Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ILMU HADITS PADA MASA

RASULULLAH SAW

A. PERIODE PERIWAYATAN HADITS NABI SAW DENGAN LISAN.


Al-Quran al-Karim dihimpun selama kurang lebih 15 tahun, sedangkan hadis Nabi Saw.,
dibutuhkan waktu kurang lebih selama dua hingga tiga abad lamanya hingga muncul kitab-kitab
hadis induk yang menjadi pegangan dan sumber kedua umat muslim sat ini. Seiring dengan turunnya
ayat al-Quran secara berangsur-angsur dan dalam rangka menghapus akidah penyembahan berhala
serta peranan dalam memerangi kemungkaran pada masa jahiliah, turun pula ayat- ayat serta hadis
Nabi Saw yang berkenaan atas keagungan penciptaan langit dan bumi, menyembahkan diri hanya
kepada Tuhan yang Maha Esa, perintah beribadah hanya kepada Allah serta ajakan pada perbaikan
akhlak mulia danbudi pekerti yang luhur.
Pada masa Rasulullah Saw., hadis belum mendapatkan perhatian serius seperti al-Quran.
Para sahabat yang memiliki tugas istimewa, mencurahkan tenaga dan waktu mereka guna
mengabadikan ayat-ayat al-Quran tetapi tidak demikian halnya dengan hadis. Bahkan adanya
larangan penulisan hadis selain al-Quran sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari Abu Said al-Khudrī sebagai berikut :
“Dari Abu Sa'id al-Khudr ra berkata : Rasulullah Saw bersabda:
jangan kamu tulis sesuatu yang telah kamu terima dariku selain al-Quran, barang siapa yang menulis
dariku selain al-Quran hendaklah ia hapus. Ceritakanlah kepadaku apa yang engkau terima dariku
tanpa terkecuali. Dan barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka ia akan menduduki
tempatnya di neraka.” (HR. Muslim di dalam kitab Shahihnya)
Larangan dari sabda Nabi Saw di atas dilatar belakangi atas beberapa alasan di antara lain :
1) Kekuatiran adanya percampuran antara ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi Saw., sehingga sahabat
hanya diperbolehkan untuk menulis ayat suci al-Quran.
2) Sementara hadis Nabi Saw diperintahkan untuk diingat dengan lisan dan dihafal, mengingat
tingkat daya intelektual pada masa sahabat sangat cerdas dan Rasulullah Saw juga mengakuinya;
3) Pada masa Rasulullah Saw masih hidup, tidak kurang sebanyak 52 orang sahabat yang selalu
mencatat dan menulis hadis Nabi Saw, dan di kalangan tabi'in sebanyak 247 orang yang melakukan
hal serupa.

B. PERIODE MENULIS DAN MEMBUKUKAN HADITS SECARA RESMI.


Umar bin Abdul Aziz memerintahkan para ulama untuk menuliskan hadis serta mengumpulkannya di
dalam satu kitab. Di dalam sebuah riwayat bahwa Abdullah bin Dinar berkata:
“Umar bin Abdul Aziz menuliskan surat kepada Abu Bakr bin Hazm, “lihatlah jika ada hadis dari Nabi
Saw maka tulislah, karena aku takut akan hilangnya pengajaran agama dan perginya para ulama, dan
janganlah kau terima kecuali hadis dari Nabi Saw, dan periksalah ilmu-ilmu itu, serta duduklah di
majelis ilmu dan ajarkan ilmu kepada yang tidak tahu, karena sesungguhnya ilmu tidaklah hilang
kecuali karena ia tersembunyi (tidak didakwahkan).”.
Atas intruksi khalifah Umar bin Abdul Aziz, Ibn Hazm mengumpulkan hadis-hadis yang telah ia
kumpulkan sendiri maupun pada Amrah dan tabi'inwanita yang banyak meriwayatkan hadis dari
Aisyah ra. Dari beberapa sebab di atas sehingga tergerak para ulama menulis hadis sebagai upaya
memelihara Sunnah Nabi Saw. Imam al-Zuhri ra berkata:
“Umar bin Abdul Aziz pernah memerintahkan kami untuk mengumpulkan sunnah Nabi Saw, maka
kami pun menulisnya, kemudian buku-buku itu dikirimkan ke seluruh negeri, setiap raja yang masuk
dalam wilayahnya mempunyai satu buku tersebut.”
Segala sesuatu yang telah dikumpulkan dan dihimpun oleh ulama padazaman Imam al-Zuhri dikenal
sebagai awal pengumpulan hadis ke dalambentuk kitab secara resmi. Pada abad kedua sampai ke
empat hijriah setelah pengumpulan hadis rampung pada zaman al-Zuhrī, tibalah masa keemasan
dalam upaya penseleksian hadis-hadis Nabi diringi dengan lahirnya disiplin ilmu hadis sebagai
benteng dalam penyaringan kitab yang bermuatan hadis-hadis dengan klasifikasi antara hadis
shahih, hasan dan dhaif tersebar dengan segala bentuk dan tata cara penyusunannya.

C. PERIODE MENYELEKSI HADITS.


Memasuki awal abad ketiga hijriah, para ahli hadis menyeleksi, menyaring dan menyisihkan hadis-
hadis dari segala sesuatu yang berhubungan dengan fatwa-fatwa sahabat dan tabi'in. Kemudian para
ulama berusaha hanya membubukan hadis-hadis Rasullullah Saw semata. Di antara kaum ulama
tersebut yaitu, Musa al-Abbasī, Musaddad al-Bashrī, Asad bin Musa dan Nu'aim bin Hammad,
Ahmad bin Hanbal dan lainnya mereka menyusun kitab-kitab Musnad. Salah satunya yang terkenal
kitab musnad Ahmad bin Hanbal.Karena masih adanya kelemahan yang terdapat di dalam kitab-
kitab musnad seperti adanya hadis-hadis dhaif (lemah), maka bergeraklah para ulama abad ketiga
membuat kaidah-kaidah dan syarat-syarat untuk menentukan kualitas suatu hadis. Mereka
menyelidiki perawi dari segala sifat mereka, tingkah laku, kejujuran, kekuatan hafalan dan lain
sebagainya.Ulama pada masa pertengahan abad ketiga hijrah sangat tekun dan bersungguh-sungguh
dan berupaya menyeleksi dan menjaring hadis shahih, hasan dan dhoif sehingga berkat dari hasil
perjuangan para ulama, lahirlah al-kutub al-sittah yaitu :
1) Al-Jāmi' al-Shahih karya Imam al-Bukh rī
2) Shahih Muslim karya Muslim al-Hajjaj
3) Sunan Abi Daud karya Abu Daud
4) Sunan al-Turmudz karya Imam al-Turmudzī
5) Sunan an-Nasa'i karya an-nasa'i
6) Sunan ibn Majah karya ibn Majah

D. PERIODE KLASIFIKASI HADITS


Jika pada abad I, II, dan ke III bahwa hadis Nabi Saw mengalami masa periwayatan, penulisan, dan
penjaringan dari fatwa-fatwa sahabat dan tabi'in, maka hadis yang telah disusun, dihimpun dan
dibubukan oleh ulama mutaqaddimin (yaitu ulama abad I, II dan III H) dilanjutkan dengan
penyelidikan, mengecek keabsahan kualitas hadis, mengkritisi sanad dan matan hadis oleh sejumlah
ulama mutaakhirin (yaitu ulama abad IV H dan seterusnya).
Pada abad keempat ini menjadi salah satu abad pemisah antara ulama mutaqaddimin dan ulama
mutaakhirin. Ulama mutaqaddimin berusaha menemui sahabat dan tabi'in dalam menghimpun
hadis-hadis Nabi Saw.
sementara ulama mutaakhirin berusaha menukil dan mengkritisi sejumlah kualitas hadis dari kitab-
kitab yang telah disusun oleh sejumlah ulama mutaqaddimin.Perjalanan yang ditempuh oleh ulama
pada zaman ini antara lain adalah menertibkan isi kitab-kitab hadis, menyusun kitab-kitab takhrij,
mentakhrijhadis-hadis yang terdapat di dalam kitab-kitab dan menyusun atrāf.
Perjalanan periwayatan, penulisan dan penghimpunan kitab-kitab hadis mengalami proses jauh lebih
panjang dibandingkan dengan penulisan al-Quran.
Hal tersebut agar menghindari dari upaya bercampur dan baurnya antara ayat-ayat al-Quran dan
hadis Nabi Saw. Berdasarkan periodisasi di atas, benarlah perhatian para ulama salaf dan khalaf
begitu besar perhatiannya dalam menyusun, menyeleksi hingga membukukan hadis yang hingga
saat ini masih dipelajari di seluruh madrasah wilayah Indonesia. Dan inilah salah satu bentuk
pemeliharaan dari sumber-sumber ajaran Islam.
TUGAS KELOMPOK

PERKEMBANGAN dan PERTUMBUHAN ILMU


HADIST
PADA MASA RASULULLAH S.A.W

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. ANDI HERLINA
2. FADYA RAISAH
3. M FATHYR LATIEF
4. NUR ADHA

Anda mungkin juga menyukai