Anda di halaman 1dari 20

1

Abstract
Surat dalam al-Quran merupakan permulaan dan kesudahan pada beberapa
ayat. Setiap surat tidak sama panjang dan tidak sama pula pendeknya, jumlah ayat
dari tiap surat pun berbeda, panjang pendeknya surat tesebut berdasarkan dari
ketentuan Allah Swt. Pembagian al-Quran ke dalam surat-surat memberikan
kemudahan untuk mempelajari, mengkaji, bahkan menghafalkan al-Quran bagi
manusia. Surat menguraikan secara rinci menurut problem-problem sejenis
sehingga pengertian menjadi runtut.
Adanya pembagian al-Quran kepada surat-surat dan ayat-ayat merupakan
karakteristik yang tidak terdapat pada kitab-kitab yang lain. Yang
menentukan/menetapkan panjang/pendeknya surah dalam al-Quran adalah Allah
sendiri, yang semuanya tentu mengandung hikmah-hikmah yang tinggi.
Teori penamaan surat berdasarkan Tauqifi , yakni dari Nabi langsung yang
dapat dilihat melalui hadits-haditsnya, dan juga berdasarkan Ijtihadi, yakni
berdasarkan ijtihad para sahabat. Penamaan tersebut memberikan kemudahan bagi
siapa saja untuk membantu mengenali al-Quran dari berbagai aspeknya.
Para Ulama berbeda pendapat mengenai sistematika penyusunan surat di
dalam al-Quran, Sebagian ulama mengatakan surah-surah tersebut berdasarkan
Tauqifi atau ketetapan dari Nabi Muhammad SAW, ada pula yang mengatakan
berdasarka ijtihad para sahabat, dan ada juga ulama lainnya berpendapat
berdasarkan perpaduan antara keduanya.
Penulis mengambil kesimpulan bahwasannya sistematika penyusunan surah
atau Tartib suwar yang dapat kita lihat hingga saat ini adalah berdasarkan dari
Tauqifi dan petunjuk Nabi Muhammad SAW, berdasarkan beberapa pendapat yang
kuat bahwasanya Jibril diperintahkan Allah SWT agar melakukan koreksi dan
pengulangan bacaan al-Quran kepada Rasulullah SAW minimal sekali setahun,
dan pengulanagn dilakukan dua kali dihadapan jibril sampai beliau wafat. Fokus
pada makalah ini adalah bagaimana pengertian, nama, serta sistematika
penyusunan surat berdasarkan pendapat para ulama .

MUQODDIMAH
A. Latar Belakang Masalah
Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
yang mengandung petunjuk bagi umat manusia. Al Quran diturunkan untuk
menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk umat atau suatu umat masa tertentu, tetapi
untuk seluruh umat manusia dan berlaku sepanjang masa.
Al-Quran diturunkan oleh Allah swt. dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia pada
malam qadr (lailat al-qadr) secara keseluruhan. Kemudian diturunkan secara
berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril dalam
tempo kurang dari 23 tahun.1
Kehadiran wahyu al-Quran sendiri adalah di luar kehendak Nabi Muhammad
saw. Suatu ketika ayat turun karena peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian
serta kebutuhan Rasulullah saw, ada saatnya pula kehadiran ayat al-Quran terjadi
secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, bahkan pernah pula kehadirannya amat
sangat ditunggu-tunggu namun ia tidak kunjung-kunjung datang, kaum kafir pun
mendapat kesempatan untuk mencela Nabi saw. sebagai utusan yang ditinggalkan
Tuhannya.2 Semua itu merupakan suatu pertanda, bahwa tidaklah mungkin bagi
ayat al-Quran merupakan qaul Muhammad.
Karena al-Quran memiliki banyak keistimewaan, tetapi juga banyak
perbedaan tentang bagaimana penyusunan surah yang terdapat dalam satu mushaf
al-Quran, dimana al-Quran yang hadir dihadapan dan yang sering kita baca
adalah mushaf dari rasm Usmani. Ternyata tidak hanya rasm itu saja, tetapi
banyak penyusunan surah dalam al-Quran yang menimbulkan perbedaan dalam
memberikan kedudukan dalam setiap surah.
1

34.

M. Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu al-Quran, (Semarang :RaSAIL Media Group,2008), hal.

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Ghaib, (Bandung :Mizan, 2013), cet III, hal. 78

Studi atas al-Quran telah banyak dilakukan para ulama dan sarjana tempo
dulu, termasuk para sahabat di Zaman Rasulullah SAW. Hal itu tidak lepas dari
disiplin dan keahlian yang dimiliki oleh mereka masing-masing. Ada yang
mencoba mengelaborasi dan melakukan eksplorasi lewat perspektif keimanan,
historis, bahasa dan sastra, pengkodifikasian, kemujizatan, penafsiran serta telaah
dan kepada huruf-hurufnya.3
Al Quran terbagi atas beberapa surat dan didalam surat terdiri dari beberapa
ayat. Pembagian Al Quran ke dalam surat-surat memberikan kemudahan untuk
mempelajari, mengkaji, bahkan menghafalkan Al Quran bagi manusia. Surat
menguraikan secara rinci menurut problem-problem sejenis sehingga pengertian
menjadi runtut.
Al-Quran mengandung 114 (seratus empat belas) surat dan jumlah ayatnya
6.236 (enam ribu dua ratus tiga puluh enam). Jumlah kosa kata menurut hitungan
sebagian para ahli berjumlah 74.437 (tujuh puluh empat ribu empat ratus tiga
puluh tujuh), sedangkan hurufnya terdiri dari 325.345 (tiga ratus dua puluh lima
ribu tiga ratus empat puluh lima).4
Setiap surat mempunyai tujuan tertentu dan maksud dasar yang menyebabkan
turunnya. Adanya pembagian al-Quran kepada surat-surat dan ayat-ayat
merupakan karakteristik yang tidak terdapat pada kitab-kitab lain.5
Menurut beberapa ulama tafsir seperti al-Zarkasyi, bahwa surat adalah alQuran yang mencakup sejumlah ayat yang mempunyai permulaan dan penutup
dan sedikitnya yang terkandung dalam sebuah surat adalah tiga ayat.6
Dalam pembahasan kali ini penulis menyajikan tentang pengertian surat,
nama-nama surat, macam-macam surat serta sistematika dalam penyusunan surah
3

Muhammad Chirzin,Al Quran dan Ulumul Quran, (Yoyakarta: PT Dana bhakti prima yasa,
1998) ,hal. 61.
4
Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir,(Semarang :
PT.Pustaka Rizki Putra, 2009),hal. 48.
5
Fahd Bin Abdirrahman ar-Rumi, Dirasat fi Ulum Al-Quran, ( Yogyakarta :Titian Ilahi
Press,1996),hal. 140.
6
Amanah, Pengantar Ilmu AlQuran dan Tafsir, (Semarang: CV. Asy-Syifa,1993), hal. 227.

yang menimbulkan perbedaan dikalangan para ulama. Dari uraian latar belakang
diatas, bisa bisa diambil beberapa masalah yang dapat dijadikan sebagai rumusan
masalah, antara lain : 1) Apakah pengertian surat; 2) Apa nama dan macam surat
yang terkandung di dalam Al Quran; 3) Bagaimana sistematika penyusunan surat.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Surat
Secara lughawi (arti kata), surat mempunyai banyak arti, diantaranya :
(1)Tingkatan atau martabat, (2) tanda atau alamat, (3) gedung yang tinggi dan
indah, (4) sesuatu yang sempurna atau lengkap, (5) susunan sesuatu atas lainnya
yang bertingkat-tingkat.7
Kata

al-Surath

berarti

al-Mazilah(posisi).

Juga

bermakna

al-

Syaraf(kemuliaan),sesuatu yang menonjol dan baik dari suatu bangunan,tanda


dan pagar.8
Pendapat

lain

mengatakan,

surah

berasal

dari

bahasa

Ibrani

shurah, baris, yang dipakai untuk bata dalam tembok dan untuk cabang tanaman
yang merambat. Hal itu diambil dari makna tembok yang membatasi suatu
kota.9
Dalam surat Yunus dan surat Hud disebutkan;



Atau

(patutkah)

mereka

mengatakan

"Muhammad

membuat-buatnya."

Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan
sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil
7

Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013),cet.1,
hal. 60.
8
Muhammad Abdul Azim al-Zarqani, Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran,( Jakarta : Gaya
Media Pratama, 2010),hal. 367.
9
Richard Bell, Bells Introduction to the Quran,(Edinburgh : Edinburgh University Press,
1970), hal. 52.

(untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar."(QS. Yunus
10:38)10




Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang
dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".(QS.
Hud 11:13)11
Dalam ketiga ayat tersebut bisa kita tarik kesimpulan, bahwa kata surat berasal
dari bahasa Suriah surta, yang mengandung arti tulisan, teks kitab suci, dan
bahkan kitab suci.
Nama surat al-Quran dalam berbagai pengertian sebagaimana disebutkan
diatas yang intinya alQuran itu adalah kumpulan surat-surat yang saling
berhubungan yang satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh dan menyeluruh.
Adapun pengertian surat menurut terminologi para ahli ilmu-ilmu Al-Quran,
di antaranya :

1. Menurut Manna al-Qaththan


12

10
11
12

QS. Yunus 10:38.


QS. Hud 11:13.
Manna al-Qattan, mabahits fi Ulum Al-Quran,(Kairo : Maktabah wahbah, 1973), hal. 133.

"Surat ialah sekumpulan / sekelompok ayat-ayat al-quran yang memiliki


permulaan dan penghabisan.
2. Zarkani dalam karyanya Manahilul Irfan fii Ulumil Quran, jilid
I:350),surah ialah :

Merupakan sekelompok (ayat-ayat al-Quran) yang berdiri sendiri, yang


mempunyai permulaan dan penutup.13
3. al-Jabari


Batasan surat ialah (sebagian) Quran yang mencakup bebrapa ayat
yang mempunyai permulaan dan penutupan, dan paling sedikit adalah
tiga ayat.
4. as-Suyuthi
Surah adalah kelompok yang merupakan bagian dari al-Quran yang
diberi nama tertentu secara tawqifi oleh Nabi Muhammad saw.14
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Surah adalah
sejumlah ayat al-Quran yang mempunyai permulaan dan kesudahan. Berbeda
dengan ayat, ayat adalah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dalam alQuran. Dan dapat pula disimpulkan bahwa surat dalam konteks al-Quran pada
dasarnya adalah bagian tertentu dari keseluruhan al-Quran yang membicarakan
perihal topik tertentu.
Sistematika penyusunan al-Quran yang memerhatikan surat dan ayat ini
ternyata sejalan dengan tradisi penulisan buku-buku ilmiah terutama peraturan
perundang-undangan yang ada pada umumnya

atau bahkan semuanya

menggunakan judul-judul bagian ke dalam beberapa bab dan sub bab sampai
keudian pasal dan ayat. Dengan cara demikian,orang akan mudah merujuk alQuran dengan merujuk kepada nama dan nomor surat serta nomor ayat.
13

M. Ali Hasan dan Rifat Syauqi nawawi, Pengantar ilmu tafsir,(Jakarta : Bulan Bintang,
1988), hal. 86.
14
Abdullah Karim, Terjemah Ilmu Tafsir Imam As-Suyutiy ,( Banjarmasin : Comdes
Kalimantan, 2004), hal. 5.

B. Nama-Nama Surat
Al-Quran terdiri dari 114 surat, yang tidak sama panjang dan pendeknya. Ada
yang panjang,sedang dan pendek. Yang terpanjang adalah surat al-Baqarah yang
terdiri 286 ayat, sedangkan yang terpendek adalah surat al-kautsar yang terdiri
dari 3 ayat.15
Didalam Al-Quran ada sejumlah 23 surah yang dinamai dengan nama-nama
yang tidak dijumpai dipermulaan surah, seperti surah Al-Baqarah. Perkataan alBaqarah ( sapi betina ) disebut sesudah 65 ayat berlalu dari permulaannya.Surat
AliImran demikian juga, yakni terdapat sebutan AliImran sesudah 32
ayat. Dalam Surat An Nisa terdapat beberapa kali perkataan An Nisa yang terdapat
sesudah

berlalu

beberapa

ayat

dari

awalnya.

Demikian dengan Al

Maidah, sesudah 110 ayat berlalu barulah kita berjumpa lafadz itu, akan tetapi jika
diperiksa berulang-ulang, terdapatlah bahwa kata-kata yang menjadi nama itu
walaupun tidak terletak di permulaan surat pada pembacaan, namun ia
dipermulaan surat pada turunnya. 16
Setiap surah mempunyai nama atau judul. Umumnya, nama tidak mengacu
kepada pokok bahasan surat, melainkan yang menonjol dari surah itu. Misalnya
saja surat An-Nahl yang berarti lebah, tetapi lebah baru disebut pada ayat : 68-70,
yaitu sesudah lebih dari setengahnya, ini satu-satunya bacaan dalam Quran yang
berbicara tentang lebah. Begitupula, surah As Syuaraa yang berarti para penyair;
tetapi satu-satunya tempat yang menyebut penyair adalah ayat 224, pada bagian
akhir surat. Menurut jumhur ulama kecuali golongan Syiah menetapkan bilangan
surat sebanyak 114 (seratus empat belas) surat. Sedangkan golongan Syiah
Ghulat (syiah ekstrem) menetapkan 116 surat. Mereka memasukkan surat Qunut,
yang dinamai Al-Khal dan Al-Hafd.17
Nama surat-surat dalam Al-Quran sebagian besar sesuai dengan tema yang
dibicarakan didalamnya, atau nama itu sendiri terdapat didalamnya. sebagian surat
15
16
17

Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Quran, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1993), hal.148.
Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir, hal. 49.
Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir, hal. 48.

Al-Quran telah disebutkan dalam beberapa hadis Nabi, Sebagian ulama


mengasumsikan bahwa nama-nama surat Al-Quran ini adalah petunjuk Rasul
(tauqifi). Berdasarkan dari hadits-hadits nabi seperti, hadis sahih yang
menyatakan bahwa Rasulullah membaca surah Araf dalam shalat Marghrib dan
dalam shalat Shubuh, hari Jumat membaca surah As-Sajadah, juga membaca
surah Qaf pada waktu khutbah, surah Jumuah dan surah Munafiqun dalam shalat
Jumat. Hadits tersebut telah menyebutkan beberapa nama surat dari Al Quran,
yang kemudian nama-nama tersebut dijadikan nama-nama surat di dalam Al
Quran. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa banyak dari nama-nama surat
yang telah ditentukan di zaman Nabi, karena nama-nama tersebut sering dipakai
dan bukan merupakan sesuatu yang ditentukan oleh Nabi secara syari.18
Adapun ke 114 surat al-Quran yang disepakati oleh mayoritas atau bahkan
semua ulama di segenap penjuru dunia, secara berturut-turut nama berikut
julukannya adalah sebagai berikut :
1. Surat Al-Fatihah (Pembukaan)
Surat yang terdiri dari 7 ayat ini memiliki sejumlah nama/julukan,
paling sedikit ada 12 nama menurut yang di kemukakan al-Qurthubi (w.
671 H), yaitu :

18

a.

Al-Shalat (shalat)

b.

Al-Hamdu (pujian)

c.

Fatihah al-Kitab (pembuka kitab)

d.

Umm al-Kitab (pembuka kitab)

e.

Al-Matsani/al-Sabal-matsani (tujuh ayat yang diulang0ulang)

f.

Al-Quran al-azhim (Al-Quran yang agung)

g.

Al-Syifa (obat)

h.

Al-Ruqyah (pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Quran,


terutama dengan membaca surah Al Fatihah.

i.

Al-Asas (dasar/pondasi)

j.

Al-Wafiyah (yang utuh menyeluruh/yang sempurna)

Sayyid Muhammad Husain ThabathabaI, Al-Quran fi Al-Islam: Mengungkap Rahasia


Al-Quran, (Teheran: Organisasi Dakwah Islam, 1404H), hal. 142-143.

k.

Al Kafiyah ( yang mencukupi)

2. Surat Al-Baqarah (Lembu Betina)


Sebutan lain bagi surat al-Baqarah adalah Fushath Al-Quran
(puncak Al-Quran), surat Alif Lam Mim dan bersama-sama surat Ali
Imran dijuluki al-Zahrawain (dua yang cemerlang) karena menyingkap
beberapa hal keagamaan yang disembunyikan para ahli kitab Yahudi dan
Nasrani.
3. Surat Ali Imran (Keluarga Imran),yang bersama-sama surat Al-Baqarah
dijuluki al-Zahrawain (dua yang cemerlang)
4. Surat An-Nisaa (Wanita),yang juga dijuluki dengan surat Al-Nisa alKubra (surat wanita besar), sebagai imbangan bagi surat Al-Thalaq yang
dijuluki dengan surat AL-Nisa al-Shughra (surat wanita kecil).
5. Surah Al-Maaidah (Hidangan)
6. Surat Al-Anaam (Binatang Ternakan)
7. Surat Al-Araaf (Tempat Tertinggi)
8. Surat Al-Anfaal (Rampasan Perang)
9. Surat At-Taubah (Pengampunan), dijuluki surat baraah (surat
terlepas/pembebasan diri), surat Al-Qital(surat peperangan), surat AlBadr (surat perang badar).
10. Surat Yunus (Nabi Yunus a.s.)
11. Surat Hud (Nabi Hud a.s.)
12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf a.s.)
13. Surat Ar-Rad (Guruh)
14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim a.s.)
15. Surat Al-Hijr (Kawasan Berbatu)
16. Surat An-Nahl (Lebah), yang memiliki surat Al-Niam
17. Surat Al-Israa (Perjalanan Malam), yang disebut juga surat bani israil
disamping dijuluki dengan surat subhana (surat Maha Suci).
18. Surat Al-Kahfi (Gua),yang juga lazim disebut dengan surat Ashhab AlKahfi (para penghuni Gua).
19. Surat Maryam (Siti Maryam), juga disebut dengan surat Kaf-ha-YaAinShad.
20. Surat Thaha, salah satu nama bagi Nabi Muhammad SAW.
21. Surat Al-Anbiyaa (Para Nabi)
22. Surat Al-Hajj (Haji)
23. Surat Al-Muminun (Golongan yang Beriman)

10

24. Surat An-Nuur (Cahaya)


25. Surat Al-Furqaan (Pembeza Kebenaran dan Kebatilan)
26. Surat Asy-Syuaraa (Para Penyair)
27. Surat An-Naml (Semut)
28. Surat Al-Qasas (Cerita-cerita)
29. Surat Al-Ankabut (Labah-labah)
30. Surat Ar-Rum (Bangsa Rom)
31. Surat Luqman (Luqman)
32. Surah As-Sajdah (Sujud) , juga dijuluki dengan surat Al-Madhaji (surat
Ranjang-ranjang)
33. Surah Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu)
34. Surah Saba (Kaum Saba)
35. Surah Faatir (Pencipta)
36. Surah Yaasin, yang oleh sebagian orang dijuluki Al Qalbu/Qalb AlQuran(hati/Jantung Al-Quran)
37. Surah As-Saaffat (Yang Teratur Berbaris)
38. Surah Saad,yang juga disebut-sebut dengan surat Daud(surat Nabi daud)
39. Surah Az-Zumar (Rombongan), yang juga disebut dengan surat AlGhuraf(surat Kamar-kamar).
40. Surah Al-Ghafir / Al-Mumin (Orang yang Beriman),dijuluki dengan
surat Ghafir (surat Maha pengampun/maha penerima taubat).
41. Surah Fussilat (Dijelaskan),dinamakan pula surat al-Mashabih(surat
lampu-lampu)
42. Surah Asy-Syuraa (Permesyuaratan),disebut juga surat Ha-Mim-Sin-Qaf.
43. Surah Az-Zukhruf (Perhiasan Emas)
44. Surah Ad-Dukhaan (Kabut / Asap)
45. Surah Al-Jatsiyah (Yang Berlutut)
46. Surah Al-Ahqaaf (Bukit-bukit Pasir)
47. Surah Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
48. Surah Al-Fath (Kemenangan)
49. Surah Al-Hujurat (Bilik-bilik)
50. Surah Qaaf, dijuluki dengan surat Al-Basiqat (surat pohon yang tinggitinggi)
51. Surah Adz-Dzariyaat (Angin yang Menerbangkan)

11

52. Surah At-Tur (Bukit)


53. Surah An-Najm (Bintang)
54. Surah Al-Qamar (Bulan)
55. Surah Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah)
56. Surah Al-Waqiah (Peristiwa yang Tidak Dapat Dielakkan)
57. Surah Al-Hadid (Besi)
58. Surah Al-Mujadilah (Perempuan yang mengajukan protes)
59. Surah Al-Hasyr (Pengusiran)
60. Surah Al-Mumtahanah (Perempuan yang Diuji)
61. Surah As-Saf (Barisan)
62. Surah Al-Jumuah (Hari Jumaat)
63. Surah Al-Munafiquun (Golongan Munafik)
64. Surah At-Taghabun (Dinampakkan Kesalahan)
65. Surah At-Talaq (Cerai / Talak)
66. Surah At-Tahrim (Mengharamkan),disebut juga dengan surat Al-Nabiy
(surat Nabi Saw)
67. Surah Al-Mulk (Kerajaan),yang juga dijuluki dengan surat Al-Waqiyah
(surat yang melindungi)
68. Surah Al-Qalam (Pena / Kalam),dikenal dengan nama surat Nun.
69. Surah Al-Haaqqah (Keadaan Sebenar / Hari Kiamat)
70. Surah Al-Maarij (Tempat-tempat Naik),disebut juga surat saala sailun
( Surat pertanyaan Orang yang bertanya)
71. Surah Nuh (Nabi Nuh a.s.)
72. Surah Al-Jin (Jin), disebut juga surat Qul-Uhiya (katakan Aku diberi
wahyu).
73. Surah Al-Muzammil (Yang Berselimut)
74. Surah Al-Muddatsir (Yang Berselubung)
75. Surah Al-Qiyaamah (Hari Kebangkitan / Kiamat)
76. Surah Al-Insaan (Manusia), juga dinamakan surat Al-Dahr (surat Masa).
77. Surah Al-Mursalat (Malaikat Yang Diutus)
78. Surah An-Naba (Berita Besar)
79. Surah An-Naaziaat (Malaikat Yang Mencabut)
80. Surah Abasa (Dia Bermasam Muka)
81. Surah At-Takwiir (Menggulung)

12

82. Surah Al-Infitar (Terpecah & Terbelah)


83. Surah Al-Mutaffifiin (Golongan yang Curang),Surat Al-Tathif (Surat
Kecurangan)
84. Surah Al-Insyiqaaq (Terbelah)
85. Surah Al-Buruj (Gugusan Bintang)
86. Surah At-Taariq (Pengunjung Malam)
87. Surah Al-Alaa (Yang Tertinggi)
88. Surah Al-Ghaasyiah (Peristiwa Menggelisahkan/Hari Pembalasan)
89. Surah Al-Fajr (Fajar / Sinar Mentari)
90. Surah Al-Balad (Negeri)
91. Surah Asy-Syams (Matahari)
92. Surah Al-Lail (Malam)
93. Surah Adh-Dhuha (Pagi yang Cemerlang / Matahari Meninggi)
94. Surah Al-Insyirah/An-Nasyrah (Melapangkan)
95. Surah At-Tin (Buah Tin )
96. Surah Al-Alaq (Segumpal Darah), juga disebut dengan surat Iqra(surat
Bacalah).
97. Surah Al-Qadr (Kemuliaan)
98. Surah Al-Bayyinah (Bukti yang Nyata)
99. Surah Al-Zalzalah (Kegoncangan)
100. Surah Al-Aadiyaat (Yang Berlari Kencang)
101. Surah Al-Qariah (Hari Yang Hingar Bingar / Kiamat)
102. Surah At-Takathur (Bermegah-megah)
103. Surah Al-Asr (Masa)
104. Surah Al-Humazah (Pengumpat)
105. Surah Al-Fiil (Gajah)
106. Surah Quraisy (Kaum Quraisy)
107. Surah Al-Maun (Barangan Berguna), disebut juga surat Al-Din
(agama).
108. Surah Al-Kautsar (Sungai Di Syurga), disebut juga surat An Nahr
(Surat Kurban).
109. Surah Al-Kafirun (Golongan Kafir) ,disebut juga surat manabidzah
(surat pertentangan).
110. Surah An-Nasr (Pertolongan)

13

111. Surah Al-Masad / Al-Lahab (Nyalaan Api)


112. Surah Al-Ikhlas (Tulus Ikhlas / Memurnikan Keesaan Allah),disebut juga
surat al-Tauhid.
113. Surah Al-Falaq (Waktu Subuh / Dinihari)
114. Surah An-Naas (Manusia).19
Penamaan surat-surat al-Quran diatas, sangat membantu dan memudahkan
siapa saja untuk mengenali al-Quran dari berbagai aspeknya. Semua dan setiap
nama surat dalam al-Quran, sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan,
memberikan gambaran tentang sosok surat al-Quran dari aspek tertentu,
sementara pada saat yang bersamaan menggambarkan sosok utuh Al-Quran.
Pemilahan al-Quran ke dalam sejumlah surat dan terutama ke dalam ribuan
ayat, juga memudahkan kita mengenali peraturan perundang-undangan yang
terbiasa menggunakan pasal dan ayat.
Yang menentukan panjang dan pendeknya surat al-Quran adalah Allah
sendiri dan semuanya itu mengandung hikmah-hikmah yang tinggi. Diantara
hikmah dan faedah al-Quran dibagi ke dalam surat-surat adalah:
1. Untuk memudahkan umat
menghafalkan al-Quran.

19
20

Islam

mempelajari,

memahami

dan

2.

Untuk menunjukkan topik pembicaraan, sebab tiap surat telah diberi nama
dengan nama yang relevan sesuai dengan isi kandungan surat yang
bersangkutan, seperti surat al-Baqarah, Surat al-Jin, Surat Yusuf dan
sebagainya.

3.

Untuk menunjukkan bahwa mukjizat al-Quran itu tidak terletak pada


surat-surat yang panjang saja, tetapi juga surat pendek bisa menjadi
mukjizat.20

4.

Bagi seorang pembaca, bila telah menyelesaikan satu surat atau satu bab
dari suatu buku, maka ia akan lebih bersemangat untuk melanjutkan pada
surat bab atau bab selanjutnya, bahkan lebih membuatnya berhasil

Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, hal. 64-70.


Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Quran, hal. 148.

14

memahaminya, dibanding bila semuanya hanya terdiri dari satu surat atau
bab.
5.

Seorang hafiz, bila telah lancar mengahafal satu surat, maka ia merasa
yakin bahwa ia telah mengantongi sebagian al-Quran secara mandiri.

6.

Menguraikan secara rinci menurut problem-problem sejenis, sehingga


pengertian menjadi runtut.21

C. Macam Macam Surat


Adapun macam-macam surat dalam al-Quran terbagi menjadi empat macam;
1. At Tiwal, Terdiri dari 7 surah yaitu: Al-Baqarah, Ali-Imran, Al-Nisa, AlMaidah, Al-Anam, Al-Araf dan yang ketujuhnya ada perbedaan pendapat,
ada yang mengatakan Al-Anfal dan At-Thaubah sekaligus karena keduanya
tidak dipisahkan dengan basmalah. Dan ada juga yang mengatakan surah
yang ketujuh adalah surah Yunus.
2. Al Miun. Yaitu surah-surah yang ayatnya kurang lebih dari seratus atau
sekitar itu, seperti Al Kahfi, dan Al Isra',yang letaknya setelah tujuh
kelompok yang panjang.
3. Al Matsani, yaitu surah-surah yang jumlah ayatnya dibawah Al Miun,atau
kurang dari seratus ayat, karena surah ini diulang-ulang bacaannya lebih
banyak dari At Tiwal dan Al Miun. 22
4. Al Mufashal, yakni surah-surah yang ada setelah surat al Matsani, berupa
surat-surat pendek,sampai akhir ayat al-Quran. Disebut surat alMufashshal karena banyaknya pemisah antar suratnya dengan basmalah. 23
Adapun surat-surat Al Mufashal tersebut terbagi menjadi tiga;
a) Thiwal al-Mufashshal, yaitu dimulai dari surat Qaf atau Hujurat
sampai surat al-Buruj.
b) Aushat al-Mufashshal, yaitu pertengahan surat. Aushat dimulai dari
surat at-Thariq sampai pada surat al-Bayyinah.
c) Qishar al-Mufashshal, yaitu surat-surat pendek yang dimulai dari
surat az-Zalzalah sampai pada surat terakhir dalam al-Quran yaitu
an-Nas. 24
D. Sistematika Penyusunan Surat
21
22
23
24

Muhammad Abdul Azim al-Zarqani, Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran, hal. 368.
Fahd Bin Abdirrahman ar-Rumi, Dirasat fi Ulum Al-Quran, hal. 144-145.
Muhammad Abdul Azim al-Zarqani, Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran ,hal. 369.
Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran., hal. 71.

15

Yang dimaksud dengan Sistematika disini ialah tertib atau urutan surat-surat
al-Quranul Karim, yang secara jelas telah ditunjukkan bahwa al-Quran itu, baik
ayat-ayatnya maupun suratnya tidak tersusun menurut kronologis turunnya. Al-

Quran mempunyai susunan dan sistematika yang istimewa, tidak dapat


dibandingkan apalagi disamakan dengan produk pikiran manusia.25
Para ulama berbeda pendapat mengenai tertib surah-surah Quran. Sebagian
ulama mengatakan urutan surah-surah itu berdasarkan wahyu (tauqifi), dan ada juga
ulama yang mengatakan urutan surah-surah tersebut berdsarkan ijma atau ijtihad para
shahabat (taufiqi) dan ada juga pendapat ulama lainnya berdasarkan perpaduan antara
kedua pendapat sebelumnya.
Pertama, Urutan Surah adalah Tauqifi, Dikatakan bahwa tertib surah itu tauqifi
dan ditangani langsung oleh Nabi SAW sebagaimana diberitahukan Jibril kepadanya
atas perintah Tuhan. Dengan demikian, al-Quran pada masa Nabi SAW telah
tersusun surah-surahnya secara tertib sebagaimana tertib ayat-ayatnya. Seperti yang
ada di tangan kita sekarang ini yaitu tertib mushaf Usmani yang tak ada seorang
sahabat pun menentangnya. Ini menunjukkan telah terjadi kesepakatan (ijma) atas
tertib surah, tanpa suatu perselisihan apa pun. 26 Pendapat yang pertama ini didukung

oleh ulama-ulama seperti Abu Jafar bin Nuhas, Ibnu al-Hasr dan Abu Bakar alAnbari.27
Untuk melihat seberapa kuat pendapat ini, banyak pernyataan dari kalangan
ulama-ulama besar dan terkemuka, seperti Abu Jaafar yang menegaskan bahwa
sistematika surah-surah al-Quran yang ada sekarang merupakan tauqif dari Nabi.
Sebagaimana dikutip oleh as-Suyuthi pendapat al-Kirmani sebagai berikut:

25

Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet II,
2011, hal. 192.
26

Nasaruddin Umar, Ulumul Quran: Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi All-Quran.


(Jakarta:Al-Gahzali Center, 2008),Cet 1, hal. 143.
27
Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Al-Madkhal Li Dirasah Al-Quran Al-Karim,
(Kairo, Mesir: Maktabah As-Sunnah, 1996), hal. 293.

16

Bahwa susunan surah-surah al-Quran demikian itu (utsmani) telah ada


di sisi Allah Taala di Lauhil Mahfuzh. Dan sesuai dengan sistematika ini, Nabi
saw (setiap tahun) melakukan repitisi bacaan al Quran yang telah ada pada
diri beliau di hadapan Jibril. Bahkan pada tahun wafat beliau, repitisi bacaan itu
dikemukakan beliau sampai dua kali
Penjelasan di atas berkaitan dengan hadits-hadits yang menerangkan
kebijaksanaan Allah, demi memelihara al-Quran dengan baik maka Allah
mengutus Jibril untuk mengoreksi bacaan Nabi tentang al-Quran minimal sekali
dalam 1 tahun, dan pengulangan dilakukan dua kali dihadapan Jibril sampai beliau
wafat.28
Kedua, Urutan surah Al-Quran adalah Ijtihad Sahabat dikatakan bahwa tertib
surah itu berdasarkan ijtihad para sahabat. Dasar dari pendapat itu adalah
kenyataan bahwa para sahabat memiliki koleksi mushaf yang awalnya berbedabeda urutan. Misalnya mushaf Ali disusun menurut tertib nuzul, yakni dimulai
dengan Iqra, kemudian Muddassir, lalu Nun, Qalam, kemudian Muzammil, dan
seterusnya hingga akhir surah makki dan madani. Dalam mushaf Ibn Masud yang
pertama ditulis adalah surah Al-Baqarah, Nisa dan Ali-Imran. Dalam mushaf
Ubai yang pertama ditulis ialah Fatihah, Baqarah, Nisa dan Ali-Imran.29
Sistematika surat-surat al Quran yang ada sekarang bukanlah tauqifi melaikan
hasil ijtihad sahabat Nabi. Pendukung pendapat ini antara lain: Imam Malik dan
Qadhi Abu Bakar. Pendapat ini diungkapkan oleh Fatwa Ibnu Faris, dalam kitab
al-Masailul Khamsi sebagai berikut:
28

M. Ali Hasan & Rifat Syauqi Nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir,.hal. 96.
Nasaruddin Umar, Ulumul Quran: Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi AllQuran,hal. 151-152.
29

17


.

Menghimpun

al

Quran

itu

ada

dua

macam

cara.

Pertama,

menghimpun/menyusun surah-surahnya, seperti mendahulukan tujuh surah yang


panjang-panjang. Kemudian diiringi dengan surah-surah Al Maun. Maka ini
adalah

ihwal

yang

ditetapkan

oleh

para

sahabat

Nabi.

Kedua:

menghimpun/menyusun ayat-ayat al Quran dalam surah-surah. Maka hal ini


merupakan ihwal yang ditetapkan Nabi, sesuai dengan yang disampaikan oleh
Jibril dari perintah Tuhannya Yang Maha Luhur dan Agung.
Para ulama yang mendukung pendapat ini berdasarkan dalil bahwa sebelum
mushaf Utsmani tersusun, telah ada mushaf sebelumnya yaitu mushaf para
sahabat yang sistematika surat-suratnya berbeda-beda. Seperti mushaf Ubay bin
Kaab yang diriwayatkan dimulai dari surat Al-Fatihah, Al Baqarah, An-Nisa dan
seterusnya. Kemudian juga mushaf Ibnu Masud dan Mushaf Ali bin Abi Thalib.30
Ketiga, Urutan Surah sebagian Tauqif dan Sebagian Ijtihad Sahabat. Pendapat

ketiga adalah perpaduan antara keduanya. Mereka mengatakan bahwa sebagian


surah itu tertibnya tauqifi dan sebagian lainnya berdasarkan ijtihad para sahabat.
Pendapat inilah yang kemudian dipilih oleh sejumlah besar ulama. Hanya saja
para ulama berbeda-beda dalam menentukan surat-surat yang urutannya
berdasarkan tauqif dan berdasarkan ijtihad. Al-Qadhiy Abu Muhammad ibn
Athiyyah mengatakan, sebagian besar surat Al-Quran telah diketahui urutannya
sejak Nabi SAW masih hidup, seperti as-Sab al-Thiwal, al-Hawamim dan alMufashal.31
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan penegasan sebagaimana di kutip
oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin: boleh membaca atau menulis
surat ini sebelum surat itu. Oleh karena itu terjadi perbedaan penulisan pada
30
31

M. Ali Hasan & Rifat Syauqi Nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir,hal. 92-93.
Muhammad Abdul Adzim Al Zarqani, manahil al urfan fi ulum quran, hal. 372.

18

mushaf-mushaf para sahabat, akan tetapi tatkala mereka telah bersepakat kepada
satu mushaf pada zaman Usman, maka kesepakatan itu menjadi sunnah (salah
seorang) al-Khulafaur Rasyidin, sementara sebuah hadits menunjukkan bahwa
sunnah mereka wajib diikuti.32

KESIMPULAN
Berdasarkan Uraian tersebut diatas, maka dapatlah disimpulkan sebagai
berikut:
1. Surat berarti sekumpulan atau sekelompok ayat-ayat al-quran yang
mandiri yang memiliki permulaan dan penghabisan.
2. Teori-teori nama surat berdasarkan Tauqifi, yakni dari nabi langsung yang
dapat dilihat melalui hadits-haditsnya, dan juga berdasarkan Ijtihadi, yakni
berdasarkan ijtihad para sahabat.
3. Al Quran scara garis besar terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. As Sabut Thiwal: Tujuh surat yang panjang.
b. Al Miun: Sura-surat yang ayatnya lebih dari seratus,
c. Al Matsani: Surat yang jumlah ayatnya dibawah Al Miun,
d. Al Mufashshal: surat yang ayat-ayatnya pendek.
4. Para ulama berbeda pendapat terhadap Tartib Al Suwar,yaitu ada tiga
kelompok, yakni:
a. Kelompok pertama berpendapat, bahwa tertib surat-surat Al Quran itu
adalah Tauqifi berdasarkan petunjuk Rasulullah dari Malikat Jibril,
32

Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dan Muhammad bin Jamil Zainu, Ter. Muhammad
Qowwam, Bagaimana Kita Memahami al-Quran, (Malang: Cahaya Tauhid Press, 2006), hal. 40.

19

b. Kelompok kedua berpendapat, bahwa tertib surat-surat Al Quran itu


berdasarkan ijtihad para sahabat,
c. Kelompok ketiga berpendapat, bahwa tertib surat-surat Al Quran itu
sebagian berdasarkan pada petunjuk Rosulullah dari Malaikat Jibril,
sebagian yang lain berdasarkan atas ijtihad para sahabat.
5. Berdasarkan dalil dan ijma ulama pendapat yang pertama lebih kuat dan
dapat dipegangi. Dimana seluruh surat-surat Al Quran itu seperti sekarang
ini adalah berdasarkan petunjuk Rosulullah SAW. dari Malaikat Jibril, dan
bahkan sebagian Ulama menerangkan itu sudah menjadi ketentuan Allah
dalam Lauh Al Mahfudz.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azim al-Zarqani. Muhammad. Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran.
Jakarta : Gaya Media Pratama. 2010.
Abu Syuhbah, Muhammad. Al-Madkhal Li Dirasah Al-Quran Al-Karim. Kairo,
Mesir: Maktabah As-Sunnah. 1996.
Ali Hasan, M dan Syauqi nawawi, Rifat. Pengantar ilmu tafsir. Jakarta : Bulan
Bintang. 1988.
al-Qattan, Manna. Mabahits fi Ulum Al-Quran. Kairo : Maktabah wahbah. 1973.
Amanah. Pengantar Ilmu AlQuran dan Tafsir.Semarang: CV. Asy-Syifa.1993.
Amin Suma, Muhammad. Ulumul Quran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
2013.
ash-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir.
Semarang : PT.Pustaka Rizki Putra. 2009.
Baidan, Nashruddin .Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011.
Bell, Richard. Bells Introduction to the Quran. Edinburgh : Edinburgh
University Press. 1970.
Bin Abdirrahman ar-Rumi, Fahd. Dirasat fi Ulum Al-Quran. Yogyakarta :Titian
Ilahi Press. 1996.

20

Bin Shalih al-Utsaimin, Muhammad dan Bin Jamil Zainu, Muhammad. Ter.
Muhammad Qowwam. Bagaimana Kita Memahami al-Quran, Malang:
Cahaya Tauhid Press. 2006.
Chirzin, Muhammad. Al Quran dan Ulumul Quran. Yoyakarta: PT Dana bhakti
prima yasa. 1998.
Husain ThabathabaI, Muhammad. Al-Quran fi Al-Islam: Mengungkap Rahasia
Al-Quran, Teheran: Organisasi Dakwah Islam. 1404H.
Karim, Abdullah. Terjemah Ilmu Tafsir Imam As-Suyuti. Banjarmasin : Comdes
Kalimantan. 2004.
Nor Ichwan,M. Studi Ilmu-Ilmu al-Quran. Semarang :RaSAIL Media Group.
2008.
Shihab, Quraish. Mukjizat Al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib. Bandung : Mizan. 2013.
Umar, Nasaruddin. Ulumul Quran: Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi AlQuran. Jakarta: Al-Gahzali Center. 2008.
Zuhdi, Masjfuk. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya : PT. Bina Ilmu. 1993.

Anda mungkin juga menyukai