Anda di halaman 1dari 3

Nama: Arina Safitri

Kelas: 1B

NIM: 2186208006

Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Kemukakan secara rinci Periodesasi Sejarah hadis!

2. Jelaskan yang dimaksud Ashrul Wahyi Wat Takwien!

3. Sebutkan Para Sahabat yang banyak menerima hadis Nabi Muhammad SAW!

4. Kemukakan Tindakan berhati-hati ( Ihtiyath ) Para Sahabat dalam periwayatan hadis.!

5. Kemukakan berbagai motif dan corak pemalsuan hadis Nabi Muhammad SAW!

6. Sebutkan tujuan dan faedah tadwin hadis!

7. Apa yang melatar belakangi penulisan hadis tidak diselenggarakan secara resmi!

8. Sebutkan kitab-kitab hadits yang enam berikut penjelasannya secara ringkas/singkat!


Jawaban

1. Periodesasi Sejarah Hadits


 Masa Rasulullah SAW, Semenjak diangkat menjadi rosul sampai wafatnya
 Masa Sahabat Besar, Semenjak permulaan masa pemerintahan abu bakar ash-shidiq
sampai kepada berakhirnya zaman ali ibn abi thalib
 Masa sahabat kecil dan tabi’in besar
 Masa pemerintahan daulah muawiyah angkatan kedua sampai masa daulah abbasiyah
angkatan pertama
 Masa akhir pemerintahan daulah abbasiyah angkatan pertama sampai kedua
 Masa pemerintahan daulah abbasiyah yang kedua [ sejak khalifah al-muqtadir sampai
al=mu’tasim]
 Masa sesudah daulah abbasiyah tahun 656h sampai sekarang
2. –
3. Para Sahabat Yang Banyak Menerima Hadits Dari Nabi Muhammad SAW
 Yang Mula Mula Masuk Islam seperti : Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdullah Ibn
Mas’ud
 Yang Selalu menyertai nabi SAW dan Berusaha keras menghafalnya seperti: Abu
Hurairah, Yang mencatatnya seperti: Abdullah Ibn Amer Ibn Ash.
 Yang lama hidupnya sesudah nabi muhammad dapat menerima hadits dari sesama
sahabat, seperti: Abdullah Ibn Abbas
 Yang Erat Hubungan nya dengan nabi SAW Yaitu Ummahtul Mu’minin: Aisyah,Ummu
Salamah

4. . Kemukakan Tindakan berhati-hati ( Ihtiyath ) Para Sahabat dalam periwayatan hadis.!

 Menyediakan riwayat, yakni hanya mengeluarkan hadis dalam batas kadar kebutuhan primer
dan pengajaran dan tuntunan pengalaman agama.
 menepis dalam penerimaan hadits, yakni meneliti keadaan rawi dan marwi setiap menerima
hadis, apakah rawinya cukup adil dan dlabith atau masih diragukan dan apakah Marwi nya
tidak bertentangan dengan Alquran, hadits mutawatir atau masyhur
 Melarang periwayatan secara meluas hadis yang belum dapat dipahami umum,
dikhawatirkan salah menanggapi dan memahaminya, contoh seperti dilakukan Mu'adz.
5. Motif Dan Corak pemalsuan hadits
 Pemalsuan hadits karna pengaruh untuk kepentingan politik
 Pemalsuan hadits zandaqah bercorak mengaburkan agama. zandaqah adalah rasa dendam
yang bergemilang dalamhati sanubari
 Pemalsuan bermotif ashabiyah
 Pemalsuan hadis terhadap perselisihan faham dikalangan ulama
 Pemalsuan hadis dengan bermotif mengambil hati pembesar
 Pemalsuan hadis jangan tujuan membaguskan kisah atau menarik perhatian untuk nasihat
atau pelajaran
 Pemalsuan hadis terbawa aliran yang berlebihan atau tasawuf yang menyimpang dari ajaran
agama

6. Sebutkan tujuan dan faedah tadwin hadis!

 Dari Segi Kepentingan Agama


Tujuan Tadwin hadits ditinjau dari segi kepentingan agama ter pangkal pada masalah
pemeliharaan syariat. Tugasnya tadwin hadits diselenggarakan untuk tujuan pemeliharaan
syariat Islam.
 Dari segi kebutuhan umat
Maka tujuan dari faedah tadwin hadits berhubungan dengan soal pengamalan syariat Islam
yakni:
1. Untuk pelaksanaan agama maka umat Islam memerlukan sekali pedoman praktis yang
mudah dan efisien dapat diperoleh sewaktu-waktu dan kapan saja memerlukannya.
Berguru dan mengamalkan hadis masa mutakhir ini ini sudah sangat sulit sekali hal ini
disebabkan hal-hal atau faktor-faktor yang disebutkan di atas. Maka adalah efisien
apabila disediakan catatan dan kumpulan hadits nabi SAW tersebut dan ditentukan cara
cara pemakaiannya.
2. Untuk istinbath hukum bagi persoalan kehidupan yang dijumpai dalam masyarakat,
dan bertahkim atau berdalil untuk pemantapan amal keagaman terasa perlu tersedianya
Diwan Diwan tasyri sebagai pegangan tempat kembali
3. Untuk menghindarkan kekaburan di kalangan umat Islam tentang hadis, oleh karena
itu hadis telah dicampur oleh hadits palsu. Maka dengan tanwin yang khusus
menghimpun hadis yang betul-betul hadis dan membuang yang palsu maka dapat
menghilangkan keraguan keraguan kaum muslimin dalam mengamalkan sunnah
nabinya sadar akan pentingnya tadwin bagi pemeliharaan hadis secara dasar tasyri dan
didorong kebutuhan umat Islam dan efisiensi bertahkim, istinbath dan berhujah untuk
pengamalan agamanya, dan insyaf akan bahayanya lenyap hadis, maka para ulama
Melakasanakan tadwin hadits

7. Latar Belakang Kodifikasi (Tadwin) Hadits


Pembukuan hadits dimulai pada akhir abad pertama Hijriah, dan rampung pada pertengahan
abad ketiga. Hal ini tidak lepas dari adanya dorongan pembukuan hadits oleh Khalifah ‘Umar Ibn
‘Abd al-’Aziz (w. 102 H.) dari Bani Umayyah. Pada waktu itu Umar Bin Abdul Aziz (Khalifah ke-8
Bani Umayyah) yang naik tahta pada tahun 99 H berkuasa. Beliau ini dikenal sebagai orang yang
adil dan wara’ bahkan sebagian ulama menyebutnya sebagai Khulafaur Rasyidin yang ke-5,
tergeraklah hatinya untuk membukukan hadits dengan motif :

·Beliau khawatir ilmu hadits akan hilang karena belum dibukukan dengan baik.

·Kemauan beliau untuk menyaring hadits palsu (maudhu’) yang banyak beredar.

·Al-Qur’an sudah dibukukan dalam mushaf, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran tercampur
dengan hadits bila hadits dibukukan.

·Peperangan dalam penaklukan negeri negeri yang belum Islam dan peperangan antar sesama
kaum Muslimin banyak terjadi, dikhawatirkan ulama hadits berkurang karena wafat dalam
peperangan – peperangan tersebut.

8. Kitab (materi) hadits:

a. Kitab hadis yang isinya meliputi sabda nabi Muhammad fatwa sahabat dan tabiin

b. kitab musnad

c. Kitab shahih

d. Kitab shahih yang lain

e. Kitab sunan

f. Kitab hadis Sirah

Anda mungkin juga menyukai