ِ وما خلَ ْقت اجْلِ َّن واِإْل نْس ِإاَّل لِيعب ُد
ون ُْ َ َ َ ُ َ ََ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat : 56)5
ض َخلِي َفةً ۖ قَالُوا َأجَتْ َع ُل فِ َيها َم ْن يُ ْف ِس ُد فِ َيها ِ ِ وِإ ْذ قَ َال ربُّ َ ِ ِئ
ْ ك ل ْل َماَل َكة ِإيِّن َجاع ٌل يِف
ِ اَأْلر َ َ
ِ حِب ِ
ْ ك ۖ قَ َال ِإيِّن
َأعلَ ُم َما اَل َت ْعلَ ُمو َن َ َِّس ل
ُ ِّماءَ َوحَنْ ُن نُ َسبِّ ُح َ ْمد َك َونُ َقد
َ ك الد
ُ َويَ ْسف
3
https://kbbi.web.id/sumpah
4
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24407/1/Skripsi
%20Khoirunnisa%20Fadliah%20watermark.pdf
5
https://tafsirq.com/51-az-zariyat/ayat-56
6
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-30
dalam bentuk pangabdian ritual kepada Allah subhanahu wa ta’ala.. Kedua,
manusia sebagai khalifah, dituntut untuk sukses menjalin hubungan secara
horizontal dengan sesama makhluk. Tidak sukses sebagai hamba, jika
seseorang gagal dalam menjalani tugasnya sebagai khalifatullah. Begitu
sebaliknya, tidak sukses sebagai khalifah, jika seseorang gagal menjalin
hubungan sebagai hamba dengan Tuhan. Manusia yang paripurna atau
manusia seutuhnya (insan kamil) adalah orang yang sukses sebagai hamba
juga sebagai khalifah.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan tafsir surat an-Nur ayat 53-57 menurut Imam Ibnu
Katsir dalam kitab tafsir ‘’al-Qur’anul ‘adzhim”?
2. Bagaimana Relasi antar ayat dengan fakta yang terjadi pada masyarakat?
3. Apa hikmah yang bisa kita dapatkan dari penjelasan surat an-Nuur ayat
53-57?
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui penjelasan tafsir surat an-Nur ayat 53-57 menurut Imam Ibnu
Katsir dalam kitab tafsir ‘’al-Qur’anul ‘adzhim”
2. Mengetahui Relasi antar ayat dengan fakta yang terjadi pada masyarakat
3. Mengetahui hikmah yang bisa kita dapatkan dari penjelasan surat an-Nuur
ayat 53-57
PEMBAHASAN
َ َْس ُموا بِاللَّ ِه َج ْه َد َأيْ َمانِ ِه ْم لَِئ ْن ََأم ْرَت ُه ْم لَيَ ْخ ُر ُج َّن قُ ْل اَل ُت ْق ِس ُموا ط
اعةٌ َم ْع ُروفَةٌ ِإ َّن اللَّهَ َخبِ ٌير َ َوَأق
ول فَِإ ْن َت َولَّ ْوا فَِإ نَّ َما َعلَْي ِه َما ُح ِّم َل َو َعلَْي ُك ْم َما ِ َأطيعوا اللَّه و ِ
َ الر ُس
َّ َأطيعُوا ََ ُ ) قُ ْل53( بِ َما َت ْع َملُو َن
ِ ِ َّ ُح ِّملْتُم وِإ ْن تُ ِطيعُوهُ َت ْهتَ ُدوا و َما َعلَى
ُ الر ُسول ِإال الْبَالغُ ال ُْمب
ين َ َْ
Artinya:”Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat
sumpah, jika kamu suruh mereka berperang, pastilah mereka akan pergi.
Katakanlah, "Janganlah kalian bersumpah, (karena ketaatan yang diminta
ialah) ketaatan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kalian kerjakan.” Katakanlah, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada
rasul; dan jika kalian berpaling, maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah
apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kalian adalah semata-mata apa
yang dibebankan kepada kalian. Dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian
mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang."
ASBABUN NUZUL
Dan Firman-Nya
ٌاعةٌ َم ْع ُروفَة
َ َط
“(karena yang diminta) adalah ketaatan yang baik.Ada yang mengatakan bahwa
itu berarti ketaatanmu adalah ketaatan yang sudah diketahui tidak lain hanya
ucapan saja tanpa Tindakan , dan setiap kali kamu bersumpah maka setiap itu juga
kamu berdusta.Sebagaimana Allah ﷻberfirman ,
صدُّواْ َعن َسبِ ِيل ٱللَّ ۚ ِه ِإن َُّهمۡ َسٓاءَ َما َكانُواْ يَ ۡع َملُو َن خَّت
َ َٱ َ ُذ ٓواْ َأ ۡي َٰمَن ُهمۡ ُجنَّةٗ ف
7
Al-Mishri,Mahmud.Asbabun Nuzul Penjelasan Lengkap Sebab-Sebab Turunnya Ayat-Ayat al-
Qur’an.hlm,334.Disebutkan as-Suyuthi dalam ad-Durul Mantut,VI/24,dan ia mengalamatkannya
pada Ibnu Mardawaih
Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai ,lalu mereka menghalangi
(manusia) dari jalan Allah.Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka
kerjakan.”
Maka mereka sudah terbiasa dengan kebohongan bahkan sampai apa yang
telah mereka pilih.Sebagaimana Allah ﷻberfirman :
ِ ََأمَل مۡ َتر ِإىَل ٱلَّ ِذين نَا َف ُقواْ َي ُقولُو َن ِإِل ۡخ ٰوهِنِم ٱلَّ ِذين َك َفرواْ ِم ۡن َأ ۡه ِل ٱ ۡل ِك ٰت
ب لَِئ ۡن ُأ ۡخ ِۡر
۞ ۡجتُم ُ َ ُ َ َ َ
نصَرنَّ ُكمۡ َوٱللَّهُ يَ ۡش َه ُد ِإن َُّهمۡ لَ َٰك ِذبُو َن ِۡ ِ لَن ۡخرج َّن مع ُكمۡ واَل نُ ِط
ُ ََأح ًدا َأبَدا َوِإن قُوتلتُمۡ لَن
َ ۡيع في ُكم
ُ َ ََ َ ُ َ
Yaitu Dia mengetahui siapa diantara kalian yang taat dan berbuat
maksiat .Meskipun janji, dan menampakkan ketaatan , sedangkan keyakinan
batinnya bertentangan dengan hal itu,walau dia terkenal sebagai orang taat , tetapi
Allah ﷻmengetahui apa yang tersembunyi,Dia tidak akan bisa ditipu,bahkan dia
mengetahui segala perasaan hamba-Nya walaupun mereka menampakkan sesuatu
yang bertentangan di dalam hatinya.Kemudian Allah ﷻberfirman :
ول
َ الر ُس ِ َأطيعوا اللَّه و
َّ َأطيعُوا ِ
ََ ُ قُ ْل
Firman -Nya
ِ األر
.ض ِ ِ صر
ِ َّ اط اللَّ ِه الَّ ِذي لَهُ ما فِي ِ
ْ الس َم َوات َو َما في َ َ
“Jalan Allah yang bagi-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ado di
bumi,dan kethuilah sesungguhnya hanya kepada Allah-lah segala perkara itu
akan kembali”(QS Asy-Syura[42]:53)
ِ ِ َّ و َما َعلَى
ُ الر ُسول ِإال الْبَالغُ ال ُْمب
ين َ
“Dan bahwa kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan
jelas ” sebagaimana firman Allah
MUNASABAT AYAT
8
.Terjemah Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzhim Ibnu Katsir Jilidd 7.hlm,431-432
Pada ayat-ayat sebelumnya sudah dijelaskan karakter / sifat lain orang
munafiq Yakni,
Pada ayat 47-52 ialah mereka orang yang tidak menerima aturan secara
totalitas dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.Aturan yang cocok mereka terima.
Apabila tidak cocok, mereka mencari hakim lain.
Pada ayat 53-54 ialah mereka orang yang bersumpah untuk melakukan
ketaatan padahal dusta.Kemudian,Allah juga menguraikan sebab-sebab
kemungkinan perbuatan mereka :
1. fii quluubihim maroodh
Berupa kekufuran dan kemunafikan.
2. Irtabuu
BALAGHAH
فَِإ نَّ َما َعلَْي ِه َما ُح ِّم َل َو َعلَْي ُك ْم َما ُح ِّملْتُ ْم
I’ROB
ِ ۖ ۡ ِ ۖ َّ َْأطيعوا ِ ِ
ُٱلر ُسو َل فَِإن َت َولَّ ۡواْ فَِإمَّنَا َعلَ ۡيه َما مُحِّ َل َو َعلَ ۡي ُكم َّما مُحِّلتُمۡ َوِإن تُطيعُوه ُ قُ ۡل َأطيعُواْ ٱللَّهَ َو
ۡ ٰۡ ِ ٱلرس
ُ ِول ِإاَّل ٱ َبللَ ُغ ٱل ُمب
ني َّ ىَل ع
َ ا مو ْ ۚ هَت ۡتهَ ُدو
ا
ُ ََ
ت ََولَّ ۡواmaknanya تَ َولَّ ۡوا, تَت ََولَّ ۡواkedudukannya jazm.karena ayat ini khitobnya kepada
orang-orang yang Rasulullah diperintahkan untuk berkata kepada mereka
9
Terjemahan Tafsir al-Muniir Jilid 9 , hlm.558
bersama para sahabatnya datang ke Madinah dan diberi tempat tinggal oleh kaum
Anshar maka orang-orang Arab melempar mereka dengan anak panah secara
serempak. Saat itulah para sahabat tidur malam sambil memegang senjata dan
ketika berada di pagi hari mereka pun memakai belati. Selanjutnya mereka
berkata,”Menurut pendapat kalian, kapan kita akan tidur dalam keadaan tenang
dan tenteram tanpa ada ketakutan kecuali kepada Allah?” Lantas turunlah firman-
Nya,”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman.”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Bara’, ia berkata, “ayat ini turun
mengenai kami saat kami dalam ketakutan yang sangat keras.”10
Ini merupakan janji dari Allah Swt. kepada Rasul-Nya Saw., bahwa Dia
akan menjadikan umatnya sebagai orang-orang yang berkuasa di bumi, yakni
10
Imam Suyuthi. Asbabun Nuzul. Qisthi Press. Jakarta. 2018. Hal 313.
menjadi para pemimpin manusia dan penguasa mereka. Dengan mereka negeri
akan menjadi baik dan semua hamba Allah akan tunduk kepada mereka. Dan
Allah akan menukar keadaan mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi
aman sentosa dan menjadi penguasa atas manusia. Janji itu telah diberikan oleh
Allah Swt. kepada mereka; segala puji bagi Allah, begitu juga karunianya. Kerena
sesungguhnya sebelum Nabi Saw. wafat, Allah telah menaklukkan baginya
Mekah, Khaibar, Bahrain, dan semua kawasan Jazirah Arabia serta negeri Yaman
seluruhnya. Beliau Saw. sempat memungut jizyah dari orang-orang Majusi Hajar
dan juga dari para penduduk yang ada di pinggiran negeri Syam (yang berada di
dekat negeri Arab).
ِ ِ َعن َع ْب ِد الْمل، ح َّد َثنَا س ْفيا ُن، ح َّد َثنَا ابْن َأبِي عُمر:اج ِ
،ك بْ ِن عُ َم ْي ٍر َ ْ َُ َ ََ ُ َ ِ ْح َّج ُ ال اِإْل َم
َ ام ُم ْسل ُم بْ ُن ال َ َق
Adapun mereka yang dua belas orang yang disebutkan dalam hadis ini
seluruhnya berasal dari keturunan Quraisy. Mereka berkuasa dan berlaku adil.
Berita gembira tentang kedatangan mereka itu telah disebutkan pula di dalam
kitab-kitab terdahulu.
ُ يَ ُكو ُن ُم ْل ًكا َع ثم،ْخاَل فَةُ َب ْع ِدي ثَاَل ثُو َن سنة
"ضوضا ِ ال
Dahulu Nabi Saw. dan para sahabatnya di Mekah tinggal selama dua puluh
tahun, menyeru manusia kepada Allah semata dan menyembahNya semata, tiada
sekutu bagi-Nya, yang hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Mereka
dicekam oleh rasa takut dan tidak diperintah untuk berperang, hingga mereka
diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah sebagai pendahuluannya.
Al-Barra ibnu Azib mengatakan bahwa ayat ini diturunkan ketika kami
(para sahabat) berada dalam ketakutan yang sangat. Ayat ini semakna dengan
firman-Nya yang mengatakan:
ِ األر ِ ِ ِإ
}ض ْ ض َع ُفو َن في ٌ {واذْ ُك ُروا ْذ َأْنتُ ْم قَل
ْ َيل ُم ْست َ
Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit
lagi tertindas di muka bumi (Al-Anfal: 26)
sampai dengan firman-Nya:
Sama seperti apa yang difirmankan oleh Allah Swt. mengenai perkataan
Musa kepada kaumnya:
ِ األر
}ض ِ ِ َ ِ{ع َسى َربُّ ُك ْم َأ ْن ُي ْهل
ْ ك َع ُد َّو ُك ْم َويَ ْستَ ْخل َف ُك ْم في َ
Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan menjadikan
kalian khalifah di bumi-(Nya). (Al-A'raf: 129), hingga akhir Ayat.
Dan firman-Nya:
ِ األر
}ض ِ ِ ْ ُ{ونُ ِري ُد َأ ْن نَم َّن َعلَى الَّ ِذين است
ْ ضع ُفوا في ْ َ ُ َ
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di
bumi (Mesir). (Al-Qashash: 5), hingga akhir ayat berikutnya.
Sama pula dengan sabda Rasulullah Saw. kepada Addi ibnu Hatim ketika
menjadi utusan kaumnya menghadap kepada beliau,
، " َف َوالَّ ِذي َن ْف ِس ي بِيَ ِد ِه:ال ِ ول، لَم َأ ْع ِر ْفه ا: ال
ُ َك ْن قَ ْد َس ِم ْع
َ َ ق.ت بِ َه ا َ َ
ِ ُ "َأَت ْع ِر
ْ َ َف الْح َيرةَ؟ " ق
،َأح ٍد ِ ِ ِ ِ ليتمن اللَّهُ َه َذا اَأْلمر حتَّى تَ ْخرج الظَّ ِعينَةُ ِمن
َ وف بِ الَْب ْيت في غَْي ِر ج َوا ِر
َ ُتَط الح َيرة حتى َ َُ َ َْ ّ ُ
، كِ ْس َرى بْ ُن ُه ْر ُم َز، " َن َع ْم:ال
َ َ كِ ْس َرى بْ ُن ُه ْر ُم َز؟ ق:ْت
ُ ُقل."وز كِ ْس َرى بْ ِن ُه ْر ُم َز
َ َُولََت ْفتَ ُح َّن ُكن
ِ َفه ِذ ِه الظَّ ِعينَ ةُ تَ ْخ رج ِمن ال:ي بن ح اتِ ٍم
ْح َير ِة ِ َ َ ق."ال حتَّى اَل ي ْقبلَ هُ َأح ٌد
ْ ُُ َ َ ُ ْ ُّ ال َع د َ ََ َ ُ َن الم
ّ وليُب َذل
َوالَّ ِذي،وز كِ ْس َرى بْ ِن ُه ْر ُم َز
َ ُيم ِن ا ْفتَتَ َح ُكن ِ ُ ولََق ْد ُك ْن،ت فِي غَي ِر ِجوا ِر َأح ٍد
َ تف َ َ َ ْ
ِ وف بِالْب ْي
َ ُ َُفتَط
Addi ibnu Hatim mengatakan, "Wanita pengendara unta ini berangkat dari
Hirah, lalu melakukan tawaf di Baitullah tanpa ada seorang laki-lakipun yang
mengawalnya, dan sesungguhnya aku termasuk orang yang menaklukkan
perbendaharaan Kisra ibnu Hurmuz. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya, sungguh akan ada peristiwa yang ketiga, karena
Rasulullah Saw. telah mengatakannya."
ِ الرز
َّ َع ِن،َ َع ْن َأبِي َسلَ َمة، َأ ْخَب َرنَا ُس ْفيَا ُن،َّاق
ٍ َالربِي ِع بْ ِن َأن
َع ْن،س َّ َح َّد َثنَا َع ْب ُد:َأح َم ُد
ْ امُ ال اِإْل َم
َ َق
ُّ ِ فَ ِم ْن َع ِم َل ِم ْن ُه ْم َع َم َل اآْل ِخ َر ِة ل،ض
،لد ْنيَا ِ اَأْلر ِ ِ
ْ َوالدِّي ِن َوالن،الر ْف َع ِة
ْ َّص ِر َوالت َّْمكي ِن في ِّ بالسناء َو
َّ
"يب ِ ِ ِ ِ
ٌ َم يَ ُك ْن لَهُ في اآْل خ َرة نَص
ْل
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur
Razzaq, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Salamah, dari Ar-Rabi'
ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Umat ini akan mendapat berita gembira
memperoleh ketenaran, kedudukan yang tinggi, agama, kemenangan, dan
kekuasaan yang mapan di muka bumi. Maka barang siapa di antara mereka yang
mengerjakan amal akhirat untuk dunia(nya), maka tiada bagian baginya kelak di
akhirat.
َّ ،س
َُأن ُم َع اذَ بْ َن َجبَ ٍل َح َّدثَه ٍ َادةُ َع ْن َأن ٌ َح َّد َثنَا ُه َم، َح َّد َثنَا َع َّفا ُن :َأح َم ُد
َ َ َح َّد َثنَا َقت،ام ْ امُ ال اِإْل َم
َ َق
:الَ َ ق،الر ْحل ِ ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم لَيس بينِي وبينه ِإاَّل
َّ َآخ َرة ُ يف َر ُس ُ َب ْينَا َأنَا َر ِد:ال
َ َق
ُ َ َْ َ َْ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ
ِ َ ك ي ا رس
"يَ ا ُم َع اذُ بْ َن:ال
َ َ ثُ َّم ق،ًاعة
َ ثُ َّم َس َار َس:ال َ َ ق.وس ْعديك َ ول اللَّه ُ َ َ َ لََّب ْي:ْت ُ ُقل،"ُ"يَ ا ُم َع اذ
،" "يَا ُم َع اذُ بْ َن َجبَ ٍل:ال َ َ ثُ َّم ق،ًاعة
َ [ثُ َّم َس َار َس.ك َ ْول اللَّ ِه َو َس ْع َدي
َ ك يَا َر ُس ُ ُقل،" َجبَ ٍل
َ لََّب ْي:ْت
:ْتُ اد"؟ ُقل ِ "ه ل تَ ْد ِري م ا ح ُّق اللَّ ِه َعلَى ال ِْعب َ ْول اللَّ ِه َو َس ْع َدي
َ َ َ ْ َ :ال َ َ ق.]"ك َ ك يَ ا َر ُس َ لََّب ْي:ْت
ُ ُقل
:ال َ َ ق."اد َأ ْن َي ْعبُ ُدوهُ َواَل يُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا
ِ " [فَِإ َّن] ح َّق اللَّ ِه َعلَى ال ِْعب:ال
َ َ َ َ ق.اللَّهُ َو َر ُسولُهُ َأ ْعلَ ُم
" َف َه ْل:ال
َ َ ق.ك َ ْول اللَّ ِه َو َس ْع َدي
َ ك يَا َر ُس ُ ُقل،" "يَا ُم َعاذُ بْ َن َجبَ ٍل:ال
َ لََّب ْي:ْت َ َ ثُ َّم ق.ًاعة
َ ثُ َّم َس َار َس
"فَ ِإ َّن:ال
َ َ ق. اللَّهُ َو َر ُس ولُهُ َأ ْعلَ ُم:ْت
ُ ُقل:ال َ َ ق،ك"؟ َ ِاد َعلَى اللَّ ِه ِإ َذا َف َعلُ وا َذل ِ تَ ْد ِري م ا ح ُّق ال ِْعب
َ َ َ
."اد َعلَى اللَّ ِه َأ ْن اَل ُي َع ِّذ َب ُه ْم
ِ ح َّق ال ِْعب
َ َ
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini di dalam
kitab sahihnya masing-masing melalui hadis Qatadah.
Yakni barang siapa yang keluar dari ketaatan terhadap-Ku sesudah itu,
maka sesungguhnya dia telah keluar dari perintah Tuhannya, dan itu sudah cukup
merupakan dosa yang besar baginya.
11
Ibnu Katsir. Tafsir ibnu Katsir. Insan Kamil. Solo.
PERBEDAAN QIRO’AT
َّه ْم
ُ َو لَ يُ بَ دِّ لَ ن
Makna : agar mengubah keadaan mereka yang berada dalam ketakutan menjadi aman
1. MUBADDAL
Ini berarti sesuatu yg berpindah kondisi tanpa ada pengganti
2. MUBADDIL
sesuatu yg berubah kondisi dengan pengganti
12
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahan
Apalagi dengan ibadah berjama’ah, maka masyarakat selalu rapat. Di
dalam AlQuran surat Asy-syura ayat 38 dijelaskan bagaimana hubungan ibadah
itu dengan kemasyarakatan, dengan musyawarah urusan bersama.
ور ٰى ۡبيََن ُهمۡ َومِم َّا َر َز ۡق ٰنَ ُهمۡ يُ ِنف ُقو َن َّ ْين ٱ ۡستَ َجابُواْ لَِرهِّبِمۡ َوَأقَ ُاموا
َ ٱلصلَ ٰو َة َوَأمۡ ُر ُهمۡ ُش
ِ َّ
َ َوٱلذ
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.”13
ٰٓ
ك َسرَي ۡرمَحُ ُه ُم ٱللَّ ۗهُ ِإ َّن ٱللَّهَ َع ِز ٌيز َح ِكيم
َ ُْأولَِئ
"Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana”15
13
ibid
14
Ibnu Katsir, Terj. Abdul Ghoffar, Jilid, V Cet.I, Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2004 hal.103
15
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahan
Kemudian pada ayat 57 diobatilah keraguan hati orang yang beriman, jika
dia terpesona oleh kekuasaan, kemegahan dan keangkuhan orang yang kafir di
atas bumi ini.
Firman Allah :
ِ ۡ ض وم ۡأو ٰىهم ٱلنَّا ۖ ُر ولَبِ ۡئ ۡ اَل حَت ۡحس َّ ٱلَّ ِذين َك َفرواْ م ۡع ِج ِز يِف
ُس ٱل َمصري
َ َ ُ ُ َ َ َ ِ ۚ ين ٱلَأ ۡر َ ُ ُ َ َ نَب
mereka dengan adzab yang sangat pedih. Oleh karena itu Allah berfirman
PERBEDAAN QIRO’AT
1. Qiro’at Ibnu Amir dan Hamzah
16
Ibnu Katsir, Terj. Abdul Ghoffar, Jilid, V Cet.I, Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2004 hal.103
RELASI ANTAR AYAT DENGAN FAKTA YANG TERJADI PADA
MASYARAKAT
Pada konteks ini, menurut ulama fikih, sumpah secara terminologis dapat
didefinisikan sebagai penegasan dengan ucapan sesuatu yang mungkin terjadi
baik terhadap sesuatu yang mungkin terjadi atau yang telah terjadi. Dengan
demikian, dari definisi ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa sumpah itu berlaku
untuk masa yang telah lalu, dan juga yang akan datang. Sumpah terhadap sesuatu
yang telah lalu merupakan pernyataan terhadap apa yang terjadi, dilihat dan
didengar. Juga dijelaskan bahwa dalam pengertian masyarakat Indonesia, dapat
dibedakan antara sumpah dan janji. Sumpah harus didahului dengan ucapan
“Demi Allah” dan yang semisalnya, sedangkan janji tidak mesti demikian.
Sedangkan ingkar janji ialah suatu bentuk perbuatan yang sangat dibenci
dalam Agama Islam terlebih sangat dimurkai oleh Allah Swt., Sebab, ingkar janji
termasuk salah satu sifat dari orang munafik. Sebagaimana yang telah
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Telah menceritakan kepada
kami Qutaibah Ibn Sa'id telah menceritakan kepada kami Isma'il ibn Ja'far dari
Abi Suhail, Naf i' bin Malik bin Abi 'Amhu'anhu bahwa Rasululllah saw.
bersabda, 'Tanda-tanda munafik ada tiga; jika berbicara dusta, jika diberi amanat
dia khiyanat dan jika berjanji mengingkari".(Bukhari, no. 2485) Hadis tersebut
membahas perihal tanda-tanda orang munafik, yakni terbagi menjadi tiga bagian
yaitu, jika ia berbicara maka ia berbohong, jika diberi amanat dia berkhianat dan
jika berjanji ia mengingkari janjinya. Maka orang yang mengingkari janji disebut
sebagai golongan orang munafik.
Dalam penulisan makalah kali ini, penulis ingin membahas salah satu
fenomena dalam masyarakat terkait sumpah.Yakni,pengambilan sumpah saat
pelantikan suatu Lembaga kepemimpinan.Sesi pengambilan sumpah dalam
proses/formalitas saat pelantikan suatu unit kepemimpinan sejatinya tidak terlalu
banyak memberikan pengaruh pada yang diambil sumpahnya saat
melakasanakan tugas atau Amanah kepemimpinan.Jika semua pemimpin yang
beragama Islam benar-benar mengakui Alquran sebagai petunjuk dalam
memegang amanat yang diberikan maka semua kejadian yang memalukan diri,
keluarga dan perbuatan yang melukai hati masyarakat, tidak akan terjadi. Jangan
sampai menjadi apa yang disebut Alquran sebagai “orang-orang yang menukar
janji dengan keuntungan sedikit dunia dan sama sekali tidak ada imbalan di
akhirat.”
Penulis ingin menyampaikan bahwa dalam hal ini , ada 2 dimensi yang
dapat kita lihat :
1. Diri Sendiri
Terhadap diri sendiri tentunya jangan sampai terjadi, Bila hendak mencegah ,
paling ideal adalah dengan tidak bersumpah.Namun hal ini dalam realitanya,
tidak mungkin dilakukan atau hal tersebut bukanlah menjadi solusi bagi warga
yang hidup di negara yuridis, yang menjadikan pelaksanaan sumpah tersebut
sebagai suatu keharusan yang telah menjadi undang-undang yang tertulis dan
disepakati.
2. Orang lain
Bila hal ini terjadi pada diri orang lain maka yang dibutuhkan ialah
mengetahui apa sebabnya dan mengambil sikap yang tepat terhadapnya.Ada 2
kemungkinan utama yang menyebabkan sumpah jabatan tidak memberikan
dampak signifikan. Pertama, karena pribadi yang bermasalah. Yaitu kepribadian
yang rakus, serakah, tidak taat pada asas, dan sifat-sifat ataupun perilaku negatif
lainnya. Yang demikian ini adalah cermin buruk serta rendahnya moral seorang
pimpinan. Padahal, sejarah menunjukkan bahwa moral yang rendah tidak dapat
mengantarkan pada pencapaian cita-cita ataupun tujuan, baik tujuan negara,
organisasi, perusahaan, dan lain sebagainya. Kedua, sistem tata kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak mendukung. Karena itu, dibutuhkan penyehatan
secara komprehensif di berbagai dimensi kehidupan (sosial, ekonomi, politik,
hukum, budaya, maupun sektor-sektor yang lain).
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
5. Sabar
Hal yang paling penting dalam menghadapi orang munafik adalah
bersabar. Tidak ada kekuatan yang lebih kuat dalam hati selain sabar. Allah
berfirman:
ِ َّ
ْ َِأجَر ُهم ب
َأح َس ِن َما َكانُوا َي ْع َملُو َن ْ صَبُروا َ َولَنَ ْج ِزيَ َّن الذ
َ ين
6. Menahan diri
Orang munafik adalah orang yang selalu berusaha mengajak kita
mengikuti kemunafikan mereka dengan tetap bertopengkan ‘Islam’. Mereka akan
terlihat begitu indah di mata kita, sebagaimana yang telah dijelaskan Allah dalam
Al Qur'an:
Hal inilah yang harus bisa kita hindari. Kekaguman pada mereka harus
bisa kita tahan. Sadari bahwa mereka hanya orang munafik yang telah dijanjikan
tempatnya di neraka oleh Allah ﷻ. Keindahan yang mereka tunjukkan hanya
kebohongan belaka, sama seperti setiap perkataan yang mereka katakan.
صبَةٌ ِمْن ُك ْم ال حَتْ َسبُوهُ َشًّرا لَ ُك ْم بَ ْل ُه َو َخْيٌر لَ ُك ْم لِ ُك ِّل ْام ِرٍئ ِمْن ُه ْم َما ِ
ْ ُين َجاءُوا بِاإلفْك ع
ِ َّ ِإ
َ َّن الذ
ِ ِ ِ ِ ِ ا ْكتَس
يم ٌ ب م َن اإلمْثِ َوالَّذي َت َوىَّل كْبَرهُ مْن ُه ْم لَهُ َع َذ
ٌ اب َعظ َ َ
7. Keras
Jika orang munafik tersebut telah membuat kerusakan dan sangat sulit
dinasehati dengan baik, maka nasehatilah dengan keras. Allah berfirman:
ِ ِ ني َوا ْغلُ ْظ َعلَْي ِه ْم ۚ َو َمْأ َو ُاه ْم َج َهن ِِ َ اه ِد الْ ُكف
ِ يا َأيُّها النَّيِب ج
ُس الْ َمصري
َ َّم ۖ َوبْئ
ُ َ َّار َوالْ ُمنَافق َ ُّ َ َ
” َما ِم ْن نَيِب ٍّ َب َعثَهُ اللَّهُ يِف: قَ َال، صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّم ِ َ َأن رس،ود ِ عن عب ِد
ٍ اهلل ب ِن مسع
َ َ ول اللَّه َُ ُْ َ َْ ْ َ
مُثَّ ِإن ََّها، اب يَْأ ُخ ُذو َن بِ ُسنَّتِ ِه َو َي ْقتَ ُدو َن بِ َْأم ِر ِه ِِ ِ ِ ٍ
ْ َو، ِإاَّل َكا َن لَهُ م ْن َُّأمته َح َوا ِريُّو َن، َُّأمة َقْبلي
ٌ َأص َح
اه َد ُه ْم ٌ ُف ِم ْن َب ْع ِد ِه ْم ُخل
َ فَ َم ْن َج، َو َي ْف َعلُو َن َما اَل يُْؤ َمُرو َن، َي ُقولُو َن َما اَل َي ْف َعلُو َن، وف ُ ُخَت ْل
ِ ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ
س َ َو َم ْن َج، اه َد ُه ْم بِل َسانه َف ُه َو ُمْؤ م ٌن
َ َولَْي، اه َد ُه ْم ب َق ْلبه َف ُه َو ُمْؤ م ٌن َ َو َم ْن َج، بِيَده َف ُه َو ُمْؤ م ٌن
ِ َك ِمن اِإل مي
َحبَّةُ َخ ْر َد ٍل، ان ِ
َ َ َو َراءَ َذل
Dan gerakan da’wah Islam tidak akan pernah padam, seperti yang telah
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam katakan: “Akan selalu ada dari umatku
ini sekolompok orang yang terus menampilkan kebenaran, tidak terganggu oleh
orang-orang yang mengolok-oloknya, apalagi yang menentangnya sampai hari
kiamat”.17
Dari itulah pada penutup janji ini Allah akhiri dengan perintah
menjalankan ibadah-ibadah pokok yaitu: mendirikan shalat, membayar zakat,
mentaati rasul, tidak merasa kecil karena kebesaran kaum kafir.
17
Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim, op cit, Jilid III h. 403
Kekuatan fisik kaum kafir tidak akan dapat menghentikan gerakan moral
kaum muslimin. Kekuatan umat ini adalah keimanan dan kepatuhannya kepada
Allah. Jiwa orang beriman akan melahirkan keajaiban-keajaiban.
KESIMPULAN