NIM : 23/23/512183/SP/31207
Fakultas/Jurusan : ISIPOL/ Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan.
Syiah
A. Sejarah
Syiah merupakan aliran atau mahzab dalam Islam.Syiah menurut bahasa artinya pembela
atau pendukung. Syi’ah dari segi bahasa (etimologi) berarti pengikut, pecinta, pembela,
yang ditujukan kepada ide, individu atau kelompok tertentu (Shihab, 2007).Syiah dalam
arti kata lain dapat disandingkan juga dengan kata Tasyayu’ yang berarti patuh atau
menaati secara agama dan mengangkat kepada orang yang ditaati dengan penuh
keikhlasan tanpa keraguan.
Syiah Ali adalah pendukung dan pembela Ali, sementara Syi'ah Mu'awiah adalah
pendukung Mu'awiyah. Pada zaman Abu Bakar, Umar dan Utsman kata Syiah dalam arti
nama kelompok orang Islam belum dikenal. Pada saat pemilihan khalifah ketiga setelah
terbunuhnya Abu Bakar, ada yang mendukung Ali, namun setelah umat Islam
memutuskan untuk memilih Utsman bin Affan, maka orang-orang yang tadinya
mendukun Ali, akhirnya berbaiat kepada Utsman termasuk Ali. Ketika timbul pertikaian
dan peperangan antara Ali dan Mu'awiyah, barulah kata Syi'ah muncul sebagai nama
kelompok umat Islam, tetapi bukan hanya pendukung Ali yang disebut Syi'a. Namun,
pendukung Mu'awiyah pun disebut dengan Syi'ah, terdapat Syi'ah Ali dan Syi'ah
Muawiyah. Nama ini didapatkan dalam naskah perjanjian Tahkim, di situ diterangkan
bahwa apabila orang yang ditentukan dalam pelaksanaan tahkim itu berhalangan, maka
disi dengan orang yang Syi'ah masing-masing dua kelompok.
Kemunculan Syiah berawal dari sebutan yang ditujukan kepada pengikut Ali yang
merupakan pemimpin al-bait pada masa hidup nabi. Akar permasalah umat Islam,
termasuk munculnya madzhab Syiah bermula dari perselisihan mereka terkait siapa yang
paling layak menjadi pemimpin setelah Rasulullah Saw. wafat. Sebab, Rasulullah
sebelum wafat tidak menentukan siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin
umat dan negara.Sementara kaum muslimin sesudah wafatnya Rasul merasa perlu
mempunyai khalifah yang dapat mengikat umat Islam dalam satu ikatan kesatuan.
Sebelum dikebumikan kaum Anshar berkumpul di Bani Sa'idah. Mereka berpendapat
bahwa kaum Ansharlah yang paling layak menjadi pengganti Rasul, lalu menyodorkan
Sa'ad bin Ubadah sebagai pemimpin. Di waktu yang sama, Umar mengajak Abu Bakar
dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Ketiganya berangkat ke pertemuan kaum Anshar. Di
hadapat kaum Anshar Abu Bakar berpidato tentang keistimewaan kaum Anshar dan
kaum Muhajirin, di antaranya bangsa Arab tidak akan tunduk kecuali kepada kaum
Muhajirin, bahkan Allah dalam al-Qur'an mendahulukan kaum muhajirin daripada kaum
Anshar. Sesudah perdebatan persoalan pemimpin itu, kemudian secara aklamasi kedua
belah pihak memilih Abu Bakar menjadi pemimpin mereka.
Dengan demikian hilanglah perselisihan paham dan umat Islam kembali bersatu. namun ,
muncul permasalahan baru ketika Ali tidak datang ke persidangan tersebut. Adanya
ketidakpuasan atas hasil pemilihan khalifah sehingga muncul pendapat bahwa yang
pantas menjadi khalifah adalah keluarga Nabi. Setelah itu adanya pertempuran di lembah
shiffin.Setelah itu perselisihan terus berlanjut tidak ada peristiwa takhim antara kedua
belah pihak malah menumbuhkan faksi-faksi yang ada di agama islam, salah satunya
Syiah.
B. Ajaran
● Al Adl : Ajaran Syiah memiliki keyakinan bahwa Allah itu Maha Adil. Allah tidak
pernah melakukan perbuatan dzalim. Menurut kaum Syiah apa yang dilakukan Allah
pasti memiliki tujuan yang akan dilakukanNya.
● At Tauhid : Kaum Syiah meyakini Allah itu Esa sebagai tempat bergantung seluruh
makhlukNya dan tidak ada penggantinya.
● An Nubuwwah : Kaum Syiah percaya bahwa Nabi dan Rasul diutus oleh Allah untuk
membimbing umat manusia.
● Al Immamah : Bagi kaum Syiah, imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama
maupun dunia.
● Al Ma’ad : secara bahasa al ma’adan artinya tempat kembali, maksudnya adalah akhirat.
Kaum Syiah percaya bahwa hari akhir pasti terjadi. Dan akan dibangkitkan kelak dan
jasadnya akan dikembalikan ke sang pencipta.
D. Pendapat
Pandangan saya terhadap Syiah adalah walaupun mereka sama sama beragama
Islam, dan menyembah Allah SWT, tetapi ajaran ajaran mereka banyak yang
menyimpang dengan ajaran Islam yang seharusnya. Sebagai umat Islam yang
berwawasan, kita harus bisa memfilter mana ajaran agama yang harus kita pelajari
dan tekuni mana yang harus kita hindari.
Daftar Pustaka