Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)


MUHAMMAD YASIN

A. Judul Modul : QUR’AN HADIS


B. Kegiatan Belajar : KRITERIA KESAHIHAN DAN FUNGSI HADIS
TERHADAP ALQURAN (KB 2)

A. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1. KRITERIA KESAHIHAN HADIS
Kata sahih dalam bahasa diartikan orang sehat
antonim dari kata al-saqim yakni orang yang sakit, seolah-
olah dimaksudkan hadis sahih adalah hadis yang sehat dan
benar-benar tidak terdapat penyakit dan cacat. Adapun
menurut istilah Hadis shahih adalah:
‫ما اتصل سنده بنقل العدل الضابط عن العدل الضابط إلى منتهاه من‬
‫غير شذوذ وال علة‬
Hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan
oleh orang adil dan dhabith (kuat daya ingatan)
sampai kepada perawi terakhirnya, serta tidak ada
kejanggalan dan maupun cacat (al-Thahhan, t.th:
30)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan, sebuah hadis
dinilai sahih jika memenuhi lima kriteria berikut, yaitu:
a. Sanadnya bersambung (ittishal al-sanad)
Peta Konsep (Beberapa istilah
1 dan definisi) di modul bidang b. Moralitas para perawinya baik (’adalah al-ruwwat)
studi c. Intelektualitas para perawinya mumpuni (dhabt al-
ruwwat)
d. Tidak janggal (’adam al-syudzudz)
e. Tidak cacat (’adam al-’illah)

2. FUNGSI HADIS TERHADAP ALQURAN


Secara umum fungsi hadis adalah sebagai penjelas
(bayan) terhadap makna Alquran yang umum, global dan
mutlak. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Nahl
ayat 44:
َ‫اس َما نُ ِز َل ِا َل ْي ِه ْم َو َلعَ َّل ُه ْم يَتَفَ َّك ُر ْون‬ ِ َ‫َواَ ْنزَ ْلنَا ٓ ِا َليْك‬
ِ َّ‫الذ ْك َر ِلتُبَيِنَ ِللن‬
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan”,
Secara lebih rinci fungsi penjelasan (bayân) hadis
terhadap Alquran, dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bayan Taqrir
Posisi hadis sebagai penguat (taqrir/ta’kid)
keterangan Alquran. Artinya Hadis menjelaskan apa
yang sudah dijelaskan Alquran, salah satunya tentang
larangan memakan harta anak yatim sebagai berikut:

‫س َل ْي َمانُ ْب ُن بِ ََل ٍل‬ ُ ‫َّللا قَا َل َحدَّثَنِي‬


ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ُ‫يز بْن‬ ِ ‫ع ْبدُ ا ْلعَ ِز‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
َ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة‬ َ ‫ث‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ا ْلغَ ْي‬ َ ِ ‫ع ْن ثَ ْو ِر ب ِْن زَ ْي ٍد ا ْل َمدَنِي‬ َ
َ
‫سل َم قا َل ا ْجتَنِبُوا‬ َّ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ َ ِ ‫عن النبِي‬َّ ْ َ ُ‫عنه‬ ْ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َر‬
َ َّ
ُ‫َّللا َو َما هُن قا َل الش ِْرك‬ ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ت قالوا يَا َر‬ ُ َ َ ْ
ِ ‫س ْب َع ال ُموبِقا‬ َّ ‫ال‬
ْ
‫ق َوأك ُل‬َ ْ
ِ ‫َّللاُ ِإال بِال َح‬ َّ َّ ْ
َّ ‫ِحْر َوقت ُل النف ِس التِي َح َّر َم‬َّ ْ َ ُ ‫اَّلل َوالس‬ ِ َّ ِ‫ب‬
‫ف‬ ْ َ
ُ ‫حْف َوقذ‬ َّ َّ
ِ ‫الربَا َوأك ُل َما ِل اليَتِ ِيم َوالت َو ِلي يَ ْو َم الز‬ ْ ْ َ ِ
‫ت‬ َ
ِ ‫ت الغَافَِل‬ ْ ِ ‫ت ال ُمؤْ ِمنَا‬ْ ِ ‫صنَا‬ َ ‫ا ْل ُم ْح‬
“Telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz bin
'Abdullah berkata telah bercerita kepadaku Sulaiman
bin Bilal dari Tsaur bin Zaid Al Madaniy dari Abu 'Al
Ghoits dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan". Para
sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah itu?
Beliau bersabda: "Syirik kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali
dengan haq, memakan riba, makan harta anak yatim,
kabur dari medan peperangan dan menuduh seorang
wanita mu'min yang suci berbuat zina".

b. Bayan Tafsir
Bayan tafsir yaitu hadis berfungsi sebagai
penjelasterhadap Alquran. Fungsi inilah yang
terbanyak pada umumnya dilakukan hadis terhadap
Alquran. Bayan tafsir ini terdiri dari tiga macam, yaitu
sebagai berikut :
1) Tafsil al-Mujmal
Tafsil al-Mujmal Hadis memberi
penjelasan secara terperinci pada ayat-ayat
Alquran yang masih global, baik menyangkut
masalah ibadah maupun hukum. Sebagian ulama
menyebutnya bayan tafshil atau bayan tafsir.
2) Takhshish al-`Amm
Takhshish al-`Amm Pada fungsi ini, hadis
mengkhususkan (mengecualikan) ayat-ayat
Alquran yang bersifat umum. Sebagian ulama
menyebut fungsi ini dengan bayan takhshish.
3) Taqyid al-Muthlaq
Taqyid al-Muthlaq Maksud dari taqyid al-
Muthlaq adalah hadis berfungsi membatasi
kemutlakan ayat-ayat Alquran. Alquran pada
sebagian ayatnya menunjukkan ketentuan yang
bersifat mutlak.
4) Bayan Tasyri’
Yang dimaksud bayan tasyri‘ yaitu hadis
berfungsi menciptakan hukum syariat yang
belum dijelaskan oleh Alquran atau dalam
Alquran hanya terdapat pokok-pokoknya saja
(Suparta, 2016: 64). ‘Abbas Mutawalli Hamadah
menyebut fungsi ini dengan “za’id ‘ala kitab al-
karim” (Hamadah, 1965: 161)
Ibn al-Qayyim mengatakan bahwa hadis-
hadis Rasul saw yang merupakan tambahan
terhadap Alquran, merupakan kewajiban atau
aturan yang harus ditaati, tidak boleh menolak
atau mengingkarinya; dan ini bukanlah sikap
Rasul mendahului Alquran, melainkan semata-
mata karena perintah-Nya (al-Jauziyyah, 1955:
289)
5) Bayan Nasakh
Bayan Nasakh Hadis pada fungsi adalah
membatalkan atau menghapus ketentuan yang
terdapat dalam Alquran. Para ulama berbeda
pendapat. Di antara mereka ada yang mengakui
fungsi ini dan ada juga yang menolaknya.

3. Hadis tentang Kewajiban Mencari Ilmu: Analisis


Kesahihan Hadis
Di antara hadis yang sangat populer tentang
kewajiban mencari ilmu adalah sebagai berikut:
‫ير‬ ُ ‫س َل ْي َمانَ َحدَّثَنَا َك ِث‬ُ ‫ص ْب ُن‬ ُ ‫ار َحدَّثَنَا َح ْف‬ َ ُ‫َحدَّثَنَا ِهشَا ُم بْن‬
ٍ ‫ع َّم‬
‫ع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ قَا َل‬ َ َ‫يرين‬ ِ ‫ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ِس‬ َ ‫ير‬ ٍ ‫بْنُ ِش ْن ِظ‬
ٌ‫ضة‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬ ُ ‫ط َل‬َ ‫س َّل َم‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫غي ِْر أَ ْه ِل ِه َك ُمقَ ِل ِد‬َ َ‫اض ُع ْال ِع ْل ِم ِع ْند‬ ِ ‫ع َلى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم َو َو‬ َ
‫َب‬
َ ‫ه‬ َّ ‫ذ‬‫ال‬ ‫و‬ ‫ؤ‬
َ َ ُ ‫ل‬ ْ‫ؤ‬ُّ
‫ل‬ ‫ال‬ َ َ ْ َ ِ ِ ‫ا ْل‬
‫و‬ ‫َر‬‫ه‬ ‫و‬ ‫ج‬‫ل‬ْ ‫ا‬ ‫ير‬ ‫َاز‬ ‫ن‬‫خ‬َ
Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin
Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami
[Hafsh bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Katsir bin Syinzhir] dari [Muhammad
bin Sirin] dari [Anas bin Malik] ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap
muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada
pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan
mutiara, intan dan emas ke leher babi."
Hadis yang diriwayatkan pertama kali oleh Anas bin
Malik salah seorang sahabat terdekat Rasulullah ini dapat
dijumpai di banyak kitab hadis, antara lain di Sunan Ibn
Majah yang merupakan salah satu di antara enam kitab
Hadis (al-Kutub al-Sittah) yang mu’tabar yakni diakui dan
dijadikan referensi. Selain Anas bin Malik, sahabat
Rasulullah yang juga meriwayatkan hadis ini adalah Abu
Said al-Khudri sebagaimana disebutkan dalam kitab
Musnad al-Syihab karya Muhammad Ibn Salamah Ibn
Ja’far. Karena banyaknya kitab yang mencantumkan hadis
ini, maka hadis inipun sangat sering dikutip dalam karya-
karya ilmiah, buku-buku maupun tulisan populer serta
kerap juga diungkap dalam seminar dan ceramah-ceramah.
Namun demikian, Ibn Majah sendiri menganggap hadis ini
termasuk hadis dha’if (lemah, tidak sahih). Kelemahan
hadis ini terletak pada seorang rawinya yang ada pada
rangkaian sanad yaitu Hafash bin Sulaiman yang dinilai
tidak tsiqah oleh Yahya bin Ma’in dan dikatakan matruk
oleh Ahmad bin Hanbal dan al-Bukhari. Namun demikian,
hadis serupa diriwayatkan pula melalui jalur Ibn Mas’ud
yang diriwayatkan oleh al-Thabrani nomor 12682 dan jalur
Abu Sa’id yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi nomor 1759.
Keberadaan jalur lain dapat menguatkan jalur hadis yang
ada.
Meskipun hadis di atas dha’if dari sisi perawi, akan
tetapi kandungan matannya sejalan dengan ajaran Alquran
yang memerintahkan kaum Muslimin menggali
pengetahuan, antara lain surat al-Taubah ayat 122 dan surat
al-‘Alaq ayat 1-5.
Di antara bentuk lembaga-lembaga pendidikan Islam di
masa klasik adalah:
a. Maktab/Kuttab yang merupakan lembaga pendidikan
dasar
b. Halaqah, yang merupakan pendidikan tingkat lanjut
setingkat dengan college.
c. Majlis, yakni kegiatan transmisi keilmuan dari berbagi
disiplin ilmu
d. Masjid Jami atau univesitas, seperti Masjid Jami al-
Azhar di Cairo, Masjid al-Manshur di Baghdad, dan
Masjid Umayyah di Damaskus.
e. Khan yaitu asrama pelajar atau tempat belajar secara
privat.
f. Ribath yaitu tempat kegiatan kaum sufi
g. Rumah-rumah ulama
h. Perpustakaan
i. Observatorium seperti Baitul Hikmah yang dibangun
oleh al-Makmun di Baghdad dan Darul Hikmah yang
dibangun oleh al-Hakim di Mesir. Selain itu ada
observatorium Dinasti Hamadan yang dikelola oleh Ibn
Sina dan observatorium Umar Khayyam.
terdapat lima keistimewaan bagi orang yang berilmu, yaitu:
a. Diiringi perjalannya oleh Allah menuju surga
b. Diridhai oleh para malaikat
c. Didoakan oleh makhluk-makhluk yang ada di darat, di
udara serta yang ada di dalam air.
d. Dinilai lebih utama dibanding ahli ibadah
e. Dinyatakan sebagai pewaris para nabi

4. KESIMPULAN
Jelaslah bahwa hadis dan Alquran memiliki hubungan
yang integral dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
lainnya. Hal ini karena keduanya berdasarkan wahyu yang
datang dari Allah swt kepada Nabi Muhammad saw untuk
disampaikan kepada umatnya yang tidak mungkin
kontradiktif antara satu dan lainnya. Hal yang membedakan
hanyalah proses penyampaiannya dan periwayatannya.
Dan bahwa orang yang berilmu diberikan banyak
maziya (keistimewaan). Keistimewaan ini semata diberikan
oleh Allah karena ilmu yang dimilikinya. Maka, tatkala
ilmu itu hilang, hilang pulalah keistimewaannya.

Setelah saya membaca Modul 9 Tentang KRITERIA


Daftar materi bidang studi
KESAHIHAN DAN FUNGSI HADIS
2 yang sulit dipahami pada
modul
TERHADAP ALQURAN (KB 2) ada yang kurang
dipahami dalam materi yaitu fungsi hadis terhadap Alquran

Setelah saya membaca Modul 9 Tentang KRITERIA


Daftar materi yang sering
KESAHIHAN DAN FUNGSI HADIS
3 mengalami miskonsepsi dalam
pembelajaran TERHADAP ALQURAN (KB 2) Bahwa terdapat
miskonsepsi tentang Bayan Taqrir dan Bayan Tafsir

Peta Konsep
KRITERIA KESAHIHAN
DAN FUNGSI HADIS TERHADAP ALQURAN

KRITERIA FUNGSI HADIS HADIS TENTANG


KESAHIHAN HADIS TERHADAP KEWAJIBAN
ALQURAN MENCARI ILMU:
ANALISIS
BAYAR TAQRIR KESAHIHAN HADIS

BAYAR TAFSIR

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai