Kelas : PAI A Prodi : PAI Semester :1 Mapel : Ilmu Hadits
1. Pengertian Hadits adalah…………
Hadist adalah sumber hukum Islam kedua sesudah Al-Qur'an. Hadis adalah ucapan (qauli) dan tindakan (fi’li) serta sikap dan kesan (taqrir) Nabi Muhammad SAW terhadap sesuatu. 2. Faktor internal yang melatarbelakangi pengkodifikasian hadits…. a. Pentingnya menjaga autentisitas dan eksistensi hadis, serta petunjuk untuk keselamatan dalam menempuh kehidupan dunia akhirat. b. Semangat untuk menjaga hadis, sebagai salah satu warisan Nabi yang sangat berharga, yakni Al-Qur’an dan Hadis. Jika umat Islam berpegang pada keduanya mereka tidak akan tersesat selamanya. c. Adanya kebolehan dan izin untuk menulis hadis pada saat itu. d. Para penghafal dan periwayatan hadis semakin berkurang karena meninggal dunia baik disebabkan adanya peperangan maupun yang lainnya. e. Rasa bangga dan puas ketika mampu menjaga hadis Nabi dengan menghafal dan kemudian meriwayatkanya. 3. Faktor eksternal yang melatarbelakangi pengkodifikasian hadits…. a. Penyebaran Islam dan semakin meluasnya daerah kekuasaan Islam, sehingga banyak periwayatan hadis yang tersebar ke berbagai daerah. b. Kemunculan dan meluasnya pemalsuan hadis yang disebabkan oleh perbedaan politik dan aliran. 4. Siapakah yang pertama kali mempunyai gagasan untuk mengkodifikasi hadits? Khalifah Umar bin ‘Abd Aziz 5. Jelaskan proses kodifikasi hadits pada abad ke -2 Hijriah! Pada periode ini hadis-hadis Rasulullah ditulis dan dikumpulkan secara resmi . Umar bin Abdul Aziz, salah seorang khalifah dari dinasti umayyah yang mulai memerintah di penghujung abad pertama hijriyah, merasa perlu untuk mengambil langkah bagi penghimpunan dan penulisan hadis nabi secara resmi,yang selama ini berserakan dalam catatan dan hafalan para sahabat dan tabi’in. Hal ersebut dirasakannyabegitu mendesak, karena pada masa itu wilayah kekuasaan islam semakin meluas sampai luar jaziarah arab, disamping sahbat sendiri ,yng hafalan dan catatan pribadi mereka mengenai hadis nabi merupakan sumber rujukan bagi ahli hadis ketika itu,sebagian besar telah meninggal dunia karena faktor usia dan dan medan peperangan. 6. kitab-kitab hadits yang masyhur karya ulama abad ke II H apa saja? 1) Al Muwaththa', kitab ini didirikan oleh alImam Malik. Dalam kitab ini menyimpan 1.726 rangkaian khabar dari nabi, sahabat dan juga Tabi'in. Khabar yang musnad sebanyak 600, mursal sebanyak 228, mauquf sebanyak 613 dan maqthu' sebanyak 285. 2) Musnadu Al-Syafi’i Ibnu Abi Ya'la, Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i, dalam kitab ini al Syafi'i menuliskan seluruh hadist yang berada dalam kitab al Umm. 3) Mukhtalifu Al-Hadist, karya Imam, beliau menjelaskan dalam kitab ini, cara menerima hadist sebagai hujjah dan menjelaskan perundingan hadist yang tampak bertentangan dengan yang lain. 7. Jelaskan proses kodifikasi hadits pada abad ke -3 Hijriah! Pada awal periode ke 3 H, para ulama telah berhasil melakukan kodifikasi hadist yaitu dengan memisahkan hadist dari para nabi dan dari mengintegrasikan peribahasa sahabat dengan fatwa tabi'in, yang dikenal dengan musnad. Berbagai kitab hadist muncul pada abad ini membentuk diskusi antara hadist matan dan sanad. Metode ini dikenal dengan istilah pentashihan dan penyaringan hadist dengan standar tertentu, seperti yang telah diselenggarakan oleh al Bukhari dan beberapa muridnya, sehingga hadist yang disusun termasuk hadist yang berproporsi atau dalam artian memiliki nilai yang bagus. Al- siba'i mengungkapkan bahwa setelah masa alBukhari pembuatan pembukuan dan pengumpulan hadist terhenti. Namun penyempurnaan dan pengembangan hadist mengalami peningkatan. 8. Tindakan apa yang dilakukan ulama besar pada periode ke 3 H? Tindakan para ulama besar pada periode ke 3 H telah menyunting tiga macam kitab hadist, yakni: 1) Kitab musnad merupakan kitab yang disusun berdasarkan nama sahabat periwayat berkaitan. 2) Kitab sunan merupakan kitab hadist yang menghimpun hadist Nabi, kemudiandisusun berdasarkan bab fiqhi dan jenis hadistnya tidak yang mauquf, kecuali hasan dan sahih. 3) Kitab al-Jami merupakan kumpulan hadist nabi, dan disusun menjadi beberapa bab yang berisi tentang topik 9. Bagaimana cara menjaga hadits pada periode ke 3 H? Beberapa cara untuk menjaga hadist pada periode ke III Hijriyah ini yaitu sebagai berikut: 1) Pengelompokkan hadist marfu', mawquf, dan maudlu' yang palsu. 2) Hadist nabi, Asar sahabat dan ucapan Tabi'in dikelompokkan, dipisahkan, dan dibedakan. 3) Mengunjungi daerah perawi yang jauh dari kota. 4) Selama masa ini tidak hanya riwayat yang dikumpulkan, tetapi hadist juga dilestarikan, maka ditulislah ribuan buku yang mengenai hal ini. 5) Riwayat Maqbulah, mengumpulkan secara tersendiri dari buku-buku pada abad ke-2 dan diperiksa ulang kemudian disahkan kebenarannya. 6) Penyeleksian hadist shahih, hasan dan dhaif. 10. Jelaskan proses kkodifikasi hadits pada abad ke 4 sampai sekarang! Hadis pada abad ke-4 sampai abad ke-7 hijriyah (masa pemeliharaan, penertiban, penambahan, dan penghimpunanya) 1) Kegiatan periwayatan hadis pada periode ini Periode ini dimulai pada masa Khalifah Al-Mugtadir sampai khalifah Al-Mu'tashim. Meskipun pada periode ini kekuasaan islam mulai melemah dan bahkan mengalami keruntuhan pada pertengahan abad ke-7 Hijriah akibat serangan Hulagu Khan, kegiatan para Ulama hadis dalam rangka memelihara dan mengembangkan hadis tetap berlangsung sebagaimana pada periode- periode sebelumnya. Hanya saja Hadis-hadis yang dihimpun pada periode ini tidak sebanyak periode sebelumnya. Kitab-kitab hadis ini adalah : a. Al-Shahih oleh Ibnu Khuzaimah (313H) b. Al-Anwa' wa al-Tagsim oleh Ibn Hibban (354H) c. Al-Musnad oleh Ibn Jarud d. Al-Mukhtarah oleh Muhammad ibn Abd al: Wahid al-Magdisi 2) Bentuk Penyusunan kitab hadis pada periode ini Para Ulama hadis memperkenalkan sistem baru dalam penyusunan hadis yaitu a. Kitab Athraf Di dalam kitab ini penyusunannya hanya menyebutkan sebagian dari matan hadis tertentu kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu, baik sanad yang berasal dari kitab hadis yang dikutub matannya maupun kitab lain. b. Kitab Mustakhraj Kitab ini memuat matan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim, atau keduanya, atau lainnya, dan selanjutnya penyusun kitab ini meriwayatkan matan hadis tersebut dengan sanadnya sendiri. c. Kitab Mustadrak Kitab ini menghimpun hadis-hadis yang memiliki syarat-syarat Bukhari dan Muslim atau memiliki salah satu syarat dari keduanya.