Pertanyaan :
1. a. Apa yang dimaksud dengan Nuzul al-qur`an
Secara bahasa, Nuzul Quran berasal dari dua kata, yakni Nuzul (menurunkan sesuatu
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah) dan Al Quran (kitab suci umat Islam).
Sehingga, Nuzulul Quran dapat diartikan peristiwa turunnya Al Quran dari tempat
yang tinggi ke muka bumi. Sedangkan makna secara lengkap, Nuzulul Quran adalah
peristiwa turunnya Al Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad untuk
digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam.
b. Sebutkan tahapan-tahapan Nuzul-al-qur`an dan apa tujuan Allah
menurunkan al-Qur`an secara bertahap.
Pada tahapan kedua ini Al Qur'an telah diturunkan oleh secara keseluruhan untuk
disimpan di langit paling bawah atau langit dunia yang bernama Bayt Al-Izzah.
Dalam fase ini Al Qur'an mulai diturunkan dari 'Bayt Al-Izzah' kepada Nabi
Muhammad SAW secara bertahap atau berangsur-angsur dengan perantara Malaikat
Jibril.
Tujuan Allah Menurunkan Al Quran secara bertahap :
1. Memantapkan hati Nabi Ketika menyampaikan dakwah
2. Menentang dan melemahkan para penentang al-Qur’an Nabi kerapkali berhadapan
dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang dilontarkan orang-orang musyrik dengan
tujuan melemahkan Nabi.
3. Memudahkan untuk dihapal dan difahami Nabi Muhammad sangat merindukan
turunnya wahyu.
4. Bentuk jawaban terhadap segala bentuk permasalahan atau problematika yang
terjadi pada masyarakat.
5. Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayat al-Qur’an turun) dan
melakukan pentahapan dalam penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum
syari`at, dan akhlak mulia.
c. Coba jelaskan Ayat yang pertama kali turun kepada Muhammad yaitu ketika
Muhammad menjadi Nabi ialah Surat al-Alaq 1-5.Sedangkan ayat yang pertama kali
turun kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul yaitu Surat Al-Mudatsir : 1-9
Proses kodifikasi Al Quran dibagi menjadi tiga periode, yakni pada masa Nabi
Muhammad, masa Khalifah Abu Bakar, dan Khalifah Utsman bin Affan.
a. Kodifikasi Al Quran pada masa Rasulullah
Kodifikasi Al Quran sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad masih hidup.
Saat itu, kodifikasi dilakukan dengan dua cara, yakni hafalan dan penulisan.
Menurut pendapat beberapa ulama isi kandungan Al-Qur’an itu antara lain :
b. Apa saja nama-nama lain dari Al-qur`an itu dan berikan penjelasan
Allah SWT telah menurunkan wahyu (Al-Qur’an) kepada Nabi Muhammad SAW,
dengan bermacam-macam nama antara lain :
2. Al-Kitab
Al-Kitab artinya : bacaaan, nama tersebut terdapat dalam surat An-Nahl ayat 89.
3. Al-Furqon
Al-Furqon artinya : Pembeda, nama tersebut terdapat dalam surat Al-Furqon ayat 1.
4. Adz-Dzikru
Adz-Dzikru artinya : Peringatan, nama tersebut terdapat dalam surat Al-Hijr ayat 9.
5. An-Nur
An-Nur artinya : Cahaya, nama tersebut terdapat dalam surat An-Nur ayat 34.
6. Asy-Syifa
Asy-Syifa artinya : Obat atau penawar, nama tersebut terdapat dalam surat Al-Isra’
ayat 82.
7. Al-Haq
Al-Haq artinya : Kebenaran, nama tersebut terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 48.
Disamping nama-nama diatas, ternyata masih ada nama-nama lain untuk Al-Qur’an
adalah sebagai berikut :
Pendapat ini merupakan ijma` kaum Muslimin, sebab kemunculan Abu Muslim
Al-Ashfahani beserta yang sepaham dengan beliau. Mereka mengemukakan
dalil-dalil kebolehan Nasakh tersebut, baik secara `Aqli maupun secara Sam`i/
Syar`i yaitu: Dalil Aqli Menurut akal, Nasakh itu tidak dilarang atau akal tidak
menganggap mustahil terjadinya Nasakh itu.
B. Bahwa nasakh tidak mungkin terjadi secara akal maupun Sam`i/
Syar`i.
Pendapat ini adalah dari seluruh kaum Nasrani masa sekarang ini, mereka
menyerang Islam dengan dalih "Nasakh" ini. Mereka beranggapan Nasakh ini
adalah Bada`.
Mereka beralasan terkadang tanpa hikmah dan kadang pula ada hikmahnya.
Tetapi baru diketahui setelah sebelumnya tidak diketahui. Alasan mereka
tidaklah benar, sebab hikmah nasikh (yang menghapus) atau hikmah yang di-
mansukh (yang dihapus) tentu sangat diketahui oleh Allah swt.
Oleh karenanya, ketika Allah swt mengalihkan hambanya dari satu ketentuan
hukum kepada ketentuan hukum yang lain sudah pasti terdapat kemaslahatan
didalamnya. Sebenarnya kaum Yahudi mengakui bahwa syari`ah Nabi Musa a.s
itu me-nasakh kepada hukum-hukum syari`ah sebelumnya dan memang dalam
nash-nash Taurat terdapat beberapa Nasakh, seperti diharamkannya sebagian
besar hayawan atas Bani Israil setelah sebelumnya diperbolehkan memakannya.
Allah swt. Berfirman Ali Imran ayat 93.
"semua makanan adalah halal bagi Bani Israil (Ya`qub) untuk dirinya sendiri
sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah :(jika kamu mengatakan ada makanan
yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah
dia jika kamu orang-orang yang benar"
Dalam kitab Taurat pun juga dituturkan, bahwa Nabi Adam a.s
memperbolehkan kawin antara saudara kandung yang kemudian diharamkan
pada masa Nabi Musa a.s. juga dalam Taurat disebutkan bahwa Nabi Musa
mulanya menyuruh membunuh orang-orang yang menyembah sapi kecil (al-
`ijlu), tetapi kemudian melarang hal tersebut.
Pendapat ini merupakan pendirian golongan Inaniyah, dan Abu Muslim al-
Ashfahani. Mereka mengakui terjadinya Nasakh menurut logika. Tetapi mereka
mengatakan dilarang secara syara`. Abu Muslim serta yang sependapat
dengannya berdalil dengan al-Qur`an yaitu: surat al-Fusshilat ayat 42:
"yang tidak datang kepadanya (al-Qur`an) kebatilan baik dari depan maupun
dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Terpuji"
Mereka menafsirkan ayat ini, bahwa hukum-hukum al-Qur`an itu tidak batal
atau tidak dihapus selamanya.
Padahal menurut al-Qurthuby, maksud dari ayat diatas adalah hukum-hukum al-
Qur`an itu, tidak akan ada kitab selainnya yang akan menghapuskan atau
membatalkan hukum-hukumnya, baik kitab sebelum al-Qur`an maupun
setelahnya.
أعلم ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ
ُ اهلل