HADIST
KELOMPOK PENYUSUN :
• Para sahabat menerima hadits secara langsung dan tidak langsung. Penerima secara
langsung misalnya saat Nabi SAW memberi ceramah, pengajian, khutbah, atau
penjelasan terhadap pertanyaan para sahabat. Adapun penerima secara tidak langsung
adalah mendengar dari sahabat yang lain atau dari utusan-utusan, baik dari utusan yang
dikirim oleh Nabi ke daerah-daerah atau utusan daerah-daerah datang kepada Nabi.
• Pada masa Nabi Muhammad SAW, kepandaian baca tulis di kalangan para sahabat
sudah bermunculan, hanya saja terbatas sekali. Karena kecakapan baca tulis dikalangan
para sahabat sangat kurang, Maka Nabi menekankan untuk menghapal, memahami,
memelihara, mematerikan, dan memantapkan hadits dalam amalan sehari-hari, serta
mentablighkannya kepada orang lain.
Sejarah Perkembangan Hadits pada
Masa Sahabat
• Periode kedua sejarah perkembangan hadis, adalah masa sahabat,
khususnya pada masa Khulafa’ al-Rasyidin, yang berlangsung sekitar tahun
11 H sampai 40 H, masa ini juga disebut dengan masa sahabat besar.
• Setelah Rasulullah Saw Muhammad SAW wafat para sahabat belum
memikirkan akan penghimpunan dan pengkodifikasian hadis, karena
banyak peroblem yang dihadapai para sahabat, diantaranya timbulnya
kelompok orang yang murtad, timbulnya peperangan sehingga banyak
penghafal al-Qur’an yang gugur dan konsentrasi mereka bersama Abu
Bakar dalam pembukuan al-Qur’an. Demikian juga kasus lain kondisi
orang-orang asing atau non Arab yang masuk Islam yang tidak faham
dalam bahasa Arab secara baik sehingga dikhawatirkan tidak bisa
membedakan al-Qur’an dan Hadis. Abu Bakar pernah berkeinginan
membukukan sunah tetapi digagalkan karena kekhawatirkan terjadi fitnah
ditangan orang-orang yang tidak dapat dipercaya.
• Pada masa ini yakni pada masa sahabat periwayatan hadis belum begitu berkembang dan
kelihatanya berusaha untuk membatasinya alasannya :
1. Menjaga Pesan Rasulullah Saw
• Pada masa menjelang akhir kerasulannya, Rasulullah Saw berpesan kepada para sahabat agar
berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Hadis serta mengajarkannya kepada orang lain.
• Pesan Rasul sangat mendalam pengaruhnya bagi para sahabat sehingga segala perhatian yang
tercurah semata-mata untuk melaksanakan dan memelihara pesan-pesannya, kecintaan mereka
kepada Rasulullah Saw, dibuktikan dengan melakukan segala yang dicontohkannya.
2. Berhati-hati dalam meriwayatkan dan menerima hadis
• Perhatian para sahabat pada masa ini masih terfokus pada usaha memelihara dan menyebarkan
al-Qur’an, ini terlihat bagaimana al-Qur’an dibukukan oleh sahabat. Kehati-hatian dan usaha
membatasi periwayatan yang dilakukan para sahabat, disebabkan karena mereka khawatir
terjadi kekeliruan, dimana mereka sadari hadis merupakan sumber tashri’ yang kedua setelah al-
Qur’an, yang harus terjaga dari kekeliruan sebagaimana al-Qur’an. Oleh karenanya para
sahabat khususnya khulafa al-Rashidin berusaha memperketat periwayatan hadis.
• Pada masa ini pula belum ada secara resmi menghimpun hadis dalam suatu kitab, seperti halnya
al-Qur’an. Hal ini desebabkan agar tidak memalingkan perhatian atau kekhususan mereka dalam
mempelajari al-Qur’an, sebab banyak para sahabat yang sudah menyebar ke berbagai kekuasaan
Islam dengan kesibukanya masing-masing sebagai pembina masyarakat. Sehingga dengan kondisi
seperti ini ada kesulitan untuk mengumpulkan mereka secara lengkap.
Sejarah Perkembangan Hadits pada
Masa Tabi’in
•Setelah berakhirnya masa pemerintahan Ali Bin Ali Thalib, mulailah usaha dan
kesungguhan mencari hadis dan menghafal hadis oleh kalangan Tabi’in dengan
mengadakan perjalanan untuk sekedar mencari ilmu (ilmu ketika itu berupa
pencarian hadis-hadis Nabi).Para tabi’in memperoleh hadis dari para sahabat.
Mereka berbaur dan mengenal segala sesuatu dari para sahabat dan mereka juga
membawa sebagian besar hadis Rasul dan para sahabat. Mereka benar-benar
mengetahui kapan para sahabat melarang penulisan hadis dan kapan mereka
memperbolehkannya. Mereka benar-benar mengambil teladan dari para sahabat
yang merupakan generasi pertama yang membawa Alquran dan hadis. Karena
alasan-alasan yang menyebabkan khulafaurrasyidin dan para sahabat lain melarang
penulisan hadis sama dengan alasan-alasan yang menjadi pertimbangan para tabi’in
dalam pelarangannya, sehingga semua mengacu pada titik yang sama. Para tabi’in
akan melarang penulisan Sunnah bila alasan-alasan itu ada dan akan menyepakati
kebolehan penulisannya ketika alasan-alasan itu hilang ataupun bahkan mayoritas
mereka menganjurkannya.
• Pada era tabiin, keadaan Sunnah tidak jauh berbeda dari era sahabat. Namun,
pada masa ini, tabiin tidak lagi disibukkan oleh beban yang dipikul sahabat. Sebab,
Alquran telah dikodifikasikan dan disebarluaskan ke seluruh negeri Islam. Oleh
sebab itu, maka tabiin dapat memfokuskan diri untuk mempelajari Sunnah dari
para sahabat. Kemudahan lain yang diperoleh tabiin karena sahabat-sahabat Nabi
saw telah menyebar ke seluruh penjuru dunia Islam