Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH

Ide penghimpunan hadis nabi secara tertulis pertama


kali dikemukakan oleh Umar Ibn Al-Khatab (w. 23
H/644 M.) untuk merealisasikan idenya itu,Umar
bermusyawarah dengan para sahabat nabi dan
beristikharah.
PENGERTIAN

Koodifikasi hadits menurut bahasa arab al-tadwin


yang berarti codofication yaitu mengumpulkan dan
menyusun;secara istilah kodifikasi adalah penulisan
dan pembukaan hadits nabi secara resmi berdasar
perintah khalifah dengan melibatkan beberapa
personal yang ahli dalam masalah ini,bukan yang
dilakukan secara perseorangan atau untuk
kepentingan pribadi.
MASA KODIFIKASI HADIS

1.Masa kodifikasi hadis abad II Hijriah


Pada abad kedua para ulama dalam aktifitas
kodifikasi hadis tidak melakukan penyaringan dan
pemisahan,mereka tidak membukukan hadis-hadis
saja,tetapi fatwa sahabat dan tabi’in juga
dimasukkan ke dalam kitab-kitab mereka.
Pada abad kedua ini ulama yang berhasil menyusun
kitab tadwin dan sampai pada kita yaitu milik ibnu
anas (93-179 H) yang menyusun kitab al
muwaththa.
• 2. Kodifikasi hadist abad III Hijriah
berbeda dengan abad sebelumnya, abad ketiga
hijriah ini merupakan masa penyaringan dan
pemisahan antara sabda rasulullah dengan fatwa
sahabat dan tabi’in.
banyak kitab-kitab musnad yang di tulis pada
penghujung abad II dan awal abad III hijriyah
diantaranya kitab-kitab yang di tulis oleh Abu daud
Sulaiman ibnu jarut al thayalisi (w. 204 H),Abu
bakar abdullah ibn jubair al-humaydi (w. 219 H)
3. Kodifikasi hadist pada abad IV-VII Hijriah

Kalau abad pertama, kedua, dan ketiga,


hadist berturut-turut mengalami masa
periwayatan, penulisan,pembukuan serta
penyaringan dari fatwa-fatwa sahabat dan
tabi’in.
Berikut adalah penyusunan kitab yang
berbentuk jawami, takhrij, athraf, syarah, dan
mukhtashar.
4.Kodifikasi hadist abad ketujuh hijriah sampai
sekarang
Menerbitkan isi kitab-kitab hadist,
penyaringan, dan menyusun kitab-kitab
takhrij,membuat kitab jami’ yang umum, kitab
yang mengumpulkan hadist hukum men-takhrij
hadist yang terkenal di masyarakat.
tidak hanya pada abad keempat, pada abad
ketujuh di susun pula kitab jami’yaitu;al jami’
bayn al-shahihayn karya muhammad ibn ahmad
al-qhurtubi, yang di kenal ibnu hujjah.
Faktor-faktor pendorong kodifikasi
hadist
• Faktor internal
1. Pentingnya menjaga autentisitas dan eksitensi hadis.
2. Semangat untuk menjaga hadist, sebagai salah satu warisan nabi
yang sangat berharga.
3. Semangat keilmuan yang tertanam di kalangan umat islam saat itu
termasuk di dalamnya aktifitas tulis menulis periwayatan hadist.
4. Adanya kebolehan dan izin untuk menulis hadis pada saat itu.
5. Para penghafal dan periwayat hadist semakin berkurang karna
meninggal dunia baik di sebabkan peperangan maupun yang lainnya.
6.Rasa bangga dan puas ketika mampu menjaga hadist nabi dengan
menghafalnya dan kemudian meriwayatkannya.
.Faktor eksternal berupa;

1. Penyebaran islam dan semakin meluasnya


daerah kekuasaan islam, sehingga banyak
periwayat hadist yang tersebar ke beberapa
daerah.
2. Kemunculan dan meluasnya pemalsuan hadist
yang di sebabkan antara lain oleh perbedaan
politik dan aliran.
SESI PERTANYAAN

JANGAN MEMPERSULIT OKAY!!!

Anda mungkin juga menyukai