Anda di halaman 1dari 44

PRINSIP UMUM

PELAYANAN
KEGAWATDARURAT
AN MATERNAL
dr. Ahmad Fadhli B, Sp.OG
OUTLINE
01 Pencegahan Infeksi

02 Persiapan Fasilitas Kegawatdaruratan

03 Persiapan Pelayanan Kegawatdaruratan

Sistem dan Cara Rujukan


04 Kegawatdaruratan
PENCEGAHAN
INFEKSI
INFEKSI

● Berkembang biaknya penyakit pada hospes


disertai timbulnya respon imunologik dengan
atau tanpa gejala klinik
● Manusia host / penjamu
● Penyakit agent
● Transmisi kuman: Proses masuknya kuman ke
dalam penjamu sehingga timbul
radang/penyakit
Cara Penularan Infeksi

Kontak Udara Alat Vektor/serangga

• Langsung • Debu • Darah • Nyamuk


• tidak langsung • kulit lepas • makanan • lalat
• droplet • cairan intra
vena
Tindakan pencegahan Infeksi :

Memakai
Memakai sarung Menggunakan tehnik
Cuci tangan perlengkapan
tangan aseptik
pelindung

Menjaga kebersihan
dan kerapihan
Memproses alat bekas Menangani peralatan
lingkungan serta
pakai tajam dengan aman
pembuangan sampah
secara benar
CUCI TANGAN: Aspek paling penting

● Ada 2 kategori organisme yang ada


○ Organisme residen (flora normal): S. aureus, diphteroids (tidak hilang secara
permanen)

○ Organisme transien  Karena kontak: : E. Colli (mudah dihilangkan dengan


cuci tangan efektif)
● Penanganan pasien dengan kontak tangan
● Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan
flora normal patogen
CUCI TANGAN
Apa yang harus digunakan untuk mencuci
tangan?
● sabun dan air mengalir
● Desinfeksi kulit (hibiscrub, handyclean)
Kapan kita harus mencuci tangan?
● Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
● Setelah kontak dengan cairan tubuh
● Setelah memegang alat terkontaminasi
● Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
● Setelah menggunakan kamar mandi
● Sebelum melayani makan dan minum
● Pada saat akan tugas dan akhir tugas
PELINDUNG DIRI

● Cuci tangan
● Pemakaian sarung tangan
● Pemakaian masker
● Pemakaian gaun
● Pemakaian kacamata pelindung
● Pemakaian sepatu boot/sepatu tertutup
● Head cap
● Duk
ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK
● Aepsis  istilah umum yang
menggambarkan upaya kombinasi
pencegahan masuknya mikroba ke dalam area
tubuh manapun yang sering menyebabkan
infeksi
● Tujuan: membasmi mikroorganisme pada
permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan
obyek mati (alat-alat bedah, barang-barang
lain)
● ANTISEPSIS  Proses menurunkan jumlah
mikroorganisme pada kulit, selaput lendir
atau jaringan tubuh lainnya dengan
Contoh Larutan Antiseptik:
● Alkohol (60%- 90%)
● Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)  Hibiscrub, Hibitane
● Klorheksidin Glukonat (2%)  Savlon
● Heksaklorofen (3%)  pHisoHex (tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina)
● Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX) Dettol (tidak untuk vagina
karena dapat membuat iritasi selaput lendir dan tidak untuk bayi baru lahir
● Iodofor (7,5-10%)  Betadine
● Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin  Yodium tinktur
● Triklosan (0,2-2%)
Lanjutan…
STERILISASI
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri,
jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen
dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia
atau radiasi

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)


Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN
● Desinfektan  bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi
mikroorganisme
● Contoh larutan desinfektan
○ Klorin pemutih 0,5%  untuk dekontaminasi permukaan yang lebar

○ Klorin 0,1%  Untuk DTT kimia

○ Glutaraldehida 2%  mahal, biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi kimia

○ Fenol, klorin  tidak untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru lahir
Lanjutan…
DEKONTAMINASI
● Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
● Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah terpapar
darah atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas)


● Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh, benda
asing dari kulit atau instrumen.
PERSIAPAN
FASILITAS
Standar Tempat
AREA RESUSITASI DAN STABILISASI DI RUANG OBSTETRI
● Berukuran minimal 6 m2 dan ada di dalam Unit Perawatan Khusus.
● Harus terpisah dari kamar gawat darurat lain.
● Tujuan kamar ini ialah: memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi
pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan resusitasi.
● Perlu dilengkapi meja resusitasi bayi, inkubator dan peralatan resusitasi lengkap.
● Sarana Pendukung, meliputi: toilet, kamar tunggu keluarga, kamar persiapan
peralatan, kamar kerja kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang
bersalin terletak saling berdekatan dan merupakan bagian dari unit gawat darurat.
Standar Tempat
KAMAR BERSALIN
● Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGD
● Luas minimal: 6 m2 per orang
● Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
● Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.
● Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.
● Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan
pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (postpartum).
● Harus ada kamar mandi-toilet yang dekat
● Ruang postpartum harus cukup luas, standar: 8 m2 per tempat tidur (bed) dalam kamar
● Ruang tersebut terpisah dari fasilitas: toilet, kloset, lemari.
Lanjutan…
● Jarak antar tempat tidur minimum 1-2 m dan antara dinding 1 m.
● Jumlah tempat tidur per-ruangan maksimum 4.
● Tiap ruangan harus menpunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.
● Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.
● Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor).
● Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur, kursi pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli
alat, lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi.
● Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 11 m2
● Ruang perawat-nurse station
● Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin.
● Ruang tindakan operasi kecil/darurat/ODC: untuk kuret, penjahitan dan sebagainya
● Ruang tunggu bagi keluarga pasien: minimal 15 m2, berisi meja, kursi- kursi serta telpon.
Standar Alat
KRITERIA PERLENGKAPAN PERUJUKAN
● Akurat
● Ringan, kecil, dan mudah dibawa
● Berkualitas dan berfungsi baik
● Permukaan kasar untuk menahan gerakan akibat percepatan dan getaran
● Dapat diandalkan dalam keadaan cuaca ekstrim tanpa kehilangan akurasinya
● Bertahan dalam perubahan tekanan jika digunakan dalam pesawat terbang
● Mempunyai sumber listrik sendiri (baterai) tanpa mengganggu sumber listrik
kendaraan
Persiapan pelayanan
Kegawatdaruratan
maternal
Pengertian Gawat Darurat(emergency Care)
o Situasi Serius yang memerlukan tindakan cepat dan tepat,pada kondisi yang tidak terduga yang
mengancam kehidupan
o Keberhasilan Persiapan Pelayanan Gawat Darurat sangat bergantung dari kecepatan dan kualitas
pertolongan yang didapatkan oleh pasien

Kegawatdaruratan Maternal
Kasus gawat obstetric yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian pada ibu dan janinnya
Prioritas Manajemen Darurat
• Mempertahankan kehidupan
• Mencegah kerusakan sebelum tindakan / perawatan selanjutnya
• Menyembuhkan pasien pada kondisi yang berguna bagi kehidupan

Prinsip Menejemen kegawat daruratan


• A : Airway
• B : Breathing
• C: Circulation
• D: Disability
• E : Expossure
Gawat Darurat Obstetrik
• Pendarahan Obstetrik Akut
• Syok (Hemoragik,Septik dll
• Preeklamsia dan eklamsia
• Kesulitan bernafas
• Overdosis obat
• Reaksi anafilatkik
Persiapan umum sebelum tindakan pada kegawatdaruratan
Maternal

Informed Consent :
• Persetujuan pada keadaan tidak gawat darurat
• Persetujuan pada keadaan gawat darurat

• Persetujuan dalam keadaan darurat tidak selalu berjalan mudah pada


setiap pasien yang dating ke UGD
• Persetujuan pada keadaan tidak gawat darurat , persetujuan harus
didapatkan dari pasien atau dari pihak yang memiliki kewenangan untuk
memberikan persetujuan
ALUR PENANGANAN KEGAWATDARURATAN
MATERNAL

Pastikan jalan Obat pengurang Pemberian


nafas bebas rasa nyeri Antibiotik

Pemberian
Pemberian transfusi Penangan
Oksigen darah(bila Masalah Utama
memungkinkan)

Pemberian cairan Pasang kateter


Rujukan
Intravena kandung kemih
Ruang Lingkup Persiapan penangan pelayanan
kegawatadaruratan Maternal

• Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif


• Penanganan kasus gawat darurat RS diruang tindakan
• Penanganan operatif cepat dan tepat
• Perawatan intensif ibu dan bayi
• Pelayanan asuhan antenatal resiko tinggi
SISTEM DAN
CARA PERUJUKAN
Sistem Rujukan

● Rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di suatu fasilitas


kesehatan tidak mampu menatalaksana komplikasi yang mungkin terjadi.
● Alasan untuk merujuk ibu hamil  ibu dan/atau janin
● Setelah stabil  tentukan apakah akan dikelola di puskesmas (PONED)
atau dirujukan ke RS (PONEK) untuk mendapatkan pelayanan yang lebih
baik sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya

PASTIKAN PASIEN STABIL SEBELUM DIRUJUK


Perencanaan Rujukan
Komunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, serta informed consent.
Hal yang perlu disampaikan:

● Diagnosis dan tindakan medis yang ● Nama tenaga kesehatan yang menemani
diperlukan ● Jam operasional dan no telepon tujuan
● Alasan untuk merujuk ibu ● Perkiraan lamanya waktu perawatan
● Risiko bila tidak dirujuk ● Perkiraan biaya dan sistem pembiayaan
● Risiko selama rujukan dilakukan ● Petunjuk arah dan cara ke tujuan dengan
● Waktu perujukan dan durasi perujukan modalitas transportasi lain
● Tujuan rujukan ● Pilihan akomodasi untuk keluarga
● Modalitas dan transportasi
Perencanaan Rujukan
Hubungi tujuan rujukan dan sampaikan kepada tenaga kesehatan yang akan
menerima pasien hal-hal berikut ini:
● Indikasi rujukan
● Kondisi ibu dan janin
● Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk kondisi lingkungan
dan cuaca menuju tujuan rujukan)
● Kesiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan
● Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum
transportasi, berdasarkan pengalaman-pengalaman rujukan sebelumnya
Perencanaan Rujukan
Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan menerima
pasien adalah:
● Nama pasien
● Nama tenaga kesehatan yang merujuk
● Indikasi rujukan
● Kondisi ibu dan janin
● Penatalaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
● Nama dan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
Perencanaan Rujukan

Saat berkomunikasi lewat telepon, pastikan hal-hal tersebut


telah dicatat dan diketahui oleh tenaga kesehatan di pusat
layanan kesehatan yang akan menerima pasien.
Perencanaan Rujukan
Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini:
● Formulir rujukan pasien (identitas ibu, hasil pemeriksaan, diagnosis kerja,
terapi yang telah diberikan, tujuan rujukan, serta nama dan tanda tangan
tenaga kesehatan yang memberi pelayanan)
● Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
● Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
● Hasil pemeriksaan penunjang
● Berkas-berkas lain untuk pembiayaan
Perencanaan Rujukan

● Pastikan pasien telah mengenakan gelang identifikasi.


● Bila terdapat indikasi, pasang IV line
● Mulai penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan sesuai
indikasi segera setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan
di tujuan rujukan.
● Periksa kelengkapan alat dan perlengkapan untuk merujuk
● Selalu siap sedia untuk kemungkinan terburuk.
Perencanaan Rujukan

Nilai kembali kondisi pasien sebelum merujuk, meliputi:


● Keadaan umum pasien
● Tanda vital (Nadi, Tekanan darah, Suhu, Pernafasan)
● Denyut jantung janin
● Presentasi
● Dilatasi serviks
● Letak janin
● Kondisi ketuban
● Kontraksi uterus: kekuatan, frekuensi, durasi
Perencanaan Rujukan

Catat dengan jelas semua hasil pemeriksaan berikut


nama tenaga kesehatan dan jam pemeriksaan
terakhir.
Perlengkapan Rujukan

B (Bidan) tenaga Kesehatan pendamping


A (Alat) perlengkapan dan bahan-bahan
K (keluarga) Informasikan
S (Surat) identifikasi pasien, alasan rujukan, dll
O (Obat) Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan
K (Kendaraan) harus memadai
U (Uang) ingatkan ke keluarga
DA (Darah) Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi
Perlengkapan Umum
Formulir rujukan ibu
Tandu (stretcher)
Stetoskop
Termometer
Baskom muntah
Lampu senter
Sfignomanometer (digital lebih baik)
Doppler (bila tidak ada, gunakan stetoskop janin)
Infusion pump (tenaga baterai)
Sarung tangan steril
Pembalut wanita, diutamakan pembalut khusus
pascasalin
Lubrikan steril
Kendaraan Rujukan Larutan antiseptik
Perlengkapan Lain
Cairan dan obat-obatan
• Infus kristaloid, IV line set, spuit, jarum
• MgSO4 1 g/ampul, Ca glukonas, Oksitosin 10 unit/ml, Ergometrin 0,2
mg/ml, diazepam 10 mg/ampul, nifedipin tab 10 mg, Lidokain 2%, Epinefrin,
Sulfas atropin, dll

Perlengkapan persalinan steril


• Sarung tangan, gunting, suction, klem tali pusar, kantong plastic, kassa, duk,
selimut bayi, dll

Perlengkapan resusitasi bayi


• Set intubasi bayi, tabung oksigen, epinefrin, spuit, dll

Perlengkapan resusitasi dewasa


• Tabung oksigen, airway set, intubasi set, dll
Perlengkapan Resusitasi Bayi
● Stetoskop
● sungkup
● Pipa ET
● Suction
● dll
Tahap Perujukan

Tentukan kegawatan

Tentukan tempat tujuan rujukan

Informasikan kepada keluarga

Informasikan ke tempat tujuan rujukan

Siapkan perlengkapan  BAKSOKUDA

Anda mungkin juga menyukai