Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Amtsal Al-Qur’an

Amtsal adalah bentuk jamak dari kata matsal (perumpamaan), mitsil (serupa) atau
matsil, sama dengan kata syabah atau syabih (semakna). Dalam ilmu balaghah,
pembahasan ini lebih dikenal dengan istilah tasybih, bukan amtsal.Dalam pengertian
bahasa (etimologi), Amtsal menurutIbnu al- Qayyim menyerupakan sesuatu dengan
yang lain dalam hukumnya yang mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan
yang konkrit (hissi). Menurut ulama’ ahli ilmu bayan amtsal adalah majas/kiasan yang
majemuk yang mana keterkaitan antara yang disamakan dengan asalnya adalah
penyerupaan.Maka bentuk amtsal menurut definisi ini adalah bentuk
isti’aarahtamtsiiliyyah, yakni kiasan yang menyerupakan.

Amtsal al qur’an in isebagaimana dikatakan SayyidQutub merupakan sarana untuk


menggambarkan kondisi-kondisi bangsa-bangsa pada masalampau untuk
menggambarkan perilaku mereka yang telah lenyap. MenurutAl Imam Mahmud bin
Ali At-Tirmidzi mengemukakan pembuatan amtsal sebenarnya ditujukan kepada
mereka yang hatinya merasa tertutup.

Berdasarkan paparan para ulama diatas, dapat disimpulkan bahwa amtsal merupakan
perumpamaan dalam al Qur’an yang ditujukan kepada manusia sebagai petunjuk,
khususnya pada orang yang hatinya masih tertutup.

2. RukunAmtsal Al-Qur’an

a. WajahSyabbah
Yaitu pengertian yang bersama-sama yang ada pada musyabbah dan musyabbahbih.
b. AdaatuTasybih
Yaitukaf, mitsil, kaana, dansemualafaz yang menunjukan makna perserupaan.
c. Musyabbah
Yaitu sesuatu yang di serupakan (menyerupai) musyabbahbih.
d. Musyabbahbih
Yaitu sesuatu yang diserupai oleh musyabbah.

 ContohAmtsaldalam Al-Qur’an :

1. Perumpamaan tentang orang kafir

‫ْم عُ ْم ٌي َف ُه ْم اَل َي ْع ِقلُ ْو َن‬ ِ ِ ‫ِ ِ مِب‬ ِ


ُ ۗ ً‫َو َمثَ ُل الَّذيْ َن َك َف ُر ْوا َك َمثَ ِل الَّذ ْي َيْنع ُق َا اَل يَ ْس َم ُع ااَّل ُد َعاۤءً َّون َداۤء‬
ٌ ‫ص ٌّم ۢ بُك‬
“Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti
penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan atau
seruan saja.Mereka tuli, bisu dan buta, maka (olehsebabitu) mereka tidakmengerti.”(QS.
Al-Baqarah (2):171).
2. Perumpamaan tentang orang musyrik

ِ ِ ۗ ِِ ۚ ‫مث ل الَّ ِذين اخَّت ُذوا ِمن دو ِن ال ٰلّ ِه اَولِي اۤء َكمث ِل الْعن َكب و‬
‫ت‬ ْ ‫تاخَّتَ َذ‬
ُ ‫ت َبْيتً ا َوا َّن اَْو َه َن الُْبُي ْوت لََبْي‬ ْ ُ َْ َ َ َ َ ْ ُْ ْ ْ َ َ ْ ُ ََ
ِ ۘ ‫الْ َعْن َكُب ْو‬
‫ت لَ ْو َكانُ ْوا َي ْعلَ ُم ْو َن‬
“perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Alloh
adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling
lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”(QS. Al-Ankabut (29): 41).

3. Perumpamaan orang mukmin

Adapun contoh amtsal dalam Al Quran antaralain :

‫الس ِمْي ۗ< ِع َه ْل يَ ْستَ ِو ٰي ِن َمثَاًل ۗ اَفَاَل تَ َذ َّك ُر ْو َن‬ ِ ‫َكااْل َ ْع ٰمى وااْل َص ِّم والْب‬
َّ ‫صرْيِ َو‬ َ َ َ َ ِ ‫َمثَل الْ َف ِر ْي َقنْي‬
ُ
“perbandingan antara dua golongan itu (orang-orang kafirdan orang-orang mukmin) seperti
orang buta dan tuli dengan orang yang dapa tmelihat dan dapat mendengar. Adakah kedua
golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidaklah kamu mengambil pelajaran (dari
perbandingan itu)?”(QS.Hud (11) : 24).

3. Macam-macamAmtsaldalam Al-Qur’an

Menurut Al-Qathan, Amtsal Al-Qur’an dapatdibagimenjaditigabagianyaitu:

a. AmtsalMusharrahah
Amtsa lMusharrahah adalah amtsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafadz matsal atau
sesuatu yang menunjukkan tasybih.Seperti yang kita lihatpada QS. Al-Baqarah (2): 17-20.

b. Amtsalkaminah
Amtsalkamimah adalah yang tidak dijelaskan pada lafal tamsil namun dia menunjukkan
makna yang indah dan akan menjadi sebuah tekanan jika Iadipindahkan kepada yang
menyerupainya.Seperti yang kita lihat padaQS. Al-Furqon (25): 67.

c. Amtsa lMursalah
Amtsal Mursalah adalah kalimat-kalimat yang disebut secara terlepas tanpa ditegaskan
lafal tasybih tetapi dapat digunakan untuk tasybih.Seperti yang dijelaskan pada QS. Yusuf
(12): 51.

4. Fungsiperumpamaandalam al Qur’an.

Ungkapan-ungkapan dalam bentuk amtsal dalam al-qur’an mempunyai beberapa fungsi


diantaranya :

1. Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang konkrit yang dapat
ditangkap dengan inderamanusia, missal dalam firman Allah swt. Dalam surat al-
Baqarah ayat 264 ;
Artinya : “Maka perumpamaan itu seperti batu licin yang diatasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpakan hujan lebat, lalu menjadi lahia bersih atau tidak
bertanah, mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan”.

2. Dapat mengungkapan kenyataan dan mengkonkritkan hal yang abstrak, seperti dalam
firman Allah swt. Dalam surat al-Baqarah ayat 275.

Artinya : “Meraka yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran (tekanan)
penyakit gila”

3. Dapat mengungkapkan makna yang menarik lagi indah dalam ungkapan yang singkat
dan padat. Seperti pada amtsalkaminah  dan amtsalmursalah dalam ayat-ayat diatas.

4. Dapat mendorong giat beramal, melakukan hal-hal yang menarik dalam al-Qur’an,
seperti firman Allah swt. Pada surat al-Baqarah ayat 261;

Artinya : “ Perumpamaan (nafkah yang keluarkan) oleh orang-orang yang


menafkahkan harta  mereka dijalan Allah swt. Adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat
gandakan pahala bagi siapa yang dikehendaki.DanAllah mahaluas karunia-Nya lagi
maha mengetahui”.

5. Menghindarkan diri dari perbuatan tercela, missal firman Allah tentang larangan
bergunjing, dalam surat al-Hujuratayat 12;10

Artinya : “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain,


sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang
sudahmati ? maka tentunya kamu merasa jijik”
Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an

Adapun unsur-unsurnya menurut balaghah adalah sebagai berikut:

1. Harus ada musyabbah (yang diserupakan) yaitu, sesuatu yang akan diserupakan atau
diumpamakan.

2. Harus ada musyabbah bih (asal penyerupaan) yaitu, sesuatu yang dijadikan sebagai tempat
untuk menyerupakan.

3. Harus ada wajhu asy-Syabah (segi persamaan) yaitu, arah persamaan antara kedua hal
yang diserupakan tersebut.

4. Harus ada adat at-tasybih (kata yang digunakan untuk menyerupakan) misalnya huruf kaf.
Contohnya: pada surat Al-Baqarah ayat 261

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya


dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-
tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Wajhu Syabah yang terdapat pada ayat ini adalah pertumbuhan yang berlipat-
lipat. Tasybihnya adalah kata matsal. Musyabahnya adalah infaq atau shodaqoh dijalan Allah,
sedangkan musyabbah bihnya adalah benih.

Shighot Amsalil Qur’an


Sighat Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk :
a.    Sighat tasybih yang jelas (tasybih ash-sharih)
yaitu sighat atau bentuk perumpamaan yang jelas, didalamnay terungkap kata-kata
mastsal (perumpamaan). Contohnya seperti ayat 24 surah Yunus : Artinya
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang
kami turunkan dari langit.”
Dalam ayat tersebut jelas tampak adanya lafal al-matsal yang berarti perumpamaan.
b.   Sighat tasybih yang terselubung (tasybih adh-dhimni),
yaitu sighat atau bentuk perumpamaan yang terselubung atau tersembunyi, di dalam
perumpamaan itu tidak terdapat kaa al-amtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi
artinya.
Contoh QS. Al Hujarat ayat 12 yang berarti :
 “Dan janganlah sebagian dari kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kalian
merasa jijik kepadanya.”
Dalam ayat tersebut tidak terdapat kata-kata al-matsal (perumpamaan), tetapi arti itu jelas
menerangkan perumpaman , yaitu mengumpamamakan menggunjing orang lain yang
disamakan dengan makan daging bangkai teman sendiri.
c.    Sighat majaz mursal,
yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas, tidak terikat dengan asal ceritanya.
Contohya seperti dalam ayat 73 Surat Al_hajj yang artinya
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali – kali tidak dapat menciptakan
seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakanya. Dan jika lalat-lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Amat lemahnya yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah .”
d.   Sighat majaz Murakkab,
yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi persamaanya diambil dari dua
hal yang berkaitan, dimana kaitanya adalah perserupamaan yang telah biasa digunakan dalam
ucapan sehari-hari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah. Contohnya seperti melihat orang
yang ragu-ragu akan pergi atau tidak, maka diucapkan saya lihat kamu itu maju mundur saja
Dalam al-qur’an contohnya seperti dalam QS Al – jum’at ayat 5 :
“seperti keledai yang membawa buku tebal-tebal” disini keadaan keledai yang tidak bisa
memanfaatkan buku dengan baik, padahal dia yang membawa buku yang tebal-tebal itu.
e.    Sighat isyti’arah tamtsisiliyyah
dengan bentuk perumpamaan sampiran atau lirik bentuk ini hamper sama dengan majas
murokkab, karena memang merupakan asalnya. Contohnya seperti sebelum memanah harus
dipenuhi tempat anak panahnya. Contohnya dalam al-qur’an seperti daam ayat 24 QS Yunus
yang artinya “Seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin”.
BAB III
SIMPULAN

Amtsal adalah bentuk  jamak dari masal. Kata masal, misl dan masil adalah sama


dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafaz maupun maknanya.
Orang yang kali pertama mengarang ilmu amtsalil Qur’an ialah Syekh Abdur Rahman
Muhammad bin Husein An-Naisaburi (wafat 406 H) dan dilanjutkan oleh Imam Abdul Hasan
Ali bin Muhammad Al-Mawardi (wafat 450 H). Kemudian dilanjutkan Imam Syamsuddin
Muhammad bin Abi Bashrin Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (wafat 754 H).
Ada beberapa Macam-Macam Amtsal Al-Qur’an yaitu amtsal musharrahah, amtsal
kaminah dan amtsal mursalah.
Shighot shighot amtsal Al-Qur’an yaitu Sighat tasybih yang jelas (tasybih ash-sharih),
Sighat tasybih yang terselubung (tasybih adh-dhimni), Sighat majaz mursal, Sighat majaz
Murakkab, dan Sighat isyti’arah tamtsisiliyyah.
Faedah Faedah amtsal Al-Qur’an yaitu
Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh
yang baik.
Untuk dijadikan sebagai teladan yang baik dan perumpamaan yang jelek sedapat
mungkin dihindari.
Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan sehingga mereka
terbimbing ke jalan yang benar demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Manna’ Al-Qaththan. Pengantar Studi Al-Qur’an, Pustaka Al-Kutsar: Jakarta Timur,


2006
Anwar, Rosihon. Ilmu Tafsir, Pustaka Setia: Bandung. 2000
Al-Khattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,PustakaLitera AntarNusa: Jakarta.2001

Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,  Pustaka Litera AntarNusa, Jakarta, 2001,
hlm 401-402
Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm 93-94
Ibid, hlm 95-96

Anda mungkin juga menyukai