Abstract
Surat dalam al-Quran merupakan permulaan dan kesudahan pada beberapa
ayat. Setiap surat tidak sama panjang dan tidak sama pula pendeknya, jumlah ayat
dari tiap surat pun berbeda, panjang pendeknya surat tesebut berdasarkan dari
ketentuan Allah Swt. Pembagian al-Quran ke dalam surat-surat memberikan
kemudahan untuk mempelajari, mengkaji, bahkan menghafalkan al-Quran bagi
manusia. Surat menguraikan secara rinci menurut problem-problem sejenis
sehingga pengertian menjadi runtut.
Adanya pembagian al-Quran kepada surat-surat dan ayat-ayat merupakan
karakteristik yang tidak terdapat pada kitab-kitab yang lain. Yang
menentukan/menetapkan panjang/pendeknya surah dalam al-Quran adalah Allah
sendiri, yang semuanya tentu mengandung hikmah-hikmah yang tinggi.
Teori penamaan surat berdasarkan Tauqifi , yakni dari Nabi langsung yang
dapat dilihat melalui hadits-haditsnya, dan juga berdasarkan Ijtihadi, yakni
berdasarkan ijtihad para sahabat. Penamaan tersebut memberikan kemudahan bagi
siapa saja untuk membantu mengenali al-Quran dari berbagai aspeknya.
Para Ulama berbeda pendapat mengenai sistematika penyusunan surat di
dalam al-Quran, Sebagian ulama mengatakan surah-surah tersebut berdasarkan
Tauqifi atau ketetapan dari Nabi Muhammad SAW, ada pula yang mengatakan
berdasarka ijtihad para sahabat, dan ada juga ulama lainnya berpendapat
berdasarkan perpaduan antara keduanya.
Penulis mengambil kesimpulan bahwasannya sistematika penyusunan surah
atau Tartib suwar yang dapat kita lihat hingga saat ini adalah berdasarkan dari
Tauqifi dan petunjuk Nabi Muhammad SAW, berdasarkan beberapa pendapat yang
kuat bahwasanya Jibril diperintahkan Allah SWT agar melakukan koreksi dan
pengulangan bacaan al-Quran kepada Rasulullah SAW minimal sekali setahun,
dan pengulanagn dilakukan dua kali dihadapan jibril sampai beliau wafat. Fokus
pada makalah ini adalah bagaimana pengertian, nama, serta sistematika
penyusunan surat berdasarkan pendapat para ulama .
MUQODDIMAH
A. Latar Belakang Masalah
Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
yang mengandung petunjuk bagi umat manusia. Al Quran diturunkan untuk
menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk umat atau suatu umat masa tertentu, tetapi
untuk seluruh umat manusia dan berlaku sepanjang masa.
Al-Quran diturunkan oleh Allah swt. dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia pada
malam qadr (lailat al-qadr) secara keseluruhan. Kemudian diturunkan secara
berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril dalam
tempo kurang dari 23 tahun.1
Kehadiran wahyu al-Quran sendiri adalah di luar kehendak Nabi Muhammad
saw. Suatu ketika ayat turun karena peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian
serta kebutuhan Rasulullah saw, ada saatnya pula kehadiran ayat al-Quran terjadi
secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, bahkan pernah pula kehadirannya amat
sangat ditunggu-tunggu namun ia tidak kunjung-kunjung datang, kaum kafir pun
mendapat kesempatan untuk mencela Nabi saw. sebagai utusan yang ditinggalkan
Tuhannya.2 Semua itu merupakan suatu pertanda, bahwa tidaklah mungkin bagi
ayat al-Quran merupakan qaul Muhammad.
Karena al-Quran memiliki banyak keistimewaan, tetapi juga banyak
perbedaan tentang bagaimana penyusunan surah yang terdapat dalam satu mushaf
al-Quran, dimana al-Quran yang hadir dihadapan dan yang sering kita baca
adalah mushaf dari rasm Usmani. Ternyata tidak hanya rasm itu saja, tetapi
banyak penyusunan surah dalam al-Quran yang menimbulkan perbedaan dalam
memberikan kedudukan dalam setiap surah.
1
34.
M. Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu al-Quran, (Semarang :RaSAIL Media Group,2008), hal.
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Ghaib, (Bandung :Mizan, 2013), cet III, hal. 78
Studi atas al-Quran telah banyak dilakukan para ulama dan sarjana tempo
dulu, termasuk para sahabat di Zaman Rasulullah SAW. Hal itu tidak lepas dari
disiplin dan keahlian yang dimiliki oleh mereka masing-masing. Ada yang
mencoba mengelaborasi dan melakukan eksplorasi lewat perspektif keimanan,
historis, bahasa dan sastra, pengkodifikasian, kemujizatan, penafsiran serta telaah
dan kepada huruf-hurufnya.3
Al Quran terbagi atas beberapa surat dan didalam surat terdiri dari beberapa
ayat. Pembagian Al Quran ke dalam surat-surat memberikan kemudahan untuk
mempelajari, mengkaji, bahkan menghafalkan Al Quran bagi manusia. Surat
menguraikan secara rinci menurut problem-problem sejenis sehingga pengertian
menjadi runtut.
Al-Quran mengandung 114 (seratus empat belas) surat dan jumlah ayatnya
6.236 (enam ribu dua ratus tiga puluh enam). Jumlah kosa kata menurut hitungan
sebagian para ahli berjumlah 74.437 (tujuh puluh empat ribu empat ratus tiga
puluh tujuh), sedangkan hurufnya terdiri dari 325.345 (tiga ratus dua puluh lima
ribu tiga ratus empat puluh lima).4
Setiap surat mempunyai tujuan tertentu dan maksud dasar yang menyebabkan
turunnya. Adanya pembagian al-Quran kepada surat-surat dan ayat-ayat
merupakan karakteristik yang tidak terdapat pada kitab-kitab lain.5
Menurut beberapa ulama tafsir seperti al-Zarkasyi, bahwa surat adalah alQuran yang mencakup sejumlah ayat yang mempunyai permulaan dan penutup
dan sedikitnya yang terkandung dalam sebuah surat adalah tiga ayat.6
Dalam pembahasan kali ini penulis menyajikan tentang pengertian surat,
nama-nama surat, macam-macam surat serta sistematika dalam penyusunan surah
3
Muhammad Chirzin,Al Quran dan Ulumul Quran, (Yoyakarta: PT Dana bhakti prima yasa,
1998) ,hal. 61.
4
Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir,(Semarang :
PT.Pustaka Rizki Putra, 2009),hal. 48.
5
Fahd Bin Abdirrahman ar-Rumi, Dirasat fi Ulum Al-Quran, ( Yogyakarta :Titian Ilahi
Press,1996),hal. 140.
6
Amanah, Pengantar Ilmu AlQuran dan Tafsir, (Semarang: CV. Asy-Syifa,1993), hal. 227.
yang menimbulkan perbedaan dikalangan para ulama. Dari uraian latar belakang
diatas, bisa bisa diambil beberapa masalah yang dapat dijadikan sebagai rumusan
masalah, antara lain : 1) Apakah pengertian surat; 2) Apa nama dan macam surat
yang terkandung di dalam Al Quran; 3) Bagaimana sistematika penyusunan surat.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Surat
Secara lughawi (arti kata), surat mempunyai banyak arti, diantaranya :
(1)Tingkatan atau martabat, (2) tanda atau alamat, (3) gedung yang tinggi dan
indah, (4) sesuatu yang sempurna atau lengkap, (5) susunan sesuatu atas lainnya
yang bertingkat-tingkat.7
Kata
al-Surath
berarti
al-Mazilah(posisi).
Juga
bermakna
al-
lain
mengatakan,
surah
berasal
dari
bahasa
Ibrani
shurah, baris, yang dipakai untuk bata dalam tembok dan untuk cabang tanaman
yang merambat. Hal itu diambil dari makna tembok yang membatasi suatu
kota.9
Dalam surat Yunus dan surat Hud disebutkan;
Atau
(patutkah)
mereka
mengatakan
"Muhammad
membuat-buatnya."
Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan
sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil
7
Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013),cet.1,
hal. 60.
8
Muhammad Abdul Azim al-Zarqani, Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran,( Jakarta : Gaya
Media Pratama, 2010),hal. 367.
9
Richard Bell, Bells Introduction to the Quran,(Edinburgh : Edinburgh University Press,
1970), hal. 52.
(untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar."(QS. Yunus
10:38)10
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang
dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".(QS.
Hud 11:13)11
Dalam ketiga ayat tersebut bisa kita tarik kesimpulan, bahwa kata surat berasal
dari bahasa Suriah surta, yang mengandung arti tulisan, teks kitab suci, dan
bahkan kitab suci.
Nama surat al-Quran dalam berbagai pengertian sebagaimana disebutkan
diatas yang intinya alQuran itu adalah kumpulan surat-surat yang saling
berhubungan yang satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh dan menyeluruh.
Adapun pengertian surat menurut terminologi para ahli ilmu-ilmu Al-Quran,
di antaranya :
10
11
12
Batasan surat ialah (sebagian) Quran yang mencakup bebrapa ayat
yang mempunyai permulaan dan penutupan, dan paling sedikit adalah
tiga ayat.
4. as-Suyuthi
Surah adalah kelompok yang merupakan bagian dari al-Quran yang
diberi nama tertentu secara tawqifi oleh Nabi Muhammad saw.14
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Surah adalah
sejumlah ayat al-Quran yang mempunyai permulaan dan kesudahan. Berbeda
dengan ayat, ayat adalah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dalam alQuran. Dan dapat pula disimpulkan bahwa surat dalam konteks al-Quran pada
dasarnya adalah bagian tertentu dari keseluruhan al-Quran yang membicarakan
perihal topik tertentu.
Sistematika penyusunan al-Quran yang memerhatikan surat dan ayat ini
ternyata sejalan dengan tradisi penulisan buku-buku ilmiah terutama peraturan
perundang-undangan yang ada pada umumnya
menggunakan judul-judul bagian ke dalam beberapa bab dan sub bab sampai
keudian pasal dan ayat. Dengan cara demikian,orang akan mudah merujuk alQuran dengan merujuk kepada nama dan nomor surat serta nomor ayat.
13
M. Ali Hasan dan Rifat Syauqi nawawi, Pengantar ilmu tafsir,(Jakarta : Bulan Bintang,
1988), hal. 86.
14
Abdullah Karim, Terjemah Ilmu Tafsir Imam As-Suyutiy ,( Banjarmasin : Comdes
Kalimantan, 2004), hal. 5.
B. Nama-Nama Surat
Al-Quran terdiri dari 114 surat, yang tidak sama panjang dan pendeknya. Ada
yang panjang,sedang dan pendek. Yang terpanjang adalah surat al-Baqarah yang
terdiri 286 ayat, sedangkan yang terpendek adalah surat al-kautsar yang terdiri
dari 3 ayat.15
Didalam Al-Quran ada sejumlah 23 surah yang dinamai dengan nama-nama
yang tidak dijumpai dipermulaan surah, seperti surah Al-Baqarah. Perkataan alBaqarah ( sapi betina ) disebut sesudah 65 ayat berlalu dari permulaannya.Surat
AliImran demikian juga, yakni terdapat sebutan AliImran sesudah 32
ayat. Dalam Surat An Nisa terdapat beberapa kali perkataan An Nisa yang terdapat
sesudah
berlalu
beberapa
ayat
dari
awalnya.
Demikian dengan Al
Maidah, sesudah 110 ayat berlalu barulah kita berjumpa lafadz itu, akan tetapi jika
diperiksa berulang-ulang, terdapatlah bahwa kata-kata yang menjadi nama itu
walaupun tidak terletak di permulaan surat pada pembacaan, namun ia
dipermulaan surat pada turunnya. 16
Setiap surah mempunyai nama atau judul. Umumnya, nama tidak mengacu
kepada pokok bahasan surat, melainkan yang menonjol dari surah itu. Misalnya
saja surat An-Nahl yang berarti lebah, tetapi lebah baru disebut pada ayat : 68-70,
yaitu sesudah lebih dari setengahnya, ini satu-satunya bacaan dalam Quran yang
berbicara tentang lebah. Begitupula, surah As Syuaraa yang berarti para penyair;
tetapi satu-satunya tempat yang menyebut penyair adalah ayat 224, pada bagian
akhir surat. Menurut jumhur ulama kecuali golongan Syiah menetapkan bilangan
surat sebanyak 114 (seratus empat belas) surat. Sedangkan golongan Syiah
Ghulat (syiah ekstrem) menetapkan 116 surat. Mereka memasukkan surat Qunut,
yang dinamai Al-Khal dan Al-Hafd.17
Nama surat-surat dalam Al-Quran sebagian besar sesuai dengan tema yang
dibicarakan didalamnya, atau nama itu sendiri terdapat didalamnya. sebagian surat
15
16
17
Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Quran, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1993), hal.148.
Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir, hal. 49.
Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir, hal. 48.
18
a.
Al-Shalat (shalat)
b.
Al-Hamdu (pujian)
c.
d.
e.
f.
g.
Al-Syifa (obat)
h.
i.
Al-Asas (dasar/pondasi)
j.
k.
10
11
12
13
19
20
Islam
mempelajari,
memahami
dan
2.
Untuk menunjukkan topik pembicaraan, sebab tiap surat telah diberi nama
dengan nama yang relevan sesuai dengan isi kandungan surat yang
bersangkutan, seperti surat al-Baqarah, Surat al-Jin, Surat Yusuf dan
sebagainya.
3.
4.
Bagi seorang pembaca, bila telah menyelesaikan satu surat atau satu bab
dari suatu buku, maka ia akan lebih bersemangat untuk melanjutkan pada
surat bab atau bab selanjutnya, bahkan lebih membuatnya berhasil
14
memahaminya, dibanding bila semuanya hanya terdiri dari satu surat atau
bab.
5.
Seorang hafiz, bila telah lancar mengahafal satu surat, maka ia merasa
yakin bahwa ia telah mengantongi sebagian al-Quran secara mandiri.
6.
Muhammad Abdul Azim al-Zarqani, Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran, hal. 368.
Fahd Bin Abdirrahman ar-Rumi, Dirasat fi Ulum Al-Quran, hal. 144-145.
Muhammad Abdul Azim al-Zarqani, Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran ,hal. 369.
Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran., hal. 71.
15
Yang dimaksud dengan Sistematika disini ialah tertib atau urutan surat-surat
al-Quranul Karim, yang secara jelas telah ditunjukkan bahwa al-Quran itu, baik
ayat-ayatnya maupun suratnya tidak tersusun menurut kronologis turunnya. Al-
oleh ulama-ulama seperti Abu Jafar bin Nuhas, Ibnu al-Hasr dan Abu Bakar alAnbari.27
Untuk melihat seberapa kuat pendapat ini, banyak pernyataan dari kalangan
ulama-ulama besar dan terkemuka, seperti Abu Jaafar yang menegaskan bahwa
sistematika surah-surah al-Quran yang ada sekarang merupakan tauqif dari Nabi.
Sebagaimana dikutip oleh as-Suyuthi pendapat al-Kirmani sebagai berikut:
25
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet II,
2011, hal. 192.
26
16
M. Ali Hasan & Rifat Syauqi Nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir,.hal. 96.
Nasaruddin Umar, Ulumul Quran: Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi AllQuran,hal. 151-152.
29
17
.
Menghimpun
al
Quran
itu
ada
dua
macam
cara.
Pertama,
ihwal
yang
ditetapkan
oleh
para
sahabat
Nabi.
Kedua:
M. Ali Hasan & Rifat Syauqi Nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir,hal. 92-93.
Muhammad Abdul Adzim Al Zarqani, manahil al urfan fi ulum quran, hal. 372.
18
mushaf-mushaf para sahabat, akan tetapi tatkala mereka telah bersepakat kepada
satu mushaf pada zaman Usman, maka kesepakatan itu menjadi sunnah (salah
seorang) al-Khulafaur Rasyidin, sementara sebuah hadits menunjukkan bahwa
sunnah mereka wajib diikuti.32
KESIMPULAN
Berdasarkan Uraian tersebut diatas, maka dapatlah disimpulkan sebagai
berikut:
1. Surat berarti sekumpulan atau sekelompok ayat-ayat al-quran yang
mandiri yang memiliki permulaan dan penghabisan.
2. Teori-teori nama surat berdasarkan Tauqifi, yakni dari nabi langsung yang
dapat dilihat melalui hadits-haditsnya, dan juga berdasarkan Ijtihadi, yakni
berdasarkan ijtihad para sahabat.
3. Al Quran scara garis besar terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. As Sabut Thiwal: Tujuh surat yang panjang.
b. Al Miun: Sura-surat yang ayatnya lebih dari seratus,
c. Al Matsani: Surat yang jumlah ayatnya dibawah Al Miun,
d. Al Mufashshal: surat yang ayat-ayatnya pendek.
4. Para ulama berbeda pendapat terhadap Tartib Al Suwar,yaitu ada tiga
kelompok, yakni:
a. Kelompok pertama berpendapat, bahwa tertib surat-surat Al Quran itu
adalah Tauqifi berdasarkan petunjuk Rasulullah dari Malikat Jibril,
32
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dan Muhammad bin Jamil Zainu, Ter. Muhammad
Qowwam, Bagaimana Kita Memahami al-Quran, (Malang: Cahaya Tauhid Press, 2006), hal. 40.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azim al-Zarqani. Muhammad. Manahil Al-urfan fi ulum al-Quran.
Jakarta : Gaya Media Pratama. 2010.
Abu Syuhbah, Muhammad. Al-Madkhal Li Dirasah Al-Quran Al-Karim. Kairo,
Mesir: Maktabah As-Sunnah. 1996.
Ali Hasan, M dan Syauqi nawawi, Rifat. Pengantar ilmu tafsir. Jakarta : Bulan
Bintang. 1988.
al-Qattan, Manna. Mabahits fi Ulum Al-Quran. Kairo : Maktabah wahbah. 1973.
Amanah. Pengantar Ilmu AlQuran dan Tafsir.Semarang: CV. Asy-Syifa.1993.
Amin Suma, Muhammad. Ulumul Quran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
2013.
ash-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur;an dan Tafsir.
Semarang : PT.Pustaka Rizki Putra. 2009.
Baidan, Nashruddin .Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011.
Bell, Richard. Bells Introduction to the Quran. Edinburgh : Edinburgh
University Press. 1970.
Bin Abdirrahman ar-Rumi, Fahd. Dirasat fi Ulum Al-Quran. Yogyakarta :Titian
Ilahi Press. 1996.
20
Bin Shalih al-Utsaimin, Muhammad dan Bin Jamil Zainu, Muhammad. Ter.
Muhammad Qowwam. Bagaimana Kita Memahami al-Quran, Malang:
Cahaya Tauhid Press. 2006.
Chirzin, Muhammad. Al Quran dan Ulumul Quran. Yoyakarta: PT Dana bhakti
prima yasa. 1998.
Husain ThabathabaI, Muhammad. Al-Quran fi Al-Islam: Mengungkap Rahasia
Al-Quran, Teheran: Organisasi Dakwah Islam. 1404H.
Karim, Abdullah. Terjemah Ilmu Tafsir Imam As-Suyuti. Banjarmasin : Comdes
Kalimantan. 2004.
Nor Ichwan,M. Studi Ilmu-Ilmu al-Quran. Semarang :RaSAIL Media Group.
2008.
Shihab, Quraish. Mukjizat Al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib. Bandung : Mizan. 2013.
Umar, Nasaruddin. Ulumul Quran: Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi AlQuran. Jakarta: Al-Gahzali Center. 2008.
Zuhdi, Masjfuk. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya : PT. Bina Ilmu. 1993.