Anda di halaman 1dari 16

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

TADABBUR
QS. (01) AL-FATIHAH
INTISARI KANDUNGAN AL-QUR`AN
DAN SEMUA KITAB-KITAB

Halaqoh Tadabbur Qur`an Kolaborasi Beberapa MT


Sabtu 29 Agustus 2020 M

@ umar_makka
TERJEMAH AYAT
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha ﴾١﴿ ‫الرِحي ِم‬ َّ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِِـه‬
َّ ‫الر ْْحَـٰ ِن‬
Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ﴾٢﴿ ‫ي‬ ِِ ‫اْلَ ْمدِ لِلَّ ِِـه َر‬
َِ ‫ب الْ َعالَ ِم‬ ْ
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. ﴾٣﴿ ‫الرِحي ِم‬ َّ ‫الر ْْحَـٰ ِن‬
َّ
﴾٤﴿ ‫الدي ِن‬ ِ ‫ك يـوِِم‬ ِِ ِ‫مال‬
Yang menguasai di Hari Pembalasan.
َْ َ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan ﴾٥﴿ ِ‫إِ ََّّي َِك نَـ ْعبدِ َوإِ ََّّي َِك نَ ْستَعِي‬
hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus, ﴾٦﴿ ‫يم‬ َِ ‫ط الْم ْستَ ِق‬ ِ ‫ْاه ِد َِن‬
َِ ‫الصَرا‬
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau ِِ ‫ت َعلَْي ِه ِْم َِغ ِْي الْ َم ْغض‬
‫وب َعلَْي ِه ِْم َوَِل‬ َِ ‫ط الَّ ِذ‬
َِ ‫ين أَنْـ َع ْم‬ َِ ‫ِصَرا‬
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
﴾٧﴿ ‫ي‬ َِ ِ‫الضال‬
َّ
mereka yang sesat.
Seputar Surah:
 Nama Surah: Surah ini memiliki beberapa nama. Al-Imam As Suyuthi dalam karyanya Al Itqon fi ‘Ulumil
Qur’an menyebutkan bahwa jumlah nama dari Al Fatihah adalah berkisar pada dua puluhan nama. Sedangkan Al
Fairuz Abadi dalam kitabnya Basoir Dzawit Tamyiz fi Latoifil Kitabil ‘Aziz berpendapat bahwa al-Fatihah memiliki
hampir tiga puluh nama. Ulama menyebutkan kaedah: “Banyaknya nama, menunjukkan kemulian yang dinamai”.
 Al-Fatihah: karena ia merupakan surah pembuka atau permulaan al-Qur`an.
 Ummul Kitab dan Ummul Qur`an: karena surah ini mencakup kandungan isi al-Qur`an dan semua al-kitab.
 As-Sab`ul Matsani: karena ia terdiri dari tujuh ayat yang berulang-ulang dibaca.
 Al-Qur`anul Azhim: karena surah ini merupakan intisari dari kandungan dan makna al-Qur`an.
 Al-Hamd: karena kata al-hamd yang berarti pujian terdapat di awal surah.
 As-Shalat: karena surah ini wajib dibaca ketika shalat, bahkan tidak sah tanpanya.
 Ar-Ruqyah: karena surah ini termasuk surah untuk meruqyah orang sakit.
 As-Syifa: karena ia merupakan salah satu penyembuh di dalam al-Qur`an.
 Asasul Qur`an: karena ia merupakan pondasi al-Qur`an.
 Al-Waqiyah: berarti surah pelindung.
 Al-Kafiah: berarti surah yang mencukupi.
Karakteristik Surah: Makkiyah. Surah pertama dalam urutan mushaf. Sementara urutan turunnya adalah ke 5, turun
setelah surah al-Mudatsir. Terdiri dari 7 ayat, 29 kalimat dan 139 huruf.
 Tujuan Surah: Menjelaskan jalan untuk menyempurnakan ibadah hanya kepada Allah subhanahu wata`ala semata.
Munasabah/Korelasi:
SEBELUMNYA SETELAHNYA {al-Baqarah}
Ketika Allah subhanahu wata`ala
menceritakan tentang tiga kelompok
di dalam surah al-Fatihah (orang-
orang beriman, Yahudi dan Nasrani).
Maka di awal surah al-Baqarah Allah
subhanahu wata`ala menjelaskan
secara detail tentang tiga kelompok
tersebut. Bahkan surah al-Baqarah
sangat detail menceritakan orang-
orang Yahudi dan sifat-sifat mereka.
Pembahasan Surah:
1) Ayat 1-4: penjelasan dan pengenalan tentang Tuhan yang harus disembah.
2) Ayat 5: penjelasan tentang jalan yang menyampaikan manusia kepada Allah
tabaraka wata`la.
3) Ayat 6-7: Macam-macam manusia di atas jalan tersebut.
PENTING: surah al-Fatihah dinamai ummul qur`an dan ummul kitab, karena
surah ini mencakup semua maqasid dan tujuan al-Qur`an secara umum.
berkaitan dengan dasar-dasar dan cabang-cabang agama, ibadah, syariat, iman
pada hari akhir, iman pada nama dan sifat Allah, mengesakan ibadah hanya
kepada Allah, pertolongan dan doa, bertawajjuh hanya kepada Allah Yang Maha
Kuasa agar dibimbingan kepada agama yang benar dan jalan yang lurus. Dan
yang lain-lain.
Keutamaan surah:
 Alfatihah adalah surah terbaik yang belum diturunkan sebelumnya. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh
Ubay ibn Ka’ab bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak pernah menurunkan surah dalam
kitab injil atau taurat yang seperti surah Alfatihah yakni al Sab’ul Matsani.” (H.R. al Tirmidzi).
 Alfatihah merupakan 1 dari 2 cahaya. “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu,
yang tidak diberikan kepada Nabi sebelummu, yaitu surat Al-Fatihah dan dua ayat penutup surat Al-
Baqarah.” (HR. Muslim)
 Alfatihah penyempurna shalat. Dari Ubadah bin aS-Shamit, Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak sah
shalat seseorang yang tidak membaca Alfatihah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
 Alfatihah surat yang dapat digunakan untuk mengruqyah. “Wahai Rasulullah, demi Allah aku tidak
meruqyahnya kecuali dengan surat Al-Fatihah, Rasulullah tersenyum dan berkata: “Bagaimana engkau
tahu, bahwa Al-Fatihah bisa untuk ruqyah?, kemudian Rasulullah berkata: “Ambillah upahmu, dan
berikan aku bagian dari upah itu”. (HR. Muslim).
 Alfatihah diantara doa agar dikabulkannya hajat. Atha’ bin al yasar berkata : “Jika engkau mempunyai
kebutuhaan, maka bacalah surat Al-Fatihah.
Pesan dan Hidayah Ayat (1) ﴾١﴿ ‫ِالرِحي ِم‬
َِّ ‫ِالر ْْحَـٰ ِن‬ ِ
َّ َّ‫بس ِمِالل‬
‫ـه‬ ْ
 Para ulama berselisih pendapat dalam masalah apakah basmalah merupakan bagian dari Al-
Fatihah ataukah bukan, juga apakah bagian dari surat lainnya. Menurut pendapat yang masyhur
dalam madzhab Hanafiyah, pendapat yang paling shahih dalam madzhab Hambali, dan menjadi
pendapat kebanyakan fuqaha, basmalah bukanlah bagian dari Al-Fatihah dan bukan bagian dari
awal surat apa pun dalam Al-Qur’an. Namun basmalah adalah ayat yang ada dalam Al-Qur’an.
Adapun dalam madzhab Syafi’i,mereka menganggap bahwa basmalah adalah ayat sempurna
dari Al-Fatihah dan dari setiap surat.
 Walau surah at-Taubah tidak diawali dengan basmalah, namun jumlah basmalah di dalam al-
Qur`an tetap 114 sesuai dengan jumlah surah. Karena surah an-Naml [27] terdapat dua
basmalah, di awal surah dan di ayat 30.
 Basmalah bertujuan untuk mengetahui batasan antar surah di dalam al-Qur`an. “Dari Ibnu Abbas dia
berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengetahui pemisah antar surat hingga diturunkan kepada beliau
"Bismillahir Rahmanir Rahim“ [HR. Abu Daud].
 Nama-nama Allah subhanahu wata`ala, Maha Indah dan Agung. Allah berfirman: “Maha Agung nama
Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia”.{QS. [55] ar-Rahman:78}. Tidaklah sebuah pekerjaan
dimulai dengan basmalah “nama Allah” kecuali akan mendapatkan keberkahan asma Allah.
Pesan dan Hidayah Ayat (1) ﴾١﴿ ‫ِالرِحي ِم‬
َِّ ‫ِالر ْْحَـٰ ِن‬ ِ
َّ َّ‫بس ِمِالل‬
‫ـه‬ ْ
 Para nabi dan Rasul tidaklah mereka memulakan kegiatan dan aktifitas mereka kecuali dengan basmalah “nama Allah”.
Nabi Nuh –alaihissalam-, sebagaimana firman Allah subhanahu wata`ala: “Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya
dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” {QS.[11]
Hud:41}. Nabi Sulaiman memulakan suratnya dengan basmalah: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. {QS. [27] an-Naml:30}.
 Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, teladan terbaik, rahmat bagi alam semesta. Mengajarkan kepada
kita agar memulakan setiap sesuatu dengan basmalah “menyebut nama Allah”; ketika makan dan minum, hendak tidur,
keluar rumah, bahkan ketika Rasulullah mengirim surat kepada penguasa-penguasa dunia (Raja Najasyi Habasyah,
Kaisar Romawi Syam, Raja Persia, Muqawqis Penguasa Mesir) Rasulullah memulakan suratnya dengan basmalah.
 Meninggalkan membaca basmalah, diantara sebab hilangnya keberkahan. Hewan yang disembelih tanpa membaca
nama Allah maka ia haram dimakan “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.” {QS. [6] al-An`am:121}. Makanan yang dimakan tanpa basmalah, akan
hilang keberkahannya, karena syaitan turut memakannya. Dari Hudzaifah –radhiyallahu anhu- dia berkata; Bila kami menghadiri jamuan
makan bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Salam, kami tidak meletakkan tangan kami hingga beliau memulai meletakkan tangan beliau. ketika kami
menghadiri jamuan makan bersama beliau, tiba-tiba datang seorang budak perempuan yang ingin meletakkan tangannya pada makanan itu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi Wa Salam meraih tangannya (menyingkirkannya), kemudian seorang badui datang yang ingin meletakkan tangannya diatas makanan itu,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Salam pun meraih tangannya. Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya Setan akan mendapatkan makanan yang tidak disebut
nama Allah dan ia datang bersama anak perempuan ini untuk mendapatkannya, lalu aku meraih tangannya, ia juga datang bersama orang badui ini untuk
mendapatkannya lalu aku meraih tangannya. Demi Dzat Yang jiwaku berada ditanganNya, Sesungguhnya tangan setan itu berada di tanganku seperti ia ada
di dalam tangan keduanya (orang badui dan budak perempuan).“ [HR. Muslim].
Pesan dan Hidayah Ayat (2) َِ ‫اْلَ ْمدِلِلَّ ِـه َِر ِبِالْ َعالَ ِم‬
﴾٢﴿ ‫ي‬ ْ
 Surah al-Fatihah salah satu dari lima surah yang Diawali dengan kata Alhamdulillah. Empat surah lainnya adalah:
2). Al-An`am: [‫ين َك َفروا بَِرّبِِ ِْم يَـ ْع ِدلو َِن‬ َِ ‫ُّور ِثَّ الَّ ِذ‬ ِِ ‫ض َو َج َع َِل الظُّل َم‬
َِ ‫ات َوالن‬ َّ ‫لِلِ الَّ ِذي َخلَ َِق‬
ِِ ‫الس َم َاو‬
َِ ‫ات َو ْاْل َْر‬ َِِّ ِ‫اْلَ ْمد‬
ْ]
3). al-Kahfi: [‫اب َوَِلْ ََْي َع ِْل لَهِ ِع َو ًجا‬ َِ َ‫لِلِ الَّ ِذي أَنْـَزَِل َعلَى َعْب ِدِهِ الْ ِكت‬
َِِّ ِ‫اْلَ ْمد‬
ْ]
4). Saba`: [.ِ‫ف ْاْل ِخَرة‬ ِ ِ ِ‫اْلَ ْمد‬ ِِ ‫ف ْاْل َْر‬
ْ ِ‫ض َولَه‬ ِ ِ ‫ات َوَما‬ِِ ‫الس َم َاو‬
َّ ‫ف‬ ِ ِ ‫لِلِ الَّ ِذي لَهِ َما‬
َِِّ ِ‫اْلَ ْمد‬
ْ]
5). Fatir: [‫اع ِِل الْ َم ََلئِ َك ِِة رس ًِل‬
ِ ‫ضج‬ ِِ ‫الس َم َاو‬ ِ َ‫لِلِ ف‬
َِِّ ِ‫اْلَ ْمد‬
َ ِِ ‫ات َو ْاْل َْر‬ َّ ‫اط ِر‬ ْ]
ْ Alif laam yang ada dalam kata al-hamdu menunjukkan istigh-raq, mencakup seluruh pujian. Artinya semua
 (ُ‫)ال َح ْمد‬
pujian itu memang hanyalah milik Allah. (‫ )هللا‬Lafdzul Jalalah merupakan nama khusus untuk Allah Rab kita, tidak
boleh selain-Nya bernama dengan nama Allah.
 Kapan kita disebut telah memuji Allah? Menurut ulama pujian yang benar adalah, mensifati yang dipuji dengan
kesempurnaan, yang disertai dengan kecintaan “mahabbah” dan pengagungan “ta`zhim”.
 Maka diantara adab adalah, tidak memuji dan berterimakasih kepada makhluk sebelum memuji al-khalik Allah
subhanahu wata`ala. Bahkan diantara ulama mengharamkan penggunaan kata (ُ‫)ال َح ْمد‬ ْ untuk selain Allah, dan
yang boleh adalah (‫“ )الشكر‬as-Syukr” karena ini yang diperintahkan Allah “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.{QS [31] Lukman:14}. Ibnu Jarir Ath-
Thabari rahimahullah menyatakan bahwa alhamdulillah (segala pujian kepada Allah) adalah syukur yang murni
kepada Allah, bukan kepada sesembahan-sesembahan selain Allah lainnya, pujian ini dihaturkan atas nikmat
yang tak terhingga yang telah Allah berikan.
Pesan dan Hidayah Ayat (2) َِ ‫اْلَ ْمدِلِلَّ ِـه َِر ِبِالْ َعالَ ِم‬
﴾٢﴿ ‫ي‬ ْ
 Apa perbedaan al-Hamd dan as-Syukr? Sebagian ulama menyamakan antara syukur dan alhamdu. Namun
kebanyakan ulama membedakan syukur dan alhamdu. 1). Pujian itu khusus dengan lisan, berbeda dengan
syukur yang dilakukan dengan lisan, hati dan tindakan dengan anggota badan. 2). Bahwa pujian itu
dilakukan karena mendapatkan dan tidak mendapatkan nikmat, berbeda dengan syukur dilakukan karena
mendapatkan nikmat.
 Banyak yang mengaku tuhan, atau dijadikan tuhan selain Allah. Namun (‫ )الرب‬Tuhan yang sebenarnya, atau
Disebut Ar-Rabb jika memiliki tiga sifat yaitu mencipta, memiliki segala sesuatu, dan mengatur segala
urusan. Allah itu disebut Ar-Rabb karena Dialah Al-Khaliq (Maha Mencipta), Al-Malik (Maha Merajai), Al-
ْ Segala sesuatu selain Allah adalah ‘aalam. Disebut ‘aalam karena
Mudabbir (Maha Mengatur). (َُ‫)العَالَ ِمين‬
sebagai tanda bahwa Sang Khaliq itu Mahakuasa. Lafaz al-‘aalamiin merupakan bentuk jamak dari lafaz
‘aalam, yang berarti semua alam; alam manusia, alam malaikat, alam jin, alam hewan, alam tumbuhan, dll.
 Ayat ini penegasan bagi setiap makhluk dan hamba bahwa yang pantas dan berhak untuk dipuji hanyalah
Allah Rab alam semesta. Jangan habiskan umur untuk memuji yang tidak pantas dipuji, sementara
melupakan untuk memuji DIA Yang Maha wajid di puji.
Pesan dan Hidayah Ayat (3) ﴾٣﴿ ‫الرِحي ِم‬
َّ ِ‫الر ْْحَـٰ ِن‬
َّ
 “Ar-Rahman” dan “Ar-Rahim” adalah dua nama-nama Allah diantara nama-nama-Nya yang maha indah. “Ar-Rahman”
kata ulama adalah nama Allah yang menunjukkan rahmat-Nya yang mencakup seluruh makhluk, mukmin atau kafir.
Sementara “Ar-Rahim” maha penyayang kepada orang-orang mukmin.
 Kenapa orang-orang yang kafir kepada Allah, dan orang yang bermaksiat tetap makan dan minum? Karena diantara
bentuk rahmat Allah adalah, Ar-rahmah al-‘ammah: Kasih sayang yang Allah berikan secara umum kepada seluruh
makhluk-Nya tanpa terkecuali. Allah berfirman “Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuat” {QS. [40] Ghafir: 7}.
Yang kedua Ar-rahmah al-khashshah: Kasih sayang Allah yang khusus diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang
beriman. Baik berupa iman, taufik, ketaatan, keteguhan, petunjuk jalan yang lurus, serta rahmat Allah untuk dimasukkan
ke dalam surga dan dijauhkan dari neraka. Allah berfirman: “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan
ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman. {QS. [33] al-Ahzab:43}.
 Akhi wa ukhti fillah. Mentadabburi ayat ke tiga ini semakin memotivasi kita untuk memperbanyak mengucapkan pujian
“Alhamdulillah” kepada-Nya, terlebih bahwa Rahmat Allah mendahului dan mengalahkan murka-Nya. Dari Abu Hurairah,
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya,
yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” [HR.
Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751].
 Rasulullah bersabda tentang Rahmat Allah: “Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum
jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya.
Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.” [Muttafaq ‘alaih].
Pesan dan Hidayah Ayat (4) ِ ‫كِيـوِم‬
﴾٤﴿ ‫ِالدي ِن‬ ِ ِ‫مال‬
َْ َ
 Lafadz malik punya dua qiraat, yang pertama yaitu dibaca maalik (‫ )مالك‬dengan memanjangkan mim. Yang maknanya
adalah pemilik. Maksudnya Allah subhanahu wata`ala adalah pemilik hari pembalasan atau hari kiamat. Yang kedua
dibaca malik (‫ )ملك‬dimana huruf mim dibaca pendek. Yang maknanya adalah raja. Sehingga maknanya adalah Allah
subhanahu wata`ala adalah raja yang maha berkuasa pada hari kiamat.
 Allah subhanahu wata`ala adalah Maalik dan Malik, pemiliki dan raja yang maha berkuasa atas semua apa yang dimiliki-
Nya. Sementara makhluk jika memiliki, mereka belum tentu berkuasa atas yang dimilikinya. Atau jika ia menjadi raja dan
penguasa belum tentu ia memiliki.
 Allah adalah pemilik, raja dan penguasa dunia dan akhirat. Namun kenapa Allah subhanahu wata`ala di ayat ini
menkhususkan hari kiamat atau hari pembalasan? Karena di dunia, masih banyak manusia yang mengaku-ngaku bahwa
mereka juga adalah raja atau penguasa yang memiliki kekuasaan. Namun kelak di akhirat, tak satupun manusia yang
berani mengaku sebagai raja, dan menyebut dirinya penguasa di hadapan Allah Dzay Yang Maha Perkasa. Bahkan tidak
ada satupun makhluk yang berani berbicara di hadapan-Nya kecuali yang telah diizinkan. “Pada hari, ketika ruh dan para
malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia
mengucapkan kata yang benar”. {QS. [78] an-Naba:38}.
 Ayat ini mengigatkan kita satu kaidah dalam agama “al-jaza min jinsil amal” balasan sesuai dengan amal perbuatan.
Maka mentadabburi ayat keempat ini sudah sepatutnya membuat kita takut kepada Allah, serta menjauhi apa-apa yang
dibenci-Nya. Karena kelak pada hari kiamat manusia akan mendapatkan balasan setimpal dan sesuai dengan amal
perbuatannya di dunia. Serta kelak manusia akan dihisab dan dihitung bahkan sekecil zarrah sekalipun dari perbuatan-
perbuatan baik dan buruk kita.
Pesan dan Hidayah Ayat (5) ﴾٥﴿ ِ‫إِ ََّّي َكِنَـ ْعبد َِوإِ ََّّي َكِِنَ ْستَعِي‬
 Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Madariju as-Salikin Baina Manazil Iyyaka Na`budu Wa Iyyaka
Nasta`in, mengutip perkataan Imam Hasan al-Bashri bahwa Allah subahanahu wata`ala telah menurunkan 104
kitab, lalu menghimpun ilmunya pada taurat, injil dan al-Qur`an, lalu menghimpun ilmunya di dalam al-Qur`an, lalu
menghimpun ilmu al-Qur`an dalam surah all-Fatihah, serta menghimpun ilmu dalam surah al-Fatihah dalam ayat
“Iyyaka Na`budu Wa Iyyaka Nasta`in”.
 Ayat ini merupakan rahasia dan hikmah diciptakannya semua makhluk, rahasia dan hikmah diturunkannya kitab-
kitab dan syariat. “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
{QS. [51] ad-Zariyat:56}.
 Di dalam ayat-ayat sebelumnya disebutkan empat macam dari sifat-sifat Allah, yaitu: Rab seluruh alam, Maha
Pengasih, Maha Penyayang, dan Yang menguasai hari pembalasan. Sifat-sifat yang disebutkan itu adalah sifat-
sifat kesempurnaan yang hanya Allah saja yang mempunyainya. Sebab itu pada ayat ini Allah mengajarkan
kepada hamba-Nya bahwa Allah sajalah yang patut disembah, dan kepada-Nya sajalah seharusnya manusia
memohon pertolongan, dan bahwa hamba-Nya haruslah mengikrarkan yang demikian itu.
 Ibnu Katsir menyebutkan dalam Tafsir Al-Quran Al-Azhim bahwa ibadah adalah gabungan antara kesempurnaan
cinta, serta merendahkan diri dan takut kepada Allah subhanahu wata`ala.
 Ayat kelima ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk mendapatkan pertolongan Allah subhanahu wata`ala
adalah dengan menyempurnakan serta memurnikan ibadah kita hanya kepada-Nya.
Pesan dan Hidayah Ayat (6) َِ ‫ِالصَرا َطِالْم ْستَ ِِق‬
﴾٦﴿ ‫يم‬ ِ ‫اه ِد َن‬
ْ
 Diantara perkara yang paling sering kita munajatkan kepada Allah dan kita panjatkan dalam rakaat-rakaat shalat kita,
setidaknya 17 kali dalam sehari kita memintanya, adalah memohon hidayah jalan lurus Allah subhanahu wata`ala. Ini
menunjukkan betapa kita sebagai hamba Allah sangatlah butuh dengan petunjuk jalan lurus Allah dalam setiap urusan
kita baik besar atau kecil, yang nampak atau tidak, ibadah atau mu`amalah kita, bahkan di setiap hembusan nafas-nafas
kita kita membutuhkannya.
 Ulama menyebutkan beberapa makna dan tafsiran dari shiratal mustaqim: 1). Jalan yang lurus dan jelas yang tidak ada
keloknya. 2). Agama Islam. 3). Al-Qur`an al-Karim. 4). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
 Jalan yang lurus menurut ulama adalah jalan yang memiliki 5 sifat: lurus, mudah, dilalui, luas, menyampaikan kepada
tujuan.
 Setiap kata dalam al-Qur`an yang menunjukkan jalan Allah, datang dalam bentuk tunggal “mufrad” ini menunjukkan
bahwa jalan Allah yang lurus dan menyampaikan kepada-Nya hanya satu. Sementara kalimat yang menunjukkan jalan
syaithan disebut dalam mentuk jamak. Diantarany firman Allah: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. {QS. [6] al-An`am:153}.
 Suatu saat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkisah, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis lurus bagi
kami, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan
(yang banyak). Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca,‘ dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-
Nya’” [HR. Ahmad].
ِ‫ِعِلَْي ِه ْم‬ ِ
‫وب‬ ‫ض‬‫غ‬ ‫م‬ْ‫ل‬ ‫ِا‬ ِ
‫ي‬ ‫غ‬
َ ِ ‫م‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬َ‫ل‬‫ِع‬
ْ َ ْ ْ ْ َ َ ْ َْ َ ِ َ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ـ‬‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ين‬ ‫ذ‬ِ َّ
‫ل‬ ‫ِا‬ ‫ط‬
َ ‫ر‬
‫ا‬ ِ
‫ص‬
Pesan dan Hidayah Ayat (7) َ
﴾٧﴿ ‫ي‬ َِ ‫ِالضال‬
َّ ‫َوَل‬
 Setelah kita meminta kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus. Allah menjelaskan kepada kita macam-macam
manusia di atas jalan tersebut dimana mereka terbagi menjadi 3 golongan; orang-oang yang diberi nikmat, yang dimurkai
dan yang tersesat.
 Siapa mereka orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah? “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.
Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” {QS. [4] an-Nisa:69}.
 Jangan pernah mengikuti dan berada di dua jalan yang dicela oleh Allah: 1). Jalan orang-orang yang dimurkai Allah yaitu
orang-orang yahudi. 2). Serta jalan orang-orang yang tersesat yaitu orang-orang Nasrani.
 Kenapa Allah mengkhususkan Yahudi dan Nasrani? Kata ulama karena kebanyakan dari kesesatan yang terjadi di tengah
umat adalah karena mengikuti kesesatan Yahudi dan Nasrani. “Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para
sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” [HR. Muslim no.
266].
 Sufyan ibn Uyainah berkata: “Ulama yang sesat seperti orang Yahudi. Dan Ahli Ibadah yang sesat maka ia seperti orang-
orang Nasrani”.
 Perhatikan jalan kita lalui? Apakah jalan yang kita lalui adalah jalan yang dilalui oleh para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan
orang-orang shalih. Jangan-jangan jalan hidup kita berbeda dengan jalan hidup mereka, bahkan lebih mirip dengan jalan
orang-orang Yahudi dan Nasrani.
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

YA RAB…
Jadikan kami sebaik-baik mahkluk-Mu.
Mampukan kami untuk senantiasa mengikuti rasul-Mu.
Rahmati kami dengan al-Qur`an sebagai petunjuk hidup kami.
Kumpulkan kami bersama mereka yang engkau anugerahi dengan
surga dan Ridha-Mu.

Al-Fakir Ila Afwi Rabbihi: Umar Makka Abu Fatih

Anda mungkin juga menyukai