
sebagai kitab standar atau kitab yang enam (Kutub al-Ṣittah), diantaranya:
 Menurut Ibnu Thahir al Maqdisy : Sunan Ibnu Majah.

 Menurut Ibnu Atsir dan lainnya : Al-Muwattha’ karya Imam Malik.

 Menurut Ibnu Hajar Al Asqalany : Sunan Al-Darimy.

 Menurut Ahmad Muhammad Syakir : Al-Muntaqa karya Ibnu Jarud.


Akan tetapi dalam mayoritas referensi menyebutkan bahwa Kutub al-Ṣittah
yang merupakan kitab hadis Mu’tamidah atau Mu’tabarah adalah Ṣahih Bukhāri,
Ṣahih Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan Turmudzī, Sunan al-Nasa’i dan Sunan
Ibnu Majah.

D. Karakteristik Berbagai Kitab Hadis

(1) Kitab hadis yang disusun berdasarkan tema atau bab

Dalam kitab-kitab ulama terdahulu jenis ini disebut dengan al Aṣnaf. Karakter
dari penyusunan kitab ini adalah tematik. Hadis-hadis yang memiliki tema sama
dikumpulkan dalam satu judul umum yang mencakupnya, seperti Kitab al- Ṣalah,
Kitab al-Zakah, Kitab al-Buyu’, dan sebagainya. Kemudian hadis-hadisnya dibagi
menjadi beberapa bab. Masing-masing bab mencakup satu atau beberapa hadis
yang berisi masalah juz’iyyah. Setiap bab diberi judul yang menunjukkan
temanya, seperti al-bab Miftah al-Ṣalah al-Ṫahur. Para muhaddisin menyebut
judul bab itu dengan tarjamah. Adapun dalam menyusun kitab-kitab tersebut
menggunakan beberapa metode atau cara, antara lain :
(a) Al Jawami’
Kata al Jawami’ merupakan bentuk jamak dari kata al Jami’. Menurut istilah
para ahli hadis, kitab al Jawami’ adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab dan
mencakup hadis-hadis berbagai sendi ajaran Islam dan sub- subnya. Secara garis besar
bab-babnya mencakup tentang aqidah, ibadah muamalah, perjalanan hidup Nabi SAW,
perbudakan, fitnah, dan berita hari kiamat. Diantara contoh kitab al Jami’ adalah al
Jami’ as Ṣahih karya imam Bukhari, al Jami’ al-Ṣahih karya imam Muslim, al Jami’
al-Ṣahih karya Imam. Turmudzi atau yang dikenal dengan Sunan al-Turmudzī . Karena
lebih menonjolkan hadits-hadits hukum.
(b) Al-Sunan

Kitab Sunan adalah kitab-kitab yang menghimpun hadis-hadis hukum yang


marfu’ dan disusun berdasarkan bab-bab fikih. Kitab jenis ini hanya memuat hadis-hadis
tertentu bukan semua aspek ajaran Islam. Kitab sunan memuat hadis sahih, hasan dan
ḍa’if. Kitab-kitab sunan yang masyhur adalah sunan Abī Dawud,
Sunan at Turmudzī, Sunan al-Nasā’i, dan Sunan Ibnu Majah.

(c) Al-Muṣannafat

Kata al Muṣannafat mengandung makna yang sama dengan muwaṭṭ’at yaitu kitab
hadis yang disusun berdasarkan bab-bab fikih akan tetapi mencakup hadis mauquf,
maqthu’ yang disatukan dengan hadis marfu’. Karena kitab-kitab jenis ini umumnya
disusun pada awal pembukuan hadis. Kitab muṣannaf yang terkenal adalah muṣannaf
Abdu al-Razzaq bin Hammām al-Sahani dan muṣannaf Abu Bakar bin Abu Syaibah.

(d) Al-Mustadrakāt

Kata al Mustadrakāt merupakan bentuk jamak dari mustadrak. Al Mustadrakat


merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang tidak dimuat dalam kitab-
kitab tertentu yang sebenarnya hadis-hadis tersebut memenuhi syarat yang
dipegangi oleh penulis kitab tersebut.31 Kitab al Mustadrakat yang terkenal adalah
kitab al Mustadrak ‘alā al-Ṣahih ‘Aini karya al Hakim an Naisaburi (321- 405 H)
dan kitab al-Ilzamāt karya imam al-Daruquṭni (306-385 H).32
(e) Al-Mustakhrajāt

Kata al Mustakhrajāt adalah bentuk jamak dari kata al-Mustakhraj. Al


Mustakhrajāt merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang diambil dari
kitab hadits lain, lalu diriwayatkan oleh penulisnya dengan sanad sendiri, bukan
dengan sanad yang serupa dengan sanad kitab semula. Kitab al-Mustakhraj yang
masyhur dan paling banyak ialah kitab mustkharaj dari Ṣahih Bukhari dan Ṣahih
Muslim.33

(2) Kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama-nama sahabat

Kitab-kitab jenis ini menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan oleh setiap


sahabat ditempat yang khusus dan mencantumkan nama sahabat yang
meriwayatkannya. Teknik penyusunan seperti ini sangat membantu dalam
mengetahui jumlah dan jenis hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat dari Nabi
saw. dan mempermudah untuk diteliti, lebih-lebih keberadaan kitab seperti ini
merupakan kitab yang sangat berfaidah bagi pencarian sumber hadis yang telah
diketahui nama sahabat yang meriwayatkannya, serta faidah-faidah lain yang
berkaitan dengan kemudahan pengkajian hadis. Kitab yang memiliki karakteristik
seperti itu diantaranya :
(a) Al-Musnad
Kitab musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama
sahabat. Urutan sahabat itu ada kalanya disusun berdasarkan urutan huruf
hija’iyah, urutan waktu masuk islamnya, dan terkadang berdasarkan keluhuran
nasabnya. Jumlah kitab musnad ini sangat banyak, yang paling masyhur dan
paling tinggi martabatnya adalah al-Musnad karya Imam Ahmad bin Hambal,
kemudian al-Musnad karya Abi Ya’la Al-Mushili.
(b) Al-Aṭraf

Kata Aṭraf adalah bentuk jama’ dari ṭarf yang berarti bagian dari sesuatu.34
ṭarf hadiṣ adalah bagian hadits yang dapat menunjukkan hadis itu sendiri, atau
pernyataan yang dapat menunjukkan hadits, seperti hadits innama al a’malu bi al
niyyāt.35Sedangkan yang dimaksud dengan kitab al-Aṭraf adalah kitab-kitab yang
disusun untuk menyebutkan bagian hadis yang menunjukkan keseluruhannya,
biasanya di dalamnya dituliskan pangkal-pangkal hadits saja,36 lalu disebutkan
sanad-sanadnya pada kitab-kitab sumbernya. Sebagian penyusun menyebutkan
sanadnya dengan lengkap, dan sebagian lainnya hanya menyebutkan sebagiannya.
Kitab-kitab ini tidak memuat matan hadis secara lengkap.
(c) Al –Ma ‘ajim

Kata al-ma ‘ajim adalah bentuk jamak dari kata al mu’jam. Kitab Mu’jam
menurut istilah para muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan
susunan guru-guru penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan urutan
alfabetis atau hija’iyyah. Beberapa kitab mu’jam yang terkenal adalah tiga buah
kitab mu’jam karya Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani (W.360 H).
Ketiga kitab mu’jam tersebuat adalah al Mu’jam as Ṣaghir, al-Mu’jam al-‘Ausaṭ,
dan al Mu’jam al-Kabīr.37 Dua mu’jam pertama disusun berdasarkan urutan nama
guru-gurunya, sedangkan mu’jam yang terakhir disusun berdasarkan urutan nama
para sahabat menurut urutan huruf.
(3) Kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan awal hadis

Kitab-kitab hadis yang menyebutkan beberapa kata awal setiap hadis yang
disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyyah. Jadi dimulai dengan hadis yang
diawali dengan huruf alif, lalu hadis yang diawali dengan huruf ba’, dan
seterusnya. Kitab seperti ini memberikan banyak kemudahan bagi orang yang
menelaahnya. Akan tetapi, terlebih dahulu harus diketahui dengan pasti huruf
awal setiap hadis yang dicari sumbernya itu. Bila tidak, maka akan sulit
pencariannya.38 Kitab-kitab hadis yang disusun dengan cara seperti ini antara
antara lain:
 Kitab Majami’ yaitu kitab-kitab yang merupakan himpunan hadis dari
berbagai kitab hadis.
 Kitab-kitab tentang hadis-hadis yang sering diucapkan oleh orang umum.
Kitab ini mencakup banyak hadis yang sering diucapkan oleh umat pada
umumnya, dan kebanyakan hadisnya tidak terdapat dalam kitab lain yang
sejenis.
(4) Kitab himpunan beberapa hadis

Kitab-kitab yang disusun untuk menghimpun hadis dari sejumlah kitab sumber
hadis. Biasanya kitab jenis ini memiliki dua karakter, ada kalanya memuat hadis dengan
klasifikasi tema tertentu dan terkadang menggunakan penyusunan yang runtut
berdasarkan urutan huruf hija’iyyah. Diantara kitab jenis ini yang terpenting adalah:
a. Kitab himpunan hadis berdasarkan urutan bab
a). Jami’ al-Uṣul min ahādiṣ ar Rasul karya Ibnu Aṣir al Mubārak yang ditulis
tanpa disertai sanad. Setiap hadis diberi penjelasan ringkas tentang lafal-lafal yang
asing. Namun tidak disertai dengan penjelasan tentang derajat hadis-hadis sunan,
bahkan ia tidak menyebutkan komentar imam Turmudzi terhadap hadis-hadis
yang diriwayatkannya, sehingga hal ini membuat para pembacanya membutuhkan
upaya lebih lanjut untuk mengetahiunya.
b). Kanz al ‘Ummal fī Sunan al-aqwāl wa al ‘Af’al karya Ali bin Hisyam al
Muttaqi al Hindi (W.975 H). Kitab ini terdiri dari sembilan puluh tiga buah jilid
menurut hasil perhitungan, sehingga ia tampil sebagai kitab hadis yang komplit.

b. Kitab himpunan hadis yang disusun berdasarkan urutan huruf

Di antara kitab jenis ini yang terpenting adalah: a) Al-Jami’ al-Kabīr atau Jam’ul
Jawami’ karya as-Suyuṭi. Kitab ini merupakan cikal bakal kitab Kanzul Ummal. b) Al-
Jami’ al-Ṣagir lī Ahādiṣ al Basyīr al-Nazīr karya Al-Suyuṭi pula. Kitab ini merupakan
cuplikan dari kitab al Jami’ al-Kabīr.

c. Al-Zawā’id

Kutub Al-Zawāid ini merupakan kitab-kitab hadis yang disusun untuk


menghimpun hadis-hadis yang tidak terdapat pada kitab hadis yang lain, yakni selain
hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-kitab yang diperbandingkan itu.Sangat banyak
ulama yang telah menyusun kitab al-Zawāid ini, diantara yang terkenal kitab al Maṭalib
al-‘Aliyah bi Zawaṭid al Masānid Al-ṣamaniyah karya Ahmad bin Ali bin Hajar al-
Asqalany. Kitab ini menghimpun hadis-hadis yang melebihi kutub al-Sittah.
d. Al-Takhrij

Kitab-kitab yang disusun untuk mentakhrij hadis-hadis kitab tertentu. Di antara


kitab takhrij yang penting adalah: 1) Nashbu al-Rayah lī Ahadiṣ al- Ḥidāyah karya
Jamaluddin Abu Muhammad ‘Abdillah bin Yusuf al-Zaila’i al Ḥanafi. Kitab ini
merupakan takhrij hadis-hadis kitab Hidayah, sebuah kitab fikih mazhab Hanafi, yang
disusun oleh Ali bin Abu Bakar al Maghinani. 2) Al-Mugni ‘an Ḥaml al-Asfar fī al-
Asfar fī Takhrij Ma fī al Ihya’ min al-Akhbar karya Imam Abdurrahim bin Ḥusain al-
‘Iraqy. Kitab ini merupakan kitab takhrij hadis-hadis dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al Din
karya Imam al Ghazali.

e. Al -Ajza’

Al-ajza’ merupakan jamak dari al juz’, yang artinya kitab yang disusun untuk
menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkan dari seorang perawi, baik dari disusun
untuk menghimpun hadis-hadis yang memiliki cacat, disertai penjelasan tentang
cacatnya itu. Penyusunan kitab sejenis ini merupakan puncak prestasi kerja
penyusunnya, karena pekerjaan ini membutuhkan ketekunan, kerja keras dan waktu
yang panjang untuk meneliti sanad, memusatkan pengkajian dan mengulanginya untuk
mendapat kesimpulan.
(5) Kitab yang disusun berdasarkan keṣahih an hadisnya

Kitab yang disusun dengan menggunakan kejelian dan metode kritis atas keṣahih an
sebuah hadis, baik dari segi matan, sanad serta rawinya. Sehingga mereka membuat
kaidah dan syarat untuk menentukan suatu hadis ṣahih atau tidak. Hadis jenis ini yang
masyhur adalah dua karya besar imam Bukhari dan Muslim yang kemudian disebut
dengan kitab ṣahih . Untuk lebih jelas penulis akan mencoba memaparkan sedikit
gambaran karakter kedua kitab ṣahih tersebut.
(a) Kitab Ṣahih Bukhari

Beberapa karakter dalam penulisan kitab ini adalah:

- Mengulangi hadis jika diperlukan dan memasukkan ayat-ayat al-Qur’an.

- Memasukkan fatwa sahabat dan tabi’in sebagai penjelas terhadap hadis yang
dikemukakan.
- Menghilangkan sanad pada hadis yang sudah disebut pada bab lain.

- Menggunakan metode kritik hadis (jarh wa ta’dil).

- Disusun secara runtut berdasarkan bahasan runtutan fikih.

(b) Kitab Ṣahih Muslim

Beberapa karakter dalam penulisan kitab ini adalah:

- Pengarang sangat teliti dalam meneliti dan mempelajari keadaan perawi


dengan menyaring hadis-hadis yang diriwayatkan.
- Membandingkan riwayat tersebut antara satu dengan yang lain.
Hati-hati dalam menggunakan lafadz dan terkadang memberi isyarat bila ada
perbedaan antara lafadz-lafadz tersebut.
.

Anda mungkin juga menyukai