AMTSAL AL-QUR’AN
Kelompok 10
Rully Prastyo : 180103020211
Muhammad Mifthaqul Huda : 180103020224
a. Pengertian amtsal
Amtsal adalah bentuk jamak dari kata matsal (perumpamaan) atau mitsil
(serupa) atau matsil, sama hal nya dengan kata syabah atau syabih.1 Karena
itu dalam ilmu balaghah, pembahasan yang sama ini lebih di kenal dengan
istilah tasybih, bukan amtsal.
Sedangkan dalam pengertian bahasa (etimologi) amtsal menurut Ibn Al
Farist adalah peramaan dan perbandingan sesuatu dengan yang lain,dan
menurut Al-Asfahani amtsal berasal dari kata al- mutsul, yakni al-intishab
(asal, bagian) Matsal berarti mengungkapkan perumpamaan.
Amtsal menurut pengertian istilah di rumuskan oleh para ulama dengan
redaksi yang berbeda beda:
1. Menurut Rasyid Ridha
Amtsal adalah kalimat yang di gunakan untuk memberi kesan dan
menggerakkan hati nurani. Bila di dengar terus, pengaruhnya akan
menyentuh lubuk hati yang paling dalam.
2. Menurut Muhammad Bakar Isma’il
Amtsal adalah mengumpamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain,
baik dengan jalan isti’arah, kinayah, atau tasbyih.2
3. Menurut Ibn Al-Qayyim
Amtsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu di dalam
hukumnya, mendekatkan sesuatu yang dipahami akal dengan obyek
nyata agar mudah dipahami, atau mendekatkan salah satu di antara dua
obyek nyata dengan yang lain, dan menganggap salah satunya seperti
yang lain.3
Berdasarkan pengertian di atas, baik secara bahasa atau istilah, dapat
disimpulkan bahwa amtsal Al-Quran adalah menampilkan sesuatu
yang hanya ada dalam pikiran (abstrak) dengan deskripsi sesuatu yang
1 Manna Al-Qatthan, Mabahits fi Ulum Al-Quran, (Jakarta: Ummul Qura, 2017), h. 444.
2 Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2005), h.92-93.
3 Manna Al- Qatthan, Mabahits fi Ulum Al-Quran, h. 446.
dapat di indra (konkrit), melalui pengungkapan yang indah dan
mempesona, baik dengan jalan tasybih, isti’arah, kinayah, atau mursal.
إن ْالقُرْ أَنَ نَزَ َل َعلَى خَ ْم َس ِة أَوْ ُج ٍه َحاَل ٍل َو َح َر ٍام َو ُمحْ َك ٍم َو ُمتَ َشابِ ٍه َو أَ ْمثَا ٍل فَا ْعلَ ُموْ ا َّ
ِ َبِ ْال َحاَل ِل َواجْ تَنِبُوْ ا ْال َح َرا َم َواتَّبِعُوْ ا ْال ُمحْ َك َم َوأَ ِمنُوْ ا بِ ْال ُمتَ َشابِ ِه َوا ْعتَبِرُوْ ا بِاأْل َ ْمث
ال
(Sesungguhnya al-Qur’an turun dengan menggunakan lima sisi: halal,
haram, muhkam, mutasyabih dan amtsal. Kerjakanlah kehalalannya;
tinggalkanlah keharamannya; ikutilah muhkamnya; imanilah mutasyabihnya;
dan ambillah pelajaran dari amtsalnya).
Dari dalil al-Qur’an dan hadits di atas maka jelaslah bahwa tujuan amtsal al-
Qur’an adalah sebagai teladan dan bahan renungan sehingga manusia terbimbing
menuju jalan yang benar demi meraih kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat.
Menurut izzan (2007: 240) ada beberapa ciri-ciri Amtsal khusus dan terperinci
yaitu.
a) mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga
menjadi jelas, konkret dan berkesan.
b) amtsal memiliki kesejajaran antara situasi perumpamaan.
c) adanya keseimbangan (tawazun) antara perumpamaan dan keadaan
yang dianalogikan.6
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa:
a. Amtsatul Qur’an Secara bahasa berasal dari kata mitsl yang artinya
perumpamaan, sedangkan menurut istilah Menurut ulama ahli Tafsir amtsal
7 Manna Al-Qatthan, Mabahits Fi Ulum Al-Quran, h.452-455.
adalah menempakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah,
singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih
maupun majaz mursal.
b. Adapun pendapat para ulama diantaranya pendapat Ulama ahli ilmu adab,
pendapat ulama ahli Bayan, pendapat ulama yang lain dan pendapat ulama ahli
Tafsir.
DAFTAR PUSTAKA