Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATA KULIAH ULUMUL QUR’AN

NAMA: FITRI RAMADHANI (23051240019)


DOSEN PENGAMPU: Dr. Pathur Rahman, M.Ag

Materi 1
ULUMUL QUR’AN
A. Cara dan proses turunnya Al-Qur’an
1. Fase Nuzulul quran
Amir Mahmud menyebutkan bahwa ada tiga pendapat yang berbeda
tentang turunnya Al-Qur’an.
 Pertama Al-Qur’an diturunkan dari al mahfuz ke sama’ al-dunya pada
lailatul qadr secara sekaligus, setelah itu diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Secara berangsur-angsur selama masa kerasulan
(riwayat ibnu abbas)
 Al-Qur’an diturunkan ke sama’ al-dunya selama dua puluh atau dua
puluh tiga kali setiap lailatul qadr. Pada malam itu ,Allah swt.
Menurunkan Al-Qur’an untuk stok selama satu tahun yang diturunkan
secara berangsur-angsur.
 Al-Qur’an turun langsung kepada nabi Muhammad secara berangsur
selama lebih dari 20 tahun dan dimulai di malam laitul qadr. Dari 3
pendapat tersebut yang paling diyakini oleh sebagian ulama adalah
pendapat yang pertama sesuai dengan sutu riwayat yang shahih
sanadnya, Ibnu Abbas.
2. Cara penerimaan wahyu
Pertama malaikat jibril datang sebagai manusia, cara penyampaian wahyu ini
lebih mudah karena rasul seperti bicara dengan sesama manusia dan mudah
penyampaiannya. Kedua cara penyampaian wahyu lewat kesadaran, menurut
rasul cara tersebut berat karena jibril tetap sebagai mahluk ghaib dan rasul
harus bisa berkomunikasi dengan alam ghaib untuk menerima, menghapal,
dan memahaminya.

B. Proses turunnya Al-Qur’an dibagi menjadi dua tahap yaitu, Al-Qur’an diturunkan
secara lengkap dimalam Lailatul Qadar dari Mahfudz ke dunia dan Al-Qur’an
diturunkan ke Nabi Muhammad melalui malaikat jibril. Al-Qur’an dibagi menjadi dua
periode yaitu periode Mekkah (610-622 M disebut ayat makkiyah) yang berjumlah
4.762 ayat meliputi 89 surah, dan periode Madinah (622-632 M disebut ayat
madaniyah) yang berjumlah 1.510 ayat mencakup 25. Al-Qur’an terdiri dari 144
surah, surah terpanjang yaitu surah Al-Baqarah 286 ayat, dan ayat terpendek yaitu
Al-‘asr, Al- Kautshar, dan An-Nasr 3 ayat, jumlah seluruh ayat dalam Al-qur’an
adalah 6.666. mengapa jumlah ayat yang diturun di mekkah da madinah berbeda
dengan jumlah ayat yang sebenarnya itu karena Bismillah diikut sertakan dan juga
jumlah tersebut adalah kandungan Al-Qur’an.
C. Ayat Al-Qur’an yang pertama turun yaitu Al-Alaq 1-5 sebagai ayat pertama yang
turun karena hadistnya sudah shahih. Untuk ayat terakhir yang turun tidak ada yang
pasti tapi dapat dikatakan surat Al-Maidah ayat 3 yang menjadi ayat terakhir karena
isinya tentang kesempurnaan agama islam.

Materi 2
MAKKIAH DAN MADANIAH
A. Pengertian ayat makkiah dan madaniah
Makkiah adalah ayat ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Sedangkan Madaniah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah ke
madinah.
B. Ciri-ciri ayat makkiah dan madaniah
Ciri-ciri ayat Makkiah
o Mengandung ayat sajdah (al-a’raf:208, an-nahl: 50 dan 149,al-isra:108-109,
maryam: 85, al-furqan: 60)
o Terdapat lafal kalla sebagian besar ayatnya
o Terdapat seruan dengan ya ayyuhannasu
o Mengandung kisah nabi dan umat yang telah lalu
o Sebagian ayatnya dimulai denagn huruf terpotong-potong
 Ayat surat-suratnya pendek
 Nada perkataanya keras dan agak bersajak
 Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir dan
menggambarkan surga dan negara
 Banyak terdapat lafadz sumpah
 Mendebat orang-orang musyrik
Ciri-ciri ayat madaniah
o Terdapat ayat tentang perang ahzab (QS. Al-ahzab)
o Terdapat tentang hukum-hukum (QS. An-nur)
 Suratnya panjang-panjang
 Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan
kepada hakikat-hakikat keagamaan
Urgensi memahami ayat-ayat makkiah dan madaniah
 Membantu dalam menafsirkan al-qur’an
 Memberikan informasi tentang kisah kenabian
 Mudah diketahui mana ayat yang turun terlebih dahulu dan mana ayat yang
turun belakangan
 Mengetahui ayat al-qur’an yang hukum bacaannya telah dinaksh(dihapus dan
diganti)
 Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
 Mengetahui syariat hukum islam (taarikhut tasyri’)
Materi 3
KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN
A. Definisi I’jaz, yaitu sesuatu hal atau peristiwa yang menakjubkan atau luar biasa,
yang sulit dijangkau oleh kemampuan akal manusia.
Menurut Ali Al-Shabuni menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok
maupun bersama-sama untuk menandingi hal yang serupa dengannya.
Menurut Manna’ khalil Al-Qhatan menampakkan kebenaran nabi Saw dalam
pengakuan orang lain sebagai rasul utusan Allah SWT dengan menampakkan
kelemahan orang-orang arab untuk menandingi atau menghadapi mukjizat yang
abadi.

B. Fungsi kemukjizatan Al-Qur’an


1. Sebagai panduan hidup yang mencakup panduan moral, etika, peraturan
hukum, dan petunjuk untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan
benar sesuai dengan ajaran agama
2. Pedoman ibadah, seperti tata cara shalat, puasa, zakat, dan haji.supaya
tidak menyimpang dari agama.
3. Sumber hukum, seperti hukum pernikahan, perceraian, warisan,dan hukum
pidana. Al-qur’an sebagai sumber utama
4. Moral dan etika seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, tolong menolong
5. Motivasi dan penyemangat
6. Sumber ilmu, tentang alam semesta, sejarah, dan banyak lagi.
7. Kritik dan refleksi
8. Persatuan dan identitas umat islam
9. Dakwah danpenyebaran islam

C. Segi-segi kemukjizatan al-qur’an


 Segi kebahasaan, al-qur’an disusun dalam bentuk bahasa yang indah dan
mempesona, jauh lebih indah dari pada apa yang dibuat oleh penyair dan
sastrawan.singkat tapi padat artinya.
 Hukum ilahi yang sempurna
 Berita tentang hal-hal yang ghaib
 Isyarat ilmiah dalam al-qur’an seperti cahaya matahari, aroma/bau
manusia, adanya nurani, masa penyusunan yang tepat, kurangnya oksigen
pada ketinggian dapat menyesakkan napas.
 Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.

D. Hikmah mengetahui kemukjizatan


1. Memperkuat iman, dengan memahami kemukjizatan dapat memperkuat
keyakinan seseorang kepada allah swt
2. Mengingatkan pada keajaiban alam semesta
3. Menyadarkan betapa dahsyatnya kekuatan illahi
4. Memberikan inspirasi dan harapan
5. Memberikan ketenangan dan hikmah dalam kesulitan
6. Merangsang pencarian pengetahuan dan kebenaran.
Materi 4
AMTSALUL QUR’AN
A. Secara bahasa amtsalul adalah perumpamaan, gambaran atau perserupaan, atau
juga cerita atau kisah yang menakjubkan,atas sifat keadaan atau tingkah laku.
Secara istilah amtsal adalah sebuah ungkapan majaz atau kiasan yang majemuk,
dimana hubungan antara yang disamakan dengan asalnya adalah karena adanya
persamaan atau keserupaan antar keduanya.
Lebih jelasnya amtsalul qur’an adalah istilah bahasa arab yang merujuk
kepada perumpamaan atau analogi yang digunakan dalam al-qur’an untuk
menyampaikan pesan-pesan dan ajaran agama.
B. Tujuan amtsal. Tujuannya untuk menjelaskan konsep-konsep atau ajaran dengan
cara yang lebih jelas dan mudah dimengerti melalui pembandingan dengan
situasi atau objek yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari.
C. Contoh amtsalul qur’an
1) Amtsal musarrahah,yaitu didalamnya dijelaskan dengan lafadz masal
atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Contoh: QS. Al-Baqarah (17-
20) “perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api,
maka setelah api itu menerangi sekelilingnya. Allah menghilangkan
cahaya yang menyinari mereka dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka ini bisu dan muka, maka tidaklah
mereka akan kembali ke jalan yang benar. Atau seperti orang-orang yang
ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat…
sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”.
2) Amtsal Kaminah, yaitu didalamnya tidak disebutkan dengan lafadz
tamsil (pemisalan) tetapi ia menunjukkan denga makna yang indah,
menarik,dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh
tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya. Contoh: QS.
Al-Baqarah(68)“sapi betina yang tidak tua dan tidak mudah, pertengahan
dari itu”
3) Amtsal Mursalah, yaitu kaliamt-kalimat bebas yang tidak menggunkan
lafadz tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai
masal. Contoh: QS. Al-muddasir (38) “tiap-tiap diri bertanggung jawab
atas apa yang telah di perbuatnya.”

Materi 5
BAHASA DALAM AL-QUR’AN
A. Pemahaman seputar arobiatul Qur’an, pemahaman tentang panafsiran makna-makna
al-qur’an yang melibatkan analisis bahasa arab, tata bahasa, dan sejarah.
B. N
C. Pendapat ulama mengenai ta’rib dalam al-qur’an
Pendapat pertama, menolak keberadaan serapan kata didalam al-qur’an, mereka
berpendapat bahwa al-qur’an semuanya berbahasa Arab. ulama yang berpendapat
seperti ini adalah imam al-Shafi’I ibn jarir
Pendapat kedua, menyatakan didalam al-qur’an terdapat kosa kata selain bahasa arab,
dengan alasan didalam al-qur’an terdapat lafadz yang mamnu’ min al-sarf, baik
karena al-‘alam atau karena ‘ajam. Ulama yang berpendapat seperti ini yaitu al-
Khuwayyi, ibn al-Naqib.
Pendapat ketiga, pertengahan, yaitu pendapat yang mewakili pendapat pertama dan
kedua, ulamanya yaitu Abu”ubaid bin Qasim bin salam, ia berpendapat bahwa meski
suatu lafadz awalnya dianggap bukan dari bahasa arab, namun kemudian berubah
menjadi bahasa arab ketika al-qur’an diturunkan tuhan.

Materi 6
FAWATI AS-SUAR
Jamak dari kata fataha yang artinya membuka, fawati as-suar adalah pembuka ayat-ayat al-
qur’an
Ada dua macama yaitu: huruf qosam (sumpah) di dalam Q.S ad-dhuha
Yang kedua huruf muq’otoah contohnya di surat yasin (ada alif lam mim)

Materi 7
RASM USMANI
A. Rasm secara termonologi artinya bekas peninggalan.Pengertian, yaitu kaidah
penulisan al-qur’an yang telah ditetapkan oleh usman bin affan, namun terjadi
perdepatan awalnya penggunaan dengan imlak, sehingga kaidah penulisan al-qur’an
hanya dibuat satu saja yaitu rasm usmani.

Materi 8
TAFSIR, TAKWIL DAN TERJEMAH
Tasfsir adalah tata cara memahami al-qur’an secara umum
Takwil pada mulanya sama dengan tafsir, namun ada ulama yang berpendapat berbeda.
Takwil yaitu merubah/mengganti mkana lain karena ada dalil yang menghendaki misalnya
dalam hadist
Terjemah, sama dengan tafsir namun lebih ke pengalihan dari bahasa satu ke bahasa lain.
Materi 9
ISRAILIYYAH
Israiliyat mengacu pada narasi yang dianggap berasal dari luar negeri dan tidak ditemukan
dalam Al-Qur'an atau Sunnah. Narasi-narasi ini biasanya disebarkan melalui orang-orang
seperti Ka'ab al-Ahbar, yang dulunya adalah seorang Rabi sebelum memeluk Islam, dan
Wahb Ibn Munabbih, yang berspesialisasi dalam bidang ini. Israiliyat mungkin juga berasal
dari agama lain seperti Kristen atau Zoroastrianisme. Israiliyat diterima secara berbeda-beda
baik oleh para cendekiawan Muslim awal maupun akhir, dengan hadis-hadis awal yang
mengkritik rinciannya namun mendorong penyampaiannya. Banyak sarjana pra-modern yang
antusias menggunakannya, sementara banyak sarjana Arab di zaman modern menyebutnya
tidak Islami. Cerita-cerita Israiliyat umumnya berupa berbagai cerita dan tradisi non-Alkitab
Yahudi (bahasa midrashim) serta Kristiani yang memberikan informasi atau interpretasi
tambahan mengenai kejadian Penggolongan. Para ulama Islam memandang cerita-cerita
Israiliyat ke dalam tiga kategori: Cerita yang dibenarkan karena wahyu yang diterima Nabi
Muhammad menegaskan cerita tersebut, cerita yang dianggap palsu karena wahyu yang
diterima Nabi Muhammad menolak cerita tersebut, dan cerita yang dibiarkan karena tidak
terverifikasi baik kebenarannya maupun kesalahannya

Materi 10
KISAH KISAH DALAM AL-QURAN
Kisah-kisah dalam Al-Quran adalah peristiwa masa lampau yang direkonstruksi atau
dkisahkan/diceritakan kembali dengan kesan juga penafsiran seseorang. Kisah-kisah dalam
Al-Quran sangat istimewa, berkualitas tinggi dan memiliki nilai dan tujuan yang
dikandungnya teramat mulia. Berikut adalah beberapa macam kisah-kisah dalam Al-Quran:
Kisah-kisah para Nabi dan Rasul Allah SWT.
Kisah-kisah umat terdahulu yang bukan para Nabi atau Rasul.
Kisah-kisah yang mengandung informasi atau interpretasi tambahan mengenai kejadian
Penggolongan.
Kisah-kisah dalam Al-Quran mengandung hikmah tersendiri bagi para pembaca untuk
menguatkan aqidah dan menambah sudut. Inilah yang membedakan kisah-kisah dalam Al-
Qur'an dengan ki sah-kisah pada umumnya. Beberapa contoh kisah-kisah dalam Al-Qur'an
meliputi kisah Kaum Thamu dan 'A <d yang diluluh-lantakkan oleh Allah> h berikut kota
Iram yang mereka banggakan.
Kisah-kisah dalam Al-Qur'an juga merupakan kisah-kisah yang paling besar manfaatnya.
Meskipun kisah-kisah tersebut mengandung nilai sastra dan makna yang tinggi, namun kisah-
kisah tersebut merupakan nilai-nilai i'jaz al-Qur'an dan tidak memiliki makna kejenuhan dan
kebosanan.
Materi 11
AQSAM AL-QURAN
Aqsam Al-Qur'an, atau qasam dalam Al-Qur'an, mengacu pada sumpah atau janji yang
digunakan dalam Al-Qur'an untuk memperkuat suatu pesan atau pernyataan. Sumpah ini
merupakan bentuk penekanan dan dimaksudkan agar pesan lebih meyakinkan dan dapat
dipercaya. Ayat-ayat tersebut merupakan ciri unik Al-Quran dan berfungsi untuk memperkuat
makna konten yang dikaitkan dengannya. Penggunaan qasam dalam Al-Qur'an merupakan
perangkat linguistik dan retorika yang menambah kedalaman dan kekuatan teks, dan
merupakan subjek kajian dalam bidang Ulum al-Qur'an, atau ilmu-ilmu Al-Qur'an. Qasam
dalam Al-Qur'an merupakan cerminan kefasihan dan ketepatan bahasa Al-Qur'an, serta
menambah keindahan dan dampak teksnya.

Anda mungkin juga menyukai