DOSEN PEMBIMBING
HERMANTO, S. Ud., Ma
DISUSUN OLEH
NAMA : AHMAD AFIF AKRAM
NIM : E.MKS.I.2020.003
3
Idri, Studi Hadis (Jakarta: Kencana, 2013), 36.
4
Ibid, 37.
2. Hadis Pada Masa Sahabat
Nabi wafat pada tahun 11 H, kepada umatnya beliau meninggalkan dua
pegangan sebagai dasar pedoman hidupnya, yaitu al-Qur‟an dan Hadits yang
harus dipegangi bagi pengaturan seluruh aspek kehidupan umat. Setelah Nabi
SAW wafat, kendali kepemimpinan umat Islam berada di tangan sahabat
Nabi. Sahabat Nabi yang pertama menerima kepemimpinan itu adalah Abu
Bakar as-Shiddiq (wafat 13 H/634 M) kemudian disusul oleh Umar bin
Khatthab (wafat 23 H/644 M), Utsman bin Affan (wafat 35 H/656 M), dan
Ali bin Abi Thalib (wafat 40 H/661 M). keempat khalifah ini dalam sejarah
dikenal dengan sebutan al-khulafa al-Rasyidin dan periodenya biasa disebut
juga dengan zaman sahabat besar.
Sesudah Ali bin Abi Thalib wafat, maka berakhirlah era sahabat besar dan
menyusul era sahabat kecil. Dalam era itu muncullah pra tabi‟in besar yang
bekerjasama dalam perkembangan pengetahuan dengan para sahabat Nabi
yang masih hidup pada masa itu. Diantara sahabat Nabi yang masih hidup
setelah periode al-Khulafa al-Rasyidin dan yang cukup besar peranannya
dalam periwayatan hadits Nabi saw ialah „A‟isyah istri Nabi (wafat 57 H/578
M), Abu Hurairah (wafat 58 H/678 M), „Abdullah bin Abbas (wafat 68 H/687
M), Abdullah bin Umar bin al-Khatthab (wafat 73 H/692 M), dan Jabir bin
Abdullah (wafat 78 H/697 M).5
5
M. Syuhudi Ismail, Kaedah-Kaedah Keshahehan Sanad Haits (Jakarta: Bulan Bintang, 1995),
41.
6
H. Endang Soetari, Ilmu Hadits (Bandung: Amal Bakti Press, 1997), 46.
2. Larangan memperbanyak hadits, terutama yang ditekankan oleh khalifah
„Umar, tujuan pokoknya ialah agar periwayat bersikap selektif dalam
meriwayatakan hadits dan agar masyarakat tidak dipalingkan
perhatiannya dari al-Qur‟an.
3. Penghadiran saksi atau mengucapkan sumpah bagi periwayat hadits
merupakan salah satu cara untuk meneliti riwayat hadits. Periwayat yang
dinilai memiliki kredibilitas yang tinggi tidak dibebani kewajiabn
mengajukan saksi atau sumpah.
4. Masing-masing khalifah telah meriwayatkan hadits. Riwayat hadits yang
disampaikan oleh ketiga khalifah yang pertama seluruhnya dalam bentuk
lisan. Hanya „Ali yang meriwayatkan hadits secara tulisan disamping
secara lisan.
7
Ibid, 41-46.
8
Idri, Studi Hadis (Jakarta: Kencana, 2013), 44-45.
Pada masa ini muncul kekeliruan dalam periwayatan hadis dan juga
muncul hadis palsu. Faktor terjadinya kekeliruan pada masa setelah sahabat itu
antara lain:
a. Periwayat hadis adalah manusia maka tidak akan lepas dari kekeliruan
b. Terbatasnya penulisan dan kodifikasi hadis
c. Terjadinya periwayatan secara makna yang dilakukan oleh sahabat
9
Ibid, 46.
10
Idri, Studi Hadis (Jakarta: Kencana, 2013), 46.
11
Ibid, 48.
12
Ibid, 50.
13
Ibid, 51.
KESIMPULAN
1. Wahyu yang diturunkan Allah SWT kepadaanya dijelaskannya melalui
perkataan, perbuatan, dan pengakuan atau penetepan Rasulullah SAW.
Sehingga apa yang disampaikan oleh para sahabat dari apa yang mereka
dengar, lihat, dan saksikan merupakan pedoman. Rasullah adalah satu-
satunya contoh bagi para sahabat, karena Rasulullah memiliki sifat
kesempurnaan dan keutamaan yang berbeda dengan manusia lainnya.
2. Nabi wafat pada tahun 11 H, kepada umatnya beliau meninggalkan dua
pegangan sebagai dasar pedoman hidupnya, yaitu al-Qur‟an dan Hadits yang
harus dipegangi bagi pengaturan seluruh aspek kehidupan umat. Setelah Nabi
saw wafat, kendali kepemimpinan umat Islam berada di tangan sahabat Nabi.
Sahabat Nabi yang pertama menerima kepemimpinan itu adalah Abu Bakar
as- Shiddiq ( wafat 13 H/634 M) kemudian disusul oleh Umar bin Khatthab
(wafat 23 H/644 M), Utsman bin Affan (wafat 35 H/656 M), dan Ali bin Abi
Thalib (wafat 40 H/661 M). keempat khalifah ini dalam sejarah dikenal
dengan sebutan al-khulafa al-Rasyidin dan periodenya biasa disebut juga
dengan zaman sahabat besar.
3. Sebagaimana para sahabat para tabiin juga cukup berhati-hati dalam
periwayatan hadis . Hanya saja pada masa ini tidak terlalu berat seperti seperti
pada masa sahabat. Pada masa ini Al-Qur‟an sudah terkumpul dalam satu
mushaf dan sudah tidak menghawatirkan lagi. Selain itu, pada akhir masa Al-
Khulafa Al-Rasyidun para sahabat ahli hadis telah menyebar ke beberapa
wilayah sehingga mempermudah tabi‟in untuk mempelajari hadis.
4. Pada masa selanjutnya terjadi kodifikasi hadis yang dimulai pada masa Umar
bin Abd Aziz yang mengintrupsikan pada Muhammad bin syihab Al-zuhri
karena dia dinilai paling mampu dalam hadis. Sehingga pada masa ini lahir
kodifikasi hadis secara resmi.
a. Hadis Pada Masa Awal Sampai Akhir Abad III
Masa kodifikasi dilanjutkan dengan masa seleksi hadis yaitu
upaya mudawwin hadis menyeleksi hadis secara ketat. Masa ini dimulai
ketika pemerintahan dipegang oleh dinasti bani „Abbasiyah khususnya
pada masa Al-Makmun.
b. Hadis Pada Abad IV Sampai Pertengahan Abad VII
Masa seleksi di lanjutkan pengembangan dan penyempurnaan
sistem penyusunan kitab-kitab hadis. Masa ini disebut dengan masa
pemeliharaan, penerbitan, penambahan, dan penghimpunan. Maka
muncul kitab Al-Muwattha‟ karya imam Malik Ibn Anas.
c. Hadis Pada Masa Pertengahan Abad VII Sampai Sekarang
Masa ini disebut dengan masa pensyarahan, penghimpunan,
pentakhrijan, dan pembahasan. Pada masa ini ulama berupaya
mensyarahi kitab hadis yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Sumbulah, Umi. 2010, Kajian Kritis Ilmu Hadis. Malang: UIN-Maliki Press.