Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DISKUSI

PENGERTIAN ULUMUL QURAN


DAN
RUANG LINGKUP PEMBAHASANNYA
MATA KULIAH ULUMUL QURAN
Dosen Pembimbing :
Dr. Nur Afiyah Feriani, MA.






DISUSUN OLEH
NAMA : ABDUL HAMID
NIM : 14042021478
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT PTIQ JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015








KATA PENGANTAR


Alhamdulillahi Rabbilalamin, marilah kita panjatkan puji syukur atas ke hadirat Allah
Subhanahu Wataala dimana kita masih diberikan nikmat kesehatan, kesempatan serta
hidayah
dan taufik, suatu nikmat yg begitu banyak dan besar sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, sahabat serta keluarganya
sebab jasa beliaulah yang membawa umat manusia ke jalan yang diridhai Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah Ulumul-Quan ini masih banyak terdapat
kekurangan
dari segala aspek olehnya itu, kami sangat membutuhkan masukan dan arahan agar sekiranya
kami dapat membenahinya dalam penulisan selanjutnya, dan kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah memberikan sumbangsi pemikirannya, semoga Allah
Subhanahu Wataala memberkahi kita semua, amiin.


































DAFTAR ISI



















KATA PENGANTAR...................................................
DAFTAR ISI.....................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................
A. Latar Belakang.....................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C.Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................
A. Pengertian Ulumul Quran........................................................................................
B. Perkembangan Ulumul Quran..................................................................................
C. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Quran...........................................................
BAB III
PENUTUP.
A. Kesimpulan
B. Saran-saran.







BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan makalah ini, marilah kita mengenal lebih jauh mengenai pengertian
dan ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran.
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perantara malaikat Jibril sebagai mujizat. Al-Quran adalah sumber ilmu bagi kaum
muslimin
yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal.


Artinya : (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang
saksi
atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri. (Q.S. An-Nahl : 89).
1

Mempelajari isi Al-Quran akan menambah perbendaharaan baru, memperluas
pandangan
dan pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru.
Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukkan Maha
Besarnya
Allah sebagai penciptanya.

[1]
Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa setiap
orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi Al-Quran. Lebih dari itu, ada orang
yang
merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-Quran dengan bantuan terjemahannya,
sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak
mengerti
kandungan Al-Quran. Maka dari itu, untuk dapat mengetahui/memahami isi kandungan Al-
Quran diperlukanlah ilmu yang mempelajari bagaimana tata cara menafsiri Al-Quran yaitu
Ulumul Quran dan juga terdapat faedah-faedahnya. Dengan adanya pembahasan ini, kita
sebagai generasi islam supaya lebih mengenal Al-Quran, karena tak kenal maka tak sayang.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian Ulumul Quran ?
2. Bagaimana perkembangan Ulumul Quran ?
3. Apa ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran ?

C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Ulumul Quran
2. Untuk mengetahui perkembangan Ulumul Quran
3. Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran







[1] Al-Quran dan Terjemahannya ( Cet.X Bandung, CV Penerbit Diponegoro, 2005), h. 277

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ulumul Quran
1. Arti Kata Ulum
Secara etimologi, kata Ulumul Quran berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua
kata, yaitu Ulum dan Al-Quran. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata ilmu yang
berarti ilmu-ilmu
2
. Kata ulum yang disandarkan pada kata Al-Quran telah memberikan
pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan
Al-Quran, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Quran maupun dari segi pemahaman
terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.

2. Arti Kata Al-Quran
Menurut bahasa, kata Al-Quran merupakan bentuk mashdar yang maknanya sama
dengan kata qiraah yaitu bacaan. Bentuk mashdar ini berasal dari fiil madhi qoroa
yang artinya membaca.
Menurut istilah, Al-Quran adalah firman Allah yang bersifat mujizat yang
diturunkan
kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, yang dimulai surah Al-Fatihah
dan
diakhiri surah An-Nas, yang dinukil dengan jalan mutawatir dan yang membacanya
merupakan
ibadah.


[2]
Sedangkan al-Quran menurut ulama ushul, fiqih, dan ulama bahasa adalah Kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang lafazh-lafazhnya mengandung
mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang
ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-Fatihah sampai surat an-Nas, dengan demikian,
secara
bahasa, ulum al-Quran adalah ilmu-ilmu (pembahasan-pembahasan) yang berkaitan dengan
al-Quran.
3

3. Arti Kata Ulumul Quran
Setelah membahas kata ulum dan Al-Quran yang terdapat dalam kalimat Ulumul
Quran, perlu kita ketahui bahwa tersusunnya kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa
adanya
bermacam-macam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Quran atau pembahasan-
pembahasan yang berhubungan dengan Al-Quran, baik dari aspek keberadaannya sebagai
Al-


Quran maupun aspek pemahaman kandungannya sebagai pedoman dan petunjuk bagi
manusia.











[2] Ahmad Syadali, Ulumul Quran I (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 11

3
Rosihan Anwar, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h 11
B. Perkembangan Ulumul Quran
Jika berbicara perkembangan ulumul Quran, tentu bahasannya sangat luas dan paling
tidak memerlukan referensi yang lengkap. Untuk itu, Penulis membahasnya pada bagian-
bagianyang dianggap terkait langsung dengan perkembangan ulumul Quran.
Al-Quraanul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizat selalu diperkuat
oleh
kemajuan ilmu pengetahun. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad s.a.w untuk
mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing
mereka kejalan lurus. Rasulullah s.a.w. menyampaikan Quran kepada para sahabatnya-
orang-orang Arab asli sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka.
Apabila mereke
mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakannya kepada
Rasulullah s.a.w.
4

Nabi saw. Bagi para sahabat adalah sebagai mahaguru dan sumber ilmu. Hanya
kepada
Nabi, mereka menanyakan segala sesuatu yang tidak mereka pahami termasuk makna atau
pengertian ayat-ayat Alquran. Sebagai ilustrasi, berikut dikemuakakan dalam contoh :

Sahabat bertanya kepada Nabi saw. Mengenai makna gayrul magdhubi alaihim wa ladhdhallin yang
terdapat dalam surat Al-Fatihah, Nabi saw menjawab : Nabi saw. Menjawab ;magdhubi
alaihim adalah orang-orang Yahudi sedangkan dhallin adalah orang-orang Nasrani.
5

- Setelah turun Surah Al-Anam ayat 82; al-ladziina aamanu walam yalbisu imaahum bidzulmin
ulaika lahumul amnu walahum muhtadin. Para sahabat bertanya kepada Nabi: Ya Rasul, siapa di
anata kami yang tidak menzalimi (adz-dzulm) dirinya? Maka Rasul menjawab dengan menafsirkan
kata adz-dzulm dalam ayat itu kepada Asy syirik, Nabi menunjuk kepada ayat yang terdapat dalam
surah Luqman, yaitu inna Asy-Syirika ladzulmun adzim.
- Abdullah bin Umar mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi saw kemudian
bertanya tentang makna as-sabil yang terdapat QS. Ali Imran (3) : 93). Maka Rasulullah saw.
Menjawab, as-sabil artinya bekal (az-zad) dan kedatangan (ar-rihlah).
5













4 Mannaa Khaliil al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, Diterjemahkan oleh Muzakkir AS, (Cet. VI, Bogor : PT. Pustaka Litera Antar Nusa,
2001), h. 1
5
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, (Cet. I, Pekan Baru : Amzah, 2009), h. 5
[3]

C. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Quran
Ulumul Quran merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan
yang sangat luas. Ulumul Quran meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Quran,
baikberupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab, seperti ilmu
balaghah dan ilmu Irab al-Quran. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang
tercakup didalamnya. Dalam kitab Al- Itqan, Assyuyuthi menguraikan sebanyak 80 cabang
ilmu. Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa macam cabang ilmu lagi. Kemudian dia
mengutip Abu Bakar Ibnu al_Araby yang mengatakan bahwa ulumul quran terdiri dari
77450 ilmu. Hal ini didasarkan kepada jumlah kata yang terdapat dalam al-quran dengan
dikalikan empat. Sebab, setiap kata dalam al-Quran mengandung makna Dzohir, batin,
terbatas, dan tidak terbatas. Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufrodatnya. Adapun
jika dilihat dari sudut hubungan kalimat-kalimatnya, maka jumlahnya menjadi tidak
terhitung. Firman Allah : Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).(Q.S. Al-Kahfi :109).
6


[4]
Pembahasan Ulum Al-Quran sangat luas al-Imam al-Sayuthi dalam bukunya al-
Itqan
fi Ulum Al-Quran, menguraikan sebanyak 80 cabang, dan setiap cabang masih dapat
diperinci lagi menjadi beragam cabang lagi. Menurut Dr. M. Quraish Shihab, materi-materi
cakupan Ulum fsirt al-Quran dapat dibagi dalam 4 (empat) komponen : (1) Pengenalan
Terhadap Al-Quran, (2) Kaidah-kaidah tafsir, (3) Metode-metode tafsir, (4) Kitab-Kitab
tafsir dan para mufassir.
7


Komponen pertama (Pengenalan terhadap al-Quran) mencakup : (a) Sejarah al-Quran, (b)Rasm al-
Quran, (c) Ijaz al-Quran, (d) Munasabah al-Quran, (e) qushah al-Quran, (f) jadal al-Quran, (g)
aqsam al-Quran, (h) amtsal al-Quran,(i) nasikh dan mansukh, (j) muhkam dan mutasyabih, (k) al-
qiraat, dan sebagainya.
8













6
Al-Quran dan Terjemahannya ( Cet.X Bandung, CV Penerbit Diponegoro, 2005), h. 209
7 Mardan, Al-Quran Sebuah Pengantar Memahami Al-Quran Secara Utuh, loc.cit, h.19
8
Ibid
Komponen kedua (Kaida-kaidah tafsir) mencakup : (a) ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan
dalam menafsirkan al-Quran, (b) sistematika yang hendaknya ditempuh dalam menguraikan
penafsiran, dan (c) patokan-patokan khusus yang membantu pemahaman ayat-ayat al-Quran,baik
dari ilmu-ilmu bantu, seperti bahasa dan ushul fiqhi, maupun yang ditarik langsung dari penggunaan
al-Qur,an. Sebagai contoh, dapat dikemukakan kaidah-kaidah berikut : (a) kaidah ism dan fiil, (b)
kaidah tarif dan tankir, (c) kaidah istifham dan macam-macamnya, (d) maaniy al-huruf seperti : asa;
laalla, in, iza; dan lain-lain, (e) kaidahsual dan jawab, (f) kaidah pengulangan, (g) kaidah perintah
sesudah larangan, (h) kaidah penyebutan nama dalam kishah, (j) kaidah penggunaan kata
dan uslub al-Quran, dan lain-lain.
9


Komponen ketiga (metode-metode tafsir) mencakup metode-metode tafsir yang dikemukakan oleh
ulama mutaqaddim dengan ketiga coraknya : al-rayu, al-matsur, al-isyariy, disertai penjelasan
tentang syarat-syarat diterimanya suatu penafsiran serta metode pengembangannya, dan juga
mencakup juga metode mutaakhir dengan keempat macamnya : tahliliy, ijmaliy, muqarran,
maudhuiy.
10


Komponen keempat (kitab tafsir dan para mufassir) mencakup pembahasan tentang kitab-kitab tafsir
baik yang lama maupun yang baru, yang berbahasa arab, inggris, atau indonesia, dengan
mempelajari biografi, latar belakang dan kecenderungan pengarangnya, metode dan prinsip-prinsip
yang digunakan, serta keistimewaan dan kelemahannya.
11

[6]

Dari uraian diatas menggambarkan bahwa ulumul al-Quran mencakup bahasan yang
sangat luas, antara lain ilmu nuzul al-Quran, asbab al-nuzul, qiraat, ilmu an-nasikh wa al-
mansukh dan ilmu fawatih as-suwar serta masih banyak yang lainnya. Karena begitu luasnya
cakupan kajian Ulumul Quran, maka para ulama harus mengakhiri definisi yang mereka
buat
dengan ungkapan dan lain-lain. Ungkapan ini menunjukkan, kajian ulumul quran tidak
hanya
hal-hal yang disebutkan dalam definisi itu saja, tetapi banyak hal yang secara keseluruhan
tidak
mungkin disebutkan dalam definisi. Ibnu Arabi (w 544 H), seperti yang dikutip oleh Az-
Zarkasyi, menyebutkan, Ulumul Quran mencakup 77.450 ilmu sesuai dengan bilangan kata-
katanya. Hal itu sesuai dengan pendapat sebagian kaum salaf, yang melihat bahwa setiap kata
dalam Al-Quran mempunyai makna lahir dan bathin, selain itu terdapat pula hubungan-
hubungan dan susunan-susunannya. Maka dengan demikian, ilmu ini tidak terkira banyaknya
dan Allah sajalah yang mengetahuinya secara pasti.





9
Ibid, h.20
10
Ibid
11
Ibid


Sedang pemilihan kitab atau pengarang disesuaikan dengan berbagai corak atau aliran
tafsir yang selama ini dikenal, seperti corak : Fiqhi, sufi; ilmi, bayan, falsafi, adabi,
ijtimaiy, dan lain-lain.
12





























12
Mardan, op.cit. h. 19-20

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa secara terminologi,
Ulumul Quran adalah kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Quran yang
mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul
Quran menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai
dengan
Kebutuhan untuk membenahi Al-Quran dari segi keberadaan danpemahamannya. Jadi, Al-
Quran adalah pedoman hidup bagi manusia yang disajikan dengan status sastra yang tinggi.
Kitab suci ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia semenjak Al-Quran
diturunkan, terutama terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia.

B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami
dengan
adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki
khazanah keilmuan yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini
dan merupakan langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi
seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa
difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca,
khususnya dari Dewan Guru yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi
kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami
mohon maaf yang sebesar- besarnya.
































DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syadali. Ulumul Quran I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Rosihan Anwar. Ilmu al-Quran. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, Cet. I; Pekan Baru : Amzah, 2009.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV. Diponegoro,
2005.

Mannaa Khaliil al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Quran. Terj. Muzakkir AS. Cet. VI; Bogor: PT.
Pustaka Litera Antar Nusa, 2001.

Mardan. al-Quran, Sebuah Pengantar Memahami al-Quran Secara Utuh, Jakarta: Pustaka
Mapan, 2009.

Anda mungkin juga menyukai