1
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi (Jakarta: Insang Cemerlang), h.63.
2
Hal ini diketahui dari munculnya hadis Rasulullah SAW yang mengecam para pendusta atas nama Rasulullah.
3
Fitnah al-kubra merupakan peristiwa yang terjadi sejak adanya pertentangan antara Ali R.A. dan Muwiyah.
4
Daud Rasyid, Sunnah di Bawah Ancaman, (Bandung: Syamil, 2006), h.100.
5
Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2011), h.68.
6
Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit Arloka, 1994), h.339.
7
Al Munjid, (Beirut: Dar al Masyriq, 2002), h.671.
8
Kamus Al Munjid, h.671.
Nabi Muhammad sebagai Rasul. Berita tersebut didapat dari para sahabat pada saat
bergaul dengan Nabi yang selanjutnya disampaikan kepada sahabat lainnya atau murid-
muridnya dan diteruskan kepada murid-murid berikutnya lagi hingga sampai kepada
pembuku hadis.
Akan tetapi istilah kitab dalam beberapa kitab hadis memiliki makna lain. Selain
bermakna kitab sebagai kumpulan tulisan atau buku, istilah kitab juga digunakan untuk
memberi nama sebuah bab. Misalnya dalam daftar isi beberapa kitab hadis dijumpai
judul kitab as Ṣalah, kitab al-Zakah, dan sebagainya. Kata kitab dari kalimat kitab al-
Ṣalah disitu menunjukkan bahwa itu merupakan judul sebuah bab yang husus
membahas hadis-hadis tentang shalat. Namun pembahasan kitab dalam makalah ini
fokus pada masalah kitab hadis sebagai kumpulan hadis yang dibukukan atau tersusun
jadi satu.
Sebagaimana telah sebutkan oleh Imam Syafī’ī bahwa fungsi hadits adalah penguat
serta penjelas dari teks atau hukum yang masih global dan belum dibahas dalam al-
Qur’an.9 Sebagai pelengkap dari al-Qur’an, keberadaan kitab-kitab hadis menjadi
referensi penting bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sesuai dengan syari’at
Islam Dengan adanya kitab-kitab hadis, umat Islam lebih mudah untuk menemukan teks
atau rujukan sumber yang dibutuhkan. Efisien waktu, praktis dan efektif. Karena hadis-
hadis sudah diklasifikasi sesuai dengan bidang dan metode yang sistematis. Apalagi
dengan kemajuan teknologi informasi, kini kitab-kitab hadis tidak hanya dalam bentuk
buku tebal, tetapi ada ribuan kitab yang tersimpan dalam bentuk soft copy baik berupa
CD, DVD, maupun Software Maktabah Syamilah atau lainnya.
9
Fungsi hadis sebagai bayan tafshil (penjelas untuk menerangkan ayat mujmal atau hal yang ringkas
petunjuknya), bayan takhshish (penjelasan untuk menentukan mana yang dimaksud dari dua atau lebih dalam
suatu perkara).
10
Al Munjid, h.515.
Muhammad bin ‘ Alawy al-Maliki ,al-qowa’id fi ’Ilm Mustalah al-Hadis, Sihr, 1417, h.74.
11
Hidup pada tahun 82 – 160 H / 701 – 776 M.
12
Hidup pada tahun 107 – 198 H / 725 – 814 M.
7. Al-Musannaf li ‘ Al-Auza’i karya Al ‘Auza’i.14
8. Al-Musannaf li Al-Humaidi.
9.
b. Kitab Al-Musnad
Beberapa kita musnad yang terkenal pada abad ini antara lain:
1. Al-Musnad karya imam Abī Ḥanifah
2. Al-Musnad karya Zaid bin Alī
3. Al-Musnad karya imam Al-Syafī ‘ī
b. Kitab As Sunan
c. Kitab Al Musnad
a. Kitab Al Mu’jam
13
Hidup pada tahun 94 – 175 H / 713 – 792 M.
14
Hidup pada tahun 88 – 157 H / 707 – 773 M.
15
Muhammad Ismail bin Ibrahim bin al Maghirah, tahun 194-256 H / 810 – 870 M.
16
Abi al Husain Muslim bin Muslim Al-Qusyairi, tahun 204-261 H / 820 – 875 M.
1. Al-Mu'jam al-Kabir karya Al-Ṫabrani.17
b. Kitab Al Mustadrak
Selain dua jenis kitab tersebut, pada masa ini juga terdapat beberapa kitab
diantaranya:
1. Al-Ṣhahih oleh Ibnu Khuzaimah.
2. Al-Jami’ Baina al-Ṡahih ‘Aini karya imam Ismā ‘il bin Ahmad.
3. Al-Jami’ Baina al-Ṡahih ‘Aini karya Muhammad bin Abī Naṣr al-Ḥumaidi.
a. Kutub Al-Zawa’id
b. Kutub Al-Aṭraf
c. Kitab Takhrij
Al Kutub al-Sittah merupakan enam kitab standar yang terdiri dari Kutub al-
Khamsah ditambah satu kitab yang dimasukkan dalam standar enam ini. Namun
para ulama berbeda pendapat dalam menentukan kitab keenam yang dinyatakan
sebagai kitab standar atau kitab yang enam (Kutub al-Ṣittah), diantaranya:
Menurut Ibnu Thahir al Maqdisy : Sunan Ibnu Majah.
Dalam kitab-kitab ulama terdahulu jenis ini disebut dengan al Aṣnaf. Karakter
dari penyusunan kitab ini adalah tematik. Hadis-hadis yang memiliki tema sama
dikumpulkan dalam satu judul umum yang mencakupnya, seperti Kitab al- Ṣalah,
Kitab al-Zakah, Kitab al-Buyu’, dan sebagainya. Kemudian hadis-hadisnya dibagi
menjadi beberapa bab. Masing-masing bab mencakup satu atau beberapa hadis
yang berisi masalah juz’iyyah. Setiap bab diberi judul yang menunjukkan
temanya, seperti al-bab Miftah al-Ṣalah al-Ṫahur. Para muhaddisin menyebut
judul bab itu dengan tarjamah. Adapun dalam menyusun kitab-kitab tersebut
menggunakan beberapa metode atau cara, antara lain :
(a) Al Jawami’
Kata al Jawami’ merupakan bentuk jamak dari kata al Jami’. Menurut istilah
para ahli hadis, kitab al Jawami’ adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab dan
mencakup hadis-hadis berbagai sendi ajaran Islam dan sub- subnya. Secara garis besar
bab-babnya mencakup tentang aqidah, ibadah muamalah, perjalanan hidup Nabi SAW,
perbudakan, fitnah, dan berita hari kiamat. Diantara contoh kitab al Jami’ adalah al
Jami’ as Ṣahih karya imam Bukhari, al Jami’ al-Ṣahih karya imam Muslim, al Jami’
al-Ṣahih karya Imam. Turmudzi atau yang dikenal dengan Sunan al-Turmudzī . Karena
lebih menonjolkan hadits-hadits hukum.
(b) Al-Sunan
(c) Al-Muṣannafat
Kata al Muṣannafat mengandung makna yang sama dengan muwaṭṭ’at yaitu kitab
hadis yang disusun berdasarkan bab-bab fikih akan tetapi mencakup hadis mauquf,
maqthu’ yang disatukan dengan hadis marfu’. Karena kitab-kitab jenis ini umumnya
disusun pada awal pembukuan hadis. Kitab muṣannaf yang terkenal adalah muṣannaf
Abdu al-Razzaq bin Hammām al-Sahani dan muṣannaf Abu Bakar bin Abu Syaibah.
(d) Al-Mustadrakāt
Kata Aṭraf adalah bentuk jama’ dari ṭarf yang berarti bagian dari sesuatu.34
ṭarf hadiṣ adalah bagian hadits yang dapat menunjukkan hadis itu sendiri, atau
pernyataan yang dapat menunjukkan hadits, seperti hadits innama al a’malu bi al
niyyāt.35Sedangkan yang dimaksud dengan kitab al-Aṭraf adalah kitab-kitab yang
disusun untuk menyebutkan bagian hadis yang menunjukkan keseluruhannya,
biasanya di dalamnya dituliskan pangkal-pangkal hadits saja,36 lalu disebutkan
sanad-sanadnya pada kitab-kitab sumbernya. Sebagian penyusun menyebutkan
sanadnya dengan lengkap, dan sebagian lainnya hanya menyebutkan sebagiannya.
Kitab-kitab ini tidak memuat matan hadis secara lengkap.
(c) Al –Ma ‘ajim
Kata al-ma ‘ajim adalah bentuk jamak dari kata al mu’jam. Kitab Mu’jam
menurut istilah para muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan
susunan guru-guru penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan urutan
alfabetis atau hija’iyyah. Beberapa kitab mu’jam yang terkenal adalah tiga buah
kitab mu’jam karya Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani (W.360 H).
Ketiga kitab mu’jam tersebuat adalah al Mu’jam as Ṣaghir, al-Mu’jam al-‘Ausaṭ,
dan al Mu’jam al-Kabīr.37 Dua mu’jam pertama disusun berdasarkan urutan nama
guru-gurunya, sedangkan mu’jam yang terakhir disusun berdasarkan urutan nama
para sahabat menurut urutan huruf.
(3) Kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan awal hadis
Kitab-kitab hadis yang menyebutkan beberapa kata awal setiap hadis yang
disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyyah. Jadi dimulai dengan hadis yang
diawali dengan huruf alif, lalu hadis yang diawali dengan huruf ba’, dan
seterusnya. Kitab seperti ini memberikan banyak kemudahan bagi orang yang
menelaahnya. Akan tetapi, terlebih dahulu harus diketahui dengan pasti huruf
awal setiap hadis yang dicari sumbernya itu. Bila tidak, maka akan sulit
pencariannya.38 Kitab-kitab hadis yang disusun dengan cara seperti ini antara
antara lain:
Kitab Majami’ yaitu kitab-kitab yang merupakan himpunan hadis dari
berbagai kitab hadis.
Kitab-kitab tentang hadis-hadis yang sering diucapkan oleh orang umum.
Kitab ini mencakup banyak hadis yang sering diucapkan oleh umat pada
umumnya, dan kebanyakan hadisnya tidak terdapat dalam kitab lain yang
sejenis.
(4) Kitab himpunan beberapa hadis
Kitab-kitab yang disusun untuk menghimpun hadis dari sejumlah kitab sumber
hadis. Biasanya kitab jenis ini memiliki dua karakter, ada kalanya memuat hadis dengan
klasifikasi tema tertentu dan terkadang menggunakan penyusunan yang runtut
berdasarkan urutan huruf hija’iyyah. Diantara kitab jenis ini yang terpenting adalah:
a. Kitab himpunan hadis berdasarkan urutan bab
a). Jami’ al-Uṣul min ahādiṣ ar Rasul karya Ibnu Aṣir al Mubārak yang ditulis
tanpa disertai sanad. Setiap hadis diberi penjelasan ringkas tentang lafal-lafal yang
asing. Namun tidak disertai dengan penjelasan tentang derajat hadis-hadis sunan,
bahkan ia tidak menyebutkan komentar imam Turmudzi terhadap hadis-hadis
yang diriwayatkannya, sehingga hal ini membuat para pembacanya membutuhkan
upaya lebih lanjut untuk mengetahiunya.
b). Kanz al ‘Ummal fī Sunan al-aqwāl wa al ‘Af’al karya Ali bin Hisyam al
Muttaqi al Hindi (W.975 H). Kitab ini terdiri dari sembilan puluh tiga buah jilid
menurut hasil perhitungan, sehingga ia tampil sebagai kitab hadis yang komplit.
Di antara kitab jenis ini yang terpenting adalah: a) Al-Jami’ al-Kabīr atau Jam’ul
Jawami’ karya as-Suyuṭi. Kitab ini merupakan cikal bakal kitab Kanzul Ummal. b) Al-
Jami’ al-Ṣagir lī Ahādiṣ al Basyīr al-Nazīr karya Al-Suyuṭi pula. Kitab ini merupakan
cuplikan dari kitab al Jami’ al-Kabīr.
c. Al-Zawā’id
e. Al -Ajza’
Al-ajza’ merupakan jamak dari al juz’, yang artinya kitab yang disusun untuk
menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkan dari seorang perawi, baik dari disusun
untuk menghimpun hadis-hadis yang memiliki cacat, disertai penjelasan tentang
cacatnya itu. Penyusunan kitab sejenis ini merupakan puncak prestasi kerja
penyusunnya, karena pekerjaan ini membutuhkan ketekunan, kerja keras dan waktu
yang panjang untuk meneliti sanad, memusatkan pengkajian dan mengulanginya untuk
mendapat kesimpulan.
(5) Kitab yang disusun berdasarkan keṣahih an hadisnya
Kitab yang disusun dengan menggunakan kejelian dan metode kritis atas keṣahih an
sebuah hadis, baik dari segi matan, sanad serta rawinya. Sehingga mereka membuat
kaidah dan syarat untuk menentukan suatu hadis ṣahih atau tidak. Hadis jenis ini yang
masyhur adalah dua karya besar imam Bukhari dan Muslim yang kemudian disebut
dengan kitab ṣahih . Untuk lebih jelas penulis akan mencoba memaparkan sedikit
gambaran karakter kedua kitab ṣahih tersebut.
(a) Kitab Ṣahih Bukhari
- Memasukkan fatwa sahabat dan tabi’in sebagai penjelas terhadap hadis yang
dikemukakan.
- Menghilangkan sanad pada hadis yang sudah disebut pada bab lain.