Disusun oleh :
1. Fazlur Rohman : 40020008
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
1. Apa hikmah Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur?
2. Apa faedah turunnya Al-Qur'an secara bertahap dalam pendidikan dan pengajaran?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:
1. Memahami hikmah Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur
2. Memahami faedah turunnya Al-Qur'an secara bertahap dalam pendidikan dan
pengajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh paling jelas tentang tahapan penetapan hukum ialah kasus pengharaman
minuman keras,
]67 :ب تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ِإ َّن فِي َذلِكَ آَل يَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُونَ } [النحل ِ ت النَّ ِخي ِل َواَأْل ْعنَا ِ {و ِم ْن ثَ َم َرا َ
Ayat ini menyebutkan tentang nikmat dan karunia Allah. Menurut jumhur 'ulama sakar
yang dimaksud adalah minuman yang memabukkan sedangkan rizqan hasanan adalah
segala yang dimakan dari kedua pohon tersebut seperti kurma dan kismis. Pemberian
status baik disini ditujukan kepada rizqi yang ditafsiri dengan segala yang dimakan seperti
penjelasan diatas, bukan sakar. Dengan demikian, ayat ini sudah menyinggung bahwa
sakar tidak baik. Kemudian Allah berfirman :
َ ••ل ْال َع ْف
•و ِ •ُك َما َذا يُ ْنفِقُونَ ق َ َاس َوِإ ْث ُمهُ َما َأ ْكبَ ُر ِم ْن نَ ْف ِع ِه َما َويَ ْسَألُون
ِ َّك َع ِن ْال َخ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر قُلْ فِي ِه َما ِإ ْث ٌم َكبِي ٌر َو َمنَافِ ُع لِلن َ َ{ يَ ْسَألُون
]219 :ت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُونَ } [البقرة ِ ك يُبَيِّنُ هَّللا ُ لَ ُك ُم اآْل يَا
َ َِك َذل
Ayat ini membandingkan antara manfaat minuman keras (khamr) seperti kesenangan, dan
kegairahan, atau keuntungan dalam memperdagangkannya, dengan bahaya yang
ditimbulkannya seperti dosa, bahaya bagi kesehatan tubuh dan akal, menghabiskan harta,
dan mendorong untuk berbuat nista dan durhaka. Ayat ini menunjukkan untuk menjauhi
khamr dengan mengunggulkan segi madharatnya daripada manfaatnya. Kemudian turun
ayat :
]43 :األية [النساء... َصاَل ةَ َوَأ ْنتُ ْم ُس َكا َرى َحتَّى تَ ْعلَ ُموا َما تَقُولُون َّ {يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ْق َربُوا ال
Ayat ini menunjukkan larangan meminum khamr pada waktu-waktu tertentu. Bila
pengaruh minuman itu akan sampai ke waktu sholat. Hal ini, mengingatkan adanya
larangan mendekati sholat dalam keadaan mabuk, sampai pengaruhnya hilang dan sadar
apa yang dibaca dalam sholatnya. Kemudian turun firman Allah:
) ِإنَّ َم••ا90( َصابُ َواَأْل ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَ••اجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح••ون َ {يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواَأْل ْن
} َصاَل ِة فَهَلْ َأ ْنتُ ْم ُم ْنتَهُونَّ ص َّد ُك ْم ع َْن ِذ ْك ِر هَّللا ِ َوع َِن ال ُ َضا َء فِي ْالخَ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر َوي َ ي ُِري ُد ال َّش ْيطَانُ َأ ْن يُوقِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َعدَا َوةَ َو ْالبَ ْغ
]91 ،90 :[المائدة
Ayat ini merupakan proses terakhir yang tegas dan pasti di dalam pengharaman khamr
(minuman keras) dalam segala waktu.
Hikmah penetapan secara bertahap ini lebih lanjut diungkapkan dalam hadits
yang diriwayatkan oleh 'Aisyah RA. Dia berkata : "sesungguhnya ayat-ayat yang pertama
kali turun ialah ayat yang didalamnya disebutkan tentang surge dan neraka. Ketika orang
telah masuk islam, maka turunlah ayat-ayat yang menjelaskan persoalan hukum halal dan
haram kalau sekiranya yang turun pertama kali, janganlah kamu minum khamr tentu
mereka akan menjawab 'kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya. Dan sekiranya
yang pertama kali turun janganlah kamu berzina tentu mereka akan menjawab kami tidak
akan meninggalkan zina selamanya.
Demikianlah proses pentahapan dalam mendidik umat sesuai dengan peristiwa-
peristiwa yang dialami oleh umat tersebut. Rasulullah SAW pernah meminta
pertimbangan para sahabatnya mengenai tawanan perang badar. Maka umar berkata :
"bunuh saja mereka !" sedangkan Abu Bakar berbeda pendapat, "menurut pandangan kami
sebaiknya anda memaafkan mereka dan menerima tebusan dari mereka". Ternyata
Rasululloh mengambil pendapat Abu Bakar maka turunlah ayat :
( َزي• ٌز َح ِكي ٌم ِ ض ال ُّد ْنيَا َوهَّللا ُ ي ُِري ُد اآْل ِخ• َرةَ َوهَّللا ُ ع
َ ض تُ ِري ُدونَ َع َر ِ ْ{) َما َكانَ لِنَبِ ٍّي َأ ْن يَ ُكونَ لَهُ َأ ْس َرى َحتَّى ي ُْث ِخنَ فِي اَأْلر
]68 ،67 :ق لَ َم َّس ُك ْم فِي َما َأخ َْذتُ ْم َع َذابٌ َع ِظي ٌم } [األنفال َ َ) لَوْ اَل ِكتَابٌ ِمنَ هَّللا ِ َسب67
4. Hikmah Kelima : Tanpa Diragukan Bahwa Al-Qur'an Karim Diturunkan dari Sisi
Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
Al-Qur'an yang turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah dalam waktu
yang lebih dari dua puluh tahun ini, ayat-ayatnya turun dalam waktu-waktu tertentu,
orang-orang membacanya dan mengkajinya surat demi surat. Ketika itu mereka mendapati
rangkaiannya yang tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya
redaksi yang begitu teliti, ayat demi ayat, surat demi surat, yang saling terjalin bagaikan
untaian mutiara yang indah yang belum pernah ada bandingannya dalam perkataan
manusia.
ْ َ صل
ٍ ِت ِم ْن لَد ُْن َح ِك ٍيم َخب
]1 :ير } [هود ْ {الر ِكتَابٌ ُأحْ ِك َم
ِّ ُت آيَاتُهُ ثُ َّم ف
Hadist-hadist Rasulullah SAW sendiri yang merupakan puncak kefasihan sesudah
Al-Qur'an, tidak mampu membandingi keindahan bahasa Al-Qur'an, apalagi ucapan dan
perkataan manusia biasa.
“Katakanlah; sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa dengan Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengannya, sekalipun sebagian dari mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”
(Al-Israa’: 88).