PEMBAHASAN
Amtsal adalah bentuk jamak dari kata matsal (perumpamaan), mitsil (serupa) atau
matsil, sama dengan kata syabah atau syabih (semakna). Dalam ilmu balaghah,
pembahasan ini lebih dikenal dengan istilah tasybih, bukan amtsal.Dalam pengertian
bahasa (etimologi), Amtsal menurutIbnu al- Qayyim menyerupakan sesuatu dengan
yang lain dalam hukumnya yang mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan
yang konkrit (hissi). Menurut ulama’ ahli ilmu bayan amtsal adalah majas/kiasan yang
majemuk yang mana keterkaitan antara yang disamakan dengan asalnya adalah
penyerupaan.Maka bentuk amtsal menurut definisi ini adalah bentuk
isti’aarahtamtsiiliyyah, yakni kiasan yang menyerupakan.
Berdasarkan paparan para ulama diatas, dapat disimpulkan bahwa amtsal merupakan
perumpamaan dalam al Qur’an yang ditujukan kepada manusia sebagai petunjuk,
khususnya pada orang yang hatinya masih tertutup.
2. RukunAmtsal Al-Qur’an
a. WajahSyabbah
Yaitu pengertian yang bersama-sama yang ada pada musyabbah dan musyabbahbih.
b. AdaatuTasybih
Yaitukaf, mitsil, kaana, dansemualafaz yang menunjukan makna perserupaan.
c. Musyabbah
Yaitu sesuatu yang di serupakan (menyerupai) musyabbahbih.
d. Musyabbahbih
Yaitu sesuatu yang diserupai oleh musyabbah.
ContohAmtsaldalam Al-Qur’an :
ِ ِ ۗ ِِ ۚ مث ل الَّ ِذين اخَّت ُذوا ِمن دو ِن ال ٰلّ ِه اَولِي اۤء َكمث ِل الْعن َكب و
ت ْ تاخَّتَ َذ
ُ ت َبْيتً ا َوا َّن اَْو َه َن الُْبُي ْوت لََبْي ْ ُ َْ َ َ َ َ ْ ُْ ْ ْ َ َ ْ ُ ََ
ِ ۘ الْ َعْن َكُب ْو
ت لَ ْو َكانُ ْوا َي ْعلَ ُم ْو َن
“perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Alloh
adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling
lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”(QS. Al-Ankabut (29): 41).
الس ِمْي ۗ< ِع َه ْل يَ ْستَ ِو ٰي ِن َمثَاًل ۗ اَفَاَل تَ َذ َّك ُر ْو َن ِ َكااْل َ ْع ٰمى وااْل َص ِّم والْب
َّ صرْيِ َو َ َ َ َ ِ َمثَل الْ َف ِر ْي َقنْي
ُ
“perbandingan antara dua golongan itu (orang-orang kafirdan orang-orang mukmin) seperti
orang buta dan tuli dengan orang yang dapa tmelihat dan dapat mendengar. Adakah kedua
golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidaklah kamu mengambil pelajaran (dari
perbandingan itu)?”(QS.Hud (11) : 24).
3. Macam-macamAmtsaldalam Al-Qur’an
a. AmtsalMusharrahah
Amtsa lMusharrahah adalah amtsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafadz matsal atau
sesuatu yang menunjukkan tasybih.Seperti yang kita lihatpada QS. Al-Baqarah (2): 17-20.
b. Amtsalkaminah
Amtsalkamimah adalah yang tidak dijelaskan pada lafal tamsil namun dia menunjukkan
makna yang indah dan akan menjadi sebuah tekanan jika Iadipindahkan kepada yang
menyerupainya.Seperti yang kita lihat padaQS. Al-Furqon (25): 67.
c. Amtsa lMursalah
Amtsal Mursalah adalah kalimat-kalimat yang disebut secara terlepas tanpa ditegaskan
lafal tasybih tetapi dapat digunakan untuk tasybih.Seperti yang dijelaskan pada QS. Yusuf
(12): 51.
4. Fungsiperumpamaandalam al Qur’an.
1. Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang konkrit yang dapat
ditangkap dengan inderamanusia, missal dalam firman Allah swt. Dalam surat al-
Baqarah ayat 264 ;
Artinya : “Maka perumpamaan itu seperti batu licin yang diatasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpakan hujan lebat, lalu menjadi lahia bersih atau tidak
bertanah, mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan”.
2. Dapat mengungkapan kenyataan dan mengkonkritkan hal yang abstrak, seperti dalam
firman Allah swt. Dalam surat al-Baqarah ayat 275.
3. Dapat mengungkapkan makna yang menarik lagi indah dalam ungkapan yang singkat
dan padat. Seperti pada amtsalkaminah dan amtsalmursalah dalam ayat-ayat diatas.
4. Dapat mendorong giat beramal, melakukan hal-hal yang menarik dalam al-Qur’an,
seperti firman Allah swt. Pada surat al-Baqarah ayat 261;
5. Menghindarkan diri dari perbuatan tercela, missal firman Allah tentang larangan
bergunjing, dalam surat al-Hujuratayat 12;10
1. Harus ada musyabbah (yang diserupakan) yaitu, sesuatu yang akan diserupakan atau
diumpamakan.
2. Harus ada musyabbah bih (asal penyerupaan) yaitu, sesuatu yang dijadikan sebagai tempat
untuk menyerupakan.
3. Harus ada wajhu asy-Syabah (segi persamaan) yaitu, arah persamaan antara kedua hal
yang diserupakan tersebut.
4. Harus ada adat at-tasybih (kata yang digunakan untuk menyerupakan) misalnya huruf kaf.
Contohnya: pada surat Al-Baqarah ayat 261
Wajhu Syabah yang terdapat pada ayat ini adalah pertumbuhan yang berlipat-
lipat. Tasybihnya adalah kata matsal. Musyabahnya adalah infaq atau shodaqoh dijalan Allah,
sedangkan musyabbah bihnya adalah benih.
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Pustaka Litera AntarNusa, Jakarta, 2001,
hlm 401-402
Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm 93-94
Ibid, hlm 95-96