Anda di halaman 1dari 16

NAMA KELOMPOK:

1. A LD IA N YA S IN PR ATA M A D IK A
2. MARISA KUSUMA W
3. NOVI KARTIKASARI
4. RIDYASARI KAMELA D
PENGERTIAN NUZUL AL-QUR’AN

Pengertian etimologi:
Ilmu Nuzul Qur’an adalah ilmu yang
membahas tentang proses turunnya al-
Qur’an
Pengertian terminologi: cara dan fase turunnya
Al-Qur’an dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. sehingga dapat diketahui
oleh malaikat untuk disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW.
CARA DAN FASE NUZUL AL QUR’AN

Al-Qur’an Al-Karim diturunkan oleh Allah


SWT dalam tiga fase:
(1) Diturunkan sekaligus ke Lauh
Mahfûzh;
(2) Diturunkan ke Bait al-‘Izzah di Langit
Dunia; dan
(3) Diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW secara berangsur-angsur.
1. NUZÛL AL-QUR’AN KE LAUH MAHFÛZH
Keberadaan Al-Qur’an di Lauh Mahfûzh disebutkan
secara jelas di dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
Menurut Ibn Katsîr, Al-Qur’an yang mulia, berada
di Lauh Mahfûzh, artinya di suatu tempat yang tinggi,
yang terpelihara dari segala bentuk penambahan,
pengurangan, pemalsuan dan perubahan.
Kapan dan bagaimana caranya Al-Qur’an
diturunkan ke Lauh Mahfûzh adalah masalah ghaib,
hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Yang jelas, kata
Sayyid Quthub, keberadaan Al-Qur’an di Lauh Mahfûzh
menunjukkan bahwa Al-Qur’an terpelihara, dan akan
selalu menjadi rujukan akhir, yang mencakup segala
persoalan, dan kepadanyalah dikembalikan semua
perkataan.
2. NUZÛL AL-QUR’AN KE BAIT AL-‘IZZAH FI AS-SAMÂ’ AD- DUNYA

Dari Lauh Mahfûzh, Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke


Bait al’Izzah di Langit Dunia. Berdasarkan firman Allah
berikut ini:
Ayat di atas menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada satu
malam yang diberkahi, yaitu malam kemuliaan (lailatul qadr) dan
malam itu adalah salah satu dari malam-malam Ramadhan.
Menurut az-Zarqâni yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an
dalam ayat di atas bukanlah turunnya kepada Nabi Muhammad
SAW, tetapi turun yang lain, karena sebagaimana diketahui, Al-
Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-
angsur dua puluh dua tahun lebih, bukan hanya satu malam saja.
Beberapa riwayat yang sahih dari Ibn Abbâs menjelaskan bahwa
yang dimaksud adalah turunnya Al-Qur’an dari Lauh Mahfûzh ke
Bait al-‘Izzah di Langit Dunia.
3. NUZÛL AL-QUR’AN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

Dari Bait al’Izzah di Langit Dunia, kemudian Al-


Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW pertama kali pada malam Qadar, malam
yang diberkati, yaitu pada salah satu malam
bulan Ramadhan. Setelah itu Al-Qur’an
diturunkan secara bersangsur-angsur selama
lebih kurang 23 tahun.
Ayat yang pertama kali diturunkan kepada
Rasulullah SAW--menurut pendapat yang paling
populer dan kuat berdasarkan hadits riwayat
Bukhâri dan Muslim dari ‘Aisyah Ummul
Mu’minîn--adalah lima ayat pertama Surat Al-
‘Alaq. lima ayat tersebut diturunkan pada malam
17 Ramadhan yaitu hari Jum›at 17 Ramadhan
tahun ke 2 Hijriah. Tanggal turunnya Al-Qur’an
pertama kali yang kemudian dikenal sebagai
hari Nuzulul Qur’an.
ARGUMEN DAN HIKMAH NUZUL AL-QUR’AN SECARA
BERTAHAP

Kitab suci Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada


Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam dua
priode, Makkah dan Madinah. Priode Makkah dimulai pada
malam 17 Ramadhan tahun 41 dari Milad Nabi sampai dengan
1 Rabi’ al-Awwal tahun 54 dari Milad Nabi (12 tahun 5 bulan 13
hari). Sedangkan priode Madinah dimulai tanggal 1 Rabi’ al-
Awwal tahun 54 sampai dengan 9 Dzulhijjah tahun 63 dari Milad
Nabi, atau bertepatan dengan tahun ke-10 dari Hijrah (9 tahun 9
bulan 9 hari). Jadi total lama kedua priode tersebut adalah 22
tahun 2 bulan dan 22 hari.
Dalam anggapan orang-orang kafir, baik Ahlul Kitab
maupun kaum musyrikin, kitab-kitab yang datang dari Tuhan,
lazimnya diturunkan secara sekaligus. Mereka meragukan Al-
Qur’an, sebab diturunkan dengan cara-cara yang dianggapnya
berbeda dari cara penurunan kitab-kitab samawi lainnya. Karena
itu, mereka mengemukakan pertanyaan: “Kenapa Al-Qur’an tidak
diturunkan sekaligus?” Dalam ayat di atas Allah menjelaskan salah
satu hikmah Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, yaitu untuk
menguatkan hati Nabi dalam menerima dan menyampaikan kalam
Allah kepada umat manusia. Dan juga dengan seringnya Nabi
menerima wahyu, hati Nabi semakin kuat menghadapi celaan dan
tantangan orang-orang kafir.
HIKMAH AL-QUR’AN TURUN BERANGSUR-ANGSUR:
1. Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW dalam menerima dan
menyampaikan kalam Allah kepada umat manusia. Dan juga dengan
seringnya Nabi menerima wahyu, hati Nabi semakin kuat menghadapi
celaan dan tantangan orang-orang kafir.
2. Merupakan mukjizat bagi Nabi untuk menjawab dan mematahkan
tantangan orang-orang kafir.
3. Memudahkan Nabi untuk membacakannya kepada umat, menjelaskan
dan memberikan contoh-contoh pelaksanaannya.
4. Memudahkan umat pada masa itu untuk menghafal, mencatat, dan
memahami Al-Qur’an.
5. Memberikan pengaruhnya yang besar dalam proses dakwah Islam dan
pembentukan umat.
6. Merupakan bukti yang pasti bahwa Al-Qur’an al-Karim
URGENSI KAJIAN TENTANG NUZUL AL QUR’AN

Kajian tentang Nuzul Al-Qur’an sangat penting


sekali untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an memang
benar-benar berasal dari Allah SWT, bukan karya Nabi
Muhammad SAW. Terlihat dalam pembahasan tentang
Nuzul Al-Qur’an bagaimana cara dan fase turunnya Al-
Qur’an dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Keyakinan terhadap otentitas dan validitas Al-
Qur’an sangat penting dan urgen bagi seorang Muslim,
karena menyangkut keimanan kepada sumber utama
ajaran Islam. Jika keyakinan terhadap Al-Qur’an sebagai
firman Allah SWT semakin kuat karena didukung dengan
kajian akademik, maka keyakinan terhadap isinya tentu
juga akan semakin kuat dan kokoh. Dengan keyakinan
yang kuat dan kokoh, seorang Muslim semakin yakin
dan bersemangat mengamalkannya dalam
kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai