PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Qur’an dan Al-Hadits) begitu besar. Misalnya untuk Al-Qur’an, nabi saw
menyuruh para sahabat menghafal dan meluisnya, serta secara resmi mengangkat
penulis wahyu yang bertugas untuk mencatatsetiap ayat Al-Qur’an yang turun,
sehingga sepeninggal nabi saw seluruh ayat Al-Qur’an sudah tercatat walau
terkumpul dalam satu mushaf. Sedang sikap nabi terhadap hadits, beliau
memerintahkan untuk di hapal dan tabligkan tanpa menyuruh untuk mengadakan
1
Jurnal Perkembangan dan Pemeliharaan Hadits, Baso Ahmad Ghazali. 2013 hal. 134
2
Endang Soetari A, ilmu hadits. Bandung amal baktipress 1997, hal. 35
3
Al-Bukhari, Matn al-Bukhari bi Hasyiyah al-Sindi, Semarang : Taha Putra, hal. 24
penulisan resmi sebagaimana halnya Al-Qur’an. Hal ini disebabkan adanya
kekhawatiran akan bercampurnya ayat-ayat Al-Qur’an dengan Hadits. 4
2.2 Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Hadits pada Masa Abad Ke - 2 Hijriah
Periode ini disebutmasa penulisan dan pendewanan/pembukuan hadits.
Pada periode ini sistem pembukuan yang disusun dalam dewan-dewan hadits
mencakup hadits-hadits rasul, fatwa-fatwa sahabat dan tabi’in. Dengan demikian,
4
Endang soetarti AD, ilmu hadits bandung amal baktipress, 1997, hal. 36
5
Muhammad Abu Zahwi, Sejarah Perkembangan Hadits, hal. 53
6
Muhammad Mustafa Azami, Studies in Hadith Methodology and Litrature, 1997, hal. 9
kitab hadits belum diklasifikasikan atau dikelompokkan berdasarkan judul dan
belum dipisahkan antara yang berkualitas shohih, hasan dan dhoif. 7
Melihat keadaan tersebut, khalifah Umar bin Abdul Azis yang berkuasa
pada waktu itu yang dipelopori oleh dua ulama besar yaitu Abu Bakar dan Ibnu
Hazm dan Muhammad Muslim ibnu Syihab Al-Zuhri.
Selanjutnya setelah masa ini, para ulama dikenal sangat aktif melakukan
pembukuan hadits baik yang berada di Mekah, Madinah maupun di daerah-daerah
islam lainnya. Diantara kitab-kitab dewan hadits yang disusun pada abad II H.
Yaitu : 1) AlMuwaththa disusun oleh Iman Malik, 2) Musnad Al-Syafi’i disusun
oieh Imam Syafi’i, 3) Mukhtalif Al- Hadits disusun oleh Imam Syafi’i, 4) Al-Sirat
Al-Nabawiyah disusun oleh Ibnu Ishaq.
2.3 Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Hadits pada Masa Setelah Abad Ke-2
Hijriah
7
Imam abi abdillah muhammad ibn ismail albukhari, juz I
8
Abi daud al-sajistany, sunan abi daud, juz II, hal.36
penyusunan yang dipakai adalah tashnid, yakni menyusun hadits dalam kitab-
kitab berdasrkan nama sahabat perawi. Namun sistem ini kelemahannya adalah
sulit untuk mengetahui hukum-hukum syara’ sebab hadits–hadits tersebut
dikumpul dalam kitab tidak berdasarkan satu topik bahasan.9
a. Kitab shahih, yakni kitab yang disusun hanya berisikan hadits shahih saja.
9
T.M. Hashbi ash sidiqqiy, sejarah dan pengantar ilmu hadits, hal.61
b. Kitab sunan, yakni kitab yang tidak memasukkan hadits-hadits mungkar dan
sederajatnya, sedang hadits dha‟if yang tidak mungkar dan tidak sangat
lemah tetap dimasukkan kedalam sunan disertai keterangan ke dhai‟fannya.
1. kitab atraf
2. kitab mustakhra
3. kitab mustadrak
4. kitab jami
Periode ini dibagi menjadi dua fase, yaitu : pertama pada masa Rasulullah
SAW; dan kedua , masa sahabat dan tabiin
Pada abad ke-II hijriah telah banyak melahirkan para Imam Mujtahid di
berbagai bidang, diantaranya dibidang Fiqih dan Ilmu Kalam. Meskipun dalam
beberapa hal mereka berbeda pendapat, akan tetapi mereka saling merhormati.
Akan tetapi memasuki abad ke-3 Hijriah , para pengikut masing-masing imam
berpendapat bahwa imam nya lah yang benar, sehingga menimbulkan bentrokan
pendapat yang semakin meruncing. Diantara pengikut fanatik akhirnya
menciptakan hadist-hadist palsu dalam rangka memaksakan pendapat mereka.
Dan setelah Khalifah Al Ma’mun berkuasa mendukung golongan
Mu’tazilah. Perbedaan pendapat tentang kemakhlukan Al Qur’an dan siapa yang
tidak sependapat akan dipenjara dan disiksa, salah satu Imam yaitu Imam Ahmad
Bin Hambal yang tidak mengakuinya. Setelah pemerintahan Al Muwakkil, maka
barulah keadaan berubah positif bagi ulama.
Upaya Pelestarian Hadist.
Diantara kegiatan yang dilakukan oleh para ulama Hadist dalam rangka
memelihara kemurnian Hadist Rasulullah SAW adalah :
Perlawatan ke daerah-daerah Pengklsifikasian Hadist kepada:Marfu’ (disandarkan
kepada Nabi Muhammad Saw), Mawquf (disandrkan kepada sahabat ), dan
Maqthu’( disandarkan kepada tabi;in ). Penyeleksian kualitas Hadist dan
pengklasifikasian kepada : Shahih, Hasan, Dha’if.
Tokoh-tokoh Pengumpul Hadist
Diantara tokoh-tokoh Hadist yang lahir pada masa ini adalah :Ali Ibn
Madany, Abu Hatim Ar Razy, Muhammad Ibn Jarir ath Thabary, Muhammad Ibn
Sa’ad, Ishaq Ibn Rahawaih, Ahmad, Al Bukhari Muslim, An Nasa’I, Abu Daud,
At Turmudzy, Ibnu Majah, Ibnu Qutaibah Ad Dainury Bentuk penyusunan Kitab
hadist pada Abad ke III Hijriyah Kitab Shahih, kitab ini hanya menghimpun
hadist-hadist sahih,sedangkan yang tidak shahih tidak dimasukkan
kedalamnya.Penyusunannya berbentuk Mushannaf, Yaitu penyajian berdasarkan
bab masalah tertentu. Hadist yang dihimpun menyangkut masalah fiqh ,aqidah
,akhlak ,sejarah dan tafsir .Contoh : sahih Muslim dan sahih Bukhari. Kitab
Sunan. Didalam kitab ini dijumpai hadist yang sahih dan juga hadit dhaif yang
tidak terlalu lemah dan mungkar.Terhadap hadist dhaif dijelaskan sebab
kedhaifannya. Bentuk penyusunannya berbentuk Mushannaf dan hadistnya
terbatas hanya pada masalah fiqh . Contoh : Sunan Abu Dawud, Sunan at
Turmidzi, Sunan al Nasai, Sunan Ibn Majah dan Sunan al Darimi.
Kitab Musnad. Didalam kitab ini hadist disususn berdasrkan nama perawi
pertama. Urutan nama perawi pertama ada yang berdasrkan nabi kabilah seperti
bani hasyim dsb. Ada juga yang berdasarkan nama sahabat berdasrkan urutan
waktu memeluk Islam,dan ada yang berdasarkan hijaiyah dll. Contoh : Musnad
Ahmad ibn Hanbal, Musnad Abu qasim Albaghawi, dan musnab ustman ibn abi
syaibah.
2.7 Hadist pada abad ke-IV sampai ke-V (Masa Pemeliharaan,
Penertiban, Penambahan, dan Penghimpunan).
a). Kitab Athraf, didalam kitab ini penyusunannya hanya menyebutkan sebagian
matan hadist tertentu, kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu,
baik dari sanad kitab hadist yang dikutib matannya ataupun dari kitab-kitab
lainya contohnya :
b). Kitab Mustadhrak, Kitab ini memuat matan Hadist yang diriwayatkan oleh
Bukhari atau Muslim, atau keduanya atau lainnya, dan selanjutnya penyusun
kitab ini meriwayatkan matan hadist tersebut dengan sanadnya sendiri,
conntoh :
1. Mustadhrak Shahih Bukhari , oleh Jurjani
2. Mustadhrak Shahih Muslim, oleh Abu Awanah (316 H)
3. Mustadhrak Bukhari Muslim, oleh Abu bakar Ibn Abdan al Sirazi (w.388 H)
c). Kitab Mustadhrak, Kitab ini menghimpun hadist-hadist yang memiliki syarat-syarat
Bukhari dan Muslim atau yang memiliki salah satu dari keduanya, contoh :
1. Al Mustdhrak oleh Al Hakim ( 321-405 H)
2. Al Ilzamat , oleh Al Daruquthni (306-385 H)
d). Kitab Jami’, Kitab ini menghimpun Hadist-hadist yang termuat dalam kitab-
kitab yang telah ada yaitu yang menghimpun hadsit shahih Bukhari dan
Muslim. Contohnya :Al Jami’ bayn al Shahihaini , oleh Ibn Al Furat ( Ibn
Muhammad Al Humaidi (w.414 H)).,Al Jami’ bayn al Shahihaini, oleh
Muhammad Ibn Nashir al Humaidi (488 H),Al Jami’ bayan al Shahihaini,
oleh Al Baqhawi (516 H)
2.8 Periode Mengklasifikasikan dan Mensistematiskan Susunan Kitab-Kitab
Hadist Abad ke V sampai Sekarang
Usaha ulama ahli hadits pada abad ke V samapi sekarang adalah ditujukan
untuk mengklasifikasikan Hadits dengan menghimpun hadits-hadits yang sejenis
kandungannya atau sejenis sifat-sifat isinya dalam satu kitab hadits. Disamping itu
mereka pada men-syarahkan dan mengikhtishar kitab-kitab hadits yang telah
disusun oleh ulama yang mendahuluinya. seperti yang dilakukan oleh Abu
'Abdillah al-Humaidi (448 H.) adapun contoh kitab-kitab hadits pada periode ini
antara lain :
1. Sunan al-Kubra, Karya abu Bakar Ahmad bin Husain 'Ali al-Baihaqy (384-
458 H.)
2. Muntaqa al-Akhbar, karya Majduddin al-Harrany (652 H.)
3. Fathu al-Bari Fi Syarhi al-Bukhari, Karya Ibnu Hajar al-'Asqolany (852 H.).
4. Nailu al-Awthar, Syarah kitab Muntaqa al-Akhbar, karya al-Imam
Muhammad bin Ali al-Syaukany (1172- 1250 H.)
5. Hadits dimasa abad V H sampai sekarang hanya ada sedikit tambahan dan
modifikasi kitab-kitab terdahulu. Sehingga karya-karya ulama hadits abad
kelima lebih luas, simple dan sistematis. Diantara mereka adalah :
6. Abu Abdillah al-Humaidi tahun 448 H beliau mengumpulkan 2 kitab sahih
sesuai urutan sanad.
7. Abu Sa’adah Mubarak bin al-‘Asyir tahun 606 H beliau mengumpulkan
enam kitab hadis dengan urutan bab.
8. Nuruddin Ali al-Haitami beliau melengakapi 6 kitab dengan karangan-
karangan lain ( selain kutub al-sittah ).
9. Al-Suyuthi tahun 911 H beliau menulis kitab yang berjudul al-Jami al-Kabir
Dan muncul pula Kitab-kitab hadits targhib dan tarhib, seperti :
1. Al-Targhib wa al-Tarhib, karya al-Imam Zakiyuddin Abdul ‘Adzim al-
Mundziry (656 H.)
2. Dalailu al-falihin, karya al-Imam Muhammad Ibnu ‘Allan al-Shiddiqy (1057
H.) sebagai kitab syarah Riyadu al-Shalihin, karya al-Imam Muhyiddin abi
zakaria al-Nawawawi (676 H.)
3. Pada periode ini para ulama juga menciptakan kamus hadits untuk mencari
pentakhrij suatu hadits atau untuk mengetahui dari kitab hadits apa suatu
hadits didapatkan, misalnya :
4. al-Jami’u al-Shaghir fi Ahaditsi al-Basyiri al-Nadzir , karya al-Imam
Jalaluddin al-Suyuthy (849-911 H.)
5. Dakhairu al-Mawarits fi Dalalati ‘Ala Mawadhi’i al-Ahadits, karya al-Imam
al-‘Allamah al-Sayyid Abdul Ghani al-Maqdisy al-Nabulisy.
6. Al-Mu'jamu al-Mufahras Li al-Alfadzi al-Haditsi al-Nabawy, Karya Dr. A.J.
Winsinc dan Dr. J.F. Mensing.
7. Miftahu al-Kunuzi al-Sunnah, Karya Dr. A.J. Winsinc.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tradisi menulis dan mencatat hadits telah terjadi pada masa nabi. Para
sahabat menerima hadits dari majelis Nabi dan mencatat dari apa yang dikatakan
oleh nabi. Selain itu pada masa nabi, materi hadits yang mereka catatt masih
terbatas, hal ini disebabkan sedikitnya jumlah sahabat yang pandai menulis, di
samping perhatian mereka masih banyak yang bertumpu pada pemeliharaan al-
Qur’an, sehingga catatan-catatan hadits masih tersebar pada sahifah sahabat.
DAFTAR PUSTAKA
Soetari, Endang.1997. Ilmu Hadis, Bandung Amal Baktipress Zain, Lukman.
Jurnal Sejarah Hadis pada Masa Permulaan dan Penghimpunannya Al-
Bukhari. Matn al-Bukhari bi Hasyiyah al-Sindi. Semarang. Taha Putra
Ghazali, Baso.2013.Jurnal Perkembangan dan Pemeliharaan Hadits Ismail,
Syuhudi.1998. Kaedah Kesahehan Sanad Hadis. Bulan Bintang Ghoffar
Abdul. 2007. Pengantar Sejarah Tadwin (Pengumpulan) Hadits edisi
Terjemahan