Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Dosen Pengampu

ULUMUL QUR’AN A HELFINA ARIYANTI, M.Ag

AMTSAL AL-QUR’AN

Kelompok 10
Rully Prastyo : 180103020211
Muhammad Mifthaqul Huda : 180103020224

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
BANJARMASIN
2019
PENDAHULUAN
Bangsa Arab adalah masyarakat yang mempunyai perhatian besar terhadap
sastra, al-Qur’an diturunkan dan pertama kali berinteraksi dengan masyarakat
Arab yang mempunyai keahlian di bidang sastra tersebut, mempunyai gaya bahasa
yang tinggi, mengungguli gaya bahasa para penyair ulung ketika itu, sehingga
wajar saja ketika itu mereka berdecak kagum ketika mendengar al-Qur’an dibaca
dan berkata “sungguh ini bukanlah perkataan manusia”.
            Kekaguman seperti itu lahir karena keunikan al-Qur’an dalam
menggunakan metode pengajaran dan menyampaikan pesan-pesan kedalam lubuk
hati manusia. Hakikat-hakikat yang tinggi dalam makna dan tujuannya akan
menampilkan gambarannya secara lebih menarik, jika dituangkan dalam kerangka
yang indah. Tamtsil (perumpamaan) merupakan kerangka yang dapat
menampilkan makna-makna dalam bentuk yang hidup di dalam pikiran. Pesan-
pesan tersebut disampikan dalam ungkapan singkat, namun sarat dengan
kandungan makna. Salah satu metode yang digunakan al-Qur’an dalam
menyampaikan pesan-pesan, nasehat, ajaran dan akhlak adalah dengan cara gaya
bahasa yang indah baik melalui perumpamaan, personifikasi sesuatu yang abstrak
dengan yang kongkrit, yang ghaib dengan yang hadir, atau menganalogikan
sesuatu sesuatu hal dengan hal yang serupa sehingga mudah dipahami dan seakan-
akan al-Qur’an berdialog dengan kita secara langsung.
Dalam makalah ini, kami akan menyajikan tentang pengertian Amtsal Al-
Qur’an, sejarah Amtsal Al-Qur’an, macam-macam Amtsal Al-Qur’an, faedah
Amtsal Al-Qur’an, dan tujuan dari mempelajari Amtsal Al-Qur’an.
PEMBAHASAN

a. Pengertian amtsal
Amtsal adalah bentuk jamak dari kata matsal (perumpamaan) atau mitsil
(serupa) atau matsil, sama hal nya dengan kata syabah atau syabih.1 Karena
itu dalam ilmu balaghah, pembahasan yang sama ini lebih di kenal dengan
istilah tasybih, bukan amtsal.
Sedangkan dalam pengertian bahasa (etimologi) amtsal menurut Ibn Al
Farist adalah peramaan dan perbandingan sesuatu dengan yang lain,dan
menurut Al-Asfahani amtsal berasal dari kata al- mutsul, yakni al-intishab
(asal, bagian) Matsal berarti mengungkapkan perumpamaan.
Amtsal menurut pengertian istilah di rumuskan oleh para ulama dengan
redaksi yang berbeda beda:
1. Menurut Rasyid Ridha
Amtsal adalah kalimat yang di gunakan untuk memberi kesan dan
menggerakkan hati nurani. Bila di dengar terus, pengaruhnya akan
menyentuh lubuk hati yang paling dalam.
2. Menurut Muhammad Bakar Isma’il
Amtsal adalah mengumpamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain,
baik dengan jalan isti’arah, kinayah, atau tasbyih.2
3. Menurut Ibn Al-Qayyim
Amtsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu di dalam
hukumnya, mendekatkan sesuatu yang dipahami akal dengan obyek
nyata agar mudah dipahami, atau mendekatkan salah satu di antara dua
obyek nyata dengan yang lain, dan menganggap salah satunya seperti
yang lain.3
Berdasarkan pengertian di atas, baik secara bahasa atau istilah, dapat
disimpulkan bahwa amtsal Al-Quran adalah menampilkan sesuatu
yang hanya ada dalam pikiran (abstrak) dengan deskripsi sesuatu yang

1 Manna Al-Qatthan, Mabahits fi Ulum Al-Quran, (Jakarta: Ummul Qura, 2017), h. 444.
2 Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2005), h.92-93.
3 Manna Al- Qatthan, Mabahits fi Ulum Al-Quran, h. 446.
dapat di indra (konkrit), melalui pengungkapan yang indah dan
mempesona, baik dengan jalan tasybih, isti’arah, kinayah, atau mursal.

b. Jenis-jenis perumpamaan di Dalam Al-Quran


a. Perumpamaan yang jelas.
Perumpamaan yang jelas adalah perumpamaan yang secara jelas menyebut kata
misal, atau perumpamaan yang menunjukkan tasybih. Perumpamaan jenis ini
banyak di dalam al-quran, sebagaimana contoh berikut:
Firman Allah tentang orang-orang munafik.”perumpamaan mereka seperti orang-
orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan
cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan,
tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu, dan buta, sehingga mereka tidak dapat
kembali. Atau seperti (orang yang di timpa) huja lebat dari langit, yang disertai
kegelapan, petir dan kilat.” Sampai firman-Nya,”sungguh Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.” ( Al- Bqarah :17-20).
Melalui ayat-ayat ini, Allah membuat dua perumpamaan orang-orang munafik.
Pertama adalah perumpamaan api di dalam firman-Nya, “perumpamaan mereka
seperti orang-orang yang menyalakan api...” karena api mengandung unsur
cahaya. Kedua asalah perumpamaan air dalam firman-Nya, “ atau seperti (orang
yang ditimpa) hujan lebat dari langit...” karena air mengandung unsur kehidupan.
Wahyu dari langit mengandung unsur untuk menerangi dan menghidupkan hati.
Allah menyebut bagian orang-orang munafik di jedua kodisi tersebut. Mereka
laksana orang yang menyalakan api untuk penerangan dan maanfaat, di mana
mereka mendapatkan manfaat secara materi karaena masuk islam secara lahiriah.
Hanya saja, api yang mereka nyalakan tidak menimbulakn efek penerangan di
dalam hati mereka, hingga Allah melenyapkan cahaya mereka itu, dan tetap
,membiarkan unsur membakar di dalam nya. Ini perumpamaan api orang- orang
munafik.
Allah juga menyebut perumpamaan mereka seperti air. Allah
menyerupakan mereka seperti kondisi orang yang tertimpa hujan lebat disertai
kegelapan,petir dan kilat, hingga runtuhlah kekuatannya, menyumbal kedua
telinga dengan dua jari tangan, dan memejamkan mata karena takut tersambar
petir, karena Al-Quran dengan larangan, perintah, dan khithab-nya turun kepada
mereka laksana petir.

b. Perumpamaan yang terpendam


Perumpamaan yang terpendam adalah perumpamaan yang tidak secara jelas
menyebut lafal perumpamaan, tapi menunjukkan makna-makna indah secara
ringkas dan membekas di dalam hati manakala di maknai dengan sesuatu yang
menyerupainya. Mereka membuat beberapa cntoh jenis perumpamaan ini di
antaranya:
Perumpamaan yang semakna dengan perkataan, “ sebaik-baik perkara adalah
pertengahan.” Contohnya :
Firman Allah dalam surah Al-Baqarah,” sapi betina itu adalah sapi betina yang
tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu.” (Al-Baqarah: 68).
Firman Allah terkait shalat, “ Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu daam
shaat dan janganlah (pula) merendahkannya, dan usahakan jangan tengah di antara
kedua itu.” (Ali-imran:110)
c. Perumpamaan bebas
perumpamaan bebas di dalam Al-quran ialah rangkaian kalimat bebas yang tidak
secara jelas menyebut kata tasbyih. Ayat- ayat ini berlaku seperti perumpamaan.
Berikut beberapa contohnya:
1) firman Allah, “ sekarang jelaslah kebenaran itu.” ( yusuf:51)
2) firman Allah, “ tidak ada yang akan dapat mengungkapkan (terjadinya hari
itu) selain Allah.” ( An-Najm:58)
3) firman Allah, “ rencana yang jahat itu hahaya akan menimpa orang yang
merencanakannya sendiri,” (Fathir:43)
4) irman Allah, “tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (Ar-
Rahman:60)
5) firman Allah,” betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar
dengan izin Allah.” (Al-Baqarah:249)4

4 Manna Al-Qatthan, Mabahits Fi Ulum Al-Quran, h.447-451.


C.    Macam-macam Amtsal Al-Qur’an
Amtsal di dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Amtsal Musarrahah adalah amtsal yang di dalamnya dijelaskan dengan
lafaz matsal . Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah :17

ِ ُ‫َب هَللا ُ بِن‬


‫م فِي‬Eُْ‫م َوت ََر َكه‬Eْ ‫ور ِه‬ َ ‫ت َما َحوْ لَهُ َذه‬ َ َ‫د نَارًا فَلَ َّما أ‬Eَ َ‫َمثَلُهُ ْم َك َمثَ ِل الَّ ِذي ا ْستَوْ ق‬
ْ ‫ضا َء‬
‫صرُون‬ِ ‫ت ال يُ ْب‬ ٍ ‫ظُلُ َما‬
Artinya: “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api,
maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”
2. Amtsal Kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan
jelas lafaz tamtsil tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik,
dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila
dipindahkan kepada yang serupa dengannya. Contoh pada al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 68 :

‫ َرةٌ ال‬E َ‫ا بَق‬EEَ‫و ُل إِنَّه‬EEُ‫ال إِنَّهُ يَق‬E


َ Eَ‫ا ِه َي ق‬EE‫ا َم‬EEَ‫ك يُبَي ِّْن لَن‬ ُ ‫الُوا ا ْد‬EEَ‫ق‬
َ َّ‫ا َرب‬EEَ‫ع لَن‬
َ‫ان بَ ْينَ َذلِكَ فَا ْف َعلُوا َما تُ ْؤ َمرُون‬ٌ ‫ارضٌ َوال بِ ْك ٌر ع ََو‬ ِ َ‫ف‬
Artinya : Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami,
agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa
menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi
betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". (al-Baqarah : 68)
Ayat tersebut yang senada dengan suatu ungkapan “sebaik-baik perkara yang
tidak berlebihan, adil, dan seimbang.” Yaitu seperti firman Allah diatas yang
artinya : “Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan di antara
itu”
3. Amtsal Mursalah adalah 5kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan
lafaz tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal.
Contoh pada al-Qur’an surat al-Mudatstsir ayat 38

5 Supiana, Ulumul Quran…h. 257.


 ٌ‫هينَة‬
ِ ‫َر‬ ‫ت‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س بِ َما َك َسب‬
Artinya:”Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya.”
D.    Tujuan Amtsal Al-Qur’an
Para ulama’ ahli tafsir tidak secara jelas menyebutkan tujuan dari  amtsal Al-
Qur’an. Namun apabila dicermati dari berbagai faedah dan ayat-ayat  amtsal Al-
Qur’an maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari amtsal adalah agar manusia
menjadikannya pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh yang baik
dijadikan sebagai teladan sedangkan perumpamaan yang jelek sedapat mungkin
dihindari. Hal ini sebagaimana  yang difirmankan Allah dalam surat Az-Zumar
ayat 27. Mengenai kedudukan amtsal dalam Al-Qur’an, Rasulullah SAW
bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah:

‫إن ْالقُرْ أَنَ نَزَ َل َعلَى خَ ْم َس ِة أَوْ ُج ٍه َحاَل ٍل َو َح َر ٍام َو ُمحْ َك ٍم َو ُمتَ َشابِ ٍه َو أَ ْمثَا ٍل فَا ْعلَ ُموْ ا‬ َّ
ِ َ‫بِ ْال َحاَل ِل َواجْ تَنِبُوْ ا ْال َح َرا َم َواتَّبِعُوْ ا ْال ُمحْ َك َم َوأَ ِمنُوْ ا بِ ْال ُمتَ َشابِ ِه َوا ْعتَبِرُوْ ا بِاأْل َ ْمث‬
‫ال‬
(Sesungguhnya al-Qur’an turun dengan menggunakan lima sisi: halal,
haram, muhkam, mutasyabih dan amtsal. Kerjakanlah kehalalannya;
tinggalkanlah keharamannya; ikutilah muhkamnya; imanilah mutasyabihnya;
dan ambillah pelajaran dari amtsalnya).
Dari dalil al-Qur’an dan hadits di atas maka jelaslah bahwa tujuan amtsal al-
Qur’an adalah sebagai teladan dan bahan renungan sehingga manusia terbimbing
menuju jalan yang benar demi meraih kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat.
Menurut izzan (2007: 240) ada beberapa ciri-ciri Amtsal khusus dan terperinci
yaitu.
a) mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga
menjadi jelas, konkret dan berkesan.
b) amtsal memiliki kesejajaran antara situasi perumpamaan.
c) adanya keseimbangan (tawazun) antara perumpamaan dan keadaan
yang dianalogikan.6

6 Fuad Kauma, TAMSIL AL-QURAN ,(Yogyakarta: MITRA PUSTAKA, 2000) h. 3-4.


E. Faedah Amtsal dalam Al-Qur'an
Menurut syekh Manna Al-Qatthan, Amtsal dalam Al-Qur’an memiliki
beberapa faedah, yaitu:
a) Perumpamaan menampakkan sesuatu yang dipahami akal dalam
bentuk objek nyata yang bisa diraba orang sehingga akal bisa
menerimanya.
b) Perumpamaan mengungkapkan hakikat-hakikat dan memperlihatkan
sesuatu yang tidak tampak di hadapan mata, menjadi terlihat nyata.
c) Perumpamaan dibuat sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan jiwa.
d) Perumpamaan dibuat untuk menimbulkan keengganan karena
gambaran perumpamaan yang dibuat tidak disukai jiwa.
e) Perumpamaan dibuat untuk memuji sesuatu.
f) Perumpamaan dibuat karena sesuatu yang dijadikan perumpamaan
berupa sifat yang dianggap buruk oleh manusia.
g) Perumpamaan lebih melekat di dalam jiwa, lebih sempurna dalam
memberikan nasihat, lebih kuat dalam menyampaikan larangan dan
lebih lurus dalam menyakinkan.7

PENUTUP
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa:
a.       Amtsatul Qur’an Secara bahasa berasal dari kata mitsl yang artinya
perumpamaan, sedangkan menurut istilah Menurut ulama ahli Tafsir amtsal
7 Manna Al-Qatthan, Mabahits Fi Ulum Al-Quran, h.452-455.
adalah menempakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah,
singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih
maupun majaz mursal.
b.      Adapun pendapat para ulama diantaranya pendapat Ulama ahli ilmu adab,
pendapat ulama ahli Bayan, pendapat ulama yang lain dan pendapat ulama ahli
Tafsir.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qatthan Manna, Mabahits fi Ulum Al-Quran, Jakarta: Ummul Qura, 2017.


Anwar Rosihon, Ilmu Tafsir, Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2005.
Kauma Fuad, TAMSIL AL-QURAN, Yogyakarta: MITRA PUSTAKA,2000.
Supiana, Ulumul Quran.

Anda mungkin juga menyukai