Anda di halaman 1dari 16

TEOLOGI ISLAM

SYI’AH
Dosen Pengampu : M. Bik Muhtaruddin, M. Th. I

Disusun oleh :
Layyinatuts Tsaniyah ( 932202919 )
M Hijratul M. M. ( 932202719 )

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teologi Islam ini.

Adapun makalah tentang Teologi Islam ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Teologi Islam ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam memiliki berbagai macam aliran yang muncul sejak zaman dahulu.
Aliran – aliran dalam agama islam sangat cepat dalam berkembang, adapun salah satu
aliran agama islam terbesar didunia adalah syiah. Syiah adalah aliran dalam agama
islam yang setia dan pajaran ini adalah pendukung atau pengikut sahabat Ali bin Abi
Thalib.

Syi'ah sebagai nama salah satu golongan dari beberapa golongan di kalangan
umat Islam tampaknya memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Karena, penganut
ajaran Syi'ah hingga kini banyak terdapat di kalangan umat Islam di beberapa negara
di dunia ini. Meskipun demikian, berkenaan dengan paham akidah mereka serta aspek
pemikiran teologi yang mewarnai doktrin akidah mereka masih belum banyak
diketahui. Oleh karena itu, mengungkap aspek pemikiran teologi dalam doktrin
akidah mereka masih menjadi perlu dan penting.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Syiah dan sejarah
2. Pokok ajaran syiah
3. Perkembangan ajaran Syiah
4. Syiah dalam teologi islam

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian syiah dan sejarah syiah.
2. Mengetahui pokok-pokok ajaran syiah.
3. Mengetahui perkebangan ajaran syiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pegertian Syi’ah

Kata "syi'ah" adalah dari bahasa Arab "syî’ah" ( ‫ ) شيية‬yang berarti "pengikut" atau
"golongan". Adapun dimaksud dengan Syi’ah adalah pengikut yang setia pada ‘Alî Ibnu
Abî Thâlib, atau golongan yang setia pada ‘Alî Ibnu Abî Thâlib. Sebutan "syî’ah" ini
berasal dari "‫" )على شة‬pengikut atau golongan Alî). Syi’ah sebagai kelompok pengikut
setia atau pendukung setia kepada ‘Alî, mulai muncul ke permukaan setelah peristiwa
tahkîm (arbitrase) pasca perang Shiffîn, yaitu perang yang terjadi pada tahun 37 H, antara
pihak ‘Alî dengan pihak Mu'âwiyah di suatu tempat bernama Shiffîn yang terletak di
antara Kufah dan Damaskus.

Dalam tahkîm ini pihak ‘Alî dikalahkan oleh pihak Mu'âwiyah. Tercatat dalam
sejarah, setelah peristiwa tahkîm, umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok, yaitu
kelompok yang memisahkan diri dari ‘Alî yang kemudian disebut kaum Khawârij,
kelompok pengikut Mu’âwiyah, dan kelompok pengikut ‘Alî yang tetap setia kepadanya.
Kelompok pengikut ‘Alî yang tetap setia kepadanya ini kemudian menjadi satu golongan
yang disebut dengan kaum Syi’ah. Dalam perkembangan selanjutnya, golongan yang
disebut kaum Syi'ah ini bukan hanya sebagai pengikut setia ‘Alî saja, tetapi lebih dari itu
mereka bahkan mengkultuskan ‘Alî dan keterunannya secara berlebihan.

Dapat dinyatakan bahwa secara kebahasaan syi‘ah berarti sekelompok pengikut


dan pendukung yang setia serta siap membela yang diikuti. Selanjutnya istilah ini, dalam
perkembangan selanjutnyua di dunia Islam, dilekatkan khusus pada kelompok yang
mengikuti Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait serta siap membelanya.
B. Asal – usul kemunculan syiah

Sebagian pendapat mengatakan bahwa syiah bersumber dari pemikiran Persia,


bahkan dari upaya orang-orang yahudi untuk menyimpangkan agama Islam. Salah satu
akidah kaum Syiah meyakini bahwa anugerah ilahi merupakan kenabian yang tidak dapat
diperoleh melalui upaya manusia. Abdullah bin saba’ menyatakan bahwa syiah adalah
produk yahudi yang bertujuan menyimpangkan ajaran islam. Abdullah bin saba’ adalah
seorang yahudi yag dilukiskan sebagai orang yang memiliki aktivitas yang luar biasa. Dia
menyamar sebagai seseorang yang hidup sangat sederhana, dan banyak sahabat nabi yang
kagum dengannya, namun dibalik sikap yang luar biasanya dia memiliki tujuan untuk
memecah belah umat. Dia menghasut masyarakat yang menyebabkan pemberontakan
terhadap Khalifah ketiga yang kemudian terbunuh.

Penganut aliran syiah dan juga sekian pakar dari Ahlussunnah ,Abu Zahrah
berpendapat bahwa benih syiah muncul sejak masa nabi Muhammad saw, atau paling
tidak secara politis benihnya muncul saat wafatnya Nabi saw, (pembaiatan Sayyidina
Abu Bakar di Saqifah). Pada saat itu keluarga Nabi saw, dan para sahabat memandang
bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib lebih wajar dan lebih berhak menjadi khalifah Nabi
saw daripada Sayyidina Abu Bakar ra.

Selain itu menurut Watt Montgomery, Syi;ah mulai muncul ke permukaan ketika
berlangsungnya peperangan antara Ali dan Muawiyyah yang dikenal dengan Perang
Shiffin. Dalam peperangan ini, sebagai respons atas penerimaan Ali diceritakan menjadi
dua, satu kelompok mendukung sikap Ali disebut Syi’ah dan kelompok lain menolak
sikap Ali disebut Khawarij.

Sedangkan menurut Syi’ah sendiri, kemunculan Syi’ah karena mereka menolak


kekhalifan selain Ali bin Abi Thalib seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman karena
pandangan mereka yang berhak menggantikan nabi hanyalah Ali dan diyakini bahwa Ali
lah yang menjadi pewaris nabi dengan dibuktikannya melalui peristiwa Ghadir Khumm
(peristiwa berkumpulnya umat Muslim untuk menghadiri khotbah yang disampaikan oleh
Nabi Islam, Muhammad pada 16 Maret 632). Setelah Nabi kembali dari Haji terakhir ,
Ali diutus menjadi wakil Nabi dan juga Nabi menjadikan Ali sebagai pemimpin umum
umat dan pelindung (wali) mereka menggantikan Rasulullah SAW.
C. Perkembangan Syiah

Dalam perkembangannya, selain memperjuangkan hak kekhalifahan ahl


al-bait di hadapan dinasti Amawiyah dan Abasiyyah, Syi’ah juga
mengembangkan doktrin- doktrinnya. Berkaitan dengan teologi, mereka
mempunyai lima rukun iman, yaitu tawhid (kepercayaan kepada keesaan Allah),
nubuwwah (kepercayaan terhadap kenabian) , imamah (kepercayaan terhadap
adanya kepemimpinan pengganti nabi yang merupakan hak ahl al-bait) , ma;ad
(kepercayaan akan adanya hidup akhirat) dan adl (keadilan ilahi).

Dalam Ensiklopedia Islam Indonesia, ditulis bahwa perbedaan sunni dan


syi’ah terletak di imamahnya. Meskipun mempunyai landasan keimanan yang
sama, Syi’ah tidak bisa mempertahankan kesatuannya sehingga terpecah menjadi
beberapa sekte dan dipicu oleh masalah doktrin imamah . Diantara sekte-sekte
Syi’ah antara lain Istna Asyariah, Sabi’ah, Zaidiah, dan Ghullat.

D. Pokok- pokok/ Doktin ajaran Syi’ah

Kaum syiah memiliki 5 pokok pikiran utama yang harus dianut oleh para
pengikutnya yaitu at-tauhid, al ‘adl, an nubuwah, al imamah dan al ma’ad.
a. At Tauhid, percaya bahwa Allah tuhan yang maha esa.
b. Al ‘Adl, percaya bahwa Allah maha adil.
c. An nubuwah, kepercayaan syiah meyakini keberadaan para nabi sebagai
pembawa berita dari tuhan kepada umat manusia.
d. Al imamah, bahwa syiah meyakini adanya imam yang senantiasa memimpin
umat sebagai penerus risalah kenabian.
e. Al ma’ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan.
E. Kelompok - kelompok Syi’ah

Aliran Syiah terdiri dari empat (4) sekte besar yaitu Istna Asyariah, Sabi’ah,
Zaidiah, dan Ghullat.

1. Syi’ah Istna Asyariah (Syi’ah Dua Belas/Syi’ah Imamiah)

Dinamakan Syi’ah Imamiah karena yang menjadi dasar akidahnya


adalah persoalan imam dalam arti pemimpin religio-politik yaitu bahwa
Ali berhak menjadi Khalifah bukan hanya kecakapannya atau kemuliaan
akhlaknya, tapi ia telah ditunjukkan dan pantas menjadi Khalifah pewaris
kepemimpinan Nabi SAW.

Nama dua belas ini mengandung pesan penting dalam tinjauan


sejarah, yaitu bahwa golongan ini terbentuk setelah lahirnya semua imam
yang berjumlah dua belas (Ali, Hasan, Husain, Ali, Muhammad, Ja'far,
Musa, Ali, Muhammad, Ali, Hasan – alaihimussalam- dan Muhammad Al
Mahdi –'ajjalallah farajahu al-Syarif-).

Doktrin – Doktrin
1. Tauhid (keesaan Tuhan)
2. Keadilan ( penciptaan Tuhan merupakan keadilan)
3. Nubuwwah (Kerasulan)
4. Ma’ad (Hari Akhir)
5. Imamah ( Bimbingan yang ditentukan)
2. Syi’ah Sabi’ah (Syi’ah Tujuh)

Nama Tujuh berarti hanya mengakui Tujuh Imam yaitu ; Ali,


Hasan, Husein, ‘Ali, Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-
Shadiq dan Ismail bin Ja’far.

Doktrin – Doktrin
Pengikut Syi’ah Sabi’ah percaya bahwa Islam dibangun oleh tujud
pilar yaitu :
a. Iman
b. Taharah
c. Shalat
d. Zakat
e. Saum
f. Menunaikan Haji
g. Jihad

Ajaran lain dari Syi’ah Sab’iah adalah Imam harus disembah karena
mereka meyakini bahwa Tuhan mengambil tempat dalam diri Imam
sehingga Imam wajib disembah. Selain itu, mereka meyakini Imam
memilki kecerdasan diluar akal manusia yaitu ilmu dhahir dan ilmu batin
yang merupakan kesempurnaan sebagaimana digambaran menjadi Tuhan.
Selain itu, ada juga sekte yang menggugurkan kewajiban ibadah.

3. Syiah Zaidiah
Disebut Zaidiyah karena golongan ini mengakui Zaid bin Ali sebagai
imam kelima doktrin-doktrinnya adalah mereka tidak meniggikan kedudukan
imam dari pada Nabi, bahkan mereka berpendapat bahwa imam itu sama atau
setara dengan manusia yang lain. Mereka menolak pandangan yang
menyatakan bahwa seorang imam yang mewarisi kepemimpinan Nabi SAW
telah ditentukan nama dan orangnya oleh Nabi, tetapi hanya ditentukan sifat-
sifatnya
saja. Mereka juga berkeyakinan bahwa orang yang melakukan dosa besar
akan kekal dalam neraka, jika ia belum bertaubat dengan pertaubatan yang
sesungguhnya. Mereka juga menolak adanya nikah muth’ah yang telah
dihapus pada zaman Rasulalloh. Dalm hal ini Syiah Zaidiyah juga seperti
halnya Syi’ah pada umumnya. Misalnya dalam azan mereka menyelingi
dengan Hayya ‘ala khairul amal,takbir sebanyak lima kali dalam shalat
janazah, menolak imam yang tidak shaleh dalam shalat dan menolak adanya
mengusap khuf.

Doktrin – Doktrin
1. Kelompok ini memiliki keyakinan bahwa seseorang dari keturunan
Fathimah yang melancarkan pemberontakan dalam membela kebenaran,
dapat diakui sebagai imam, jika ia memiliki pengetahuan keagamaan,
berakhlak mulia, berani, dan murah hati.
2. Mengakui kekhalifahan Abu Bakr, Umar dan Utsman pada awal masa
pemerintahannya, meskipun Ali bin Abi thalib dinilainya sebagai sahabat
yang paling mulia.
3. Tidak mengakui paham ishmah, yaitu keyakinan bahwa para imam
dijamin oleh Allah dari perbuatan salah, lupa dan dosa. Mereka juga
menolak paham rajaah (seorang imam akan muncul sesudah bersembunyi
atau mati), paham mahdiyah (seorang imam yang bergelar al-Mahdi akan
muncul untuk mengambangkan keadilan dan memusnahkan kebatilan),
dan paham taqiyah (sikap kehati-hatian dengan menyembunyikan identitas
di depan lawan).
4. Pada aspek ushul, dalam doktrin Syi’ah Zaidiyah ialah mengikuti jalan
yang dekat dengan paham Mu’tazilah atau paham rasionalis. Sedangkan
dalam aspek furu’ dan lembaga-lembaganya, mereka mengikuti mazhab
Hanafi (salah satu mazhab fikih dari golongan Sunni)
4. Syi’ah Ghullat
Kata ghulat merupakan bahasa Arab yang berasal dari kata ghala dan
maknanya adalah bertambah dan naik. Abu Zahrah menjelaskan bahwa
golongan ini adalah kelompok yang menempatkan Ali pada derajat ketuhanan
dan ada yang mengangkat paa derajat kenabian, bahkan lebih tinggi dari Nabi
Muhammad. Gelar ekstrim yang diberikan pada kelompok ini berkaitan
dengan pendapatnya
yang janggal yaitu, ada beberapa orang yang khusus dianggap Tuhan dan juga
ada beberapa orang yang dianggap Rasul setelah Nabi Muhammad.

Doktrin – Doktrin
1) Bada’ yaitu, suatu keyakinan bahwa Alloh mengubah kehendak-Nya
sejalan dengan perubahan ilmu-Nya.
2) Raj’ah yaitu, imam Mahdi akan datang ke bumi. Dalam hal ini mereka
mengatakan yang akan datang ke bumi adalah Ali, tapi ada juga yang
berpendapat Ja’far As-Shiddiqy.
3) Tasbih yaitu, menyerupakan atau menyamakan. Arinya mereka
menyerupakan Tuhan dengan makhluk.
4) Hulul yaitu, Tuhan berada pada setiap tempat, berbicara dengan semua
bahasa dan ada pada diri setiap individu manusia. Sehingga Tuhan menjelma
pada diri imam, sehingga imam harus disembah.
5) Ghayba yaitu, menghilangnya Imam Mahdi.
F. Tokoh-Tokoh aliran syiah

Aliran Syiah dalam sejarahnya terpecah-pecah dalam masalah Imamiyyah. Sekte


terbesar adalah Dua Belas Imam, diikuti oleh Zaidiyyah dan Ismailiyyah. Ketiga
kelompok terbesar itu mengikuti garis yang berbeda Imamiyyah, yakni: Dua Belas Imam.

Disebut juga Imamiyyah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam) karena mereka
percaya bahwa yang berhak memimpin kaum Muslim hanyalah para Imam dari Ahlul-
Bait, dan mereka meyakini adanya dua belas Imam. Aliran ini adalah yang terbesar di
dalam Syiah. Urutan Imamnya adalah:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin.
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba.
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid.
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin.
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir.
6. Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq.
7. Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim.
8. Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha.
9. Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau
Muhammad at Taqi.
10. Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi.
11. Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Askari.
12. Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi.
G. Peninggalan Syiah

Salah satu peninggalan sejarah tertua yang disebut sebagai dokumen historis latar
belakang Islam di Indonesia adalah batu nisan yang berhubungan dengan Fatimah bin
Maimun dan juga salah satu dari Wali Songo di Jawa yaitu Malik Ibrahim (Wafat 822
Hijriyah). Agus Sunyoto, penulis Atlas Wali Songo, berbicara panjang lebar tentang
hubungan Fatimah binti Maimun dengan suku Lor Persia dan juga asal-usul Malik
Ibrahim. Demikian juga Masjid Shah Cheragh di Iran. Makam teungku syiah kuala di
Aceh.
H. Tokoh Syi’ah Sekarang

Sekarang ini ada 7 tokoh syi’ah yang diketahui dan di klaim memilik pengaruh
yang kuat di dunia. Tokoh – tokoh tersebut ialah :

1. Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, pemimpin besar Republik Islam Iran,


2. Ayatullah Sayyid Ali Hussein Sistani, seorang Marja (orang yang menjadi tempat
rujukan untuk diikuti), dari Najaf, Irak.
3. Seyyed Hasan Nasrallah, Sekjen Hizbullah
4. Sayyid Abdul-Malik Al-Houthi, Pemimpin Houthi,
5. Shah Karim Al-Hussayni Imam Ismaili Muslims
6. Professor Seyyed Hossein Nasr, Filsuf dan Guru Besar Universitas di AS
7. Dan Muqtada Sadr, Intelektual dan Politisi dari Irak.

Di Indonesia terdapat 5 tokoh yang diklaim menganut aliran Syi’ah yaitu :


1. Jalaludin Rahmat
2. Dina Y. Sulaeman.
3. Muhsin Labib.
4. Khalid Al Walid.
5. Haddad Alwi. sumber: wikipedia.org.
BAB III
KESIMPULAN

Syiah percaya bahwa Ali dan beberapa putra Muhammad, Ahlul Bait, harus
menggantikan Muhammad sebagai pemimpin spiritual dan politik Islam, dan bahwa
hanya Tuhan yang dapat menunjuk seseorang sebagai Imam untuk melestarikan Islam,
mengajarkan Syariah, dan memimpin Ummah Islam. Islam Syiah hari ini dibagi menjadi
dua kelompok utama: Dua Belas Imam dan Ismailiyah, di antaranya Dua Belas Syiah
adalah kelompok terbesar dan paling berpengaruh di antara Syiah.
Daftar Pustaka

Abdul Rozak, dan Rosihon Anwar. Ilmu Kalam. Bandung:CV. Pustaka Setia, 2001.

Al-Baghdadi, Al-Farq bain al-Firaq wa Bayan al-Firqah alNajiyah minhum. ttp.,tp.,tt.

Ali Mustafa al Ghurabiy, Tarikh al-Firq al-Islamiyah. Mesir: Maktabah wa Mat‘baah


Muhammad Ali Sabihiy wa Awladu, tt.

Asghar Ali Engineer. Islam dan Teologi Pembebasan. Diterjemahkan oleh Agung Prihanto.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Ali al- Mustafa al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah.Kairo: tp, tt

Hadariansyah AB, Ilmu Ushuluddin, Juli 2010, hlm. 111–128 Vol.9 No.2, MENGUNGKAP ASPEK
PEMIKIRAN TEOLOGI DALAM DOKTRIN AKIDAH KAUM SYI’AH

Quraish shihab M, 2007 “SUNNAH-SYIAH bergandengan tangan! 2011”buku pintar akidah


ahlussunnah waljamaah.

Zulkifli, Volume 3 Nomor 2 September 2013, SEJARAH KEMUNCULAN DAN PERKEMBANGAN


SYI’AH

Anda mungkin juga menyukai