Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Al Quran menjadi salah satu petunjuk ke jalan sebaik-baiknya, atau bisa juga disebut

sebagai Way Of Life yang menjamin kehidupan di dunia dan di akhirat. Sesuai firman Allah yang

artinya Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya (Qs

17 : 9). Mempelajari Al-Quran sebenarnya juga merupakan suatu kewajiban sebagai umat islam,

bukan hanya wajib mempelajarinya tetapi juga wajib untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang

ada dalam kehidupan sehari-hari. Karena di dalam Al-Quran memberikan petunjuk dalam

persoalan-persoalan aqidah, syariah, dan akhlak dengan jalan meletakkan dasar-dasar

prinsipal mengenai persoalan yang ada. Namun disisi lain kita bukan hanya memperlajari Al-

Quran atau isinya saja, tetapi sebagai umat islam yang sejati kita juga harus tau sejarah

turunnya Al-Quran atau yang disebut dengan istilah Nuzul Quran. Penting bagi kita untuk

mengetahui sejarah turunnya Al Qur`an agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab

Allah SWT dan tetap pada ajaran Islam.

I.2 Rumusan Masalah

Dalam mempelajari sejarah turunya Al-Quran atau yang disebut juga dengan istilah

Nuzul Quran. Ada beberapa pokok bahasan yang di bahas, diantaranya yaitu tentang pengertian

Nuzul Quran, tempat dan waktunya, tahapan ataupun periode yang ada pada Nuzul Quran dan

yang tidak kalah pentingnya yaitu manfaat yang diperoleh dan pelajaran apa saja yang dapat

dipelajari dalam Nuzul Quran.

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

Dengan dibuatnya makalah tentang Nuzul Quran ini tentunya kami sebagai penyusun

berharap semoga bagi pembaca dapat mengetahui secara terperinci lagi tentang sejarah

turunnya Al-Quran .

Page 1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Nuzul Qur,an

Nuzulul Quran yang secara harfiah berarti turunnya Al Quran yaitu istilah yang

merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul

terakhir bagi agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Waktu permulaan turunnya Al-Quran

secara mutlak diturunkan adalah pada bulan Rabiul Awal, seperti yang ditetapkan oleh Ibnu

Abd al-barr dan Al-Masudy, yaitu ketika Nabi berkhilawat di gua Hira dan yang diturunkan

pada malam itu yaitu permulaan surat Al-Alaq. Dengan turunnya ayat tersebut Nabi Muhammad

SAW menjai seorang Nabi, atau Muhammad mencapai derajat Nubuwwah. 8

II.2 Periode Turunnya Al-Quran

Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah

SWT. Dengan tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan buku-buku

ilmiah. Terkadang ada suatu persoalan atau hukum yang sedang diterangkan tiba-tiba timbul

persoalan lain yang pada pandangan pertama tidak ada hubungan antara satu dengan yang

lainnya. Misalnya, apa yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-221, yang mengatur

hukum perang dalam asyhur al-hurum berurutan dengan hukum minuman keras, perjudian,

persoalan anak yatim, dan perkawinan dengan orang-orang musyrik. Yang demikian itu

dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran dan hukum-hukum yang

tercakup di dalamnya merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh penganut-penganutnya

secara keseluruhan tanpa ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya.

Page 2
Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya,

terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Dengan mengetahui periode-

periode tersebut, tujuan- tujuan Al-Quran akan lebih jelas.

Para ulama Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1)

Periode sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode

pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai

ayat-ayat Madaniyyah. Tetapi, di sini akan dibagi sejarah turunnya Al-Quran dalam tiga periode,

meskipun pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah

kumpulan dari ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah ayat-ayat Madaniyyah.

Pembagian demkian untuk lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Quran.

Periode Pertama

Diketahui bahwa Muhammad saw., pada awal turunnya wahyu pertama (iqra), belum

dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang

tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterimanya. Baru setelah turun wahyu

kedualah beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan

adanya firman Allah: Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan (QS 74:1-2).

Kemudian setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal. Perhatikan

firman-Nya: Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan sampaikanlah. Dan Tuhanmu

agungkanlah. Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran (syirik). Janganlah memberikan

sesuatu dengan mengharap menerima lebih banyak darinya, dan sabarlah engkau melaksanakan

perintah-perintah Tuhanmu(QS 74:1-7). Dalam waktu ketiga terdapat pula bimbingan untuknya:

Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, shalatlah di malam hari kecuali sedikit darinya, yaitu

separuh malam, kurang sedikit dari itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil (QS 73:1-

4). Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang

sangat berat (QS 73:5)

Page 3
Kedua pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan afal Allah, misalnya surah

Al-Ala (surah ketujuh yang diturunkan) atau surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah

sebanding dengan sepertiga Al-Quran, karena yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan

mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan tanzih (penyucian) Allah SWT.

Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan

secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca

misalnya, dalam surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-

numpuk harta; dan surah Al-Maun yang menerangkan kewajiban terhadap fakir miskin dan

anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.

Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam

reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi tersebut antaralain :

1. Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran.

2. Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Quran

3. Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui perbatasan Makkah

Peroiode Kedua

Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-9 tahun, di mana

terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam

menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai

dari fitnah, intimidasi, dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran

ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan pada akhirnya mereka semua-termasuk

Rasulullah saw.-berhijrah ke Madinah.

Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di satu pihak, silih berganti turun

menerangkan kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika

itu, seperti: Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik,

serta bantahlah mereka dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125).

Page 4
Dan di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman yang pedas terus mengalir kepada

kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti: Bila mereka berpaling maka katakanlah

wahai Muhammad: Aku pertakuti kamu sekalian dengan siksaan, seperti siksaan yang menimpa

kaum Ad dan Tsamud (QS 41:13). Selain itu, turun juga ayat-ayat yang mengandung

argumentasi mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat berdasarkan tanda-tanda yang

dapat mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, yang terdapat dalam surah (QS 36:78-82).

Ayat ini merupakan salah satu argumentasi terkuat dalam membuktikan kepastian hari kiamat.

Dalam hal ini, Al-Kindi berkata: Siapakah di antara manusia dan filsafat yang sanggup

mengumpulkan dalam satu susunan kata-kata sebanyak huruf ayat-ayat tersebut, sebagaimana

yang telah disimpulkan Tuhan kepada Rasul-Nya saw.

Di sini dapat terbukti bahwa ayat-ayat Al-Quran telah sanggup memblokade paham-

paham jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan

dalam rasio dan alam pikiran sehat.

Periode Ketiga

Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Quran telah dapat mewujudkan suatu

prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-

ajaran agama di Yastrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawwarah). Periode ini

berlangsung selama sepuluh tahun, di mana timbul bermacam-macam peristiwa, problem dan

persoalan. Seperti dengan cara satu susunan kata-kata yang membangkitkan semangat dan

perintah-perintah tegas yang disertai dengan konsiderannya. Ayat-ayat yang diterangkan dalam

Al-Quran dengan cara-cara yang berbeda-beda ini memberikan bimbingan kepada kaum

Muslim menuju jalan yang diridai Tuhan di samping mendorong mereka untuk berjihad di jalan

Allah, sambil memberikan didikan akhlak dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka dalam

bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman dan takut).

Page 5
Selain ayat-ayat yang turun mengajak berdialog dengan orang-orang Mukmin, banyak

juga yang ditujukan kepada orang-orang munafik, Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-

ayat tersebut mengajak mereka ke jalan yang benar, sesuai dengan sikap mereka terhadap

dakwah. Salah satu ayat yang ditujukan kepada ahli Kitab ialah: Katakanlah (Muhammad):

Wahai ahli kitab (golongan Yahudi dan Nasrani), marilah kita menuju ke satu kata sepakat di

antara kita yaitu kita tidak menyembah kecuali Allah; tidak mempersekutukan-Nya dengan

sesuatu apapun, tidak pula mengangkat sebagian dari kita tuhan yang bukan Allah. Maka bila

mereka berpaling katakanlah: Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim (QS 3:64).

II.3 Ayat Ayat Yang Diturunkan

Al-quran mulai diturunkan kepada Nabi ketikaa Nabi sedang ber-khalawat di gua Hira

pada malam senin,1(Iniditunjuksendiriolehhadist,karenaituittifaq-lahsemuaulama) yang bertepatan dengan tanggal

tujuh belas Ramadhan,2(IbnuAbdal-BardanMasudymenetapkantanggal8Rabiulawal) tahun 41 dari kelahiran Nabi

Muhammad saw. Ayat yang mula-nula diturunkan kepada Nabi di gua Hira yaitu .

QS.AL-Alaq [96]:1-5 . Yang artinya

Bacalah! Dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan. Yang telah menjadikan manusia dari

segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu yang paling mulia. Yang telah mengajarkan manusia

apa yang manusia tidk mengetahuinya.

QS.AL-Muddatstsir [74]:1-10. Yang artinya

Wahai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah kabar takut dan besarkanlah Tuhanmu,

sucikanlah kainmu, jauhilah berhala-hala dan janganlah kamu member nikmat untuk

memandang banyak nikmat-nikmat itu, dan bersabarlah karena Tuhanmu. Apabila telah ditiup

sangkakala, maka itulah hari yang sangat sulit dan sukar, terhadap segala orang kafir tidak pula

mudahnya

Page 6
Kemudian setelah itu wahyu berhenti, tidak turun lagi. Banyak pendapat yang

bermuculan, ada yang mengatakan 3 tahun, 2,5 tahun, 40 hari, dan bahkan 3 hari. Sampai Nabi

merasa kecewa lalu kemudian turunlah surat Adh-

Dhuha.6(BandingkandenganuraianDr.ShubhidalamkitabnyaMabahits:39)

Ayat terakhir yang diturunkan

QS.AL-Maidah[5]:3 , Yang artinya

Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku cukupkan

kepadamu nikmatku, dan telah aku ridhai islam itu jadi agama bagimu

QS.AL-Baqarah[2]:281, Yang artinya

Dan takuti olehmu akan hari yang kamu dikembalikan padanya kepada Allah, kemudian

disempurnakan kepada tiap-tiap jiwa apa yang ia telah usahakan dan mereka tidak dianiaya

II.4 Contoh Surat Yang Diturunkan Beserta Alasannya

Salahsatu contoh surat-surat yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad yaitu

QS. Al-Maaidah ayat 3, yang sebab turunnya adalah :

Ibnu Mandah meriwayatkan dalam kitab ash-Shahaabah, dari jalur Abdullah bin Jabalah bin

Hibban bin Hijr dari ayahnya dari kakeknya, Hibban, dia berkata, Pada suatu ketika kami

bersama Rasulullah. Lalu saya menyalakan perapian untuk memasak daging bangkai di dalam

panic. Lalu Allah menurunkan firmanya tentang pengharaman bangkai, maka panic itupun saya

tumpahkan

II.5 Kodifikasi Al-Quran

Kodifikasi Al-Quran

Pertama : pengumpulan dalam arti Hifdzuhu (menghafalkannya dalam hati). Jummaul

Quran artinya huffazuhu (penghafal-penghafalnya, orang yang menghafalkannya di

dalam hati).

Page 7
Kedua : pengumpulan dalam arti kitabuhu kullihi (penulisan al-Quran semuanya)

Ketiga: pengumpulan dalam arti merekam suara bacaan al-Quran, yaitu pelestarian al-

Quran dengan cara merekam dalam pita suara.

Periode Kodifikasi

Zaman Nabi

Zaman Abu Bakar

Zaman Usman

Ciri-Ciri Kodifikasi Al-Quran

Zaman Nabi dicirikan;

1. Nabi mengangkat para penulis wahyu al-Quran, seperti Ali dan Muawiyah.

2. Menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit kayu, pelana,

potongan tulang belulang binatang.

3. Jibril membacakan al-Quran kepada Rasulullah pada malam-malam bulan Ramadan

(murajaah).

4. Nabi mengoreksi langsung hapalan para sahabat, diantaranya: Ali bin Abi Thalib, Muaz

bin Jabal, Ubai bin Kaab, Zaid bin Sabit dan Abdullah bin Masud dan yang terakhir Zaid

bin Sabit.

5. Belum dibukukan dalam bentuk mushaf sebab masih menanti wahyu yang diturunkan.

6. Mengenai susunan surat, Nabi sendiri yang memerintahkannya.

Zaman Abu Bakar dicirikan;

1. Banyak para sahabat ahlul qura (penghapal) syahid dalam perang Yamamah. Umar

kemudian meminta kepada Abu Bakar membukukan al-Quran.

2. Mengumpulkan tulisan-tulisan dari para penghapal yang terserak.

3. Para penghapal harus membawa 2 orang saksi.

4. Dikumpulkan oleh Zaid bib Tsabit dalam satu mushaf (terbuat dari kulit onta),

kemudian disimpan di rumah Hafsah.

5. Belum dilengkapi tanda baca, juz, dan keterangan-keterangan lainnya seperti saat ini.

Page 8
Zaman Khalifah Usman dicirikan;

1. Terjadi perbedaan qiraat (bacaan) al-Quran, dan dikhawatirkan terjadi perpecahan.

2. Disusun dalam bentuk mushaf dengan dialek Qurays.

3. Usman membentuk panitia yang terdiri dari: Zaid bin Sabit , Abdullah bin Zubair, Saad

bin As dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam.

4. Menggandakannya menjadi beberapa; ada yang menyebutnya 5 dan 7 kali.

5. Membakar semua mushaf selain yang ditulis.

II.5 Hikmah Turunnya Alquran Secara Berangsur-angsur

Al-Quran tidak diturunkan kepada Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam sekaligus satu

kitab tetapi secara berangsur-angsur, surat-persurat, ayat-perayat menurut tuntutan peristiwa

yang melatarinya. Hikmah atau tujuannya ialah:

Untuk menguatkan hati Nabi Bahwa Turunnya Quran merupakan perstiwa besar yang

sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. Setelah akidah Islamiya

itu tumbuh dan mengakar di hati, baru Allah menurunkan ayat-ayat yang memerintah

berakhlak yang baik dan mencegah perbuatan keji dan mungkar untuk membasmi kejahatan

serta kerusakan sampai ke akarnya. Juga ayat-ayat yang menerangkan halal haram pada

makanan, minuman, harta benda, kehormatan, darah/pembunuh dan sebagainya.

Page 9
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Al Quran ialah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan

(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan

mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat

diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan pokok :

1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam

keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.

2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma keagamaan dan

susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual.

3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang

harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.

III.2 Daftar Pustaka

Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy. 2009.Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir.

Semarang: Pustaka Rizki Putra

Mohammad Aly Ash-Shabuny. 1996. Pengantar Studi Al-Quran (AT-Tibyan). Bandung:

Almaarif

M. Quraish Shihab.1996 . Membumikan AL-Quran . Bandung : Penerbit Mizan

Jalaluddin As-Suyuthi. 2008. Sebab Turunnya Ayat AL-Quran. Jakarta : Gema Insani

Al-Qattan Manna Khalil. 2010. Studi ilmu-ilmu Quran . Jakarta: Litera antarnusa

lpsi.uad.ac.id. 2015. Nuzulul_Qadifikas. Yogyakarta

Page 10

Anda mungkin juga menyukai