Atau Qoroin ( Jamak dari Qorina) : indikasi/sebagai tanda dari ayat yang satu dengan yang lain
- membaca : melafalkan huruf-huruf di Al-Qur'an sehingga menjadi kata dan kalimat sehingga
membentuk ayat Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah firman Allah/Kalamullah yang ditukan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam melalui malaikat Jibril dalam bahasa Arab baik secara lafadz atau tulisan atau maknanya
yangterima terhimpun dalam suatu masa yang dimulai dari al-fatihah dan diakhiri surat an-nas yang
merupakan mukjizat terbesar didapatkan nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
1. Kalamullah
2. Bersifat abstrak
3. Berbahasa Arab
1. Al-Qur'an
5. Adz-Dzikr : peringatan agar manusia senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi yang buruk.
Sub materi 3 : menjelaskan kedudukan Al-Qur'an
sebagai sumber dari segala sumber aturan hukum atau nilai sehingga semua aturan kehidupan manusia
dalam berbagai aspek seperti aspek keagamaan ekonomi politik pengetahuan atau pendidikan itu
sumbernya dari Al-quran.
4. Universal (bacaan Al-Qur'an berlaku dimana saja begitupun dengan nilai2 yang terkandung di dalam
Al-Qur'an)
2. sebagai pembeda
6. Sebagai penjelas
7. Sebagai peringatan
8. Sebagai nasihat
SEJARAH AL-QURAN
• PENGERTIAN WAHYU :
- Wahyu secara Bahasa (etilogis) : Sesuatu yang tersembunyi dan rahasia dan sesuatu
yang tersampaikan secara cepat .
- Wahyu secara Istilah : Penyampaian informasi atau pemberitahuan yang sangat rahasia dan
tersembunyi yang berlangsung sangat cepat dan yang dikhususkan kepada seseorang yang
dikehendaki tanpa ada pihak lain yang mengetahuinya.
- Terdapat 5 wahyu di dalam Al-Qur’an :
1. Al-Ilhamul Fitri Al-Insan : Ilham yang diberikan kepada manusia
2. Al-Ilham Al-Gharizy lil Hayawan : Insting yang ada pada hewan
3. Al- Isyaro As-Syariah : Isyarat diri yang ada pada diri manusia / makhluk allah
4. Al – Waswastu Syaiton : Bisikan-bisikan syaiton
5. Msyyil Qihilah Alal Malaikatihi lil Amrin Liyaf Alu: Perintah allah kepada
malaikat untuk membantu manusia.
- Wahyu secara Khusus : Informasi penyampaian firmannya allah kepada seorang nabi
ataupun rasul melalui malaikat jibril
• Wahyu diturunkan dengan berbagai cara : 1. Ruqyah sodiqah fil mana : Diturunkan
kepada nabi dan rasul secara langsung oleh Allah SWT melalui mimpi.
2. Min wara’il hijab : Diturunkan secara langsung oleh Allah SWT namun bai dan rasul
tidak dapat melihat Allah SWT secara langsung.
3. Disampaikan melalui malaikat jibril dengan :
- Memasukan firmannya Allah secara langsung ke dalam hati para nabi dan rasul.
- Malaikat jibril menampakkan diri kepada nabi dan rasul.
- Malaikat jibril menyamar sebagai seorang laki-laki kepada nabi dan rasul untuk
memberikan wahyu.
- Malaikat jibril datang kepada para nabi dan rasul seperti gemercing lonceng yang
berbunyi sangat kencang .
Seperti yang tertulis di surat Al-Hijr (9) : ‘sesungguhnya kami (Allah) lah yang
menurunkan Al-Qur’an dan kami (Allah) lah yang menjaga Al-Qur’an” Jadi, Allah
SWT yang telah menjamin langsung kemurnian Al-Qur’an hingga hari akhir nanti.
Allah SWT memiliki 2 cara untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an :
1. Dengan hafalan
2. Dengan penulisan Al-Qur’an sejak awal diturunkan tidak dengan berbentuk tulisan
namun bacaan . untuk menjaga keeksisan Al-Qur’an Nabi dan para sahabat pun
menghafalkan Al-Qur’an , adapun sahabat nabi yang menghafalkan Al-Qur’an dari awal
hingga akhir adalah :
1. Abu Bakar As-Siddiq
2. Usman bin Affan
3. Umar bin Khattab
4. Ali bin Abi Thalib
5. Dan para sahabat yang lainnya
BAB 3
Kemukjizatan Al-Qur’an
“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah
dia ciptakan, dan dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-
gunung, dan dia jadikan pakaian yang memeliharamu dari panas dan
pakain (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah
Allah menyempurnakan nikmat Nya atasmu agar kamu berserah diri
(kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81)
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu berada di dalam garis edarnya.”
(QS Al Anbiya:33)
Al-Quran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An-Najm ayat 45-46
Setiap manusia memiliki sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dan lainnya, keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19
sebelum penemuan itu sidik jari hanya dianggap lengkungan biasa yang
tidak memiliki arti. Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 3-4 menjelaskan
tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang
yang telah meninggal bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-
ujung jarinya dengan sempurna.
Air susu ibu atau asi sangat bermanfaat untuk bayi. Asi adalah
sumber makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh, tidak ada susu buatan manusia yang
mampu menandingi kualitas asi. Al-Quran surat Al-Luqman ayat 14
menganjurkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya
telah mengandung dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah
menyapihnya dalam 2 tahun. Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang
terbaik untuk memberikan asi bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena
memberikan banyak manfaat.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh
ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita
yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia
dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS. An-Nuur: 40)
Keajaiban lain disebutkan dalam Q.S Fushsilat ayat 12 " ... Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya " yang berati Allah SWT
memberikan langit dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Lapisan
Atmosfer memiliki fungsi penting bagi makhluk hidup yang ada di bumi dari
pembentukan hujan, perlindungan dari sinar berbahaya, pemantulan
gelombang radio, perlindungan terhadap meteor yang berbahaya. Fakta-
fakta ini ditemukan teknologi canggih pada abad ke-20 dan ditemukan
dalam Al Quran 1400 tahun yang lalu.
BAB 4
Penjelasan :
Al Quran di turunkan melalui perantara malaikat Jibril yang menyampaikan
langsung kepada Nabi Muhammad.
A. . Periode Makkah
• Penjelasan arti Periode Makkah
• Ciri-cirinya
Ciri-ciri yang pasti dari surah Makkiyah, yakni jika di dalamnya terdapat ini:
Periode Mekah
1. Al-'Alaq 30. Al-Qiyamah 59. Al-Mukmin
B. Periode Madinah
Penjelasan arti Periode Madinah
Islam periode Madinah merupakan fase penting dari transformasi
Islam sebagai agama menjadi sebuah peradaban. Persaudaraan
kewarganegaraan, perjanjian, keadilan dan kesetaraan adalah pilar yang
melandasi peradaban Madinah. Islam periode Madinah menandai kejayaan
sebagai sebuah peradaban baru.
Ciri-ciri Madinah/madaniyah
1. Kalimatnya banyak menggunakan kata yang mendalam, kokoh dengan
makna yang kuat
QS. Al-Maidah
QS. Al-Anfal
QS. At-Taubah
QS. Al-Hajj
QS. An-Nur
QS. Al-Ahzab
QS. Muhammad
QS. Al-Fath
QS. Al-Hujurat
QS. Ar-Rahman
QS. Al-Hadid
QS. Al-Mujadilah
QS. Al-Hasyr
QS. Al-Mumtahanah
QS. Ash-Shaf
QS. Al-Jumu'ah
QS. Al-Munafiqun
QS. At-Taghabun
QS Ath-Thalaq
QS. At-Tahrim
QS. Al-Insan
QS. Al-Bayyinah
QS. Al-Zalzalah
QS. An-Nashr
Bagaimana proses penyusunan ayat atau surat al-Qur’an, apakah sesuai dengan
kronologinya atau tidak ?
Penjelasan :
Bagaimana proses penyusunan ayat atau surat al-Qur’an, apakah sesuai dengan
kronologinya atau tidak ?
Penjelasan :
Salah satu aransemen kronologi al-Quran versi Barat yang terpopuler adalah
yang diupayakan Theodor Noeldeke (w.1930) dan muridnya, Friedrich Schwally
(w. 1919), dalam karya monumental mereka, Geschichte des Qorãns. Noeldeke
dan Schwally, yang mengadopsi dan mengembangkan gagasan Gustav Weil,
membagi pewahyuan al-Quran ke dalam empat periode: (i) Makkah pertama
atau awal; (ii) Makkah kedua atau tengah; (iii) Makkah ketiga atau akhir; dan
(iv) Madinah. Titik-titik peralihan untuk keempat periode ini adalah masa hijrah
ke Abisinia (sekitar 615) untuk Makkah awal dan Makkah tengah, saat
kembalinya Nabi dari Tha’if (620) untuk Makkah tengah dan Makkah akhir, serta
peristiwa hijrah (September 622) untuk Makkah akhir dan Madinah.
Atas dasar apa penyusunan ayat atau surat al-Qur’an dalam mushaf al-Qur’an ?
Penjelasan :
Penjelasan :
Penjelasan :
Penjelasan :
1. Asbabun nuzul ayat mengisahkan suatu konflik. Di mana pada waktu itu,
orang-orang Yahudi menebarkan isu peperangan di antara suku Aus dan
Khajraj menjadi sebab turunnya Surat Ali Imran ayat 100.
َ يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنْ ت ُِطي ُعوا فَ ِريقًا ِمنَ الَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِكت
ََاب يَ ُردُّو ُك ْم بَ ْع َد إِي َمانِ ُك ْم َكافِ ِرين
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sekelompok orang dari
ahli kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman”.
2. Ayat Al-Qur’an turun sebagai peringatan atas kesalahan yang fatal yang
dilakukan umat Islam pada saat itu. Peristiwa itu seperti teguran kepada
seseorang yang melaksanakan shalat dalam keadaan mabuk.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Sahabat Anas r.a, bahwa Sayyidina
Umar bin Khattab pernah mengusulkan kepada Rasulullah SAW prihal maqam
Ibrahim sebagai tempat shalat. Kemudian turunlah Surat al-baqarah ayat
125.
ًّىsrصًل
َ َوات َِّخ ُذو ْا ِمن َّمقَ ِام إِ ْب َرا ِهي َم ُم
Sedangkan asbabun nuzul yang berupa pertanyaan juga terbagi menjadi tiga
bentuk:
وح ِمنْ أَ ْم ِر َربِّي َو َما أُوتِيتُ ْم ِمنَ ا ْل ِع ْل ِم إِاَّل قَلِياًل ُّ وح قُ ِل
ُ الر ِ الر ِ سأَلُونَ َك ع
ُّ َن ْ ََوي
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah “Roh itu termasuk
urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberikan pengetahuan melainkan
sedikit” (Q.S. al-Isra ayat 85).
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang firman Allah di atas ia berkata,
“Ayat ini turun terkait ahlul kitab.”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalan Ikrimah dari Ibnu Abbas yang
mengatakan, “Ayat ini turun terkait ulama-ulama Yahudi, mereka
menemukan ciri-ciri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertulis dalam Taurat;
bermata hitam, bermata besar dan bening, berpostur sedang, berambut ikal
dan berwajah tampan. Tapi mereka menghapus ciri-ciri ini karena iri dan
dengki. Atau mereka mengatakan, “Kami mendapatinya (dalam kitab kami)
bertubuh jangkung, bermata biru dan berambut lurus.”
Al-qur’an sebagai kitab suci yang telah terkodifikasi menjadi mushaf dalam
perkembangannya mempunyai beberapa unsur/komponen, antara lain :
1. Ayat
2. Surat
Penjelasan : Berasal dari kata as-suwar, bentuk jamak dari surah. Dalam
pengertian terminologis, as-surah berarti kumpulan ayat-ayat aAl-Qur’an yang
berdiri sendiri mempunyai mathlah(permulaan) dan maqtha’(akhir), batas
terpotongnya ayat.
3. Juz
Penjelasan : Fawatih al-Suwar dengan terdiri dari dua kata yang masing-
masing berasal dari jama’ taksir, ﻔﻮﺍﺘحberasal dari
kata ﻔﺎﺘﺣﺔ sedangkan ﺍﻠﺴﻮﺭ berasal dari kata ﺴﻮﺭﺓ . Menurut bahasa ﻔﺎﺘح berarti
pembukaan, keutamaan dan kemuliaan. Secara etimologi ﺴﻮﺭﺓ adalah sebagai
sesuatu yang mengandung arti al-manzilah (tempat atau kedudukan).
fawatih al-suwar adalah pembukaan atau awalan dari surah-surah Al-Qur’an.
Sura (Makkiyah/Madaniyah
t
BAB 5
Kata tahlili adalah bentuk masdar dari kata hallala-yuhallilu-tahliilan, yang berasal dari
kata halla-yahullu-halln yang berarti membuka sesuatu.
Sedang definisi penafsiran tahlili adalah metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan
dengan cara menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dalam berbagai aspek, serta menjelaskan maksud
yang terkandung di dalamnya sehingga kegiatan mufassir hanya menjelaskan ayat demi ayat,
surat demi surat, makna lafal tertentu, susunan kalimat, persesuaian kalimat satu dengan
kalimat lain, asbabun nuzul, nasikh mansukh, yang berkenaan dengan ayat yang ditafsirkan.
B.Muhdoi
Metode tafsir maudhu’i adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-
Qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai tujuan yang satu,
yang bersama-sama membahas topik atau judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan
masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat
tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya
dengan ayat-ayat yang lain, kemudian mengistimbatkan hukum-hukum.
C. Ijmali
Metode Ijmali adalah metode yang paling awal muncul karena sudah digunakan sejak
Nabi dan para sahabat. Nabi dan para sahabat dalam menafsir Al-Qur’an tidak memberikan
rincian yang detail.
Dengan metode Ijmali, seorang mufasir menafsirkan ayat ayat Al-Qur’an secara ringkas,
mulai dari ayat pertama sampai ayat terakhir sesuai dengan susunan ayat dan surat di dalam
mushaf dengan bahasa yang popular dan mudah dipengerti. Makna yang diungkapkan biasanya
diletakkan di dalam rangkaian ayat ayat dengan menggunakan lafazh bahasa yang mirip bahkan
sama dengan Al-Qur’an, sehingga pembaca akan merasa bahwa uraiannya tidak jauh dari gaya
Bahasa Al-Qur’an itu sendiri.
Penjelasan musafir dalam metode ini sangat singkat. Kosa kata yang dianggap sulit
dijelaskan dengan mencari padanan atau dengan penjelasan singkat. Kadang juga dijelaskan
kedudukan kata perkata dalam struktur Bahasa Arab, mana mubtada, khabar, hal dan
sebagainya. Biasanya ayat yang ditafsirkan diletakkan dalam dua tanda kurung, setelah kurung
penutup langsung diberi penjelasan ringkas.
Contoh terbaik untuk kitab tafsir yang menggunakan metode ini antaralain : (1)
Muhammad Farid Wajdi, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim; (2) Jalal ad-Din Abu al-Fadhl ‘Abd Ar-
Rahman ibn Abi Bakr as-Suyuthi (w. 911 H) dan Jalal Ad-Din Muhammad ibn Ahmad al Muhalli
(w. 864 H), Tafsir al-Jalalain.
D.Mukoron
motode diatas?
A. Tahlili
Dalam menggunakan metode penafsiran tahlili, terdapat langkah-langkah penafsiran
yang pada umumnya digunakan, yaitu:
3.Menerangkan arti mufrodat (kosa kata), termasuk di dalamnya kajian bahasa yang
B. Maudhui
C. Ijmali
a. Menentukan ayat Al-Qur’an yang akan ditafsirkan menurut urutannya dalam mushaf
atau menurut urutan turunnya.
b. Menjelaskan makna mufrodat (kosa kata) dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
c. Menjelaskan makna ayat-ayat tersebut berdasarkan kaidah-kaidah bahasa arab, seperti
menjelaskan hukum dhamir dan susunan kalimatnya.
d. Dan menjelaskan asbabun nuzulnya dan munasabahnya.
e. Dalam penafsirannya dijelaskan dengan hadist, atsar para sahabat, dan orang-orang
shaleh terdahulu atau pendapat penafsir sendiri.
D. Mukoron
Dalam menggunakan metode penafsiran mukoron, terdapat langkah-langkah penafsiran
yang pada umumnya digunakan, yaitu:
Qur’an?
Beberapa kelebihan yang dimiliki tafsir Tahlili (Analitik) adalah sebagai berikut :
Ruang lingkupnya sangat luas, Karena luasnya ruang lingkup metode ini mufasir dapat
menggunakan bentuk bi al-matsur dan bi al-ra’yu.
Menampung berbagai ide, Metode ini memberikan kesempatan yang luas kepada
mufasir untuk mencurahkan ide dalam menafsirkan Al-Qur'an, terlebih lagi dalam
bentuk bi al- ra’yu sehingga menghasilkan penafsiran yang lebih bercorak dan lebih
berkembang.
Keberadaan metode ini telah memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
melestarikan dan mengembangkan khazanah intelektual Islam, khususnya dalam bidang
tafsir Al-Qur’an. Jika menginginkan pemahaman yang luas dari suatu ayat dengan
melihatnya dari berbagai aspek, maka tiada jalan lain kecuali menempuh atau
menggunakan metode analitis.
Memudahkan para da’i atau pengajar, untuk memahami dan memahamkan orang lain
tentang tafsir sebuah ayat.
- Tafsir dengan metode tematik dapat menjawab tantangan zaman, yang menimbulkan
permasalahan yang semakin kompleks. Maka dengan Metode tafsir ini dapat
menjelaskan tantangan zaman dengan menjelaskan ayat secara tuntas.
- Menggunakan Praktis dan sistematis, Metode tafsir tematik yang praktis dan sistematis
sangat cocok dengan kehidupan umat yang memiliki mobilitas yang tinggi. Dan sangat
cocok bagi mereka yang malas membaca kitab besar dengan segala kesibukan yang
dimilikinya.
- Bersifat Dinamis, Metode ini membuat tafsir selalu dinamis sehingga menimbulkan
kesan bahwa Alquran selalu mengayomi dan membimbing umat. Dengan demikian,
Alquran selalu aktual dan tidak ketinggalan zaman.
Tolak ukur tafsir ij’mali (Tafsir Global) adalah pembahasan yang ringkas-ringkas dan mudah
dipahami. Kelebihan yang dimiliki tafsir Ij’mali adalah sebagai berikut :
Praktis dan mudah dipahami karena kalimatnya yang tidak berbelit-belit. Metode ini
menjelaskan kepada pembaca secara singkat agar mudah dipahami.
menggunakan bahasa Seperti bahasa Al-Qur'an, Pembaca tidak akan terasa bahwa dia
sedang membaca kitab tafsir. Karena bahasa yang digunakan seperti bahasa Al-Qur'an.
Bebas dari penafsiran isra`iliyyat, dikarenakan ringkasnya penafsiran.
Metode Muqorin atau disebut juga metode tafsir komparatif memiliki cakupan yang
luas karena tidak hanya membandingkan ayat dengan ayat, tetapi juga membandingkan ayat
dengan hadis dan pendapat mufasir lainnya.
Menjadikan petunjuk Al-Qur’an bersifat parsial dan tidak ada ruang untuk
mengemukakan analisis yang memadai
Tidak mampu mengantarkan pembaca untuk mendialogkan Al-Qur’an dengan
permasalahan sosial maupun keilmuan yang aktual dan problematika
Menimbulkan ketidakpuasan pakar Al-Qur’an dan memicu mereka untuk menemukan
metode lain yang dipandang lebih baik dari metode global
Penafsiran yang menggunakan metode ini, tidak dapat diberikan kepada para pemula
Metode Muqarrin kurang dapat diandalkan untuk menjawab permasalahan sosial yang
tumbuh di tengah masyarakat. hal itu disebabkan metode ini lebih mengutamakan
perbandingan daripada pemecahan masalah
Metode Muqarrin terkesan lebih banyak menelusuri penafsiran-penafsiran yang pernah
di berikan oleh ulama daripada mengemukakan penafsiran-penafsiran baru. Sebenarnya
kesan serupa itu tak perlu timbul bila mufassirnya kreatif
A. Kitab Tahlili
- Contoh kitab-kitab tafsir yang menggunakan metode ini dengan bentuk ma’tsur adalah:
B. Kitab Maudhui
Contoh tafsir maudhu'i :
C. Kitab ijmali
D. Kitab Muqqarin