Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Tentang
ALIRAN SYIAH
D
I
S
U
S
U
N

O L EH :

NAMA : 1. Indah Fauziah Harahap


2. Dea Silva Zahara
3. Khoirunnisa Lubis
4. Dahlia Hasibuan
5. Silva Hidayah

KELAS : XI MIA - 6

GURU PEMBIMBING : Ibu Irma Rosanni

MAN PANYABUNGAN
T.A. 2018/2019
SYI’AH

Syi’ah (Bahasa Arab: ‫ شیعه‬Bahasa Persia: ‫ )شیعه‬ialah salah satu aliran atau madzhab dalam
islam. Secara pandangan, syi’ah menolak kepemimpinan dari tiga khalifah Sunni pertama yaitu Abu
bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. . Syi'ah adalah bentuk tunggal, sedangkan bentuk
jamak-nya adalah "Syiya'an" (‫شیَ ًعا‬
ِ ). Syī`ī (Bahasa Arab: ‫شیعه‬.) yang menunjuk pada pengikut Ahlul
bait dan Imam Ali. "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari "Syi`ah Ali" yang berarti "pengikut Ali."
Kata Syi’ah menurut Etimologi bahasa Arab bermakna pembela dan pengikut seseorang. Selain
itu juga bermakna setiap kaum yang berkumpul atas suatu perkara. Sedangkan menurut Terminologi
Islam, kata ini bermakna yaitu mereka yang telah menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang
paling utama dan yang paling berhak menggantikan Rasulullah setelah beliau wafat untuk memimpin
kaum muslimin. Begitu juga dengan anak cucunya.
Pandangan tersebut tidak terlepas dari berbagai hadits Rasulullah SAW yang mengagungkan Ali
bin Abi Thalib. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, Rasulullah SAW pernah memberi tugas Ali bin Abi
Thalib saat perang Tabuk ( untuk menjaga Wanita, anak –anak dirumah ). Ali pun berkata, “ Wahai
Rasulullah, engkau hanya menugasiku untuk menjaga anak – anak dan wanita dirumah ? Maka beliau
menjawab “ Tidakkah engkau rela mendapatkan kedudukan disisiku seperti kedudukan Harun disisi
Musa? Hanya saja tidak ada NAbi setelahku. “ ( Diriwayatkan oleh al-Bukhori dan Muslim )
Hadits tersebut dipakai oleh orang Syi’ah untuk melebih-lebihkan Ali bin Abi Thalib sebagai
pandangan bahwa Ali lebih mulia dibandingkan dengan Abu Bakar dan Umar. Padahal sebenarnya
hadits ini merupakan pembelaan Rasulullah terhadap Ali yang dituduh oleh orang – orang Munafik
bahwa dia berat untuk berangkat Perang.
Dalam kisah lain menurut versi aliran Syi’ah juga telah diriwayatkan berbagai hadits Rasulullah
yang meninggikan Ali. Diantaranya ialah : hadits Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri: Nabi SAW
memandang kepada Ali ibn Abi Thalib dan bersabda: "Orang ini dan Syiahnya adalah orang-orang
yang mendapat kemenangan pada hari kiamat". (Sabath ibn Al-Jawzi, Tadzkirah Al Khawwash).
Hasan Al-Bashri meriwayatkan dari Abdullah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Jika hari kiamat
terjadi, Ali duduk di bagian atas surga Firdaus yaitu di suatu gunung yang ada bagian atas surga,
yang di atasnya lagi ada Arasy Tuhan alam semesta, dan di kaki gunung itu terpancar sungai-sungai
surga dan mengalirlah sungai-sungai di semua surga. Ali duduk di atas kursi dari cahaya dan di
depannya mengalir sungai surga, maka saat itulah tidak ada seorang pun yang dapat melintasi
shirathal mustaqim kecuali orang yang berwilayah kepadanya dan Ahlul baitnya, sehingga masuklah
ke surga orang-orang yang mencintainya dan masuk ke neraka orang-orang yang membencinya.”
(Faraidus Samthin, Al-Hamuwaini Asy-Syafi’i, jilid 1, bab 54. Ar-Riyadh An-Nazhrah, Muhibuddin
Ath-Thabari, jilid 2, halaman 173, 177-244. Tarikh Baghdad, Al-Khathib Al-Baghdadi, jilid 3,
halaman 161.)
Dari 'Ashim ibn Dhumrah dari Ali bin Abi Thalib: Rasulallah SAW bersabda: "Ada sebuah
pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, Al-Hasan dan Al-Husain adalah buahnya,
dan Syiah adalah daun-daunya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik". (Al-Kanji
Asy-Syafi'i, Kifayah Ath-Thalib, hlm. 98).
Diriwayatkan dari Nabi SAW: "Janganlah kalian merendahkan Syiah Ali, karena masing-
masing dari mereka diberi syafaat seperti untuk Rabi'ah dan Mudhar". (Al-Hakim, Al-Mustadrak
3/160; Ibnu Asakir, Tarikh 4/318; Muhibbuddin, Ar-Riyadh An-Nadhrah 2/253; Ibnu Ash-Shabagh
Al-Maliki, Al-Fushul Al-Muhimmah 11; Ash-Shafuri, Nazhah Al-Majalis 2/222; Allamah Al-Hindi,
Intiha' Al-Afham, hlm. 19, cet. Lucknow; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 257,
cet. Istanbul). Dan masih banyak lagi hadist – hadist yang diriwayatkan oleh perawi versi aliran syi’ah.

SEJARAH MUNCUL DAN PERKEMBANGAN ALIRAN SYI’AH

Pendapat paling menonjol tentang munculnya Syi’ah adalah bahwa golongan ini muncul setelah
pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa Khalifah Ali golongan Syi’ah muncul dengan menyembunyikan pemahaman mereka.
Mereka dan para pengikutnya tidak menampakkan golongan mereka ini pada Ali. Saat itu, mereka
terbagi menjadi 3 golongan Syi’ah, yaitu :
 Golongan yang menganggap Ali Tuhan. Ketika Ali mengetahui ini, maka Ali memutuskan untuk
membakar mereka.
 Golongan Sabbah ( Pencela ). Ali mendengar tentang Abdullah bin saba’ ( yahudi madinah yang
berpura – pura masuk islam dan menyebarkan ide-idenya sendiri pada kalangan kaum ) yang telah
menghasut, menghina dan mencela Abu bakar dan Umar. Maka Ali mencarinya untuk
membunuhnya dan membakarnya. Namun dalam suatu riwayat bahwa saat itu Abdullah bin Abbas
telah mencegah Ali sehingga Abdullah bin Saba’ pada akhirnya dibuang keMadain.
 Golongan Mufadhilah yaitu golongan yang mengutamakan Ali atas Abu bakar dan Umar. Padahal
telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab shahinya, dari Muhammad bin Hanafiyyah,
bahwa ia bertanya pada ayahnya, “ Siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah?” ia menjawab “
Abu Bakar.” “ kemudian siapa?” “ Umar.”

Dalam sejarah perkembangannya, Syi’ah terpecah menjadi setidaknya 5 Sekte yang utama yaitu:
 Kaisaniyyah. Menganggap bahwa seorang imam adalah pribadi yang suci dan wajib dipatuhi.
Mereka meyakini bahwa imam memiliki kesempurnaan pengetahuan dan terpelihara dari dosa
karena mereka menganggap bahwa imam merupakan symbol dari ilmu Illahi. Imam menurut
pandangan mereka ialah :
1. Ali bin Abi Thalib
2. Hasan bin Ali
3. Husain bin Ali atau dikenal dengan Muhammad ibn Al- Hanafiyyah

Aliran Syi’ah Kaisaniyyah menganggap bahwa Muhammad ibn Al- Hanafiyyah telah meninggal
namun akan kembali lagi kedunia. Namun pada umumnya mereka meyakini bahwa ia tidak wafat.

Imamiyyah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam). Mereka percaya bahwa yang berhak memimpin
kaum Muslim hanyalah para Ahlul-Bait, dan mereka meyakini adanya dua belas Imam. Aliran ini
adalah yang terbesar di dalam Syiah. Urutan Imamnya adalah:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
8. Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
9. Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi
10. Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
11. Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Askari
12. Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi

 Zaidiyya atau disebut juga dengan Syi’ah 5 imam. karena mereka merupakan pengikut Zaid bin
'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dianggap moderat karena tidak menganggap ketiga
khalifah sebelum Ali tidak sah. Urutan Imamnya adalah:
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah anak Ali bin
Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baqir.

 Ghulat. Syiah yang menempatkan Ali pada derajat Tuhan. Syi’ah ini menganggap bahwa Al-
qur’an sudah dirubah / ditambah / dikurangi.
 Ismailiyyah atau disebut juga dengan Syi’ah 7 imam. Mereka meyakini tujuh imam dan mereka
percaya bahwa imam terakhir ialah isma;il bin Ja’far. Berikut urutan imamnya ialah :
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.

Dari kelima sekte diatas, yang paling dianggap penting untuk dibahas ialah sekte imamiyyah.
Selain karena golongan ini yang cukup popular di Indonesia, sekte ini dianggap sejak dulu hingga
sekarang senantiasa menginginkan islam dan kaum muslimin hancur. Dengan berbagai cara kelompok
ini terus berusaha menyebarkan kesesatannya, terlebih setelah berdirinya Negara Syi’ah yaitu Negara
Iran.
Pencetus paham Syi’ah yang dikenal dengan Abdullah bin Saba’ yaitu seorang yahudi dari
negeri Yaman. Ia telah berpura – pura islam dengan tujuan untuk menghancurkan islam dari dalam. Ia
menampakkan keIslamannya pada masa akhir Khalifah Utsman bin Affan. Kemudian berlanjut pada
masa khalifah Ali .
Abdullah bin saba’ mengenalkan ajarannya, menggalang massa dan mengumumkan bahwa
imamah atau pemimpin yang berhak setelah wafatnya Rasulullah Muhammad adalah Ali bin Abi
Thalib. Hal ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah sendiri ( menurut Prasangka mereka ). Oleh karena
itu, para Khalifah selain Ali dianggap sebagai manusia keji dan pengkhianat karena telah mengambil
alih kedudukan tersebut dari Ali Bin Abi Thalib. Dengan kedok dan topeng keislaman, semangat Amar
ma’ruf nahi mungkar, ia mengemas misi jahatnya dengan rapi. Ia disusupkan oleh orang yahudi
ditengah – tengah umat islam untuk merusak tatanan Islam. Bukan hanya aqidahnya yang sesat bahkan
ia telah kufur. Gerakan provokasi massa dengan tujuan menggulingkan keKhalifahan Utsman bin
Affan hingga sang Khalifah terbunuh dengan terdzalimi.Hingga memunculkan perpecahan diantara
sahabat.
Abdullah bin saba’ menunjukkan sikap ekstrim didalam memuliakan Ali bin Abi Thalib dengan
membuat suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam dan Ali adalah seorang yang ma’shum
atau terjaga dari segala dosa.
Hingga masa kini, Syi’ah tergolong sebagai aliran yang cukup pesat perkembangannya. Sebagai
aliran yang mengatas namakan Madzab ahlul bait, syi’ah cukup popular dikalangan masyarakat yang
awam dalam hal keagamaan. Menjadi lahan dan tanah yang empuk bagi gerakan – gerakan aliran sesat
untuk menggaet mereka menjadi sebuah komunitas, kelompok atau jama’ahnya. Selain itu saat ini
figure- figure syiah juga begitu terkenal dan banyak dikagumi oleh generasi muda islam. Karena
pemikirannya yang lebih mengutamakan logiak dan filsafat.

PENYIMPANGAN AQIDAH SYI’AH

Meski awal kemunculan Syi’ah berlatar belakang masalah politis, namun pada
perkembangannya Syi’ah memiliki paham Aqidah tersendiri yang menyimpang. Penyimpangan
tersebut dapat disimpulkan yaitu:
1. Sekte Sabaisme. Dalam Syi’ah berkeyakinan bahwa alaikat Jibril telah salah dalam menurunkan
wahyu kepada Nabi Muhammad. Karena seharusnya wahyu itu untuk Ali bin Abi Thalib
2. Syi’ah percaya kaidah Al bada. Yaitu Allah baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Allah
dapat salah sedangkan imam mereka ma’shum ( terjaga dari dosa dan salah )
3. Mushaf Al- Qur’an yang dimiliki kaum Syi’ah berbeda isinya dengan Al – Qur’an yang kita kenal.
4. Keyakinan bahwa Imam mereka Ali bin Abi Thalib mengetahu rahasia Ghaib yaitu sesuatu yang
terjadi masa lalu dan masa akan datang
5. Keyakinan Kaum Syi’ah bahwa 12 imam yang mereka miliki telah memperoleh mukjizat seperti
nabi dan memperoleh wasiat dan rahasia agama islam. Sehingga mereka berhak merahasiakan
ajaran agama yang orang lain tidak tahu. Kaum Syi’ah yakin bahwa 12 imam mereka telah
mendapat wasiat dari Rasulullah untuk menyempurnakan Syari’at. Sehingga kedudukan Rasulullah
dengan imam mereka ialah sama.
6. Para imam dianggap telah memiliki sifat Ma’shum yang artinya mereka telah terjaga dari
kesalahan atau dosa baik kecil maupun besar.
7. Kaum Syi’ah yakin bahwa imam mereka yang kedua belas sedang Ghaibah (menghilang) kedalam
sebuah gua di samara. Sebuah kota kecil diIraq dekat sungai tigris utara Baghdad. Suatu hari nanti
imam ke 12 akan muncul ( Roj’ah ). Oleh karena itu setiap ba’da Maghrib beberapa kaum Syi’ah
selalu berdiri didepan Gua dan memberikan kendaraan untuk pergi. Keyakinan mereka bahwa
imam syi’ah ini akan datang untuk memberi keadilan dan menuntut lawan – lawan Syi’ah.
8. Dalam menyebarkan paham Syi’ah, senjata yang digunakan oleh kaum Syi’ah adalah Doktrin
TAQIYAH. Yaitu konsep Syi’ah dimana mereka boleh memutar balikkan fakta ( berbohong )
untuk menyembunyikan jati diri mereka pada kelompok Mayoritas. Hal ini bertujuan untuk
melindungi diri dari kelompok – kelompok yang dianggap telah menolak Syi’ah. Oleh karena itu
prinsip Taqiyah diwajibkan bagi kaum Syi’ah dimanapun dan kapanpun. Bagi orang awam akan
sulit memahami bahwa ajaran yang mereka bawa ialah ajaran yang berbeda dengan aqidah yang
selama ini telah ada. Mereka akan terus berpura – pura melakukan ibadah sesuai dengan ajaran
pada umumnya. Hingga ketika orang tersebut yakin, maka kaum Syi’ah akan menunjukkan ajaran
mereka secara terang – terangan.
9. Kaum Syi’ah memiliki hari raya yang lebih mereka anggap dari pada hari raya idul fitri dan idul
adha. Yaitu hari raya Ghadir Khom. Hari raya Nairuz ( hari raya kaum majusi ). Dan juga hari raya
9 Rabbiul awal sebagai hari raya “bapak “ mereka Abu lu’lu’ah ( pembunuh khalifah Umar bin
Khattab )
10. Ziarah ke makam Imam Husain adalah lebih utama daripada Haji ke Baitullah (Kitab Wasail asy-
Syi’ah, karangan Al-Hurr al-Amily, Jilid I, hal 371).
11. Kebencian mereka pada sahabat Nabi. Abu bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman yang mereka
anggap sebagai perampas hak Ahlul bait Ali bin Abi thalib. Bahkan sebagian Syi’ah menganggap
Sahabat Nabi tersebut adalah Kafir dan sebaliknya mereka mengagung-agungkan para Ahlul ba’it.
Para Ahlul bait telah diseret – seret dalam aqidah mereka sehingga seolah- olah telah terjadi
perpecahan antara sahabat dan ahlul bait. Sedangkan para Ahlul bait sendiri yang telah mereka
agung – agungkan tidak tahu menahu soal ulah sesat ini. Bahkan para Ahlul bait sendiri telah
berupaya dengan gigih untuk memerangi kaum sesat Syi’ah.
12. Kaum Syi’ah memiliki fasilitas yang menjadi daya tarik untuk mencari pendukung yaitu kawin
Mut’ah atau kawin kontrak. Padahal dalam islam Allah telah melarang hambanya untuk menikah
dengan batas waktu tertentu. Namun dalam keyakinan Syi’ah menikah Mut’ah menjadi wajib
sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh mereka sendiri.

Adapun yang mendasari mereka dalam nikah mut’ah ialah:


a. Mut’ah adalah pengganti larangan minuman khamr (disebutkan di ”Ar-Raudhah min al-Kafi”
halaman 151 dan ”Wasa’il asy-Syi’ah” (14/438) dan bagi yang tak pernah melakukan mut’ah, akan
datang pada hari Kiamat dengan tangan dan kaki yang putus, serta bahwa yang melakukan mut’ah
sebanyak empat (4) kali maka sama derajatnya dengan derajat Rosululloh - shollollohu ‘alaihi
wasallam - (disebutkan di ”Manhaj ash-Shodiqin” halaman 356 karya Fathullah al-Kasani).
b. “Barangsiapa melakukan mut’ah sekali dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, yang mut’ah
dua kali dimerdekakan dua pertiganya dari api neraka dan yang melakukan mut’ah tiga kali
dimerdeka kan dirinya dari neraka.”
c. Ayatullah Khomeini juga berkata: “Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh
syahwat, memeluk , dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang menyusui”. Tahrirul
Wasilah 2/216.
d. “Mut’ah itu adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Yang mengamalkannya, mengamalkan
agama kami dan yang mengingkari nya mengingkari agama kami, bahkan ia memeluk agama
selain agama kami. Dan anak dari mut’ah lebih utama dari pada anak istri yang langgeng. Dan
yang mengingkari mut’ah adalah kafir murtad.” (Tafsir Manhaj Asshadiqin Fathullah Al-Kasyani
hal.356)

Sedangkan untuk rukun iman dan rukun islam Syi’ah ialah:


Rukun Iman :
1. Tauhid ( Keesaan Allah )
2. Al Adl ( Keadilan Allah )
3. Nubuwwah ( Kenabian )
4. Imamah ( Keimaman )
5. Ma’ad ( hari kebangkitan dan pembalasan )

Rukun Islam :
1. Shalat
2. Zakat
3. Puasa
4. Haji
5. Wilayah ( Perwalian )

KESIMPULAN

Syi’ah merupakan suatu aliran atau madzab dalam islam yang didalam aqidahnya dianggap
telah menyimpang dari aqidah Islam yang sesungguhnya. Syi’ah menganggap bahwa Ali bin abi
Thalib merupakan seorang imam yang terjaga dari dosa. Dalam sebagaian golongan syi’ah lainnya
menganggap atau menempatkan Ali bin Abi Thalib pada derajat Tuhan.

Dalam daya tarik ajarannya, Aliran Syi’ah memperbolehkan bagi kaumnya untuk melakukan
Nikah Mut’ah, yaitu pernikahan dalam batas waktu tertentu dan berakhir sesuai dengan perjanjian
antara kedua belah pihak. Pernikahan yang semacam ini jelas – jelas telah diharamkan ole Allah SWT.
Inilah yang pada akhirnya memunculkan berbagai kecaman banyak madzab atas Syi’ah.

SARAN
Berbagai Aqidah yang diajarkan oleh kaum Syi’ah sudah semestinya kita dapat membedakan antara
ajaran Islam yang sesungguhnya sesuai dengan Firman Allah dalam Al- Qur’an dan sesuai dengan
Sunnah Nabi Muhammad SAW. Berbagai pembahasan hendaknya menjadi tambahan wawasan bagi
kita untuk terhindar dari agama sesat.

Anda mungkin juga menyukai