Anda di halaman 1dari 22

1. a. Bagaimana wujud hakiki al-Qur’an ketika diturunkan?

JAWABAN
1 Wujud hakiki Al Quran berupa ruh sesuai firman Allah subhanahu wa ta’ala
a) ‫وح ِمنْ َأ ْم ِر ِه َعلَى َمنْ يَشَا ُء ِمنْ ِعبَا ِده‬ ُّ ‫يُنَ ِّز ُل ا ْل َماَل ِئ َكةَ ب‬
ِ ‫ِالر‬
Artinya : Dialah yang menurunkan malaikat dengan membawa RUH berdasarkan
perintahNya untuk disampaikan kepada hamba-hamba yang dikehendaki Nya.
(QS. An Nahl ayat 2).

Setelah ayat tersebut turun, orang-orang Quraisy menanyakan, "Seandainya Allah


memang berkuasa untuk mengazab para hamba-Nya yang lain, maka siapakah yang
mengetahui hal yang sangat gaib ini yang tidak diketahui oleh siapa pun juga kecuali
hanya Dia? Pertanyaan ini hanya menunjukkan pengingkaran mereka terhadap
kejadian hari kiamat. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad
untuk mengatakan bahwa berita itu diketahui dari wahyu yang diturunkan Allah
melalui malaikat. Dari wahyu itulah berita-berita gaib dapat diketahui. Wahyu itu
dibawa oleh malaikat dengan perintah Allah kepada hamba-Nya yang dikehendaki.
Penjelasan itu dikemukakan agar mereka dapat mengetahui bahwa seseorang yang
menerima wahyu berarti telah menerima tugas kenabian. Yang dimaksud dengan roh
dalam ayat ini ialah wahyu
b) ‫وحا ِمنْ َأ ْم ِرنَا‬
ً ‫ َو َك َذلِ َك َأ ْو َح ْينَا ِإلَيْكَ ُر‬...
Artinya : Dan demikianlah, telah Kami wahyukan kepadamu RUH berdasarkan
perintah Kami (Asy Syura ayat 52)
Allah menerangkan bahwa sebagaimana Dia menurunkan wahyu kepada rasul-rasul
terdahulu Dia juga menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw berupa Al-
Qur'an sebagai rahmat-Nya. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Muhammad saw
sebelum mencapai umur empat puluh tahun dan berada di tengah-tengah kaumnya,
belum tahu apa Al-Qur'an itu dan apa iman itu, dan begitu juga belum tahu apa
syariat itu secara terperinci dan pengertian tentang hal-hal yang mengenai wahyu
yang diturunkannya, tetapi Allah menjadikan Al-Qur'an itu cahaya terang benderang
yang dengannya Allah memberi petunjuk kepada hamba-hamba yang dikehendaki-
Nya dan membandingkan kepada agama yang benar yaitu agama Islam.
2 Hakikat Al Quran adalah kalam yang berdiri pada Zat Allah SWT yang kadim (tidak
bermula). Menurut mutakalimin (ahli teologi Islam), hakikat Alquran adalah makna
yang berdiri pada Zat Allah SWT. Menurut Imam al Ghazali dalam kitab al-
Mustasfamin 'Ilm al-Usul (suatu kitab yang membahas masalah usul fikih)
3 Hakikat Alquran adalah huruf-huruf dan suara yang diciptakan Allah yang setelah
berwujud lalu hilang dan lenyap. Dengan pandangan ini, kaum Muktzilah
memandang Alquran sebagai ciptaan Allah SWT.
b. Bagaimana proses turunnya al-Qur’an dari Allah kepada Rasulullah SAW?
JAWABAN
Ayat-ayat Alquran tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada.
Dalam buku Ulumul Qur’an karangan Abdul Djalal dijelaskan mengenai proses Alquran
yang diturunkan melalui tiga tahapan.
Tahap pertama yaitu, Alquran diturunkan ke Lauhul Mahfuzh secara sekaligus dalam
arti, bahwa Allah menetapkan keberadaannya di sana, sebagimana halnya dia menetapkan
adanya segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
Tetapi kapan saatnya serta bagaimana caranya tidak seorangpun mengetahui kecuali Allah
SWT, sesuai dengan firman-Nya,dalam Alquran surat Al Buruj ayat 21-22:  

ٍ ‫فِي لَ ْو‬  ‫بَ ْل ه َُو قُ ْرآنٌ َم ِجي ٌد‬ 


‫ح َم ْحفُو ٍظ‬
Artinya : "Bahkan (yang didustakan mereka itu ), ialah Alquran yang mulia yang
(tersimpan) di Lauhul Mahfuzh.’’  

Tahapan kedua yaitu, Alquran turun dari Lauh Mahfuzh ke Baitul izzah di Langit dunia.
Setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab Alquran itu turun ke Baitul Izzah di Langit Dunia
atau Langit terdekat dengan bumi ini.
Banyak dalil yang menerangkan penurunan Alquran tahapan kedua ini, baik dari ayat
Alquran ataupun dari Hadits Nabi Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut :

َ‫ِإنَّٓا َأنزَ ْل ٰنَهُ فِى لَ ْيلَ ٍة ُّم ٰبَ َر َك ٍة ِإنَّا ُكنَّا ُمن ِذ ِرين‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkan Alquran itu pada malam yang diberkati.”
(QS Ad Dukhan ayat 3)
‫اِنَّآ اَ ْنزَ ْل ٰنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ِة ا ْلقَ ْد ِر‬
Artinya : “Kami menurunkan Alquran itu pada malam Lailatul Qadar.” (QS Al Qadar 1)
ُ‫ضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِي ِه ا ْلقُ ْرآن‬
َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ  
Artinya : “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan kitab suci
Alquran.” (QS Al Baqarah 185).

Yang dimaksudkan turunnya al-quran pada ayat-ayat tadi ialah turunnya dari Lauhul


Mahfuzh ke Biatul Izzah, pada suatu malam yang dinamakan dengan malam lailat al-
mubarakah. Ketiga malam itu sebenarnya satu dan jatuhnya dalam Ramadhan. Turun ke
Baitul Izzah itu sekaligus.

Tahap ketiga yaitu, Alquran turun dari Baitul Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi
Muhammad SAW. Tetapi turunnya kepada Nabi tidak dengan sekaligus, melainkan
sedikit-sedikit menurut keperluan, masa, dan tempat. Nuzulul Quran yang ketiga kali
dengan perantara malaikat Jibril dari Baitul Izzah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang terjadi pada 17 Ramadhan  dalam Gua Hira di Makkah. Dalilnya, ayat-ayat
Alquran dan hadits-hadits Nabi, antara lain:

ٍ ‫َولَقَ ْد َأ ْنزَ ْلنَا ِإلَ ْيكَ آيَا‬


ٍ ‫ت بَيِّنَا‬
‫ت‬
Artinya : ”Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang
jelas.”( QS Al Baqarah 99).

ٌ‫ب َوُأ َخ ُر ُمتَشَابِ َهات‬


ِ ‫َاب ِم ْنهُ آيَاتٌ ُم ْح َك َماتٌ هُنَّ ُأ ُّم ا ْل ِكتَا‬
َ ‫ۖ ه َُو الَّ ِذي َأ ْن َز َل َعلَ ْي َك ا ْل ِكت‬
Artinya : ”Dia-lah yang menurunkan Alquran kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat
yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Alquran, dan yang lain (ada ayat-ayat) yang
mutasyabbihat.” ( QS Ali Imran 7).
c. Buktikan, bagaimana al-Qur’an benar-benar orisinil dari Allah? Tunjukkan bukti-bukti
yang mendukung jawaban saudara!
JAWABAN
Di antara mukjizat Nabi Muhammad SAW, Alquran merupakan mukjizat yang terbesar.
Alquran merupakan kalam Allah yang bersifat abadi. Allah berfirman, ''Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya kami benar-benar
memeliharanya.'' (QS 15:9).
Alquran mengandung nilai-nilai dan ajaran yang benar dan sangat aplikatif serta
konstekstual yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia. Ia tidak berisikan tumpukan
teori yang memadati pikiran belaka. Ia juga tidak mengajarkan hal-hal yang tidak
mungkin, hal-hal aneh yang mustahil untuk dicapai. Alquran telah menerima manusia
sebagaimana adanya dan kemudian mendorongnya untuk mencapai sesuatu yang bisa
dicapai.
Itulah bukti bahwa Alquran merupakan wahyu yang benar. Bukti kebenaran Alquran
lainnya adalah hingga saat ini tidak ada yang bisa membuat kitab yang menyamai
Alquran. Dalam Alquran, Allah memberikan tiga tantangan kepada manusia untuk
membuat yang seperti Alquran.
Pertama, Allah menantang manusia untuk membuat satu kitab yang seperti Alquran.
Allah berfirman, ''Katakanlah, 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Alquran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain'.'' (QS 17:88).
Kedua, Allah menantang manusia untuk membuat 10 surat yang seperti Alquran. Firman-
Nya, ''Bahkan mereka mengatakan, 'Muhammad telah membuat-buat Alquran itu'.
Katakanlah, 'Maka datangkanlah 10 surat seumpamanya dan panggillah orang-orang yang
kamu sanggup selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar'. Jika mereka
yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu itu maka ketahuilah, sesungguhnya
Alquran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia,
maka maukah kamu berserah diri?'' (QS 11:13-14).
Ketiga, Allah menantang untuk membuat satu surat yang seperti surat dalam Alquran.
Allah berfirman, ''Atau mereka mengatakan, 'Muhammad membuat-buatnya'. Katakanlah,
'Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang
dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu orang yang benar'.'' (QS 10: 38).
Dalam ayat lainnya dijelaskan pula, ''Dan jika kamu dalam keraguan tentang Alquran
yang Kami wahyukan kepada hamba Kami, buatlah satu surat yang semisal Alquran itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka
jika kamu tidak dapat membuat, dan pasti kamu tidak akan dapat membuat, peliharalah
dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-
orang kafir.'' (QS 2: 23-24)

d. Apa yang dimaksud dengan mu’jizat ?


JAWABAN
Kata mukjizat berasal dari kata bahasa Arab yang berfaedah melemahkan, dari
kata ‘ajaza (lemah). Dalam aqidah Islam mukjizat dimaknakan sebagai suatu peristiwa
yang terjadi di luar adat yang digunakan untuk mendukung kerasulan seorang rasul,
sekaligus melamahkan lawan-lawan para rasul. Pengertian ini terkait dengan kehadiran
seorang nabi atau rasul. Nabi dan rasul di dalam menyampaikan nasihatnya selalu
mendapatkan tantangan dari warganya. Misalnya, nasihatnya dianggap obrolan bohong,
bahkan dianggap sebagai daya upaya (sihir). Untuk membuktikan kerasulan tersebut
sekaligus membantah tuduhan para penantangnya, lalu nabi diberi kelebihan (mukjizat)
berupa peristiwa besar yang luar biasa. Peristiwa inilah yang disebut dengan mukjizat.
Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar pikiran manusia yang tidak
dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh
Allah kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila mempunyai seseorang yang memilki
sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa diceritakan sebagai mukjizat melainkan karomah.
Pengahabisan mempunyai pula istilah irhasat dan khawariq, irhasat yaitu pertanda yang
terjadi untuk menunjukkan tanda lahir seorang nabi (sebelum kenabian). Sedankan
khawariq yaitu peristiwa yang terjadi dalam kondisi yang luar biasa.
Mukjizat kebanyakan mengandung tentang tantangan terhadap hal-hal yang
sedang diproduksi menjadi trend pada masa waktu seratus tahun diturunkannya mukjizat
tersebut. Misalnya pada masa waktu seratus tahun Musa, trend yang sedang terjadi yaitu
ilmu sihir karenanya dengan mukjizat tongkat Musa bisa berganti diproduksi menjadi
ular dan mengalahkan ilmu sihir orang lain yang mempunyai di sekitarnya. Juga pada
masa waktu seratus tahun Isa, trend yang sedang mengembang yaitu ilmu kedokteran dan
pengobatan, karenanya pada ketika itu mukjizat Isa yaitu bisa menghidupkan orang yang
sudah meninggal yang merupakan puncak dari ilmu pengobatan.
Beberapa contoh mukjizat para nabi dan rasul:
a) Daud mempunyai suara merdu sehingga makhluk lain pun ikut bertasbih bersamanya,
sanggup berucap dengan burung, dan sukses mengalahkan Jalut seorang prajurit
raksasa dari negeri Filistin, sanggup melunakkan besi dengan tangan kosong.
b) Ibrahim tidak hangus dibakar, karena api yang membakarnya berganti diproduksi
menjadi dingin.
c) Yusuf mempunyai ketampanan luar biasa dan mampu mentakwilkan mimpi-mimpi.
d) Shaleh berupa unta betina yang tidak boleh disembelih, sebagai hujjah atas kaumnya.
e) Yunus bisa hidup di dalam perut ikan nun selama tiga hari.
f) Sulaiman sanggup berucap dalam bahasa binatang, menguasai bangsa jin, mampu
menundukkan angin, mempunyai permadani yang terbuat dari sutera hijau dengan
benang emas dengan ukuran 60 mil panjang dan 60 mil luas.
g) Musa berupa tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, topan, laut, dan peristiwa-
peristiwa di Bukit Thur.
h) Isa berupa kemampuan menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penderita kusta
dan menghidupkan orang mati.
i) Muhammad berupa Isra dan Mi'raj, membelah bulan untuk membuktikan kenabiannya
terhadap orang Yahudi, bertasbihnya kerikil di tangannya, batang kurma yang
menangis, pemberitaan Muhammad tentang peristiwa-peristiwa masa depan ataupun
masa lampau, tetapi mukjizat yang terbesar yaitu Al-Qur’an.
Mukjizat-mukjizat tersebut tidak lepas dari bentuk-bentuk berikut ini:
a) Ilmu, seperti pemberitahuan tentang hal-hal ghaib yang sudah terjadi ataupun yang
hendak terjadi, seandainya pengabaran Isa kepada kaumnya tentang apa yang mereka
makan dan apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka. Sebagaimana
penggabaran Muhammad tentang fitnah-fitnah atau tanda-tanda hari kiamat yang bakal
terjadi, sebagaimana banyak diterangkan dalam hadits-hadits.
b) Kemampuan dan daya, seperti mengubah tongkat diproduksi menjadi ular besar, yakni
mukjizat Musa yang diutus kepada Firaun dan kaumnya. Pengahabisan penyembuhan
penyakit kulit, buta, serta menghidupkan orang-orang yang sudah mati, yang
kesemuanya yaitu mukjizat Isa. Juga terbelahnya bulan diproduksi menjadi dua yang
merupakan keliru satu mikjizat Muhammad.
c) Kecukupan, misalnya perlindungan untuk Muhammad dari orang-orang yang
menginginkan kejahatan kepadanya. Hal ini sering terjadi, ketika di Makah sewaktu
malam hijrah, ketika di dalam gua, lalu dalam perjalanan ke Madinah ketika berjumpa
dengan Suraqah bin Malik, lalu di Madinah ketika orang-orang Yahudi berhasrat
menculiknya dsb-nya. Contoh-contoh ini yang diyakini oleh umat Muslim
menunjukan bahwa Allah mencukupi rasul-Nya dengan perlindungan, sehingga tidak
membutuhkan lagi perlindungan makhluk lain.
Dari tiga jenis mukjizat para nabi di atas jelaslah bahwa pada hakekatnya mempunyai
tujuan untuk membenarkan kerasulan para rasul, dengan kemapuanya melebihi
kemampuan warganya. Warganya tidak berkekuatan (‘ajaza) menantang para rasul,
sehingga mereka menerima kebenaran nasihat yang dibawa para rasul.
Bagi para umat Islam, mempercayai adanya Mukjizat hukumnya wajib, karena dimiliki
oleh Nabi dan Rasul. Lantaran mukjizat dari kekuasaan yang telah dikehendaki oleh
Allah SWT. Bahkan Rasul juga tak mempunyai hak untuk menunjukkan mukjizat tanpa
izin dari Allah SWT, seperti surat Ar Ra'ad ayat 38 yang berbunyi:
َ‫َولَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُرسُال ِم ْن قَ ْبلِكَ َو َج َع ْلنَا لَهُ ْم َأ ْز َواجًا َو ُذ ِّريَّةً َو َما َكان‬

ٌ‫لِ َرسُو ٍل َأ ْن يَْأتِ َي بِآيَ ٍة ِإال بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ لِ ُكلِّ َأ َج ٍل ِكتَاب‬

Artinya:
"Dan sesungguhnya, kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami
memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang
rasul mendatangkan suatu ayat (MUKJIZAT) melainkan dengan seizin Allah. Bagi tiap-
tiap masa ada kitab (yang tertentu). ” (Q.S. Ar Ra’d [13] : 38).
e. Apa fungsi mukjizat?
JAWABAN
Mukjizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para nabi. Keluarbiasaan yang terlihat atau
terjadi melalui mereka diibaratkan sebagai ucapan tuhan. Apa yang dinyatakan sang nabi
adalah benar. Dia adalah utusanku dan buktinya adalah aku melakukan mukjizat itu.
Mukjizat, walaupun dari segi bahasa berarti melemahkan atau membuktikan
ketidakmampuan yang di tantang, namun secara istilah ia dimaksudkan untuk
menegaskan kebenaran ajaran seorang yang mengaku sebagai nabi. Oleh sebab itu
mukjizat ditampilkan oleh allah melalui hamba pilihannya untuk membuktikan kebenaran
dan ajaran ilahi yang dibawa oleh masing nabi. Jika demikian hal nya maka ini paling
tidak mengandung dua konsekuensi.
Bagi yang sudah percaya kepada nabi, maka tidak lagi membutuhkan mukjizat. Ia tidak
lagi ditantang untuk melakukan hal yang sama. Mukjizat yang dilihat atau dialaminya
hanya berfungsi memperkuat keimanan, serta menambah keyakinannya akan kekuasaan
allah swt.
Kedua, para nabi sejak adam as hingga isa  as di utus untuk suatu kurun waktu tertentu 
serta masyarakat tertentu. Tantangan yang mereka kemukakan sebagai mukjizat pastinya
tidak dapat dilakukan oleh umatnya. Jika tujuan mukjizat  hanya untuk meyakinkan umat
setiap nabi, maka boleh jadi umat yang lain dapat melakukannya. Kemungkinan ini lebih
terbuka bagi mereka yang berpendapat bahwa mukjizat pada hakikatnya berada dalam
jangkauan hukum-hukum allah yang berada di alam. Namun ketika hal itu terjadi,
hukum-hukum tersebut belum lagi di ketahui oleh masyarakat nabi yang bersangkutan.
Sumber daya manusia sungguh besar dan tidak dapat dibayangkan kapasitasnya. Potensi
kalbu yang merupakan salah satu sumber daya manusia dapat menghasilkan hal-hal luar
biasa yang tidak boleh tidak diakui oleh yang tidak mengenalnya. Pada hakikatnya
mukjizat mempunyai hukum tersendiri dan yang dapat dilakukan oleh siapapun selama
terpenuhi syaratnya. Boleh jadi dalam konteks ini, yang menyebabkan terjadinya
mukjizat adalah kesucian jiwa tersebut. Karena itu, mukjizat tidak dapat lahir kecuali di
tangan para nabi.
f. Apa kedudukan al-Qur’an bagi manusia, terutama orang beriman? Penjelasan agar disertai
dalil.
JAWABAN
1) Sebagai petunjuk jalan yang lurus
Al Quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus berjalan di jalan yang
lurus. Hal yang di maksud adalah manusia harus hidup dengan baik dan benar atau
dalam istilahnya adalah di jalan yang luru. Di dalam Al Quran sudah dijelaskan mana
yang salah dan mana yang benar, serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa
kepada Allah.
2) Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW
Al Quran adalah mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Berbeda
dengan nabi-nabi lainnya yang diberikan mukjizat seperti berbicara dengan binatang,
menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya. Al Quran merupakan sumber dari
segala sumber hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu.
3) Menjelaskan kepribadian manusia
Fungsi Al Quran selanjutnya adalah menjelaskan kepribadian manusia dibandingkan
dengan makhluk lainnya yang ada di bumi. Manusia adalah makhluk yang diberikan
akal, bisa membedakan baik dan buruk dan membuatnya berbeda dengan binatang
yang sama-sama ciptaan Allah.
4) Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya
Sebelum Al Quran ada beberapa kitab Allah yang juga diturunkan kepada para nabi
seperti Injil, Taurat dan Zabur. Kitab-kitab Allah sebelumnya ditujukan hanya pada
umat pada zaman tersebut saja, berbeda dengan Al Quran yang digunakan sampai
akhir zaman.
5) Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya.
Di dalam Al Quran terdapat cerita-cerita dari masa lalu yang kemudian berdasarkan
kisah umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah
mereka buat sebelumnya.
6) Al Quran memantapkan iman Islam
Dengan membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, kita bisa
memantapkan iman kita. Isi Al Quran akan membuat kita semakin yakin bahwa agama
Islam adalah agama yang memang harus dianut.
7) Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan
Al Quran berisi tentang hukum dan juga tuntunan manusia dalam menjalani kehidupan
di dunia. Di dalam Al Quran mengatur bagaimana tentang berhubungan dengan orang
lain, berdagang, warisan, zakat, dan masih banyak lagi.
Kedudukan Al Quran Sebagai Sumber Ilmu
1. Ilmu tauhid
Ilmu tauhid merupakan ilmu kalam dalam Islam yang membahas pengokohan keyakinan
dalam agama Islam sehingga dapat memperkuat dan menghilangkan keraguan.
2. Ilmu hukum
Di dalam Al Quran juga terdapat ilmu hukum yang dibahas. Contohnya saja terdapat
hukum pernikahan, warisan, zakat, dan lain sebagainya.
3. Ilmu tasawuf
Ilmu tasawuf adalah ilmu cara untuk mensucikan jiwa, menjernihkan akhlak dan batin.
Itulah beberapa fungsi Al Quran yang perlu kamu ketahui. Al Quran adalah kitab bagi
orang Islam, yang didalamnya berisi berbagai penjelasan mengenai hukum dan tatacara
yang Islam ajarkan untuk menjalani kehidupan di dunia.
4. Ilmu filsafat Islam
Filsafat Islam adalah hubungan ilmu kalam dengan filsafat yang dikembangkan oleh
cendekiawan muslim. Jika dalam ilmu filsafat lain kadang masih mencari-cari tentang
kehadiran tuhan namun di filsafat Islam sudah meyakini tentang keesaan Tuhan yaitu
Allah SWT.
5. Ilmu sejarah Islam
Al Quran juga mengandung banyak ilmu sejarah dari masa terbentuknya manusia hingga
perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Ilmu pendidikan Islam
Al Quran menjadi salah satu sumber utama untuk mempelajari Islam. Di dalam Al Quran
juga sering disebutkan ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu biologi atau astronomi.
Fungsi Al-quran dalam Agama Islam
1. Al-Huda (Petunjuk)
Dalam Al-quran ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-quran
menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa,
dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
‫ت َأ َّن لَهُ ْم َأجْ رًا َكبِيرًا‬ َّ ٰ ‫ِين ٱلَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬ َ ‫ِى َأ ْق َو ُم َو ُي َب ِّش ُر ْٱلمُْؤ ِمن‬ َ ‫ِإنَّ ٰ َه َذا ْٱلقُرْ َء‬
َ ‫ان َي ْهدِى لِلَّتِى ه‬
Artinya: Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, [QS. Al Isra: 9].

2. Al-Furqon (Pemisah)
Fungsi Al-quran sebagai pemisah adalah Al-quran dapat memisahkan antara yang hak dan
yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-quran dijelaskan beberapa
hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh dilakukan atau
yang buruk.

‫ك الَّ ِذي نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه لِيَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬
َ ‫تَبَا َر‬

Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-
Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Alfurqon : 1).

3. Al-Asyifa (Obat)
Al-quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-quran dan
mengamalkannya daoat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-quran
hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi stiap
orang yang beriman.
‫…ۗ قُ ْل ه َُو لِلَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ُه ًدى وَّ شِ َف ۤا ٌء‬
Artinya : Katakanlah, “Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang
yang beriman. (QS Fushshilat [41]: 44)
4. Al-mau'izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang
kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang
terdapat di dalam Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian,
yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.
ُّ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ َق ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم م َّْوعِ َظ ٌة مِّنْ رَّ ِّب ُك ْم َوشِ َف ۤا ٌء لِّ َما فِى ال‬
‫ص ُد ْو ۙ ِر َو ُه ًدى َّو َرحْ َم ٌة لِّ ْلمُْؤ ِم ِني َْن‬
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari
Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang yang beriman.

Fungsi Al-quran Bagi Kehidupan Manusia


1. Sebagai petunjuk jalan yang lurus
Al-quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus berjalan di jalan yang
lurus. Yang di maksut adalah manusia harus hidup dengan baik dan benar atau dalam
istilahnya adalah di jalan yang luru. Di dalam Al-quran sudah dijelaskan mana yang salah
dan mana yang benar, serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada Allah.
2. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW
Al-quran adalah muksizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Berbeda
dengan nabi-nabi lainnya yang diberikan mukjizat seperti berbicara dengan binatang,
menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya. Al-Quran merupakan sumber dari segala
sumber hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu.
3. Menjelaskan kepribadian manusia
Fungsi Al-quran selanjutnya adalah menjelaskan kepribadian manusia dibandingkan
dengan makhluk lainnya yang ada di bumi. Manusia adalah makhluk yang diberikan akal,
bisa membedakan baik dan buruk, dan membuatnya berbeda dengan binatang yang sama-
sama ciptaan Allah.
Fungsi Al-quran Bagi Kehidupan Manusia
4. Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya
Sebelum Al-quran, ada beberapa kitab Allah yang juga diturunkan kepada para nabi,
seperti Injil, Taurat,dan Zabur. Kitab-kitab Allah sebelumnya ditujukan hanya pada umat
pada zaman tersebut saja, berbeda dengan Al-Quran yang digunakan sampai akhir zaman.
5. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya.
Di dalam Al-quran terdapat cerita-cerita dari masa lalu yang kemudian berdasarkan
kisahb umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah
mereka buat sebelumnya.
6. Al-quran memantapkan iman Islam
Dengan membaca Al-quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, kita bisa
memantapkan iman kita. Isi Al-quran akan membuat kita semakin yakin bahwa agama
Islam adalah agama yang memang harus dianut.
7. Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan
Al-quran berisi tentang hukum dan juga tuntunan manusia dalam menjalani kehidupan di
dunia. Di dalam Al-quran mengatur bagaimana tentang berhubungan dengan orang lain,
berdagang, warisan, zakat, dan masih banyak lagi.

2. Shirât al-Mustaqim umumnya dipahami oleh kebanyakan umat Islam sebagai jembatan yang
membentang dari padang Mahsyar menuju sorga, yang di bawahnya ada lautan api neraka
yang membara. Bagaimana Shirât al-Mustaqim menurut al-Qur’an? Penjelasan agar disertai
dalil.
JAWABAN
Kata al shirath al mustaqim adalah bentuk tunggal dan maknanya diketahui secara jelas
dengan adanya lam ta’rif (al) dan adanya keterangan tambahan shirathal ladziina an’amta
‘alaihim (yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka), yang menunjukkan
kejelasan dan kekhususannya, serta memastikan bahwa jalan itu hanya satu.
Sedangkan, jalan orang-orang yang mendapat murka dan sesat dibuat banyak. “Dan bahwa
(yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia. Dan janganlah
kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari
jalan-Nya.” (QS Al An’am: 153).
Dalam Alquran, lafaz al shirath dan sabilihi disampaikan dalam bentuk tunggal. Di sisi lain,
Alquran menjamakkan lafaz al subula sehingga jelas perbedaan di antara keduanya. 
Ibnu Mas’ud berkata, “Rasulullah SAW pernah menorehkan satu garis di hadapan kami,
seraya bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah.’ Kemudian, beliau menorehkan beberapa garis lain
di kiri kanannya, seraya bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang lain. Pada masing-masing
jalan ini ada setan yang mengajak kepadanya.’ Kemudian, beliau membaca ayat di atas,
“Dan bahwa...”
Jalan yang memperjumpakan hamba dengan Allah SWT hanya ada satu, yaitu jalan yang
karenanya Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk membimbing
manusia ke jalan itu. 
Tak seorang pun bisa sampai kepada Allah, kecuali melalui jalan ini. Andai manusia
mencoba melalui berbagai macam jalan selain al shirath al mustaqim dan membuka
berbagai macam pintu maka jalan itu dipastikan buntu dan pintu itu senantiasa terkunci.
Ibnul Qayyim menjelaskan, al shirath Al mustaqim adalah jalan Allah SWT. Allah
mengabarkan bahwa al-shirath itu ada pada Allah, sebagaimana disebutkan di dua tempat
dalam Alquran. Pertama, “Sesungguhnya Rabb-ku di atas jalan yang lurus.” (QS Hud: 56). 
Kedua, “Dan Allah membuat perumpamaan: Dua orang lelaki, yang seorang bisu, tidak
dapat berbuat sesuatu pun dan dia menjadi beban atas penanggungnya. Ke mana saja dia
disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikan pun.
Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan dan dia berada pula di
atas jalan yang lurus?” (QS an-Nahl: 76).
 Demikianlah perumpamaan yang diberikan Allah terhadap berhala-berhala yang tidak dapat
mendengar, tidak dapat berbicara dan tidak berakal, yang sebaliknya justru menjadi beban
bagi penyembahnya. Jika terjadi bencana alam maka para berhala membutuhkan bantuan
penyembahnya agar dia membawa ke tempat yang aman, memindahkan dan meletakkannya
di tempat tertentu agar si penyembah mudah menyembahnya. Bagaimana mungkin mereka
menyamakan berhala ini dengan Allah yang menyuruh kepada keadilan dan tauhid, Allah
yang berkuasa dan berbicara, Yang Mahakaya, yang ada di atas al-shirath al-mustaqim
dalam perkataan dan perbuatan-Nya? Perkataan Allah benar, lurus, berisi nasihat dan
petunjuk. Perbuatan-Nya penuh hikmah, rahmat, bermaslahat, dan adil.
Selain itu, Al-Kalby berpendapat, al-shirath al-mustaqim artinya Dia menunjukkan kalian
kepada jalan yang lurus. Ibnul Qayyim mengatakan, petunjuk-Nya kepada jalan yang lurus
merupakan keharusan keberadaan Allah di atas al-shirath al-mustaqim. Dan, Dia berada di
atas al-shirath al-mustaqim dalam perbuatan dan perkataan-Nya. Jika ada yang mengatakan,
“Rasulullah SAW menyuruh kepada keadilan”, ini menunjukkan bahwa Allah dan Rasul-
Nya berada di atas al-shirath al-mustaqim. Beliau SAW tidak menyuruh dan tidak berbuat,
kecuali menurut ketentuan dari Allah.
Berdasarkan pengertian inilah, perumpamaan dibuat untuk menggambarkan pemimpin
orang-orang kafir itu bagaikan berhala yang bisu, yang tidak mampu berbuat apapun untuk
menunjukkan kepada hidayah dan kebaikan. Sedangkan, pemimpin orang-orang yang baik,
yaitu Rasulullah SAW yang menyuruh kepada keadilan dan berarti beliau berada di atas al-
shirath al-mustaqim.
Jiwa manusia diciptakan cenderung dalam keadaan takut jika sendirian berada di satu jalan
dan menginginkan teman dekat saat melalui jalan itu. Sebaik-baik teman adalah para nabi,
shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Mereka inilah orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
Bersama mereka rasa takut dari gangguan orang-orang di sekitar akan sirna dan tidak risau
ketika harus berbeda dengan orang-orang yang menyimpang dari jalan tersebut.
Kelompok orang yang dimurkai dan orang yang sesat adalah golongan minoritas dari segi
kualitas, sekalipun mereka merupakan golongan mayoritas dari segi kuantitas. Seperti, yang
dikatakan sebagian salaf, “Ikutilah jalan kebenaran dan jangan takut karena minimnya
orang-orang yang mengikuti jalan ini. Jauhilah jalan kebatilan dan jangan tertipu karena
banyaknya orang yang mengikutinya. Jika engkau meniti jalan kebenaran, teguhkan hatimu
dan tegarkan langkah kakimu. Jangan menoleh ke arah mereka sekalipun mereka
memanggil-manggilmu karena jika sekali saja engkau menoleh, tentu mereka akan
menghambat perjalananmu.
Kemudian Ismail bin Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa para ulama
salaf dan khalaf berbeda pendapat dalam menafsirkan frasa Shirat al-Mustaqim diantaranya:
a) Ali bin Abi Thalib memaknai Shirat al-Mustaqim dengan al-Qur‟an al-karim.
b) Ibnu „Abbas r.a memaknai Shirat al-Mustaqim dengan Islam, begitu pula dengan menurut
Muhammad bin Hanafiyah bahwa Shirat al-Mustaqim adalah agama Allah yaitu Islam,
agama selain islam tidak akan diterima.
c) Shirat al-Mustaqim dimaknai dengan kebenaran (al-haq) pendapat ini
dikemukanan Mujahid
d) Shirat al-Mustaqim dimaknai dengan Rasulullah Muhammad Saw dan para
sahabat, pendapat ini dikemukan Abu al-„Aliyah
Hamka dalam tafsir al-Ahzar menyebutkan bahwa menurut beberapa riwayat ahli
hadits, daripada jabir bin Abdullah, yang dimaksud dengan Shiratal Mustaqim ialah Agama
Islam dan menurut beberapa riwayat lagi, Ibnu Mas‟ud menafsirkan bahwa yang dimaksud
dengan Shiratal Mustaqim ialah Kitab Allah (al-Qur’an.)
3. Dalam sehari semalam, setidaknya 17 kali kita berdoa agar diberi hidâyah oleh Allah.
Jelaskan apa yang dimaksud hidâyah, siapa orang-orang yang menerima hidâyah, dan
bagaimana cara agar tetap mendapat hidâyah? Jawaban agar disertai dalil!

JAWABAN
 Hidayah adalah bimbingan atau petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT untuk seseorang,
berupa terbukanya hati dan lapangnya dada untuk meyakini kebenaran agama Islam.
Berbicara soal hidayah, berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang
paling besar dalam kehidupan manusia. Hidayah merupakan sebab utama keselamatan dan
kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga, barangsiapa yang dimudahkan oleh
Allah SWT untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan
tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya. Hal tersebut sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Quran surat al-A'raf:178:
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam
semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka
merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)".

 Orang yang mendapat hidayah Allah.


Pertama, ia merasakan mudah atau tidak berat melaksanakan kewajiban (ketaatan) kepada
Allah dan menjauhi larangan-Nya. “Termasuk di dalamnya tidak berat melaksanakan
Tahajud, shalat fardhu berjamaah dan ketaatan lainnya kepada Allah,” ujarnya.
Kedua, kalau mendengar nama Allah disebut cintanya kepada Allah bertambah, hatinya
bergetar.   “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah bergetar hati mereka. dan apabila dibacakan ayat-ayatnya kepada mereka,
bertambah (kuat) imannya, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS Al-Anfal: 2)
Ketiga, senantiasa istiqamah/ konsisten. Artinya berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan
yang dimiliki. “Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka
sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali 'Imran: 101)
Keempat, rajin dan sungguh-sungguhn menghadiri majelis-majelis ilmu, guna menambah
perbendaharaan keilmuan dan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. “Allah akan
meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat.” (QS Al Mujadalah: 11)
Kelima, hidupnya bermahkotakan rasa malu. Baik malu kepada Allah maupun makhluk
Allah.

 Dalam surah Al-An'aam ayat 125 Allah SWT berfirman :


"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.."
Hidayah menjadi salah satu petunjuk Allah yang diberikan kepada hambanya sehingga
terbuka menerima Islam. Allah berfirman :
"Maka, apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam
lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka,
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah,
Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (az-Zumar: 22).
Hidayah tidak dapat dibeli, tapi ini adalah nikmat Allah yang hanya dianugerahkan kepada
hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Seperti firman Allah SWT berikut ini:
"Sesungguhnya, kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (al-Qashash: 56)
Berikut beberapa hal yang bisa jadi jalan untuk mendapatkan hidayah:
1. Tobat
Tobat berarti berpindah dari hal yang kurang baik menuju ke kehidupan dengan penuh
keimanan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Orang-orang kafir berkata, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda
(mukjizat) dari Tuhannya? Katakanlah, 'Sesungguhnya, Allah menyesatkan siapa yang
Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada-Nya." (ar-Ra'd: 27).
2. Ilmu
Ilmu tentang Allah dan Rasul-Nya yaitu ilmu Al-Qur'an dan As-Sunnah bisa
mendatangkan hidayah bagi kita.
3. Iman
Kita harus percaya dan yakin akan kebenaran iman dan rukun iman. Kepercayaan inilah
yang akan memudahkan tercapainya hidayah.
Allah berfirman,
"Kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya..." (at-Taghaabun:
11).
4. Berpegang Teguh kepada Agama Allah
Kita harus memegang erat agama Allah dan bertawakal kepada-Nya. Dengan kita tetap
mengingat Allah dan menjalankan kewajibannya tentu Allah pun akan selalu
mengingatkan kita

4. Orang yang tidak mendapat hidâyah, dibiarkan oleh Allah dalam kesesatan (dlalâlah).
Siapa orang-orang yang sesat? Mengapa mereka sesat? Bagaimana cara agar mereka
menyadari dari kesesatan dan menerima hidâyah? Jawaban agar disertai dalil!
JAWABAN
Al-Quran menjelaskan orang-orang yang sesat, yaitu 
 orang-orang yang menyekutukan Allah (QS an-Nisa' [4]: 116); 
 orang kafir (QS an-Nisa' [4]: 136); 
 orang murtad alias menjadi kafir setelah beriman (QS Ali Imran [3]: 90); 
 orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan
mereka mengharamkan .

Mereka tersesat karena mereka tertutup hati dan hidayahnya tentang kebenaran Allah,
tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah dan pedoman yang terkandung dalam al-quran

cara agar mereka menyadari dari kesesatan dan menerima hidâyah, dengan belajar agama,
berkumpul dengan orang alim, selalu mengingat Allah, terbuka hatinya menerima kebenaran,
tahu yang benar dan yang salah, dan menyadari bahwa dirinya salah dan tersesat.

5. Agar manusia tidak mudah terpedaya dan terkecoh oleh kehidupan dunia, maka ia perlu
mengetahui arti dan hakikat kehidupan dunia. Jelaskan apa arti dan hakikat kehidupan dunia
menurut al-Qur’an dan untuk apa Allah menciptakan kehidupan dunia bagi manusia?
Penjelasan agar disertai dalil.
JAWABAN
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS.
Al-Hadid: 20) Tatkala kehidupan dunia diukur dengan ukuran duniawi dan timbangan
duniawi, tampaklah pada mata dan rasa sebagai sesuatu yang besar dan mencengangkan.
Namun, tatkala diukur dengan timbangan alam nyata dan ditimbang dengan timbangan
akhirat, tampaklah sebagai sesuatu yang hina dan tak berarti.
Di dalam ayat ini dunia digambarkan demikian, sehingga ia tampak seperti permainan
anak-anak jika dikaitkan dengan kesungguhan yang ada di akhirat yang menjadi muara
seluruh penghuni dunia setelah sebelumnya sebagai mainan kehidupan. Kedengarannya
terlalu ekstrim memang, jika dianggap hanyalah permainan anak kecil dan senda gurauan
yang melenakan, apabila hal itu dihubungkan dengan realitas keseharian yang menyita
perhatian penduduknya, yang di sana ada kompetisi dan keseriusan dalam mencapai tujuan-
tujuan hidup masing-masing orang. Namun itulah gambaran yang Allah berikan atas dunia
ini, bukan tanpa alasan dan tujuan.
Ustadz Sayyid Qutb menjelaskan dalam tafsirnya, “Tujuan ayat ini ialah untuk
meluruskan ukuran perasaan dan nilai-nilai psikologis serta mengatasi tipuan harta yang
cepat sirna serta daya tariknya yang mengikat ke bumi. Pandangan atas kehidupan dunia
yang seperti ini sangat diperlukan oleh seorang mukmin dalam rangka mengaktualisasikan
keimanannya, bahwa di sana ada dorongan akan kehidupan dunia yang melalaikan dan
tuntutan akhirat yang membuat dirinya melambung tinggi ke langit karena menginginkan
sesuatu yang abadi, tanpa henti dan tanpa akhir dan tak pernah habis”. Oleh sebab itulah
dalam ayat ini Al-Quran mengilustrasikan dunia dengan perumpamaan yang mengesankan
bahwa dunia itu “seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan petani”. Di sini kata
“al-kuffar” diartikan petani, karena secara bahasa kafir berarti penanam karena ia suka
menutupi biji ke dalam tanah. Penggunaan kata itu di sini merupakan sindiran kepada orang-
orang kafir yang yang terpesona oleh kehidupan dunia. Karena bagi orang beriman gambaran
dunia itu telah jelas, merupakan tempat singgah menuju kehidupan haqiqi. Hal ini juga
disebutkan pula bahwa kehidupan dunia membuat orang-orang kafir terkagum-kagum,
karena mereka itu adalah makhluk yang paling rakus dan paling cenderung kepada kehidupan
dunia. “kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur.” Tanaman berupa padi, jagung atau apapun setelah dipanen maka ia akan
mengering lalu hancur karena ia memiliki batas akhir. Seluruh rangkaian kehidupan berakhir
dinamis seperti itu, yang berasal dari pemandangan yang biasa dilihat manusia. Dunia
berakhir dalam pandangan kehancuran. Hal ini memperingatkan, bahwa kehidupan dunia,
pertama muda belia kemudian menginjak remaja, dewasa kemudian menjadi tua, lemah tak
berdaya lagi. Adapun permasalahan akhirat sungguh berbeda dari permasalahan dunia. Suatu
permasalahan yang layak untuk diperhitungkan, dicermati dan tentunya dipersiapkan. Karena
akhirat tidak pernah berakhir dengan kehancuran seperti hancurnya tanaman yang telah
mencapai batas akhir. Ayat ini ditutup dengan: “Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Kesenangan ini tidaklah memiliki substansi karena topangannya berupa tipuan dan
kemayaan. Di samping itu, duniapun melenakan dan melupakan, karena memang begitulah
permainan jika sedang asyik dimainkan, kadang seorang lupa makan dan ibadah. Dunia itu
sendiri merupakan kenyataan tatkala hati mencari hakikat dengan mendalam. Ia merupakan
hakikat yang Al-Quran tidak bermaksud memisahkan manusia dari kehidupan dunia dan
tidak bermaksud supaya dia mengabaikan pengolahan dan penataannya, karena manusia itu
diserahi pekerjaan ini. Pekerjaan yang besar dan agung sebagai khalifah Allah di muka bumi.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat,"Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS. Al-Baqoroh: 30)
Karena itu, Allah menyeruh manusia supaya berkompetisi di arena pertandingan yang
hakiki untuk meraih tujuan yang berhak dimiliki oleh pemenang . Tujuan yang menjadi akhir
tempat kembali mereka, yang memastikan mereka tinggal di alam keabadian. Dunia
merupakan ladang menanam amal shaleh sebanyak-banyaknya sebagai investasi masa
depan(akherat), sebagaimana hadis “Dunia adalah ladang (untuk) akherat”. Allah memberi
kebebasan kepada manusia menggunakan dunia ini, mau ditanami dengan amal yang baik
maupun ditanami dengan amal jelek diserahkan sepenuhnya kepada manusia ( ‫فمن شاء فاليؤمن‬
‫)ومن شاء فاليكفر‬, namun Allah telah memberi kita akal untuk berfikir dan hidayah Al Qur’an
sebagai alat untuk berfikir dan menganalisa bagaimana sebaiknya mengambil sikap yang
dapat mengantarkan kita mendapatkan keberuntungan baik di dunia maupun keberuntungan
hidup diakherat.
6. Setiap manusia pasti akan mati. Jelaskan bagaimana hakikat kehidupan alam Barzakh (alam
Kubur) menurut al-Qur’an? Adakah siksa dan nikmat dalam kubur? Penjelasan agar disertai
dalil.
 Barzakh berarti sesuatu yang terletak diantara dua kondisi. Dalam alam barzakh adalah
antara alam dunia dan alam akhirat. Ini adalah suatu masa yang dialami manusia mulai
dari saat dia menemui ajalnya sampai datangnya hari kiamat. Alam barzakh disebut juga
alam kubur dan termasuk “alam ghaib” seperti alam roh. Tidak ada manusia yang
menyelidikinya. Satu-satunya informasi yang diketahui berasal dari ayat al-quran yang
menjelaskan mengenai alam barzakh adalah surat al-mukminun ayat 99-100.
‫ت ك َّل انَّها كلِّمةٌ ه َُو قا‬ َ ‫ت قا َل َربِّ ارْ ِجعُو نَ () لِ َعلّي اَ ْع َم ُل‬
ُ ‫صا لِحًا فِيما َ ت ََر ْك‬ ُ ‫َحتَّى اِ َذا جا ء احده ُم المو‬
َ‫)(ءلها و ِم ْن َّو َرا ِء ِه ْم بَرْ َز ٌخ اِلى يوْ ِم يُ ْب َعثُوْ ن‬
 “Agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sesekali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.
 Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-
Mukminun:100)
 Allah ta’ala menceritakan tentang keadaan orang yang naza’ (sekarat) pada saat
menjelang kematian dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang yang lengah
terhadap perintah allah ta’ala di mana dia berfirman “ya rabb ku kembalikanlah aku
(ke dunia), agar aku berbuat amal shaleh terhadap amal yang shalih terhadap (apa)
yang telah aku tinggalkan. Sesekali tidak.”
 Qatadah mengemukakan bahwa : demi allah, dia tidak akan pernah bisa berharap
untuk bisa kembali kepada keluarga, kelompok, serta tidak juga keinginan untuk
mengumpulkan kekayaan dunia dan memenuhi hawa nafsu tetapi dia hanya akan
berharap bisa kembali hidup dan berbuat taat kepada allah. Mudah-mudahan allah
merahmati seseorang yang mengerjakan apa yang diharapkan orang kafir tersebut jika
melihat adzab neraka.
ْ ‫( ) َو‬yakni dihadapan mereka mujtahid
 Mengenai firman allah allah ta’ala ‫من و راعهم‬
mengatakan: “alam barzakh berarti penghalang antara dunia dan akhirat.” Sedangkan
Muhammad bin Ka’ab mengemukakan: “Al-Barzakh berarti keberadaan antara dunia
dan akhirat, di mana penghuni dunia tidak akan makan dan minum, dan tidak pula
kepada penghuni akhirat diberikan balasan atas amal perbuatan mereka.”
ٌ ‫“ ) َو ِم ْن َّورء ِه ْم بَرْ َز‬dan dihadapan mereka ada dinding”
 Dalam firman allah ta’ala ( ‫خ‬
ancaman bagi orang-orang yang zalim yang mengalami naza’ berupa azab alam
barzakh. Sebagaimana yang difirmankannya ‫ جهَنَّم َو ِم ْن َّورء ِه ْم‬dihadapan mereka ada
jahannam.”1
 Kubur atau barzah bukanlah alam lain dari dunia, bukan pula akhirat. Kalau alam
akan dibagi, maka hanya ada dua dunia yaitu dunia dan akhirat. Sementara dalam
dimensi lain dapat dibagi menjadi alam konkrit, gaib dan abstrak namun dalam
dimensi masa atau waktunya alam ini hanya ada dua yaitu alam dunia dan akhirat.
Tidak ada alam dari itu. kini pun hanya ada

1
Al Imam Abul Fida Ismai’l Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kastir Juz 18, ( Jakarta: Sinar Baru Algensindo,
2000), hlm. 39-40

Anda mungkin juga menyukai