Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH PERKEMBANGAN

HADIST PADA MASA


PRAKODIFIKASI DAN
KODIFIKASI
KELOMPOK 3
SITI PIRDA FAUJIAH
1
HADIST PADA MASA
RASULULLAH
SEJARAH HADIST PRA KODOFIKASI
1. PADA MASA RASULULLAH SAW

Rasulullah SAW membina umat islam selama 23 tahun. Masa ini merupakan kurun
waktu turunnya wahyu sekaligus diwujudkannya Hadis. Keadaan ini sangat menuntut
keseriusan dan kehati-hatian para sahabat sebagai pewaris pertama ajaran islam.
Wahyu yang diturunkan Allah SWT kepadanya dijelaskannya melalui perkataan,
perbuatan, dan pengakuan atau penetepan Rasulullah SAW. Sehingga apa yang
disampaikan oleh para sahabat dari apa yang mereka dengar, lihat, dan saksikan
merupakan pedoman. Rasullah adalah satu-satunya contoh bagi para sahabat, karena
Rasulullah memiliki sifat kesempurnaan dan keutamaan yang berbeda dengan manusia
lainnya.
Metode yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam mengajarkan
Hadist kepada para sahabat sebagai berikut:

01 02
Para sahabat berdialog Para sahabat menyaksikan
langsung dengan perbuatan dan ketetapan
Rasulullah SAW Rasulullah SAW

03 04
Para sahabat Para sahabat menyaksikan
mendengarkan perkataan perbuatan sesama sahabat
sesama sahabat yang yang diperoleh dari
diperoleh dari Rasulullah Rasullah SAW.
SAW
2
HADIST PADA MASA
SAHABAT
Nabi wafat pada tahun 11 H, kepada umatnya beliau
meninggalkan dua pegangan sebagai dasar pedoman
hidupnya, yaitu al-Qur’an dan Hadits yang harus
dipegangi bagi pengaturan seluruh aspek kehidupan
umat.
Dalam prakteknya, cara sahabat meriwayatkan
hadits ada dua, yakni:

LAFADZ ASLI MAKNA


yakni menurut lafazh yang yakni mereka meriwayatkan
mereka terima dari Nabi saw maknanya bukan dengan
yang mereka hafal benar lafazhnya karena tidak hafal
lafazhnya dari Nabi SAW. lafazhnya asli dari Nabi SAW.
KEBIJAKAN PARA SAHABAT DALAM
PERIWAYATAN HADITS
01 02 03 04

Larangan Pentingnya sikap hati Penghadiran saksi atau Masing-masing


memperbanyak hadist dalam meriwayatkan mengucapkan sumpah khalifah telah
hadist meriwayatkan hadist
Para sahabat tidak melakukan penulisan hadits secara resmi,
dengan alasan:

Agar tidak memalingkan umat dari perhatian


terhadap al-Qur’an. Perhatian sahabat masa khulafa
pertama al-Rasyidin adalah pada al-Qur’an seperti tampak
pada urusan pengumpulan dan pembukuannya
sehingga menjadi mush-haf.

Para shahabat sudah menyebar sehingga terdapat


kesulitan dalam menulis hadits. kedua
3
HADIST PADA MASA
TABI’IN
Pada masa ini muncul kekeliruan dalam periwayatan hadis dan juga muncul
hadis palsu. Faktor terjadinya kekeliruan pada masa setelah sahabat itu antara
lain:
1. Periwayat hadis adalah manusia maka tidak akan lepas dari kekeliruan
2. Terbatasnya penulisan dan kodifikasi hadis
3. Terjadinya periwayatan secara makna yang dilakukan oleh sahabat.
Pemalsuan hadis dimulai sejak masa ‘Ali Ibn Abi Thalib
bukan karena masalah politik tetapi masalah lain. Menghadapi terjadinya
pemalsuan hadis dan kekeliruan periwayatan maka para ulama mengambil
langkah sebagai berikut:
1. Melakukan seleksi dan koreksi oleh tentang nilai hadis atau para
periwayatnya
2. Hanya menerima hadis dari periwayat yang tsiqoh saja
3. Melakukan penyaringan terhadap hadis dari rowi yang tsiqah
4. Mensyaratkan tidak adanya penyimpangan periwayat yang tsiqoh pada
periwayat yang lebih tsiqah
5. Meneliti sanad untuk mengetahui hadis palsu
PERKEMBANGAN
HADIST PADA MASA
KODOFIKASI
01
HADIST PADA ABAD KE
II HIJRIYAH
Pada periode ini hadis-hadis Nabi SAW mulai ditulis dan dikumpulkan secara resmi.
‘Umar ibn ‘Abd al-Aziz, salah seorang khalifah dari dinasti Umayah yang mulai
memerintah dipenghujung abad pertama Hijriyah, merasa perlu untuk mengambil
langkah-langkah bagi penghimpunan dan penulisan hadis Nabi secara resmi, yang
selama ini berserakan didalam catatan dan hafalan para sahabat dan Tabi’in.
Dengan tersebarnya Islam, terpencarnya sahabat dan sebagian wafat, maka mulai
terasa perlunya pembukuan hadits. Hal ini menggerakkan khalifah Umar bin Abdul Aziz
(menjabat th 99H-101H) untuk memerintahkan para ulama untuk menghimpun dan
mengumpulkan hadist terutama pada Abubakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (qadhi
Madinah) dan Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab az Zuhri al-
Madani (tokoh ulama Hijaz dan Syam 124H).
KITAB YANG MASYHUR PADA SAAT ITU

Mushannaf Mushannaf
Oleh Syu'bah bin al-Hajjaj (160-H) oleh Al-Laits bin Sa'ad (175-H)

Al-Muwaththa' Mushannaf
oleh Malik bin Anas al-Madani, oleh Sufyan bin Uyainah (198-H)
Imam Darul Hijrah (179-H)

Al-Musnad al Syafi’i Al Sirat an Nabawiyah


oleh Imam asy-Syafi'i (204-H) oleh Ibn Ishaq
02
HADIST PADA ABAD KE
III HIJRIYAH
Masa Pemurnian, Penshahihan dan
penyempurnaan Kodifikasi
Para pengikut masing-masing imam berpendapat bahwa imam nya lah yang
benar, sehingga menimbulkan bentrokan pendapat yang semakin meruncing.
Pemalsuan Hadist Diantara pengikut fanatik akhirnya menciptakan hadist-hadist palsu dalam rangka
memaksakan pendapat mereka.

Dengan cara Perlawatan ke daerah-daerah, Pengklasifikasian Hadist kepada:


Marfu’ (disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw), Mawquf (disandrkan kepada
Upaya Pelestarian sahabat ), dan Maqthu’( disandarkan kepada tabi;in ),Penyeleksian kualitas
Hadist Hadist dan pengklasifikasian kepada : Shahih, Hasan, Dha’if.

Ali Ibn Madany, Abu Hatim Ar Razy, Muhammad Ibn Jarir ath Thabary,
Tokoh-tokoh Muhammad Ibn Sa’ad, Ishaq Ibn Rahawaih, Ahmad, Al Bukhari Muslim, An
Pengumpul Hadist Nasa’I, Abu Daud, At Turmudzy, Ibnu Majah, Ibnu Qutaibah Ad Dainury

Bentuk penyusunan Kitab Shahih, kitab ini hanya menghimpun hadist-hadist sahih.
Kitab hadist pada Kitab Sunan. Hadist yang sahih dan dhaif yang tidak terlalu lemah dan mungkar.
Abad ke III Hijriyah Kitab Musnad. Hadist yang disusun berdasarkan nama perawi pertama.
03
HADIST PADA ABAD KE
IV HIJRIYAH
periwayatan Hadist pada periode ini.

Periode ini dimulai pada masa Khlifah Al Muktadir sampai Khalifah Al


Muktashim. Meskipun kekuasaan Islam Pada periode ini mulai melemah dan
bahkan mengalami keruntuhan pada abad ke-7 Hijriah akibat serangan Hulaqu
Khan, Cucu dari Jengis Khan. Kegiatan para Ulama Hadist tetap berlansung
sebagaimana periode-periode sebelumnya, hanya saja hadist-hadist yang dihimpun
pada periode ini tidaklah sebanyak penghimpunan pada periode-periode
sebelumnya
BENTUK PENYUSUNAN KITAB HADIST PADA MASA PERIODE INI
Para Ulama Hadist Periode ini memperkenalkan sitem baru dalam penusunan Hadist yaitu :

Kitab Athraf
didalam kitab ini penyusunannya hanya menyebutkan sebagian matan
hadist tertentu, kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu, baik
dari sanad kitab hadist yang dikutib matannya ataupun dari kitab-kitab
lainya contohnya (Athraf Al Shahihainis, oleh Al Dimasyqi (400 H)

Kitab Mustadhrak
Kitab ini memuat matan Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari atau
Muslim, atau keduanya atau lainnya, dan selanjutnya penyusun kitab ini
meriwayatkan matan hadist tersebut dengan sanadnya sendiri, contoh
(Mustadhrak Shahih Bukhari , oleh Jurjani)

Kitab Jami’
Kitab ini menghimpun Hadist-hadist yang termuat dalam kitab-kitab
yang telah ada yaitu yang menghimpun hadsit shahih Bukhari dan
Muslim. Contohnya :Al Jami’ bayn al Shahihaini , oleh Ibn Al Furat
( Ibn Muhammad Al Humaidi (w.414 H))
Periode Mengklasifikasikan dan
Mensistematiskan Susunan Kitab-Kitab
Hadist Abad ke V sampai Sekarang
Usaha ulama ahli hadits pada abad ke V samapi sekarang
adalah ditujukan untuk mengklasifikasikan Hadits dengan
menghimpun hadits-hadits yang sejenis kandungannya atau
sejenis sifat-sifat isinya dalam satu kitab hadits. Disamping
itu mereka pada men-syarahkan dan mengikhtishar kitab-
kitab hadits yang telah disusun oleh ulama yang
mendahuluinya. seperti yang dilakukan oleh Abu 'Abdillah
al-Humaidi (448 H.)
contoh kitab-kitab hadits pada periode ini antara lain:

Sunan al-Kubra, Karya abu Muntaqa al-Akhbar, karya


Bakar Ahmad bin Husain 'Ali Majduddin al-Harrany (652 H.)
al-Baihaqy (384-458 H.)

Nailu al-Awthar, Syarah kitab Fathu al-Bari Fi Syarhi al-


Muntaqa al-Akhbar, karya al- Bukhari, Karya Ibnu Hajar
Imam Muhammad bin Ali al- al-'Asqolany (852 H.)
Syaukany (1172- 1250 H)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai