MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu pada Mata Kuliah
Aliran-aliran Islam 2
DOSEN PENGAMPU
Daden Robi Rahman, M. Ud
Oleh:
KISTI ZIAULHAQ
NIM: 202101010
0
KATA PENGANTAR
nikmat iman, islam, dan kesehatan. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah
Wasallam.
Alhamdulillah, atas izin Allah penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang
masih jauh sekali dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati, penulis
menerima kritik serta saran yang membangun. Penulis berharap makalah ini dapat
pembaca.
Kisti Ziaulhaq
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Syi‟ah masuk ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan Islam ke
Nusantara melalui jalur perdagangan dan dakwah menggunakan strategi taqiyah.
Setelah terjadi Revolusi Islam Iran tahun 1979 baru kemudian menggunakan
gerakan yang bersifat intelektual. Setelah kehadiran alumnus Qum gerakan Syi‟ah
mulai mengembangkan Fiqh Syi‟ah sehingga muncullah lembaga-lembaga Syi‟ah.
1
Moh. Hasim, Syiah: Sejarah Timbul dan Perkembangannya di Indonesia,Jurnal Analisa Vol. 19
No. 02 Juli-Desember 2012, hlm. 154.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada Latar Belakang Masalah yang telah penulis paparkan di
atas, penulis membuat beberapa perumusan masalah yang akan dibahas kemudian
adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan karya tulis
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Syi‟ah Ijabi.
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Syi‟ah Ijabi.
3. Untuk mengetahui tujuan berdirinya Syi‟ah Ijabi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syi’ah Ijabi
Menurut bahasa, Syi‟ah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendukung
atau pembela. Al-Fairuz Abadi menjelaskan bahwa Syi‟ah seseorang merupakan
pengikut dan pendukungnya.2 Secara terminologis, Syiah adalah “suatu kelompok
teologis yang mengikuti „Ali dan mengutamakannya dari para sahabat Rasul
lainnya.”
Ijabi merupakan kepanjangan dari Ikatan Jama‟ah Ahlul Bait Indonesia yang
selanjutnya akan disebut dengan Ijabi. Memahami makna Ahl al-Bayt dapat dikaji
secara kebahasaan. Kata Ahl dan Ahl al-Bait dalam pengertian leksikal berarti
penghuni rumah atau keluarga yang mencakup istri dan anak-anak. Dalam tradisi
umat Islam, istilah tersebut merujuk kepada keluarga Nabi Muhammad SAW.
Kaum Syi‟ah khususnya mazhab Imamiyah Itsna „Asyariyah menafsirkan bahwa
Ahl al-Bayt adalah “anggota rumah tangga” Muhammad, yang terdiri dari Nabi
Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az Zahra, Hasan bin Ali, dan
Husain bin Ali. Kaum Syi‟ah percaya bahwa yang dimaksud dengan Ahl al-Bayt
yang disucikan sesuai dengan ayat tathîr (penyucian) (QS. Al-Ahzab [33]:33),
adalah mereka yang termasuk dalam ahl al kisa (atau yang berada dalam satu
selimut) dan keturunan mereka, yaitu Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan
Husain serta sembilan imam berikutnya yang merupakan keturunan dari Husain.
Pemahaman tentang silsilah ini tentu meniadakan keluarga Nabi Muhammad
SAW dalam arti luas, meliputi istri-istri dan cucu-cucunya.3
Jalaluddin Rahmat sebagai pendiri aliran Ijabi memilih nama Ahl al-Bayt
untuk menyebutkan himpunan para pengamal ajaran Syiah di Indonesia. Pilihan
pada kata Ahl al-Bayt bukan tanpa alasan karena dalam konteks Indonesia,
2
Ahmad Atabik, Melacak Historisn Syi’ah, Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, Vol. 3, No.
2, Desember 2015, hlm. 327.
3
Dede Syarif, Mengatasi Intoleransi Beragama: Sebuah Tawaran Moderasi Beragama Prspektif
Syiah, Jurnal Sosial Agama, Vol. 15, No. 2, Juli-Desember 2021, hlm. 236.
5
bahkan dunia, istilah Ahl al-Bayt lebih netral dan terbuka dibanding dengan
pengunaan istilah Syiah yang seringkali menuai respon dari publik.4
IJABI tidak bisa dipisahkan dari peran tokoh utama sang pendiri; yaitu Dr.
Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Cendekiawan muslim ini adalah sedikit -jika bukan
satu-satunya- tokoh era Gus Dur dan Cak Nur yang masih eksis hingga saat ini
dalam diskursus pemikiran Islam di tanah air karena perannya sebagai pelopor
gerakan Syiah di Indonesia. Kang Jalal lahir di Bandung pada 29 Agustus 1949
dan dibesarkan di tengah keluarga Nahdliyyin (NU). Pernah bergabung dengan
kelompok Persatuan Islam (Persis) dan selanjutnya menjadi pengurus
Muhammadiyah, bahkan sempat dididik di Darul Arqam Muhammadiyah. 5
4
Dede Syarif, , hlm. 236.
5
Nunu Ahmad An-Nahidl, Ijabi dan Pendidikan Ahlul Bait: Studi Kasus Pada Yayasan
Muthahhari Bandung, Edukasi Vol. 12, No. 1, Januari-April 2014, hlm.119.
6
pendiri Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta bersama Dr. Haidar Bagir dan Umar
Shahab, MA. 6
Salah satu hal pokok yang melatarbelakangi lahirnya Ijabi adalah mencoba
mengorganisir jama'ah Ahlul Bait di Indonesia yang ternyata jumlahnya relatif
banyak. Dengan demikian dapat dibangun jaringan kerja, prioritas kerja daerah
atau wilayah sesuai dengan kebutuhan mendesak di daerah. 9 Tujuan Ijabi seperti
yang tercantum dalam Anggaran Dasar Organisasi yaitu pertama, membangun diri
untuk hidup berjamaah dan berimamah. Kedua, mengenalkan dan menyebarkan
ajaran Islam yang diriwayatkan melalui jalur keluarga Nabi Muhammad Saw.
Ketiga, melakukan pemberdayaan masyarakat ekonomi kecil dan lemah
(mustadh‟afin). Keempat, mengembangkan kajian-kajian spiritual dan intelektual.
Kelima, menjalin dan memelihara hubungan baik dengan seluruh organisasi
Islam.10
6
https://www.majulah-ijabi.org/biografi-singkat.html
7
Nunu Ahmad An-Nahidl, hlm. 119.
8
http://hudodori.blogspot.com/2015/11/pengaruh-pemikiran-syiah-di-indonesia.html?m=1
9
Adi Cilik Pierewan, Syi'ah dan Perubahan Sosial di Indonesia Jurnal Dimensia, Vol. 1, No. 1,
Maret 2007 hlm 15
10
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Jama’ah Ahlul Baitdi Indonesia. 2000,
Muktamar 1 Ijabi di Lembang.
7
sudah lebih dulu dikenal sebagai sosok dan ikon pluralis di dunia. Kang Jalal
sangat dekat dengan Gus Dur, terutama dari sisi pemikiran dan pandangannya.
Ijabi terdaftar secara resmi pada Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan
Perlindungan Masyarakat Departemen Dalam Negeri No. 127 Tahun
2000/D.ITanggal 11 Agustus 2000.
Periode awal IJABI dipimpin Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc sebagai Ketua
Dewan Syura dan Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M.Eng sebagai Ketua Umum
Tanfidziyah. IJABI menggelar muktamar empat tahun sekali untuk memilih
kepengurusan baru. Pada Muktamar ke-IV Nopember 2012 yang digelar di TMII,
IJABI memilih Syamsuddin Baharuddin (Makassar) sebagai Ketua Tanfidziyah,
dan Adi Bunardi (Jakarta) sebagai Sekretaris untuk periode 2012-2016. Sementara
posisi Ketua Dewan Syura tetap dipegang oleh sang pendiri, Dr. Jalaluddin
Rakhmat, M.Sc. 11
Awal Berdiri ikatan Jamaah Ahlul bait Indonesia (IJABI)pada era awal
reformasi tepatnya dideklarasikan pada 1 Juli 2000 di Gedung Asia Afrika
Bandung. Berdirinya IJABI menjadi tahapan sejarah baru bagi keberadaan
penganut Syiah di tanah air terutama karena sejauh keberadaan kelompok Syiah di
Indonesia, baru ormas IJABI yang untuk pertama kalinya menampilkan diri ke
ruang publik dalam sebuah institusi keagaman dan mendapat pengakuan dari
pemerintah. Pengakuan terhadap ormas Syiah ini terjadi ditengah konteks
perubahan politik melalui Reformasi yang memberikan kesempatan pada banyak
kelompok dalam masyarakat untuk muncul ke ruang publik. Pada situasi
keterbukaan demokrasi itu, komunitas Syiah di Indonesia mendapat dukungan
dari pemerintah untuk mendeklarasikan lembaga keagamaan mereka dan diakui di
ruang publik Indonesia dengan berdirinya Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia
atau dikenal dengan IJABI.
11
Nunu Ahmad An-Nahidl, Ijabi dan Pendidikan Ahlul Bait: Studi Kasus Pada Yayasan
Muthahhari Bandung, Edukasi Vol. 12, No. 1, Januari-April 2014, hlm.119.
8
Dari semua organisasi dan lembaga Syi'ah Indonesia, Ijabi merupakan
organisasi yang paling aresif mengembangkan sayap organisasinya ke seluruh
Indonesia dengan kepengurusan sampai tingkat kecamatan. 12
D. Penyimpangan Syiah
9
9). Keyakinan inilah yang menjadi prinsip yang dipegang seluruh ulama
Islam.
a. Menyebut Abu Bakr dan Umar sebagai iblis (Abbas Rais Kermani, Kecuali
Ali. Al-Huda, 2009, hal.155-156);
10
b. Menyamakan Abu Hurairah dengan Paulus yang telah merubah teologi
Kristen (Antologi Islam; Risalah Islam Tematis dari Keluarga Nabi, Al-
Huda, 2012. Hal.648-649);
e. Dan yang dilaknat Fatimah adalah Abu Bakr dan Umar (Jalaluddin
Rakhmat. Meraih Cinta Ilahi. Depok: Pustaka IIMaN, 2008. Dalam
footnote hal.404-405 dengan mengutip riwayat kitab al-Imamah wa as-
Siyasah);
11
l. "Aisyah memprovokasi khalayak dengan me- merintahkan mereka agar
membunuh Utsman bin Affan: "Bunuhlah Na'tsal, karena ia sudah menjadi
kafir!" (Catatan: Na'tsal adalah orang tua yang pandir dan bodoh).
(Syarafudin al- Musawi, Dialog Sunnah-Syi'ah, Cet. MIZAN 1983,
hal.357).
n. "Para pemimpin itu [Aisyah, Thalhah, Zubair dan lain-lain, red.] tidak
menuntut balas atas darah Utsman, karena mereka sendiri yang ada di
balik persekongkolan itu. Mereka berpura- pura melakukan hal itu sebagai
cara menjatuh- kan kekhalifahan Imam Ali" (Antologi Islam, Al-Huda:
2012, hal.518-519).
Semua itu adalah tuduhan dusta dan fitnah yang sangat keji kepada
sahabat Nabi yang berdasarkan imajinasi dan cerita-cerita bohong, serta
bentuk penodaan terhadap agama dan sejarah Islam. Hadis dari Abu Sa‟id al-
Khudri yang artinya:
12
Ulama Syi'ah lainnya, Mirza Muhammad Taqi berkata, Selain orang Syi'ah
akan masuk neraka selama-lamanya. Meskipun semua malaikat, semua nabi,
semua syuhada dan semua shiddiq menolongnya, tetap tidak bisa keluar dari
neraka.
Menurut jumhur ulama Syi'ah, percaya kepada Imamah adalah salah satu
pokok agama, jika seseorang tidak mengimani Imamah/Wilayah Ali dan
keturunannya maka dia kafir kepada Allah. al-Kulaini menyatakan,
"Bermaksiat kepada Ali adalah kufur dan mempercayai orang lain lebih
utama dan berhak dari beliau dalam imamah adalah syirik". Al-Majlisi
menulis dalam buku- nya, "Sekte imamiyah bersepakat bahwa sungguh orang
yang mengingkari imamah salah satu dari imam kami dan menolak kewajiban
dari Allah untuk mentaatinya adalah kafir yang pasti kekal di dalam neraka".
Menurut Syi'ah, nikah mut'ah boleh bahkan akan mendapat pahala yang
besar. Ulama Syi'ah menyatakan bahwa nikah mut'ah (kawin kontrak) tidak
perlu dipedulikan apakah si wanita punya suami atau tidak. Boleh juga nikah
13
mut'ah dengan pelacur. Nuri al-Thabarsi (Ulama Syi'ah), menjelaskan bahwa
dalam nikah mut'ah boleh dengan wanita bersuami asal dia mengaku tidak
punya suami. Ulama besar Syi'ah, al-Khumaini, menjelaskan, bahwa boleh
melakukan pratek anal sex dengan istri. Bahkan menurut Khumaini, nikah
mut'ah boleh dilakukan dengan bayi yang masih menyusui.
Himbauan yang diputuskan dalam rapat kerja nasional MUI pada tahun 1984
ini adalah "Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus
Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang
"Imamah" (pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau kepada
umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar
meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang
didasarkan atas ajaran Syi'ah."14
14
Mhd. Syahnan dan Abd. Mukhsin, Perkembangan Literatur Keislaman Mazhab Syiah dan
wahabi di Indonesia, (Medan: Perdana Publishing: 2022), hlm. 39.
14
MUI Pusat juga menerbitkan buku yang berjudul Mengenal dan Mewaspadai
Penyimpangan Syiah di Indonesia. Buku ini diterbitkan oleh Gema Insani pada
tahun 2013 oleh tim khusus Komisi Fatwa dan Komisi Pengkajian MUI.15
15
Tim Penulis MUI Pusat, Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia, (Depok:
Gema Insani: 2013)
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Syi‟ah IJABI atau Ikatan Jama‟ah Ahlul Bait Indonesia merupakan ormas
Syi‟ah yang cenderung kepada kelompok Syiah Imamiyah Itsna Atsyariyah
karena dalam ikrar pelantikan pengurus IJABI antara lain mengikrarkan
kewajiban untuk taat kepada Imam 12.
2. IJABI dideklarasikan pada 1 Juli 2000 di Gedung Asia Afrika Bandung.
3. Penyimpangan Syiah diantaranya: Penyimpangan faham tentang orisinalitas
Al-Qur'an, penyimpangan faham tentang Ahlul Bait Rasul Saw dan
mengkafirkan sahabat Nabi, mengkafirkan umat Islam, dan membolehkan
nikah muth‟ah.
4. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau kepada umat Islam Indonesia
yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan
terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah
B. Saran
17
Daftar Pustaka
Atabik, Ahmad, Melacak Historisn Syi‟ah, Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi
Keagamaan, Vol. 3, No. 2, Desember 2015, hlm. 327.
Hasim,Moh, Syiah: Sejarah Timbul dan Perkembangannya di Indonesia,Jurnal
Analisa Vol. 19 No. 02 Juli-Desember 2012.
Nahidl, Nunu Ahmad An-, Ijabi dan Pendidikan Ahlul Bait: Studi Kasus Pada
Yayasan Muthahhari Bandung, Edukasi Vol. 12, No. 1, Januari-April
2014.
Pierewan, Adi Cilik, Syi'ah dan Perubahan Sosial di Indonesia, Jurnal Dimensia,
Vol. 1, No. 1, Maret 2007.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Jama’ah Ahlul Baitdi
Indonesia. 2000, Muktamar 1 Ijabi di Lembang
http://hudodori.blogspot.com/2015/11/pengaruh-pemikiran-syiah-di-
indonesia.html?m=1
https://www.majulah-ijabi.org/biografi-singkat.html
18