Anda di halaman 1dari 31

UNIVERSAL

PRECAUTION
Nisfil Mufidah, S.Kep., Ns., M.Kep
Universal
Precaution?
• Tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga
kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi
• Penerapan UP didasarkan pada prinsip
bahwa darah dan cairan tubuh
berpotensi menularkan penyakit, baik
dari pasien maupun petugas kesehatan
Peran Perawat
HIV/AIDS?
Menerapkan UP untuk mencegah penularan HIV/AIDS
pada petugas sendiri, petugas lain dan pasien
1. Mengendalikan infeksi secara
konsisten
2. Memastikan standar adekuat bagi
TUJUAN mereka yang tidak di diagnosis atau
tidak terlihat seperti beresiko
UP? 3. Mengurangi resiko bagi petugas
Kesehatan dan pasien
4. Asumsi bahwa resiko dan infeksi
berbahaya
UP Pengelolaan
Pengelolaan alat
meliputi…… linen Kesehatan
habis pakai
…..
Desinfeksi dan
sterilisasi untuk Cuci tangan
alat yang guna mencegah
digunakan infeksi silang
ulang

Pemakaian
Pengelolaan
alat
limbah dan
pelindung
sanitasi
(misal.
ruangan
Handscoon)
Pengelolaan
jarum dan alat
tajam untuk
mencegah
perlukaan
Prinsip UP

Menjaga hygiene Menjaga hygiene Sterilisasi peralatan


sanitasi individu sanitasi ruangan
Darah
Cairan semen
Sekresi vagina
Cairan Sekresi leher Rahim
yang ASI

berpotensi Sekresi luka


CSF (Cerebro Spinal Fluid)
infeksius Cairan amnion
Cairan sendi
Cairan perikardium
PELAKSANAAN UP
Cuci Tangan

Pakai Sarung tangan (on dan steril)

Gunakan APD (Kacamata pelindung, masker, celemek)

Gunakan antiseptic (sebelum pembedahan, pembersihan luka, cuci tangan sebelum operasi)

Gunakan praktik keselamatan kerja (misal. Jarum ditutup Kembali setelah digunakan)

Pembuangan sampah infeksi ke tempat yang aman


MENCUCI TANGAN

Dilakukan sebelum Dilakukan sebelum


Tidak bisa digantikan
dan setelah dan setelah Menggunakan
dengan penggunaan
melakukan tindakan menggunakan tehnik 7 Langkah
sarung tangan
keperawatan sarung tangan
Cuci tangan higienis atau rutin  untuk
mengurangi kotoran dan flora yang ada
di tangan dengan menggunakan sabun

3 JENIS Cuci tangan aseptic  sebelum


melakukan tindakan aseptic pada pasien
CUCI dengan menggunakan cairan antiseptik
TANGAN
Cuci tangan bedah  sebelum Tindakan
bedah dengan acara aseptic
menggunakan cairan antiseptic dan sikat
steril
Prosedur Mencuci Tangan
1. Tersedia sabun antiseptic dan air yang
mengalir
2. Melepasakan benda di sekitar tangan
(jam tangan, cincin, gelang, dll)
3. Gunakan tisu untuk membuka kran air
(untuk menghindari tangan yang kotor
mengkontaminasi kran)
4. Basahi tangan dan pergelangan tangan,
kemudian tuangkan ± 5 cc sabun cair ke
telapak tangan
5. Gosok tangan hingga berbusa dan gosok
semua permukaan tangan selama 15-30
detik (menggunakan 7 Langkah cuci
tangan)
6. Bilas dengan air yang mengalir
7. Keringkan tangan dengan tisu
Sarung Tangan  mencegah perpindahan mikroorganisme yang
terdapat di tangan

Pelindung wajah (masker, kacamata/google)  mencegah kontak

ALAT droplet dari mulut dan hidung petugas kepada pasien, dan
mencegah kontak droplet/darah/cairan dari tubuh pasien ke
petugas
PELINDUN Penutup kepala/cap  mencegah kontak dengan percikan darah
atau cairan tubuh pasien

G DIRI Gaun Pelindung (baju kerja/celemek) mencegah kontak


(APD) mikroorganisme dari pasien dan sebaliknya

Sepatu pelindung  mencegah perlukaan kaki oleh benda tajam


yang terkontaminasi, juga terhadap darah dan cairan tubuh
Note:
lainnya
Jenis APD tergantung pada jenis
Tindakan yang dikerjakan
Handscoon bersih Handscoon steril
Apron
Google Cap
disposable
PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN

Menjamin alat
Untuk mencegah
kesehatann selalu
penyebaran infeksi
dalam kondisi
melalui alat
steril dan siap
Kesehatan
pakai
4 Tahap Pengelolaan Alat Kesehatan

Dekontaminasi

Pencucian

Sterililasi/ DTT

Penyimpanan
DEKONTAMINASI

• Merupakan Langkah pertama dalam menangani alat bedah yang


tercemar (darah / cairan tubuh)
• Saat ini handscoon sudah disposable
• Alat direndam dalam larutan klorin 0.5 % selama 10 menit
Cara dekontaminasi peralatan yang terbuat
dari logam

• Rendam semua peralatan yang telah dipakai ke dalam container plastic yang
berisi larutan klorin 0.5 % selama 10 menit
• Sikat peralatan di bawah permukaan air sabun, gunakan sikat yang lembut
(pastikan bagian-bagian yang bergerigi seperti engsel dans ekrup telah disikat
sampai bersih)
• Bilas dengan air bersih sampai tidak ada sabun
• Keringkan di udara atau dengan handuk bersih
• Lakukan sterilisasi/DTT
Alat Kesehatan seperti kursi roda,
tensimeter, infuse pump, dll cukup di
lap dengan larutan deterjen dan air

Cuci menggunakan detergen dan air


Pencucian
alat
Yang mencuci menggunakan sarung
tangan
DESINFEKSI

Suatu proses untuk menghilangkan sebagian


atau semua mikroorganisme dari alat
kesehatan kecuali endospore bakteri
Desinfeksi ada 2 macam, desinfeksi kimiawi
dan fisik
Desinfeksi Kimiawi
• Alkohol
• Klorin
• Formaldehide
• Glutaraldehyde
• H2O2
• Asam parasetat
• Fenol
• Ikatan Amonium Kuartener
Desinfeksi fisik
• Radiasi dengan UV (Ultra Violet)
• Pasteurisasi  77 Celsius selama 30 menit
• Mesin desinfektor (Flushing and washer disinfector)
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

• DTT dapat membunuh semua mikroorganisme, tetapi tidak bisa


membunuh endospore denagn sempurna seperti tetanus dan
gas gangrene

Cara melakukan DTT:


1. Merebus dalam air mendidih selama 20 menit
2. Rendam dengan desinfektan kimiawi
3. Steamer/pengering
• Merupakan proses
STERILISASI menghilangkan seluruh
mikroorganisme dari alat
Kesehatan termasuk
endospore bakteri

• Ada 2 macam: fisik dan kimiawi


Sterilisasi • Pemanasan basah: koagulasi dan
denaturasi protein pada suhu
Fisik 121 C, selama 20-30 menit
• Pemanasan kering: oven, sinar
infrared pada suhu 150-170 C
selama >30 menit. Untuk
membunuh spora, pemanasan
dilakukan pada suhu 180 C
selama 2 jam
• Radiasi sinar gamma, mahal, 
destrusor spuit dan alat infus,
jarum
Sterilisasi Kimiawi
• Gas Etilen Oksida (ETO).
Dipakai untuk alat yang
tidak tahan panas (karet,
plastic, elektronik, kabel,
alat optic, dll)
• ETO pada kelembaban 20-
40%, kepekatan 540-900
mg/lt, dipakai pada suhu
50 C selama 16 jam
Strategi untuk • Gunakan UP
meningkatkan • Semua prosedur diperjelas dengan SOP
(Standard Operasional Procedure)
keselamatan • Penyuluhan dan dukungan untuk seluruh staf
petugas • Supervisi mahasiswa praktik atau perawat
kesehatan baru
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai