Anda di halaman 1dari 13

ALIRAN SYI’AH

DISUSUN OLEH :

1. MUHAMMAD NAJMUDIN HAFIDZ


2. NUR LALILI FADHLIYATUL K.
3. WAHIDATUR ROHMAH
PEMBAHASAN

A. SEJARAH MUNCULNYA SYI’AH

Munculnya Syi’ah dalam beberapa pendapat di kalangan para ahli ilmu


kalam memang terdapat sedikit perbedaan. Namun dari sekian pendapat-pendapat
yang disampaikan secara garis besar akan mengarah kepada satu kesamaan
tentang bagaimana golongan syi’ah ini muncul. Syi’ah berarti pengikut, kata ini
digunakan untuk satu orang, dua orang atau banyak orang, baik laki-laki ataupun
perempuan, kemudian kata ini digunakan khusus untuk orang yang mengangkat
ali dan keluarganya untuk menjadi khalifah dan berpendapat bahwa ali dan
keluarganya-lah yang berhak menjadi khalifah.

Ada juga yang menganggap Syi’ah lahir pada masa akhir kekhalifahan
Utsman bin Affan r.a. atau pada masa awal kepemimpinan Ali bin Abi Thalib r.a..
pada masa itu terjadi pemberontakan terhadap khalifah Utsman bin Affan r.a.,
yang berakhir dengan kesyahidan Utsman dan ada tuntutan umat agar Ali bin Abi
Thalib bersedia dibaiat sebagai khalifah. Tampaknya, pendapat yang paling
populer adalah pihak pasukan khalifah Ali dengan pihak Muawiyah bin Abu
Syufyan r.a. di Shiffin yang lazim disebut sebagai peristiwa at-tahkim (arbitrasi).
Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan ali menentang kepemimpinannya dan
keluar dari pasukan Ali. Mereka ini disebut golongan khawarij (orang-orang yang
keluar dari barisan Ali). Sebagian besar orang yang tetap setia kepada khalifah Ali
disebut Syi’ah (pengikut ali).

Secara historis, akar aliran Syi’ah terbentuk setelah kematian Nabi


Muhammad, yakni ketika Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama pada
pertemuan tsaqifah yang diselenggarakan di Dar al-Nadwa, di Madinah.. Dalam
pertemuan itu Ali tidak hadir karena sibuk mengurus jenazah Nabi. Namun ada
juga yang berpendapat bahwa Syi’ah benar-banar muncul ketika peperangan
berlangsung antara Ali dan Muawiyah, yang dikenal dengan perang Shifin,
kalangan syi’ah berpendapat bahwa, kemunculan syi’ah berkaitan dengan masalah
siapa yang berhak menggantikan Nabi dalam memimpin umat. Akan tetapi
golongan syi’ahlah yang menentukan bahwa Imam Ali-lah yang berhak
memegang jabatan khalifah, sesudah Nabi. Setelah Ali menjadi khalifah dan

2
rakyat mengakuinya, muncul sebagian kaum mukmin yang menentang dan
menolak kekhalifahan tersebut dan tidak setuju atas terpilihnya Ali sebagai
khalifah. Akan tetapi Mereka atau golongan syiah tetap berpandapat bahwa
penganti Nabi dan penguasa keagamaan yang sah adalah Ali. Mereka
berkeyakinan bahwa semua perasaan kerohanian dan agama harus merujuk
kepadanya serta mengajak masyarakat untuk mengikutinya.

Perbedaan pedapat dikalangan para ahli ilmu kalam berpegang teguh

pada fakta sejarah, perpecahan memang mulai mencolok pada masa pemerintahan

Usman bin Affan dan memperoleh momentumnya yang paling kuat pada masa

pemerintahan Ali bin Abi Thalib tepatnya setelah perang Shifin. Adapun kaum

Syi’ah, berpendapat bahwa perpecahan itu sudah mulai ketika Nabi SAW wafat

dan kekhalifahan jatuh ketangan Abu Bakar. Segara setelah itu terbentuklah

syi’ah. Bagi mereka pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin sekalipun,

kelompok Syi’ah sudah ada. Mereka bergerak dibawah permukaan untuk

mengajarkan dan menyebarkan doktrin-doktrin Syiah pada masyarakat.

Tampaknya Syi’ah sebagai salah satu faksi Islam yang bergerak secara terang-

terangan, memang baru muncul pada masa kekholifahan Ali bin Abi Thalib,

sedangkan Syi’ah sebagai doktrin yang diajarkan secara diam-diam oleh ahli bait.

Dari pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian mengenai Syi’ah

yakni golongan umat Islam yang terlampau mengagungkan keturunan Nabi.

Mereka mendahulukan keturunan Nabi, untuk menjadi khalifah. Dalam hal ini

golongan syi’ah menetapkan bahwa Imam Ali-lah yang paling berhak memegang

jabatan kholifah setelah Nabi. Tapi Ali membantah dengan adanya pendapat

seperti itu, karena jabatan kholifah tidak hanya dipegang oleh orang-orang yang

3
menjadi keturunan Nabi, melainkan orang-orang yang berhak, mampu dalam

memimpin serta telah disepakati oleh ummat.

B. PENGERTIAN SYI’AH

Syiah adalah salah satu aliran atau mazhab dalam islam. Istilah Syi’ah

berasal dari kata bahasa Arab : ‫يعة‬44‫“ ش‬Syi’ah”, lafadz ini merupakan bentuk

tunggal, sedangkan bentuk jamaknya adalah: ‫“ ِش َيعًا‬Syiya’an, pengikut Syi’ah

disebut : ‫" شيعي‬Syi'i”, merupakan bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi’ah

Ali (‫ )شيعة على‬artinya “ pengikut ali”,yang berkenaan dengan turunya Q.S Al-

Bayyinah ayat [7] ‘khair al-bariyyah”, saat turunya ayat itu Nabi Muhammad

bersabda, “wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung,

ya ‘ali anta wa syi’atuka hum al-faizun”.

Kata “syiah” menurut etimologi bahasa arab bermakna: pembela dan

pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna : kaum yang berkumpul atas suatu

perkara. Sedangkan menurut Tengku Muhammad Hasby As-shiddieqy, Syi’ah

secara etimologi berarti pengikut, pendukung partai atau kelompok.

Adapun menurut terminologi islam, kata ini bermakna : Mereka yang

menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang paling utama diantara para

sahabat dan yang berhak untuk memegang tumpuk kepemimpinan atas kaum

muslim, demikian pula anak cucunya. Secara harfiah kata Syi’ah berarti

“kelompok, pengikut atau pendukung” khalifah Ali bin Abi Thalib dan menyakini

bahwa yang berhak menjadi khilafah (pemimpin) adalah khalifah Ali bin Abi

Thalib.

4
Adapun secara terminologis, menurut Hamid Dabashi yang dikutip Rozak

bahwa Syi’ah adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan

keagamaanya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad saw. atau orang

yang disebut ahl al-bait.

Dalam keyakinan Syiah, Ali bin Abi Thalib yang pantas sebagai pengganti

dan sebagi imam (pemimpin) setelah nabi Muhammad, tetapi gagal menjadi

khalifah akibat dari insiden di saqifah. Dengan demikian mereka mengingkari

kepemimpinan dari tiga khalifah sunni pertama yaitu Abu Bakar, Umar bin

Khattab, dan Usman bn Affan. Sementara itu, kaum Islam Sunni meyakini bahwa

Muhammad tidak menunjuk seorang penerus secara langsung dan menganggap

Abu Bakar yang ditunjuk sebagai khalifah melalui syura (yaitu konsensus

komunitas di Saqifah) untuk menjadi khalifah sah pertama setelah Nabi

Muhammad. Berbeda dengan tiga khalifah Rasyidin pertama, Ali berasal dari

suku yang sama dengan Muhammad, yakni Bani Hasyim, juga menjadi sepupu

nabi dan menjadi laki-laki pertama yang menjadi Muslim.

Penganut Syiah Pada akhir 2000-an, mencangkup 10-15% dari semua

Muslim. Syiah 12 Imam (Ithnā'ashariyyah) adalah cabang terbesar dalam

Syiah. Menurut perkiraan 2012, 85% Syi'i merupakan pengikut Syiah 12 Imam.

IKHTISAR
Syiah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syiah)
adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang
Islam setelah Nabi Muhammad, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari
tradisi Sunnah.

Secara khusus, Syi'i berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu
dan menantu Muhammad dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus

5
kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda dengan khalifah lainnya
yang diakui oleh Sunni. Menurut keyakinan Syiah, Ali berkedudukan sebagai
khalifah dan imam melalui washiat Nabi Muhammad.

Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Ahlus Sunnah menjadikan


perbedaan pandangan yang tajam antara Syiah dan Sunni dalam penafsiran Al-
Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi
Hadist dari Syi’i berpusat pada perawi dari ahlul Bait, sementara yang lainnya
seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.

Tanpa memperhatikan perbedaan tentang khalifah, Syiah mengakui


otoritas Imam Syiah (juga dikenal dengan Khalifah Ilahi) sebagai pemegang
otoritas agama, walaupun sekte-sekte dalam Syiah berbeda dalam siapa pengganti
para Imam dan Imam saat ini.

C. TOKOH-TOKOH DALAM AJARAN SYIAH

Selain tokoh-tokoh populer seperti Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, dan
Husain bin Ali, terdapat dua tokoh ahlulbait lainnya yang mempunyai pengaruh
dan andil yang sangat besar dalam pengembangan paham Syi’ah, yaitu zaid bin
Ali bin Husain Zainan Abidin dan ja’far As-sadiq.

Selain itu, pada umumnya tokoh yang dianggap pendiri syi’ah adalah
Abdullah Ibn Saba, seorang pendeta yahudi yang masuk islam pada zaman
khalifah Utsman ibn Affan. Dalam sejarah berkembangnya kaum syi’ah ada
beberapa mutakallim yang banyak mempengaruhinya di antaranya muhammad
ibnun nu’man Yunus bin Abdur Rahman al-Qimimi, dan lain lain.

Dalam perkembangannya, aliran syi’ah mempunyai beberapa firqoh-firqoh


yang sangat berkembang, yaitu: Syi’ah Imamiyah, Syi’ah Zaidiyah, Syi’ah
Ismailiyah, yang di jelaskan sebagai berikut:

1. Syiah Immamiyah

Golongan ini disebut juga itsna ‘asyariah (dua belas imam) karena golongan ini
percaya bahwa yang berhak memimpin kaum muslim hanyalah para imam dari

6
Ahlul-Bait, dan mereka menyakini adanya dua belas imam, adapun urutan
imamnya adalah:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul


Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad
al-Baqir
6. Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-
Shadiq
7. Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
8. Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
9. Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal dengan Muhammad
al-Jawad atau Muhammad at Taqi
10. Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
11. Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Askari
12. Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad
al-Mahdi

2. Syiah zaidiyah
Disebut juga syiah lima imam karena merupakan pengikut Zaid bin ‘Ali
bin Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib. Mereka dianggap moderat karena tidak
menganggap ketiga khalifah sebelum ‘Ali tidak sah. Urutan imamnya adalah:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul


Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin

7
5. Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-
Syahid, adalah anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad
al-Baqir.

3. Syiah Ismailiyah
Disebut juga Syiah Tujuh Imam karena mereka meyakini tujuh Imam, dan
mereka percaya bahwa Imam ketujuh ialah Isma'il. Urutan Imamnya adalah:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul


Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad
al-Baqir
6. Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal
dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-
Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.

D. DOKTRIN-DOKTRIN DAN DASAR POKOK AJARAN SYI’AH

Inti ajaran Syi’ah adalah berkisar masalah khilafah, jadi masalah politik

yang akhirnya berkembang dan bercampur dengan masalah-masalah agama.

Dalam syiah juga ada Ushulud-din (perkara pokok dalam agama) dan Furu’ud-din

(perkara cabang dalam agama). Diantaranya doktrin-doktrin ajaran syi’ah adalah :

a. Khalifah Abu Bakar As Shidiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan tidak

dianggap sah menjadi khalifah setelah wafatnya Rasulullah SAW.

b. Setelah Rasulullah SAW wafat istilah khalifah diganti dengan sebutan “imam”

bukan khalifah.

8
c. Menyakini bahwa Imam masih mendapatkan wahyu dari Allah meskipun tidak

melalui malaikat Jibril.

d. Tidak menerima ijma’ qiyas sebagai sumber hukum.

Dalam perkara ke-nabi-an, Syi’ah berkeyakinan bahwa:

1. Jumlah nabi dan rasul Tuhan adalah 124.000.

2. Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad SAW.

3. Nabi Muhammad SAW adalah suci dari segala aib dan tanpa cacat sedikitpun.

Dia adalah nabi yang paling utama dari seluruh nabi yang pernah diutus tuhan.

4. Ahlul-Bait Nabi Muhammad, yaitu Imam Ali, Sayyidah Fatimah, Imam Hasan,

Imam Husain dan 9 Imam dari keturunan Imam Husain adalah manusia-manusia

suci sebagaimana Nabi Muhammad.

5. Al- Qur’an adalah mukjizat kekal Nabi Muhammad.

Kaum Syi’ah juga memiliki 5 pokok pikiran utama yang harus dianut oleh para

pengikutnya diantaranya yaitu At-tauhid, Al ‘Adl, An Nubuwah, Al Imamah dan Al

Ma’ad.

1.At tauhid

Kaum syiah itu menyakini bahwa Allah Swt itu Esa, tempat bergantung

semua makhluk, tidak beranak dan tidak diperanakakan dan juga tidak serupa

dengan makhluk yang ada di bumi ini. Namun, menurut mereka Allah memiliki 2

sifat yaitu Al-tsubutiyah yang merupakan sifat yang harus tetap ada pada Allah

SWT. Sifat ini mencangkup ‘alim ( mengetahui), qodir (berkuasa), hayy(hidup),

9
murid( berkehendak), mudrik (cerdik, berakal), qadim azaly baq (tidak

berpemulaan, azali, dan kekal), mutakallim (berkata-kata) dan shaddiq (benar).

Sedangkan sifat kedua yang dimiliki oleh Allah SWT yaitu al-salbiyah yang tidak

mungkin ada pada allah SWT

2. Al ‘Adl

Kaum Syi’ah memiliki keyakinan bahwa Allah memiliki sifat maha adil.

Menurut kaum Syiah semua perbuatan yang dilakukan Allah pasti ada tujuan dan

maksud tertentu yang akan dicapi, sehingga segala perbuatan yang dilalukan Allah

SWT. adalah baik, jadi dapat disimpulkan bahwa konsep keadilan tuhan yaitu

Tuhan selalu melalukan perbuatan yang baik dan tidak melakukan apapun yang

buruk. Tuhan juga tidak meninggalkan sesuatu yang wajib dikerjakannya.

3. An Nubuwwah

Kaum Syi’ah memiliki kepercayaan terhadap keberadaan nabi juga tidak

berbeda halnya dengan kaum muslimin yang lain. Menurut mereka allah

mengutus nabi dan rosul untuk membimbing umat manusia. Rasul-rasul itu

memberikan kabar gembira bagi mereka-mereka yang melakukan amal shaleh dan

memberikan kabar siksa ataupun ancaman bagi mereka-mereka yang durhaka dan

mengingkari Allah Swt.

4. Al Imamah

Bagi kaum Syi’ah imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama

sekaligus dalam dunia. Ia merupakan pengganti Rasul dalam memelihara syari’at,

melaksanakan hudud (had atau hukuman terhadap pelanggaran hukum allah), dan

mewujudkan kebaikan serta ketentramaan umat. Bagi kaum Syi’ah yang berhak

10
menjadi pemimpin umat hanyalah seorang imam dan itu hanya pada keturunan

Nabi Muhammad. Karena itu pemerintahan islam sejak wafatnya Rasul (kecuali

pemerintah Ali bin Abi Thalib) adalah pemerintahan yang tidakn sah.

5. Al Ma’ad

Secara harfiah al ma’dan yaitu tempat kembali, yang dimaksud disini

adalah akhirat. Kaum syi’ah percaya sepenuhnya bahwa hari akhirat itu pasti

terjadi. Menurut keyakinan mereka manusia kelak akan dibangkitkan, jasadnya

secara keseluruhannya akan dikembalikan ke asalnya baik daging, tulang maupun

ruhnya. Dan pada hari kiamat itu pula manusia harus mempertanggung jawabkan

segala perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia dihadpan Allah Swt.

Pada saat itu juga tuhan akan memberikan pahala bagi orang yang beramal shaleh

dan menyiksa orang-orang yang telah berbuat kemaksiatan.

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sejarah munculnya Syi’ah ketika kholifah Usman bin Affan wafat dan diganti
dengan pemerintahan kholifah Ali bin Abi Thalib, tapi pada saat itu ada sebagian
kaum muslim yang menentang dengan pergantian khalifah tersebut, maka dari itu
terpecah menjadi beberapa golongan, diantaranya ada golongan Khawarij yang
keluar dari Ali bin Abi Thalib, dan ada golongan syi’ah yang menjadi pengikut
setia dari Ali bin Abi Thalib.
2. Pengertian Syiah secara umum adalah golongan, kelompok, pengikut yang
menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib yang berhak menjadi khalifah atau
pemimpin umat muslim.
3. Tokoh-tokoh syi’ah yang utama atau populer adalah Ali bin Abi Thalib, Hasan
bin Ali, dan Husain bin Ali, zaid bin Ali bin Husain Zainan Abidin dan ja’far As-
sadiq.

4. Ajaran pokok syi’ah yang penting ada 5, yaitu, Attauhid, Al ‘Adl, An


Nubuwwah, Al Imamah, Al Ma’ad.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ma’ruf, Yunahar Ilyas, Ichwan Sam, Amirsyah T. 2016. Mengenal dan
Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia. Depok: Al Qalam Kelompok
Gema Insani

Burhanuudin, Nunu. 2017. Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan. Jakarta:
Prenada Media

Maslani, Ratu Suntiah. 2018. Ilmu Kalam. Bandung: CV ARMICO Bandung.

Sulaeman, Mubaidi. 2020. Teologi Islam. Kota Wisata Batu: CV. Prabu Dua Satu.

Yusuf, M. Yunan. 2016. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam. Jakarta:


Prenadamedia Group.

13

Anda mungkin juga menyukai