32
X IPA 4
MATERI AL QUR’AN HADIST
BAB I BAB II BAB III
Fungsi Hadis Terhadap Hadis Dari segi Kualitas Biografi Tokoh – Tokoh
Al-Qur’an dan Kuantitas Hadis dan Kitabnya
BAB I : MEMAHAMI
HADIS,SUNAH,KHABAR DAN ATSAR
PENGERTIAN HADIS,SUNAH,KHABAR DAN ATSAR
-Hadis
Hadis adalah segala ucapan Nabi Saw,Segala perbuatan,serta keadaan beliau.
-Sunah
Pengertian sunah secara istilah, dikalangan ulama terdapat perbedaan berikut
pengertian sunah
a. Menurut ulama hadis Sunah adalah segala sesuatu yang menyangkut dengan
diri Rasulullah Saw.,baik sebelum maupun sesudah kenabiannya.
b. Menurut ulama Ushul fikih Sunah sebagai perbuatan yang dilakukan dalam
agama,tetapi tingkatnya tidak sampai wajib.
-Khabar
Khabar adalah berita yang disandarkan kepada Rasulullah Saw. dan para sahabat.
Ulama Khurasan berpendapat bahwa Khabar ialah hadis yang disandarkan pada
sahabat(mauquf). Hal ini dimaksud untuk memudahkan klasifikasi serta
membedakan antara Khabar dan hadis atau sunah. Orang yang menyampaikan
berita disebut khabary atau muhaddisi.
PENGERTIAN HADIS,SUNAH,KHABAR DAN ATSAR
-Atsar
Sebagian ulama mengatakan bahwa atsar lebih umum daripada
Khabar, yaitu atsar berlaku bagi segala sesuatu dari Nabi
Muhammad Saw. maupun selain dari Nabi Muhammad Saw..
Adapun para fukaha memakai istilah atsar untuk perkataan perkataan
ulama ulama salaf,sahabat,tabi'in, dan lain lain.
Persamaan dan Perbedaan antara
Hadis,Sunah,Khabar, dan Atsar
1.Persamaan antara Hadis,sunah,Khabar,dan Atsar
-Sama sama disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa
perkataan,perbuatan,maupun ketetapannya.
2.Perbedaan antara Hadis, sunah, Khabar, dan Atsar
A.Hadis dan Sunah
Perbedaan hadis dan Sunah menurut ulama Ushul fikih, segala sesuatu yang
berhubungan dengan hukum Syara' termasuk hadis dan selain dari hal hal
yang berhubungan dengan Syara' merupakan bagian dari sunah.
B.Khabar dan Hadis
Hadis merupakan berita yang datang dari Nabi Muhammad Saw., sedangkan
Khabar adalah berita yang datangnya bukan dari Nabi Muhammad Saw.,
namun disandarkan kepada beliau
C.Hadis dan Atsar
Atsar Belum tentu hadis dan hadis sudah pasti atsar. Hadis disandarkan
hanya kepada Rasulullah Saw., sedangkan atsar perkataan yang datang dari
para sahabat dan tabi'in yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Perbedaan antara Hadis, sunah, Khabar, dan
Atsar
D.Hadis dan Al-Qur'an
1.Ditinjau dari segi arti,bahasa,dan makana, Al-Qur'an berasal dari Allah SWT. dan
diterima oleh Nabi Saw. dalam bentuk Wahyu, sedangkan hadis makna dan bahasanya
dari Nabi Saw.
2.Al-Qur'an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja, sedangkan hadis boleh
diucapkan dengan redaksi atau lafaz yang berbeda tanpa mengurangi maknanya.
3.Al-Qur'an bagian dari mukjizat, sedangkan hadis tidak.
4.Membaca Al-Qur'an bernilai ibadah, sedangkan membaca hadis bukan ibadah dan
tidak boleh menjadi bacaan salat.
Adapun juga hadis yang disandarkan kepada Allah SWT., namun bahasa dan lafaznya
berasal dari Nabi Saw,yaitu hadis qudsi.
Sikap berpegang teguh kepada
hadis,sunah,Khabar,atsar
Berpegang teguh kepada hadis,sunah,Khabar,dan Atsar dapat
diaplikasikan melalui perilaku perilaku dibawah ini.
1.Menumbuhkembangkan rasa ingin tahu terhadap hadis serta hal hal yang
berkaitan dengan sumber hukum Islam yang kedua tersebut. Hal ini karena
hadis merupakan salah satu dari sumber hukum Islam yang wajib dipelajari.
2.Meningkatkan rasa gemar membaca dan mempelajari hadis dan hal hal
yang berkaitan dengannya, baik dilingkungan pendidikan maupun luar
pendidikan.
3.Menghargai dan menghormati hasil karya para ulama dan para ahli hadis
pada zaman dahulu atas berbagai karya yang fenomenal sebagai motivasi
kepada kita agar terdorong untuk selalu menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi orang lain.
BAB II : HADIS SUMBER AJARAN ISLAM
A. Hadis Masa Pra Kodifikasi
1 .perkembangan hadis masa Rasulullah saw. (periode pertama) ketika
Rasulullah saw. masih hidup, para sahabat menerima Hadis, baik secara
langsung maupun tidak langsung. para sahabat mendapatkan hadis secara
langsung melalui ceramah, khotbah, atau diskusi langsung bersama Rasulullah
saw.
Masa ini disebut juga ashr al wahyi at-taqwim (masa Turunnya wahyu dan
pembentukan masyarakat Islam). pada masa ini hadis belum ditulis apalagi
dibentuk kita para sahabat masih mengandalkan kekuatan hafalannya untuk
mengingat Hadis Rasulullah saw. larangan penulisan hadis karena dikhawatirkan
akan tercampur antara lafaz hadis dan Alquran.
2. perkembangan hadis masa Khulafaur Rasyidin (periode kedua) masa ini
disebut-sebut ashr at-tatsabbut wa al-iqlal min al-riwayah (masa membatasi dan
menyedikitkan riwayat). pada masa Khulafaur Rasyidin penulisan hadis masih
sangat terbatas penulisan hadis sebelum dilakukan secara resmi Selain itu hadis
yang tersebar masih terbatas. kehati-hatian dan usaha membatasi periwayatan
yang dilakukan para sahabat disebabkan mereka khawatir terjadinya keliruan,
Padahal mereka sadar bahwa hadis merupakan sumber ajaran secara Alquran
yang juga harus tetap dipelihara dari keliruan sebagaimana terpeliharanya
Alquran.
A.Hadis Masa Pra Kodifikasi
3. Perkembangan hadis masa sahabat dan tabi'in (periode ketiga) periode ini disebut ashr
intisyar ar-riwayah ila al- Amsar (masa berkembang dan meluasnya periwayatan hadis). Pada
masa ini munculah lembaga-lembaga hadis di seluruh negeri sebagai pusat penggalian,
pendidikan, dan pengembangan hadis yang tersebar di Madinah, Mekah, Basrah, Syam dan
Mesir
Berikut beberapa bendaharawan hadis:
A. Abu Hurairah, menurut Ibn al-jauzi beliau meriwayatkan 5374 hadits sedangkan menurut
al-kirmany beliau meriwayatkan 5364 Hadits.
B. Abdullah Ibn Umar meriwayatkan 2630 hadits.
C. Aisyah istri Rasulullah SAW riwayat kan 2210 Hadits.
D. Jabir ilmu Abdullah meriwayatkan 1540 hadis titik-titik Abu Sa'id Al khudri
meriwayatkan 1170 Hadits .pada periode ini juga muncul sebuah permasalahan tentang
adanya pemalsuan hadits. Permasalahan ini muncul karena wafatnya Ali Bin Abi Thalib
yang menyebabkan umat Islam terpecah menjadi beberapa golongan, yaitu syiah,
khawarij, dan golongan pemerintah. Terpecahnya umat ini memicu orang untuk
mendatangkan keterangan berasal dari Rasulullah saw. yang mendukung kepentingan
masing-masing kelompok.
B. Hadis Masa Pasca Kodifikasi
3. Bayan At-Tasyri’
Bayan at-tasyri' memiliki arti bahwa hadis berfungsi sebagai dasar penetapanhukum
yang tidak ada di dalam Al-Qur'an. Di dalam AI-Qur'an tidak dijelaskan
tentangkeharaman mengonsumsi makanan dari hewan buas, bertaring, dan berkuku
tajam. Penetapan hukum di dalam hadis dapat diadikan hujah sebagai sumber hukum
Islamdengan syarat hukum tersebut tidak bertentangan dengan hukum yang ada di A-
Qur’an.
4.Bayan An-Nasakh
Bayan an-nasakh, yaitu ketentuan yang datangkemudian dapat menghapus ketentuan
yang terdahulu.
BAB V : HADIS DARI SEGI KUALITAS DAN
KUANTITAS
A.Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas
Menurut KBBI , kuantitas memiliki arti banyak atau jumlah sesuatu. Adapun kuantitas
dalam kajian ilmu hadis berkaitan dengan jumlah rawi atau sanad yang meriwayatkan
hadis tersebut. Berdasarkan segi kuantitas, hadis dikelompokkan menjadi dua, yaitu
hadis mutawatir dan hadis ahad.
1.Hadis Mutawatir
a.Pengertian Hadis Mutawatir
Mutawatir berasal dari Bahasa Arab, yaitu muttabi’ atau muttatabi’ artinya berturut-
turut, beriringan satu sama lain. Pengertian hadis mutawatir artinya hadis yang
diriwayatkan oleh banyak rawi yang menurut adat tidak akan mungkin bersepakat
melakukan kebohongan atau berdusta.
b.Syarat Hadis Mutawatir
1.Bilangan perawi harus mencapai sejumlah yang menurut adat mustahil bersepakat
untuk berdusta
2.Jumlah perawi dalam setiap thabaqat (tingkatan) adalah seimbang dari thabaqat
pertama ke thabaqat berikutnya.
A. HADIS DITINJAU DARI SEGI KUANTITAS
c.Pembagian Hadis Mutawatir
Hadis mutawatir dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1.Mutawatir Lafzi
Hadis mutawatir lafzi merupakan hadis yang sesuai lafaz perawinya, baik
menggunakan lafaz yang sama maupun lafaz yang memiliki makna yang sama.
2.Mutawatir Maknawi
Hadis mutawatir maknawi yaitu sesuatu yang mutawatir maksud makna hadis secara
konklusif. Artinya hadis tersebut bukan makna dari lafaznya, tetapi makna yang
disampaikan mengandung kesimpulan yang sama.
d.Faedah Hadis Mutawatir
Hadis mutawatir adalah hadis yang memiliki kualitas tertinggi. Hadis mutawatir
termasuk hadis yang berkualitas tinggi karena dari segi parawi memiliki kedabitan
yang tidak perlu diragukan. Hadis mutawatir memberikan faedah ilmu daruri, yakni
keharusan untuk menerimanya secara bulat sesuatu yang diberitahukan mutawatir
karena ia membawa keyakinan yang qat’I (pasti) dengan seyakin-yakinnya bahwa Nabi
Muhammad SAW. benar- benar menyabdakan atau mengerjakan sesuatu seperti yang
diriwayatkan oleh rawi-rawi mutawatir.
A. HADIS DITINJAU DARI SEGI KUANTITAS
2. Hadis Ahad
a. Pengertian hadis Ahad
Ahad atau Wahid berasal dari bahasa Arab yang artinya satu, tunggal. Maksudnya,
hadis Ahad merupakan hadis yang diriwayatkan oleh salah satu rawi saja. Adapun
pengertian hadis Ahad menurut istilah adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi
yang jumlahnya tidak sebanyak jumlah perawi hadis mutawatir, baik perawinya
satu,dua,tiga,empat,lima, dan seterusnya dan belum mencapai derajat hadis yang
mutawatir. Para ulama sependapat bahwa hadis Ahad tidak qat'i sebagaimana hadis
mutawatir. Hadis Ahad hanya memfaedahkan Zan.
b. Pembagian hadis Ahad
1) Hadis masyhur Hadis masyhur memiliki arti hadis yang diriwayatkan tiga perawi
atau lebih dan belum mencapai derajat mutawatir. Hadis dikatakan masyhur karena
telah tersebar luas ke kalangan masyarakat. Hadis masyhur ini ada yang berstatus
shih,Hasan,dan dhaif. Hadis sahih adalah hadis yang telah memenuhi kriteria hadis
sahih. Hadis hasan adalah hadis yang telah memenuhi kriteria hadis hasan. Hadis sanad
adalah hadis yang telah memenuhi syarat-syarat hadis sahih dan Hasan.
A. HADIS DITINJAU DARI SEGI KUANTITAS
2) Hadis gairu masyhur
a) Hadis gairu masyhur Aziz Menurut istilah hadis Aziz adalah hadis yang perawinya
tidak kurang dari dua orang dalam semua tingkatan sanad.b) Hadis gairu masyhur Garin
Menurut bahasa berarti al-munfarid(menyendiri) atau al-ba'id an aqaribihi(jauh dari
kerabatnya).
B. HADIS DITINJAU DARI SEGI KUALITAS
1. Hadis sahih
a. Pengertian hadis sahih
Menurut bahasa sahih memiliki arti selamat,benar,sah, sempurna. Adapun menurut
istilah hadis sahih adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.,
sanadnya bersambung, diriwayatkan perawi yang adil dan dabit sampai akhir sanad,
tidak Syad, dan tidak ber'illat(cacat). Hadis sahih merupakan hadis yang memiliki
kualitas tinggi
b. Syarat syarat hadis sahih
1)Bersambung sanadnya
2)Perawi adil
3)Perawi dabit
4)Selamat dari syadz(al-salamah min al-syudzudz) atau tidak janggal(syadz)
5)Tidak cacat(illat)
c. Pembagian dan tingkatan hadis sahih
Hadis sahih dikelompokkan menjadi dua:1) Hadis shih lizati2) Hadis shih li gairi.
Para ulama hadis membagi tingkatan hadis sahih menjadi tujuh: 1) Hadis yang
muttafaq-'alaihi atau muttafaq-'alaihi sihhatihi2) Hadis yang hanya diriwayatkan
(ditakhrijkan) oleh imam Bukhari sendiri3) Hadis yang hanya diriwayatkan oleh
imam Muslim sendiri4) Hadis sahih yang diriwayatkan menurut syarat syarat
Bukhari dan Muslim disebut shihun 'ala syarthil Bukhari wa Muslim
B. HADIS DITINJAU DARI SEGI KUALITAS
5) Hadis sahih menurut syarat Bukhari6) Hadis sahih menurut syarat muslim7) Hadis
yang tidak menurut salah satu syarat dari kedya iman.
2. Hadis Hasan
Para ulama membagi hadis hasan menjadi dua, yaitu hadis hasan lizati dan hasan lil
gairi. Hasan lizati adalah hadis yang telah memenuhi persyaratan hadis hasan diatas.
Adapun hadis hasan lil gairi, yaitu hadis dhaif tetapi kedudukan hadis dhaif
menguatkannya (syahid dan matabi'i). Syarat-syarat untuk menjadi hadis hasan adalah
sanad bersambung, adil, dabit (dibawah perawi hadis sahih), tidak syadz, serta tidak ada
'illat.
3. Hadis Dhaif
Hadis dhaif merupakan hadis yang matannya tidak memenuhi kriteria hadis kuat yang
diterima sebagai hujjah. mengenai hukum menggunakan hadis dhaif, para ulama berbeda
pendapat. Mayoritas ulama membolehkan mengambil hadis dhaif sebagai hujah terbatas
pada masalah fadhallul a'mal
C. MENERAPKAN HADIS SAHIH DAN HASAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI