Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Lathiful Khuluq

Nim : 2210510036
Kelas : TBI-b
Mata kuliah : Studi Qur’an Hadits

Amtsalul Qur’an

A. Pengertian Amtsalul Qur’an


Dalam buku “Pengantar Studi Ilmu Al-qur’an” karya H.Annur Rafiq El-mazni,Lc.
MA menjelaskan bahwasanya pengertian “amtsal” adalah bentuk jamak dari matsal. Adalah
kata matsal,mitsul dan matsil serupa dengan syabah,syibhun dan syabihun baik lafadz
maupun maknanya.1 Dan dalam sastra ’’amtsal” adalah penyerupaan suatu keadaan yang
lain,demi tujuan yang sama,yaitu pengisah menyerupakan sesuatu dengan aslinya. 2
Adapun dalam buku lain yang berjudul “Lisan Al-Arab Maktabah Kustomah” karya
Ibnu Manzur Jalaluddin Muhaammad bin Mukarram Al-Anshari juga yang mendefinisikan
amtsal al-qur’an adalah kalimat yang menunjukkan persamaan sehingga dikatakan,ini adalah
sepertinya dan perumpamaannya.3
Dari penjelasan diatas kita bisa mengetahaui mengenai pengertian “amtsal” yang
pada intinya sama. Bahwasanya pengertian amtsal adalah persamaan atau perumpamaan-
perumpamaan suatu ayat dalam al-qur’an yang bertujuan untuk mengungkapkan berbagai
penjelasan dan segi kemukjizatan al-qur’an mejadi lebih jelas dan di anggap lebih dapat
mendorong jiwa untuk menerima makna yang di maksudkan ayat tersebut.

B. Penjelasan contoh Amstalul Qur’an


Salah satu dari jenis amtsal qur’an yang menjelasakan bahwasanya susuatu yang
dijelaskan dengan lafadz matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih(penyerupaan)
disebut dengan amtsal musharrahah. Contoh amtsal ini dalam buku “Ulumul Qur’an”
terdapat dalam surat Al-Jumu’ah,ayat 5 :4

              

          

5. perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada


memikulnya[1474] adalah seperti keledai yang membawa Kitab-Kitab yang tebal. Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada
kaum yang zalim.

[1474] Maksudnya: tidak mengamalkan isinya, antara lain tidak membenarkan kedatangan Muhammad
s.a.w.

1 H.Ainur Rafiq El-Mazn, Pengantar Studi Ilmu Al-qur’an( Jakarta Timur : Pustaka Al-kautsar, 2006), 353
2 H.Ainur Rafiq El-Mazn, Pengantar Studi Ilmu Al-qur’an( Jakarta Timur : Pustaka Al-kautsar, 2006), 354
3 Ibnu Manzur Jalaluddin Muhaammad bin Mukarram Al-Anshari ,Lisan Al-Arab Maktabah Kustomah,(Cairo,w.77

H), vol.14
4 Dr.H. Nurdin, M.ag, Ulumul Qur’an,(Banda Aceh, :.Bravo, 2018), 43
Terdapat contoh amtsal yang lain dalam buku “Pengantar Studi Ilmu Al-qur’an”
yaitu dalam all-qur’an pada surat Al-Baqarah ayat 17-20 :5

             

               

             

              

               

17. perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26], Maka setelah api itu
menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka
dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
18. mereka tuli, bisu dan buta[27], Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),
19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat;
mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan
mati[28]. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir[29].
20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah
menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu.

[26] Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari
Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan
Allah seperti dalam ayat tersebut di atas.
[27] Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena tidak dapat
menerima kebenaran.
[28] Keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan,
adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat telinganya karena tidak
sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran itu.
[29] Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir.

Kedua contoh ayat amtsal diatas adalah sama-sama menjelaskan perumpaman yang
dijelaskan dengan lafadz matsal atau sesuatu yang menunjukkan
tasybih(perumpamaan).Dalam contoh amtsal yang terdapat pada surah Al-Jumu’ah ayat 5
menjelaskan adanya perumpaan di ayat tersebut,yaitu perumpaman orang-orang yang
dipikulkan padanya Taurat kemudian mereka tidak mengamalkan isinya itu seperti keledai
yang membawa kitab-kitab tebal. Perumpaan di ayat ini adalah sangat buruk bagi kaum
yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT bahkan Allah juga tidak memberi petunjuk
kepadanya.
Adapun contoh amtsal yang terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 17-20 menjelaskan
juga adanya dua perumpamaan bagi orang munafik. Perumpamaan (matsal) ini berkenaan
dengan api (nar) dalam firmannya,”adalah seperti orang yang menyalakan api…” karena di
5 H.Ainur Rafiq El-Mazn, Pengantar Studi Ilmu Al-qur’an( Jakarta Timur : Pustaka Al-kautsar, 2006), 356
dalam api terdapat unsur cahaya. Perumpamaan (matsal) yang lain adalah berkenaan dengan
air, atau “ seperti(orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit…” karena di dalam air
terdapat materi kehidupan. dan wahyu yang turun ddari langit pun bermaksud untuk
menerangi hati dan menghidupkannya. Allah juga menyebutkan kondisi orang munafik
dalam dua keadaan. Di satu sisi mereka bagikan orang yang menyalakan api untuk
penerangan dan kemanfaatan. Dalam hal ini merek memperoleh kemanfaatan materi dengan
sebab masuk islam. Namun keislamaan (keberagamaan)mereka tidak memberikan pengaruh
terhadap hati mereka karena Allah menghilangkan cahaya (nur) yang ad dalam api itu,”
Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka.” Kemudian membiarkan unsur api
“membakar” yang ada padanya. Inilah perumpaan mereka yang berkenaan dengan api.
Adapun dalam matsal air, Allah menyerupakan meeka gengan keadaan oraang yang di timpa
hujan lebat yang disertai gelap gulita,guruh dan kilat,kekuatannya terkuras habis. Lalu ia
menyumbaat telinga dengan jari jemarinya, sambil memejamkan mata karena takut petir
menimpanya. Gambaran ini laksana Al-qur’an dengan segala peringatan, perintah, larangan
dan khithabnya bagi mereka seperti petir yang turun menyambar.

Dari penjelasan contoh amtsal diatas adalah kita bisa mengetahui perumpaan
(amtsal) yang berdasarkan dengan lafadz amtsal atau sesuatu yang menunjukkan
tasbih(penyerupaan) atau bisa disebut dengan amtsal musharrahah.

Anda mungkin juga menyukai