Anda di halaman 1dari 18

Mengenal Syiah di Indonesia

Alamsyah
Untuk Mahasiswa Perkuliahan Karakter Islam di Indonesia
Universitas Kristen Duta Wicana Jogjakarta
Rabu, 25 Oktober 2023
Pengantar
 Ajaran Islam terangkum dalam 3 ranah utama: Aqidah, Fikih, dan Akhlak.
 Dalam memahami 3 ranah itu, muncul berbagai penafsiran atas al-Qur’an dan Hadis, maka
muncullah istilah Madzhab (aliran).
Madzhab dalam Aqidah
 Asy’ariyyah
 Maturidiyyah
 Mu’tazilah
 Syiah
Madzhab dalam Fikih
 Syafi’I
 Hambali
 Hanafi
 Maliki
 Syiah
Catatan Kecil
 Syiah sendiri terpecah dalam beberapa golongan (baik dalam memahami Aqidah maupun
Fikih):
 Syiah Zaidiyyah (Mayoritas di Yaman)
 Syiah Ismailiyyah (mayoritas di Pakistan)
 Syiah Itsna ‘Asyariyah (12 Imam; Mayoritas di Iran)
Sejarah Kemunculan Syiah
 Dalam diskursus terkait hal ini, terdapat banyak ragam pendapat. Namun, saya akan
menyampaikan sebagaimana yang dipahami oleh syiah sendiri.
 Kami percaya, orang yang pertama kali menggunakan istilah syiah adalah Nabi Muhammad
saw. Syiah artinya pengikut. Dalam sebuah riwayat (yang terdapat dalam kitab-kitab sunni
maupun syiah), Rasulullah saw pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib as, terkait surat al-
Bayyinah ayat 7, “Wahai Ali, engkau dan syiah-mu adalah sebaik-baik makhluk.” Istilah syiah
sejak zaman nabi telah digunakan untuk menunjuk orang-orang yang mencintai dan mengikuti
keluarga Nabi, yakni Ali bin Abi Thalib (keponakan sekaligus menantu Nabi), Fathimah az-
Zahra, dan kedua putra mereka (cucu Nabi saw); Hasan dan Husain.
 Meski demikian, syiah menjadi mapan sebagai madzhab (baik dalam Aqidah maupun Fikih) di
zaman Imam ke 6, Imam Ja’far ash-Shadiq as. Di masa itu, pendapat-pendapat aqidah dan fikih
syiah telah terbentuk secara sistematis dan mampu bersaing dengan ragam pandangan yang ada
dalam Islam.
 Perkembangan syiah di dalam dunia Islam lebih sering dibarengi dengan berbagai kekerasan
dan penindasan. Para imam syiah, seluruhnya dibunuh dan hidup dalam penjagaan ketat para
penguasa dari dinasti Umawiyah maupun Abbasiyah. Intimidasi, tekanan, dan persekusi bahkan
masih dirasakan umat Islam syiah hingga saat ini.
Perbedaan antara Syiah dan Sunni
 Sebelum menjelaskan ajaran khas syiah, kita perlu ketahui dahulu perbedaan antara syiah dan
ahlussunnah wal jamaah (sunni), sebagai madzhab mayoritas umat Islam di Indonesia.
 Perbedaan mendasar adalah tentang kepemimpinan pasca Nabi Muhammad saw. Sunni
meyakini bahwa Rasulullah saw tidak menunjuk pengggantinya secara tegas, sehingga
permasalahan khilafah (wakil Nabi) ditentukan oleh umat Islam sendiri. Sejarah juga mencatat
bahwa tepat di hari wafatnya Nabi, sebagian sahabat berkumpul di balairung Bani Sa’idah
untuk memilih dan menunjuk Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Adapun syiah dengan tegas
menolak pendapat ini.
 Bagi syiah, Nabi saw telah menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya secara berulang
kali. Puncaknya adalah peristiwa Ghadir Khum (yang diakui seluruh ulama Islam, apapun
madzhabnya). Sepulangnya Nabi dan umat Islam dari Haji Wada’ (Haji perpisahan), Nabi saw
mengumpulkan seluruh umat Islam waktu itu, baik laki-laki maupun perempuan, untuk
menyampaikan sebuah berita penting. Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menjadikan aku
sebagai pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.” Selepas khutbah Nabi, para sahabat
berbondong-bondong membai’at (sumpah setia) Ali bin Abi Thalib. Bagi Syiah, para sahabat
mengingkari bai’at mereka sendiri dengan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah pertama.
 Permasalahan ini tampak politis. Namun, bagi Syiah, ke-politis-an permasalahan ini bukanlah
hal yang utama dan pokok. Permasalahan utama adalah soal legalitas dan otoritas. Syiah
meyakini, sebagaimana para nabi itu dipilih langsung oleh Tuhan, maka para wakil dan penerus
Nabi pun haruslah dipilih secara langsung oleh Tuhan. Permasalahan otoritas dan legalitas ini
bersumber dari Tauhid; bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, Pengatur, Pembimbing, dan
Pembuat hukum di dunia ini. Segala sesuatu harus berdasarkan perintah Allah, tidak terkecuali
pembahasan khilafah.
Ajaran-ajaran Syiah
 Dalam Aqidah, ajaran syiah diformulasikan dengan istilah Ushuluddin (dasar-dasar agama).
Ushuluddin, bagi Syiah, ada 5:
 Tauhid (Keesaan Tuhan)
 ‘Adl (Keadilan Tuhan)
 Nubuwwah (kenabian)
 Imamah (Ke-imam-an; kepemimpinan pasca Nabi)
 Ma’ad (Hari Akhir)
 Dalam Fikih, ajaran Syiah diformulasikan dengan istilah furu’Uddin (cabang-cabang agama).
Furu’ddin ada 10, seperti salat, puasa, zakat, haji, dll.
Syiah di Indonesia
 Terdapat berbagai teori tentang masuknya Islam di Indonesia. Salah satu teori yang hampir
mustahil dikesampingkan adalah bahwa aliran pertama yang masuk ke Indonesia adalah Islam
Syiah. Berbagai tradisi yang ada di Nusantara memperkuat teori ini. kerajaan Peurlak di Aceh
disebut-sebut sebagai kerajaan Islam Syiah pertama di Indonesia.
 Namun, seiring waktu, pengaruh Syiah yang bernuansa tasawuf, perlahan tergantikan dengan
ajaran Islam Sunni yang kemudian menjadi mayoritas hingga saat ini.
 Syiah kembali dikenal dan dianut di Indonesia berkat revolusi Islam di Iran, tahun 1979. Di
masa-masa itu, para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia tertarik untuk mempelajari
revolusi Islam, sehingga mereka belajar di pusat studi Syiah (pesantren; dalam bahasa Iran
disebut Hauzah Ilmiyyah). Selepas mereka pulang, mereka mulai menyebarkan pemahaman-
pemahaman syiah. Di antara tokoh-tokoh pertama syiah di Indonesia adalah Jalaluddin Rakhmat.
 Mayoritas Syiah di Indonesia adalah Syiah 12 Imam.
Berbagai Dinamika Syiah di Indonesia
 Polemik MUI: Pada tahun 2013 sebuah buku berjudul Mengenal dan Mewaspadai
Penyimpangan Syiah di Indonesia dikeluarkan oleh ‘MUI PUSAT’. Salah satu penulis dalam
buku ini adalah Bapak Wakil Presiden kita yang sekarang. Meski pada akhirnya, terklarifikasi
bahwa buku itu tidak mewakili pandangan MUI Pusat. MUI tetap tidak menganggap bahwa
syiah itu sesat. Meski demikian, terdapat banyak sekali gerakan yang menyesatkan, menuduh,
bahkan sampai mempersekusi umat Islam Syiah di Indonesia. Salah satu organisasi yang aktif
menentang Syiah adalah Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) yang izinnya tidak lagi
diperpanjang pemerintah baru-baru ini.
Kasus Sampang
 Pada tahun 2011, pernah terjadi penyerangan terhadap komunitas Syiah di Sampang, Madura.
Pada tahun 2012, penyerangan itu terulang, bahkan sampai menelan 1 korban jiwa, 4 kritis, dan
puluhan rumah (bahkan sapi milik warga syiah) terbakar. Singkat cerita, pada awal tahun ini,
warga Syiah sampan kembali dibaiat menjadi Sunni dan diperkenankan kembali ke rumah
(Setelah bertahun-tahun mengungsi ke Sidoarjo).
Syiah di Jepara sebagai Anomali
 Meski di berbagai tempat umat Islam Syiah mendapatkan, minimal, perlakuan tidak
menyenangkan dari umat Islam lainnya, di Jepara justru terjalin toleransi yang sangat kuat.
Hingga Maulid Nabi baru-baru ini, sunni dan syiah Jepara terus bersinergi, mengadakan acara-
acara keagamaan bersama-sama, dan hidup rukun sebagai tetangga dan keluarga.
 Dua sisi ini menunjukkan bahwa meski ada permasalahan serius terkait intoleransi di Indonesia,
masih ada harapan bagi toleransi yang tidak mustahil untuk diraih.
Berbagai Tuduhan
Pengalaman Pribadi
 Pembubaran acara Asyura’ tahun 2013 di Jakarta
 Mesti seringkali bertaqiyah
 Aktif di ormas

Anda mungkin juga menyukai