Nim. : 2186208099
Kelas : 1A PAI
Latihan Bab 4
Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Hadist
1.Kemukakan secara Rinci periodesasi sejarah hadist !
-Para ulama Muhadditsin membagi sejarah hadist dalam periode-periode.Namun para
ulama penulis hadist ini berbeda-beda dalam membagi periode-periode sejarah hadist ada
yang membagi pada 3 periode,5 periode dan pada 7 periode.Dari beberapa jenis Periodisasi
yang paling populer merupakan pembagian sejarah perkembangan hadis ke dalam 7
periode, dari tahapan awal berupa penyampaian daari Nabi saw. hingga pada proses syarah,
takhrij, pembahasan, dan penghimpunan.M.Hasbi Asy-shidieqy membagi perkembangan
hadist menjadi Tujuh periode :
1. Masa Rasulullah Saw, semenjak diangkat menjadi Rasul sampai wafatnya.disebut
( عصرالوحى والتكوينMasa turun Wahyu dan pembentukan masyarakat Islam)
2. Masa sahabat besar,semenjak permulaan masa pemerintahan Abu Bakar Sampai
kepada berakhirnya zaman Ali bin Abi Thalib di sebut عصرالتثبيت والالقالل من
(الروايةZaman pematerian dan penyederhanaan/menyedikitkan riwayat).
3. Masa sahabat kecil dan tabi'in besar,dari berakhirnya zaman Khulafaur Rasyidin atau
permualaan masa Muawiyah sampai akhir abad pertama, disebut عصراالنتشارالروايةالى
(االمطارMasa penyebaran riwayat ke kota-kota/ Daerah-daerah)
4. Masa pemerintahan Daulah Muawiyah angkatan kedua sampai masa Daulah
Abbasiyah angkatan pertama,dari permulaan abad kedua Hijriah sampai akhir abad
kedua Hijriah, disebut (عصرالكتابة والتدوينMasa penulisan dan pentadwinan)
5. Masa akhir pemerintahan Daulah Abbasiyah angkatan pertama sampai awal
pemerintahan Daulah Abbasiyah angkatan kedua(sejak Khalifah Ma'mun sampai
Khalifah Al-Muqtadir) disebut ; (عصرالتحردوالتصحيح والتنقيحMaya penyaringan,
pemilihan,dan perlengkapan)
6. Masa pemerintahan Abbasiyah angkatan kedua(sejak Khalifah Al-Muqtadir - Khalifah
al-mu'tasim) disebut ; (عصرالتهزيب والترثيب واالستدراك والجمعMasa pembersihan,
penyusunan, penambahan dan pengumpulan)
7. Masa sesudah Daulah Abbasiyah tahun 656 h sampai sekarang disebut; عصرالشرح
(والجميع والتخريج والبحر عن الوالدMasa pensyarahan, penghimpunan,pentakhrijan dan
pembahasan).
-Hadist merupakan sumber hukum dan petunjuk untuk kehidupan.Apa yang tidak dijelaskan
secara teperinci dalam Alquran, maka hal itu akan diuraikan dengan gamblang dalam
sebuah hadis. Karena pada dasarnya hadis merupakan perkataan, ajaran serta perbuatan
Rasulullah SAW.Berbeda dengan Alquran yang telah ditulis pada masa Nabi Muhammad
SAW, hadis lebih banyak dihafal daripada ditulis. Bahkan ada pendapat yang menyatakan
bahwa Nabi SAW sendiri pernah melarang para sahabat untuk mencatat hadis-hadis,
sebagaimana riwayat yang diterima dari Abu Sa’id al-Khudri, Abu Hurairah, dan Zaid bin
Tsabit yang tercantum dalam Taqyid al-Ilm, karya Ibnu Abdul Barr.Namun larangan ini,
menurut sebagian ulama, tidak ditujukan kepada semua sahabat, tetapi khusus kepada para
penulis wahyu, karena kekhawatiran bercampurnya ayat-ayat Alquran dan hadis. Karena
pada keterangan lainnya disebutkan bahwa Nabi SAW mengizinkan menulis hadis,
sebagaimana riwayat tentang Abdullah bin Amr, Abu Syah, dan Ali bin Abi Thalib.Faktor
penyebabnya adalah kekhawatiran Khalifah bahwa hadis berangsur-angsur akan hilang jika
tidak dikumpulkan dan dibukukan. Ia melihat bahwa para penghafal hadis semakin
berkurang karena meninggal, dan sudah berpencar ke berbagai wilayah Islam. Selain itu,
pemalsuan hadis pun mulai berkembang.Dengan dukungan para ulama, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz memerintahkan gubernur Madinah, Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin
Hazm, untuk mengumpulkan hadis yang terdapat pada penghafal Amrah binti Abdurrahman
dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Siddiq (keduanya ulama besar Madinah yang
banyak menerima hadis dan paling dipercaya dalam meriwayatkan hadis dari Aisyah binti
Abu Bakar).Di samping itu, Khalifah Umar juga memerintahkan Muhammad bin Syihab az-
Zuhri untuk mengumpulkan hadis yang ada pada para penghafal hadis di Hijaz (Madinah dan
Makkah) dan Suriah. Az-Zuhri adalah ulama besar dari kelompok tabiin pertama yang
membukukan hadis.
8.Sebutkan kitab-kitab hadist yang enam berikut penjelasannya secara ringkas dan singkat!
Sahih al-Bukhari
Kitab hadis ini disusun oleh Imam Bukhari. Sejatinya, nama lengkap kitab itu adalah Al-Jami
Al-Musnad As-Sahih Al-Muktasar min Umur Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam wa
Sunanihi. Kitab hadis nomor satu ini terbilang unggul, karena hadis-hadis yang termuat di
dalamnya bersambung sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.
Sahih Muslim
Menurut Imam Nawawi, kitab Sahih Muslim memuat 7.275 hadis, termasuk yang ditulis
ulang. Berbeda dengan Imam Bukahri, Imam Muslim hanya menghafal sekitar 300 ribu hadis
atau separuh dari yang dikuasai Imam Bukhari. ‘’Jika tak ada pengulangan, maka jumlah
hadis dalam kitab itu mencapai 4.000,’’ papar Ensiklopedi Islam.Imam Muslim meyakni,
semua hadis yang tercantum dalam kitab yang disusunnya itu adalah sahih, baik dari sisi
sanad maupun matan. Soal syarat penetapan hadis sahih, ada perbedaan antara Imam
Bukhari dan Imam Muslim. Shahih Muslim tak menerapkan syarat terlalu berat. Imam
Muslim berpendapat antara murid (penerima hadis) dan guru (sumber hadis) tak harus
bertemu, cukup kedua-duanya hidup pada zaman yang sama.
Sunan Abi Dawud
Kitab ini memuat 5.274 hadis, termasuk yang diulang. Sebanyak 4.800 hadis yang tercantum
dalam kitab itu adalah hadis hukum. ‘’Di antara imam yang kitabnya masuk dalam Kutub as-
Sittah, Abu Dawud merupakan imam yang paling fakih,’’ papar Ensiklopedi Islam.
Karenanya, Sunan Abi Dawud dikenal sebagai kitah hadis hukum, para ulama hadis dan
fikih mengakui bahwa seorang mujtahid cukup merujuk pada kitab hadis itu dan Alquran.
Ternyata, Abu Dawud menerima hadis itu dari dua imam hadis terdahulu yakni Imam
Bukhari dan Muslim.
Sunan At-Tirmizi
Kitab ini juga dikenal dengan nama Jami’ At-Tirmizi. Karya Imam At-Tirmizi ini mengandung
3.959 hadis, terdiri dari yang sahih, hasan, dan dhaif. Bahkan, menurut Ibnu Qayyim al-
Jaujiyah, di dalam kitab itu tercantum sebanyak 30 hadis palsu. Namun, pendapat itu
dibantah oleh ahli hadis dari Mesir, Abu Syuhbah.‘’Jika dalam kitab itu terdapat hadis palsu,
pasti Imam At-Tirmizi pasti akan menjelaskannya,’’ tutur Syuhbah. Menurut dia, At-Tirmizi
selalu memberi komentar terhadap kualitas hadis yang dicantumkannya.
Sunan An-Nasa’i
Kitab ini juga dikenal dengan nama Sunan Al-Mujtaba. An-Nasa’I menyusun kitab itu setelah
menyeleksi hadis-hadis yang tercantum dalam kitab yang juga ditulisnya berjudul As-Sunan
Al-Kubra yang masih mencampurkan antara hadis sahih, hasan, dan dhaif. Sunan An-Nasa’I
berisi 5.671 hadis, yang menurut Imam An-Nasa’I adalah hadis-hadis sahih.Dalam kitab ini,
hadis dhaif terbilang sedikit sekali. Sehingga, sebagian ulama ada yang meyakini kitab itu
lebih baik dari Sunan Abi Dawud dan Sunan At-Tirmizi. Tak heran jika, para ulama
menjadikan kitab ini rujukan setalah Sahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Sunan Ibnu Majah
Kitab ini berisi 4.341 hadis. Sebanyak 3.002 hadis di antaranya terdapat dalam Al-Kutan Al-
Khasah dan 1.339 hadis lainnya adalah hadis yang diriwaytkan Ibnu Majah. Awalnya, para
ulama tak memasukan kitab hadis ini kedalam jajaran Kutub As-Sittah, karena di dalamnya
masih bercampur antara hadis sahih, hasan dan dhaif. Ahli hadis pertama yang memasukan
kitab ini ke dalam jajaran enam hadis utama adalah Al-Hafiz Abu Al-fadal Muhammad bin
Tahir Al-Maqdisi (wafat 507 Hijiriah).