Anda di halaman 1dari 6

AMTSAL AL-QUR’AN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : M. Aji Nugroho, LC., M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Adrian Rahmana A (23010170175)
Khanifatun Lutfiyati (23010170278)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
A. PENDAHULUAN
Salah satu keunikan yang ditemukan dalam Al-Qur’an, terletak
pada segi metode pengajaran dan penyampaian pesan-pesannya ke dalam
jiwa manusia. Metode pengajaran Al-Qur’an bermacam-macam, salah
satunya adalah metode penyampaian melalui ungkapan matsal terhadap
hal-hal yang bersifat sangat mendasar dan bersifat abstrak. Metode
tersebut dapat kita temukan misalnya, ketika Al-Qur’an menjelaskan
keesaan Tuhan dan orang-orang yang mengesakan Tuhan, dan tentang
kemusyrikan dan orang-orang musyrik. Metode tersebut dimaksudkan
untuk menjelaskan dan menegaskan makna pesan yang terkandung
didalamnya. Dengan menggunakan perumpamaan berbentuk konkret
tersebut, pendengar dan pembaca akan merasakan seolah-olah pesan yang
disampaikan Al-Qur’an terlihat secara langsung.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Amtsal Al-Qur’an
Amtsal Al-Qur’an adalah salah satu cara Al-Qur’an
menyampaikan pesan. Amtsal adalah bentuk jamak dari kata
matsal ‫ ))مثل‬yang mempunyai banyak arti, antara lain, keserupaan,
keseimbangan, kadar sesuatu, yang menakjubkan/mengherankan,
dan pelajaran yang dapat dipetik, disamping berarti peribahasa.1
Sedangkan secara istilah, amtsal adalah perumpamaan
sesuatu dengan sesuatu yang lain dengan menampakan pengertian
yang abstrak dalam ungkapan yang indah dan menarik.2
2. Ciri-Ciri Amtsal Al-Qur’an
Pembahasan mengenai ciri-ciri amtsal secara khusus dan
terperinci belum di temukan dalam kitab Ulumul Quran. Namun
dari beberapa keterangan yang ada dapat merumuskan beberapa
ciri amtsal : a) Amtsal yang mengandung penjelasan atas makna
yang samar atau abstrak menjadi jelas, konkret, berkesan, b)

1
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tangerang: Lentera Hati, 2013), hlm.263.
2
Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an (Bandung: Tafakur, 2005), hlm.97

1
Amtsal memiliki kesejajaran situasi-kondisi perumpamaan yang
dimaksud dan padananya, c) Amtsal yang ada keseimbangan
(tawazun) antara perumpamaan dan keadaan yang dianalogikan.3
3. Contoh Amtsal Al-Qur’an
Tentang kalimat thayyibah (kalimat yang baik), misalnya
Al-Qur’an mengumpamakannya dengan pohon baik, sebagaimana
terdapat pada surah Ibrahim:24-25
‫ت و َفرعُ َهاىِف‬ِ ْ ‫ضرب اهلل مثَالً َكلِمةً طَيِّبةً َك َشجر ٍة طَيِّب ٍة‬ َ ‫َأمَلْ َتَر َكْي‬
ْ َ ٌ ‫َأصلُ َها ثَاب‬ َ ََ َ َ َ ُ َ ََ ‫ف‬
ِ ِ ِ ‫السم‬
َ َ ‫تى ُأ ُكلَ َها ُك َّل حنْي ِ بِِإب ْذ‬
25-24 ‫ سوراة ابرهيم‬.‫ن ر ِّبها‬ ِ ‫آء() ُتْؤ‬ َ َّ
“Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan “kalimat yang baik” seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu
menghasilkan buah terus-menerus dengan seizin Tuhannya.”
(QS.Ibrahim:24-25)
Segi kesesuaiannya ialah, “pohon” tauhid adalah keyakinan
yang menghunjam dan mengakar didalam jiwa,karena orang yang
bertauhid senantiasa mengenal, membenarkan, memikirkan dan
merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah. “Pohon” tauhid dengan
akan menghasilkan buah iman dan takwa. Iman dan takwa setiap
waktu membuahkan pula berbagai manfaat, baik bagi diri orang
yang bertakwa itu sendiri maupun bagi orang lain, dalam bentuk
niat lurus, akhlak mulia, amal-amal shaleh, dan berbagai petunjuk
yang benar. Jiwa tauhid itu menjulang ke langit, karena keikhlasan,
pengetahuan, dan keyakinannya.
Orang-orang mukmin yang menjadi kuat, karena kuatnya
iman kepada Allah. Ketauhidan menjadikannya menggantungkan
segala harapan hanya kepada Allah. Orang-orang mukmin

3
Muhammad Gufron, Rahmawati, Ulumul Qur’an: Praktis dan Mudah
(Yogyakarta:Teras,2013).,hal.225

2
meyakini hanya Allah yang menguasai dan yang bisa memberikan
manfaat, atau yang menjauhkan bahaya dari dirinya.4
4. Macam-Macam Amtsal Al-Qur’an
Menurut Al-Suyuthi dan juga Az-Zarqani, amtsalul Qur’an dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
a. Amtsal Musharrahah (Perumpamaan yang Jelas)
Amtsal Musharrahah adalah perumpamaan yang
didalamnya terdapat lafadz perumpamaan. Contohnya:

‫ب اهللُ بِنُو‬ ِ
َ ‫ت َما َح ْولَهُ َذ َه‬
ْ َ‫أضا ء‬ ْ ‫َم َثلُ ُه ْم َك َمثَ ِل الَّذي‬
َ ‫اس َتو قَ َد نَ ًارا َفلَ ًّما‬
ِ ٍ ِ
‫ْم عُ ْم ٌي َف ُه ْم‬ ُ )(‫ِره ْم َوَتَر َك ُه ْم ىِف ظُلُ َمات اليُْبصُر ْو َن‬
ٌ ‫ص ٌّم بُك‬
......‫ق‬
ٌ ‫َو َبْر‬ ‫ات َو َر ْع ٌد‬ ِ ِ ِ َّ ‫الَير ِجعو َن() َأو َكصيِّب ِمن‬
‫سوراة‬ ٌ ‫السمآء فيه ظُلُ َم‬ َ َ ْ ْ ُ َْ
19-17 ‫البقراة‬

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang


menyalakan api, maka setelah api itu menerangi
sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat(17). Mereka tuli, bisu, dan buta, maka
tidaklah mereka akan kembali ke jalan yang benar(18).
Atau seperti orang-orang ditimpa hujan lebat dari langit
disertai gelap gulita, guruh, dan kilat......” (QS. Al
Baqarah:17-19)
Dalam ayat ini perumpamaannya sangat jelas, yakni
Allah mengumpamakan orang munafik dengan dua
perumpamaan yaitu 1) Seperti orang yang menyalakan api
dan 2) Seperti orang yang ditimpa hujan dari langit.
b. Amtsal Kamimah (Perumpamaan yang Terselubung)
Amtsal Kamimah adalah perumpamaan yang tidak
disebutkan dengan jelas lafadz perumpamaan didalamnya,
4
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir (Jakarta:Amzah,2014), hlm.146-147

3
tetapi lafadz itu menunjukkan makna perumpamaan yang
indah dan menarik. Contohnya:

‫َأخْي ِه َمْيتًا‬
ِ ‫ب َأح ُد ُكم َأ ْن يْأ ُكل حَل م‬
َ ْ َ َ ْ َ ُّ ‫ضا َأحُي‬
ِ ‫والَي ْغتَب بعض ُكم بع‬
ً َْ ْ ُ َْ ْ َ َ

12 ‫سوراة اخلجرات‬ .ُ‫فَ َك ِر ْهتُ ُموه‬


“ Janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati?, maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya”. (QS. Al Hujurat:12)
Dalam ayat ini tidak terdapat lafadz perumpamaan
secara jelas, namun perumpamaan tersebut dapat diketahui
dari segi artinya, yaitu mengumpamakan orang yang
menggunjing lainnya diumpamakan dengan makan daging
saudaranya sendiri.5
5. Faedah-Faedah Amtsal Al-Qur’an
a. Menampakkan sesuatu yang abstrak yang hanya ada dalam
pikiran yang dapat dirasakan indra manusia sehingga akal
mudah menerimanya.
b. Menghimpun arti yang indah dalam ungkapan yang padat,
sebagaimana yang terdapat dalam amtsal kamimah
c. Mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai
dengan isi matsal, jika ia sesuatu yang disenangi jiwa, seperti
dalam surah Al Baqarah:261
d. Pesan dalam matsal lebih efektif dalam memberikan nasihat ,
lebih berpengaruh pada jiwa, jiwa dan lebih dapat memuaskan
hati.6
C. KESIMPULAN
Amtsal Al-Qur’an adalah menampakkan pengertian yang abstrak
dalam bentuk yang indah dan singkat yang mengenai dalam jiwa dalam

5
Ibid., hlm 98-100
6
Ibid., hlm101

4
bentuk tasybih maupun majaz (ungkapan bebas). Amsal Al-Qur’an dibagi
menjadi dua yaitu amtsal yang jelas dengan perumpamaan yang jelas dan
amtsal yang tterselubung tanpa menggunakan lafadz mistlu dan amtsal
yang berupa ungkapan bebas.
Faedah mempelajari amtsal Al-Qur’an yang terpenting adalah
mendorong manusia untuk melakukan hal-hal yang dibenci oleh agama
serta menggambarkan hal-hal abstrak dengan hal-hal yang nyata agar
pemahamannya semakin mantap dalam hati manusia. Tujuannya agar
manusia mengambil pelajaran dari Al-Qur’an dengan mengambil hal-hal
baik dan menjauhi yang buruk demi mendapatkan dunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Abd. Rahman. 2014, Kaidah-Kaidah Tafsir. Jakarta:
Amzah
Ghufron Mohammad, Rahmawati.2013, Ulumul Qur’an: Praktis
dan Mudah. Yogyakarta: Teras
Izzan Ahmad, 2005, Ulumul Qur’an. Bandung: Tafakur
Shihab, Quraisy.2013, Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati

Anda mungkin juga menyukai