NIM : 41820110029
1. Jelaskan cara al-Qur’an diturunkan dan diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW!
Lengkapi penjelasan Anda dengan dalil dari al-Qur’an!
Ayat-ayat Alquran tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada.
Dalam buku Ulumul Qur’an karangan Abdul Djalal dijelaskan mengenai proses Alquran
yang diturunkan melalui tiga tahapan.
Tahap pertama yaitu, Alquran diturunkan ke Lauhul Mahfuzh secara sekaligus dalam
arti, bahwa Allah menetapkan keberadaannya di sana, sebagimana halnya dia
menetapkan adanya segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi kapan saatnya
serta bagaimana caranya tidak seorangpun mengetahui kecuali Allah SWT, sesuai
dengan firman-Nya,dalam Alquran surat Al Buruj ayat 21-22:
ٍ ُح َمحْ ف
وظ ٌ ْبَلْ ه َُو قُر
ٍ ْآن َم ِجي ٌد فِي لَو
"Bahkan (yang didustakan mereka itu ), ialah Alquran yang mulia yang (tersimpan) di
Lauhul Mahfuzh.’’
Kemudian tahapan kedua yaitu, Alquran turun dari Lauh Mahfuzh ke Baitul izzah di
Langit dunia. Setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab Alquran itu turun ke Baitul Izzah di
Langit Dunia atau Langit terdekat dengan bumi ini. Banyak dalil yang menerangkan
penurunan Alquran tahapan kedua ini, baik dari ayat Alquran ataupun dari Hadits Nabi
Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut :
Yang dimaksudkan turunnya alquran pada ayat-ayat tadi ialah turunnya dari Lauhul
Mahfuzh ke Biatul Izzah, pada suatu malam yang dinamakan dengan malam lailat al-
mubarakah. Ketiga malam itu sebenarnya satu dan jatuhnya dalam Ramadhan. Turun ke
Baitul Izzah itu sekaligus.
Tahap ketiga yaitu, Alquran turun dari Baitul Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi
Muhammad SAW. Tetapi turunnya kepada Nabi tidak dengan sekaligus, melainkan
sedikit-sedikit menurut keperluan, masa, dan tempat. Nuzulul Quran yang ketiga kali
dengan perantara malaikat Jibril dari Baitul Izzah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang terjadi pada 17 Ramadhan dalam Gua Hira di Makkah. Dalilnya,
ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits Nabi, antara lain:
Sunnah Qauliyah
Yaitu Hadis-hadis yang diucapkan langsung oleh Nabi SAW, dalam berbagai kesempatan
terhadap berbagai masalah, yang kemudian dinukil oleh para sahabat dalam bentuknya
yang utuh seperti apa yang diucapkan oleh Nabi tersebut. Contoh Sunnah Qauliyah,
misalnya yaitu: “Sesungguhnya semua amal itu didasarkan pada niat, dan setiap orang
akan memperoleh apa diniatkan”.
Contoh :
a) Hadis tentang penentuan puasa Ramadan
“Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya
dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari
pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang
saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.” (HR. Bukhori dan Muslim)
b) Hadis tentang membaca al fatihah saat salat
"Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca surat al Fatihah." (HR. Bukhari-
Muslim)
c) Hadis tentang makan dan minum
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’
(dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka
ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi.” (HR. At-Tirmidzi)
10. Jelaskan perbedaan antara sunnah taqririyah dan sunnah fi’liyah! Lengkapi penjelasan
Anda dengan contoh!
Sunnah Taqririyah
Yaitu perbuatan dan ucapan para sahabat yang dilakukan di hadapan atau
sepengetahuan Rasulullah, tetapi beliau mendiamkan dan tidak menolaknya. Sikap diam
Rasulullah tersebut dan tidak menolak atas perbuatan atau ucapan para sahabat itu,
dipandang sebagai persetujuan beliau.
Contoh :
a) Hadits Tentang Daging Dab (Sejenis Biawak)
Bahwa Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa Khalid bin Al Khalid
yang juga dijuluki sebagai Saifullah telah mengabarkan kepadanya; Bahwa ia dan
Rasulullah Saw pernah menemui bibinya yaitu Maimunah yang juga bibi
daripada Ibnu Abbas. kemudian ia mendapati biawak yang telah terpanggang
yang dibawa oleh saudara bibinya yakni, Hudzaifah bintu Al Harits dari Najed.
Maka Maimunah pun menyuguhkan Biawak itu kepada Rasulullah Saw. Jarang
sekali beliau memajukan tangannya untuk mengambil makanan hingga beliau
dipersilahkan bahwa makanan itu untuk beliau. Saat itu, Rasulullah Saw
menggerakkan tangannya ke arah biawak, lalu seorang wanita yang hadir di situ
berkata dan memberitahukan kepada beliau tentang makanan yang telah
disuguhkan, "Itu adalah Biawak ya Rasulullah?" Maka seketika itu, Rasulullah Saw
segera menarik tangannya kembali dari daging Biawak sehingga Khalid bin Al
Walid pun bertanya, "Apakah daging Biawak itu haram ya Rasulullah?" beliau
menjawab: "Tidak, akan tetapi daging itu tidak terdapat di negeri kaumku,
karena itu aku tidak memakannya." Khalid berkata, "Lalu aku pun menarik dan
memakannya. Sementara Rasulullah Saw melihat ke arahku." (HR. Bukhari)
Sunnah FI’liyah
Yaitu hadis -hadis yang berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan oleh Nabi SAW yang
dilihat dan diketahui oleh para sahabat kemudian disampaikan kepada orang lain.
Misalnya hal-hal yang berhubungan tata cara pelaksanaan ibadah. Contoh berikut ini
yang berasal dari Umar yang menjelaskan cara Rasulullah bertakbir dalam shalat:
"Adalah Rasulullah apabila la hendak mengerjakan shalat Ia mengangkat kedua
tangannya sejajar dengan dua sisi bahunya seraya bertakbir-mengucapkan Allahu Akbar,
jika la ingin ruku', Ia lakukan seperti itu juga dan demikian pula ketika bangkit dalam
ruku".
Contoh :
a) Hadits Tentang Tata Cara Shalat di atas Kendaraan.
Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Rasulullah saw. shalat di atas tunggangannya
menghadap ke mana arah tunggangannya menghadap. Jika Beliau hendak
melaksanakan shalat yang fardhu, maka beliau turun lalu shalat menghadap
kiblat. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
11. Jelaskan perbedaan antara sunnah fi’liyah dan sunnah qauliyah! Lengkapi penjelasan
Anda dengan contoh!
Sunnah FI’liyah
Yaitu hadis -hadis yang berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan oleh Nabi SAW yang
dilihat dan diketahui oleh para sahabat kemudian disampaikan kepada orang lain.
Misalnya hal-hal yang berhubungan tata cara pelaksanaan ibadah. Contoh berikut ini
yang berasal dari Umar yang menjelaskan cara Rasulullah bertakbir dalam shalat:
"Adalah Rasulullah apabila la hendak mengerjakan shalat Ia mengangkat kedua
tangannya sejajar dengan dua sisi bahunya seraya bertakbir-mengucapkan Allahu Akbar,
jika la ingin ruku', Ia lakukan seperti itu juga dan demikian pula ketika bangkit dalam
ruku".
Contoh :
a) Hadits Tentang Tata Cara Shalat di atas Kendaraan.
Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Rasulullah saw. shalat di atas tunggangannya
menghadap ke mana arah tunggangannya menghadap. Jika Beliau hendak
melaksanakan shalat yang fardhu, maka beliau turun lalu shalat menghadap
kiblat. (HR. al-Bukhari dan Muslim).