Anda di halaman 1dari 3

Hadis Pada Abad Ke II Hijriyah

Pada periode ini hadis-hadis Nabi SAW mulai ditulis dan dikumpulkan secara resmi. Umar ibn Abd
al-Aziz, salah seorang khalifah dari dinasti Umayah yang mulai memerintah dipenghujung abad pertama
Hijriyah, merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah bagi penghimpunan dan penulisan hadis Nabi
secara resmi, yang selama ini berserakan didalam catatan dan hafalan para sahabat dan Tabiin.

Terdapat beberapa Faktor-faktor yang mendorong pengumpulan dan pengkodifikasian hadist pada
periode ini diantaranya adalah :

I. tidak adanya lagi penghalang untuk menuliskan dan membukukan hadist, yaitu
kekahawatiran bercampurnya hadist dengan Alquran . Karena Alquran ketika itu telah dibukukan dan
disebarluaskan

II. munculnya kekhawtiran akan hilang dan lenyapnya hadist karena banyaknya para sahabat
yang meninggal dunia akibat usia lanjut dan karena seringnya terjadi peperangan.

III. Semakain maraknya kegiatan pemalsuan hadist yang dilatarbelakangi oleh perpecahan politik
dan perbedaan mazhab di kalangan umat islam.

IV. Semakin luasnya daerah kekuasaan Islam disertai dengan semakin banyak dan kompleksnya
permasalahan yang dihadapi umat Islam.

Dengan tersebarnya Islam, terpencarnya sahabat dan sebagian wafat, maka mulai terasa perlunya
pembukuan hadits. Hal ini menggerakkan khalifah Umar bin Abdul Aziz (menjabat th 99H-101H) untuk
memerintahkan para ulama untuk menghimpun dan mengumpulkan hadist terutama pada Abubakar bin
Muhammad bin Amr bin Hazm (qadhi Madinah) dan Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah
bin Syihab az Zuhri al-Madani (tokoh ulama Hijaz dan Syam 124H).

Setelah kedua tokoh ini maka mulailah banyak yang mengikuti mereka seperti Ibnu Juraij (150-H) dan
Ibnu Ishaq (151-H) di Makkah; Ma'mar (153-H) di Yaman; al-Auza'i (156-H) di Syam; Malik (179-H), Abu
Arubah (156-H) dan Hammah bin Salamah (176-H) di Madinah; Sufyan ats-Tsauri (161-H) di Kufah;
AbduLLAH bin Mubarak (181-H) di Khurasan; Husyaim (188-H) di Wasith; Jarir bin abdul Hamid (188-H) di
Ray,dan Abdullah ibn Wahab (125 H ) di Mesir.

Kitab yang mahsyur pada saat itu adalah :

Mushannaf oleh Syu'bah bin al-Hajjaj (160-H)

Mushannaf oleh Al-Laits bin Sa'ad (175-H)

Al-Muwaththa' oleh Malik bin Anas al-Madani, Imam Darul Hijrah (179-H).

Mushannaf oleh Sufyan bin Uyainah (198-H)

Al-Musnad al Syafii oleh Imam asy-Syafi'i (204-H)


Al Sirat an Nabawiyah oleh Ibn Ishaq.

Hadist Pada Masa Ke-III Hijriah (Masa Pemurnian, Penshahihan dan penyempurnaan Kodifikasi.)

Periode ini berlangsung pada masa Pemerintahan Khalifah Al Mamun sampai pada awalpemerintahan
khalifah Al-Muqtadir dari kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Pada masa ini ulama memusatkan perhatian
mereka pada pemeliharaan keberadaan dan terutama kemurnian Hadist Nabi SAW, sebagai antisipasi
mereka terhadap pemalsuan Hadist yang semakin marak.

I. Kegiatan Pemalsuan Hadist

Pada abad ke-II hijriah telah banyak melahirkan para Imam Mujtahid di berbagai bidang, diantaranya
dibidang Fiqih dan Ilmu Kalam. Meskipun dalam beberapa hal mereka berbeda pendapat, akan tetapi
mereka saling merhormati. Akan tetapi memasuki abad ke-3 Hijriah , para pengikut masing-masing imam
berpendapat bahwa imam nya lah yang benar, sehingga menimbulkan bentrokan pendapat yang
semakin meruncing. Diantara pengikut fanatik akhirnya menciptakan hadist-hadist palsu dalam rangka
memaksakan pendapat mereka.

Dan setelah Khalifah Al Mamun berkuasa mendukung golongan Mutazilah. Perbedaan pendapat
tentang kemakhlukan Al Quran dan siapa yang tidak sependapat akan dipenjara dan disiksa, salah satu
Imam yaitu Imam Ahmad Bin Hambal yang tidak mengakuinya. Setelah pemerintahan Al Muwakkil, maka
barulah keadaan berubah positif bagi ulama.

II. Upaya Pelestarian Hadist.

Diantara kegiatan yang dilakukan oleh para ulama Hadist dalam rangka memelihara kemurnian Hadist
Rasulullah SAW adalah :

v Perlawatan ke daerah-daerah

v Pengklsifikasian Hadist kepada : Marfu (disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw), Mawquf
(disandrkan kepada sahabat ), dan Maqthu( disandarkan kepada tabi;in ).

v Penyeleksian kualitas Hadist dan pengklasifikasian kepada : Shahih, Hasan, Dhaif.

III. Tokoh-tokoh Pengumpul Hadist

Diantara tokoh-tokoh Hadist yang lahir pada masa ini adalah :Ali Ibn Madany, Abu Hatim Ar Razy,
Muhammad Ibn Jarir ath Thabary, Muhammad Ibn Saad, Ishaq Ibn Rahawaih, Ahmad, Al Bukhari
Muslim, An NasaI, Abu Daud, At Turmudzy, Ibnu Majah, Ibnu Qutaibah Ad Dainury

IV. Bentuk penyusunan Kitab hadist pada Abad ke III Hijriyah

Kitab Shahih, kitab ini hanya menghimpun hadist-hadist sahih,sedangkan yang tidak shahih tidak
dimasukkan kedalamnya.Penyusunannya berbentuk Mushannaf, Yaitu penyajian berdasarkan bab
masalah tertentu. Hadist yang dihimpun menyangkut masalah fiqh ,aqidah ,akhlak ,sejarah dan tafsir
.Contoh : sahih Muslim dan sahih Bukhari.

Kitab Sunan. Didalam kitab ini dijumpai hadist yang sahih dan juga hadit dhaif yang tidak terlalu
lemah dan mungkar.Terhadap hadist dhaif dijelaskan sebab kedhaifannya. Bentuk penyusunannya
berbentuk Mushannaf dan hadistnya terbatas hanya pada masalah fiqh . Contoh : Sunan Abu Dawud,
Sunan at Turmidzi, Sunan al Nasai, Sunan Ibn Majah dan Sunan al Darimi.

Kitab Musnad. Didalam kitab ini hadist disususn berdasrkan nama perawi pertama. Urutan nama
perawi pertama ada yang berdasrkan nabi kabilah seperti bani hasyim dsb. Ada juga yang berdasarkan
nama sahabat berdasrkan urutan waktu memeluk Islam,dan ada yang berdasarkan hijaiyah dll. Contoh :
Musnad Ahmad ibn Hanbal, Musnad Abu qasim Albaghawi, dan musnab ustman ibn abi syaibah.

Anda mungkin juga menyukai