Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

Sub materi 1: Menjelaskan tentang pengertian Al-Qur'an secara etimologis (bahasa)

Al-Qur'an berasal dari bahasa Arab yaitu :

• Al-Qur'an disebutkan langsung oleh Allah SWT

•Qorona : menggandengkan surat-surat atau ayat-ayat yang ada di Al-Qur'an

Atau Qoroin ( Jamak dari Qorina) : indikasi/sebagai tanda dari ayat yang satu dengan yang lain

• Qara'a : - jamak/jamaah : mengumpulkan/menghimpun isi kandungan di dalam Al-Qur'an (perintah,


larangan, aturan2 nilai)

- membaca : melafalkan huruf-huruf di Al-Qur'an sehingga menjadi kata dan kalimat sehingga
membentuk ayat Al-Qur'an.

• Menjelaskan tentang pengertian Al-Qur'an secara terminologis ( istilah)

Al-Qur'an adalah firman Allah/Kalamullah yang ditukan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam melalui malaikat Jibril dalam bahasa Arab baik secara lafadz atau tulisan atau maknanya
yangterima terhimpun dalam suatu masa yang dimulai dari al-fatihah dan diakhiri surat an-nas yang
merupakan mukjizat terbesar didapatkan nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

•Al-Qur'an mempunyai 5 komponen :

1. Kalamullah

2. Bersifat abstrak

3. Berbahasa Arab

4. Termasuk mukjizat terbesar

5. Dihitung sebagai ibadah bagi yang membacanya

Sub materi 2 : Menyebutkan nama-nama Al-Qur'an

1. Al-Qur'an

2. Al-kitab : sesuatu yang ditulis menjadi buku atau kitab

3. Al-furqan : sebagai pembeda antara yang baik dan yang salah

4. At-tanzil : sesuatu yang diturunkan langsung dari Allah SWT

5. Adz-Dzikr : peringatan agar manusia senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi yang buruk.
Sub materi 3 : menjelaskan kedudukan Al-Qur'an

sebagai sumber dari segala sumber aturan hukum atau nilai sehingga semua aturan kehidupan manusia
dalam berbagai aspek seperti aspek keagamaan ekonomi politik pengetahuan atau pendidikan itu
sumbernya dari Al-quran.

Allah mempunyai beberapa aturan untuk mengatur alam semesta :

1. Sunnatullah ( hukum alam)

2. Dijumlah ( Agama Allah SWT)

• Adapun karakter dari Al-Qur'an :

1. Absolute (pasti benar)

2. Unik (hanya satu)

3. Statis (tidak pernah berubah)

4. Universal (bacaan Al-Qur'an berlaku dimana saja begitupun dengan nilai2 yang terkandung di dalam
Al-Qur'an)

Sub Materi 4 : Fungsi Al-Qur'an

1. sebagai petunjuk untuk menjalani kehidupan

2. sebagai pembeda

3. sebagai cahaya atau penerang

4. Sebagai pemberi kabar gembira

5. Sebagai obat hati

6. Sebagai penjelas

7. Sebagai peringatan

8. Sebagai nasihat

9. Sebagai pemberi informasi yang paling baik

10. Sebagai penengah, pengadil, atau hukum


BAB 2

SEJARAH AL-QURAN

Sejarah Al-Quran hari ini membahas 3 sub tes :

1. Proses pengwahyuan Al-Qur’an


2. Sejarah penulisan Al-Qur’an
3. Sejarah penghimpunan dan pembukuan Al-Qur’an

#1 PROSES PEMWAHYUAN AL-QUR’AN

• PENGERTIAN WAHYU :

- Wahyu secara Bahasa (etilogis) : Sesuatu yang tersembunyi dan rahasia dan sesuatu
yang tersampaikan secara cepat .
- Wahyu secara Istilah : Penyampaian informasi atau pemberitahuan yang sangat rahasia dan
tersembunyi yang berlangsung sangat cepat dan yang dikhususkan kepada seseorang yang
dikehendaki tanpa ada pihak lain yang mengetahuinya.
- Terdapat 5 wahyu di dalam Al-Qur’an :
1. Al-Ilhamul Fitri Al-Insan : Ilham yang diberikan kepada manusia
2. Al-Ilham Al-Gharizy lil Hayawan : Insting yang ada pada hewan
3. Al- Isyaro As-Syariah : Isyarat diri yang ada pada diri manusia / makhluk allah
4. Al – Waswastu Syaiton : Bisikan-bisikan syaiton
5. Msyyil Qihilah Alal Malaikatihi lil Amrin Liyaf Alu: Perintah allah kepada
malaikat untuk membantu manusia.
- Wahyu secara Khusus : Informasi penyampaian firmannya allah kepada seorang nabi
ataupun rasul melalui malaikat jibril
• Wahyu diturunkan dengan berbagai cara : 1. Ruqyah sodiqah fil mana : Diturunkan
kepada nabi dan rasul secara langsung oleh Allah SWT melalui mimpi.
2. Min wara’il hijab : Diturunkan secara langsung oleh Allah SWT namun bai dan rasul
tidak dapat melihat Allah SWT secara langsung.
3. Disampaikan melalui malaikat jibril dengan :

- Memasukan firmannya Allah secara langsung ke dalam hati para nabi dan rasul.
- Malaikat jibril menampakkan diri kepada nabi dan rasul.
- Malaikat jibril menyamar sebagai seorang laki-laki kepada nabi dan rasul untuk
memberikan wahyu.
- Malaikat jibril datang kepada para nabi dan rasul seperti gemercing lonceng yang
berbunyi sangat kencang .

• PROSES PENURUNAN AL-QUR’AN

Al-Qur’an sebagai firmannya Allah SWT diturunkan kepada nabi Muhammad


SAW mengalami 3 tahapan , yaitu :
1. Al-Qur’an turun sekaligus ke lauh mahfudz oleh Allah SWT
2. Lalu diturunkan ke baitul iza ( langit dunia)
3. Lalu disampaikan kepada nabi Muhammad SAW secara bertahap / berangsur-
angsur

Namun terdapat hikmah dengan diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-


angsur :
1. Untuk menguatkan nabi Muhammad SAW
2. Untuk memudahkab nabi dan para sahabat untuk menghafal
3. Untuk menerapkan hokum di masyarakat
4. Sebagai bukti bahwa Al-Qur’an bukan rekayasa nabi Muhammad SAW
5. Sebagai mukjizat nabi Muhammad SAW

-AL-QUR’AN DITURUNKAN SELAM 22 TAHUN, 2 BULAN, 22 HARI/ 23 TAHUN-

#2 SEJARAH PENULISAN AL-QUR’AN

Seperti yang tertulis di surat Al-Hijr (9) : ‘sesungguhnya kami (Allah) lah yang
menurunkan Al-Qur’an dan kami (Allah) lah yang menjaga Al-Qur’an” Jadi, Allah
SWT yang telah menjamin langsung kemurnian Al-Qur’an hingga hari akhir nanti.
Allah SWT memiliki 2 cara untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an :
1. Dengan hafalan
2. Dengan penulisan Al-Qur’an sejak awal diturunkan tidak dengan berbentuk tulisan
namun bacaan . untuk menjaga keeksisan Al-Qur’an Nabi dan para sahabat pun
menghafalkan Al-Qur’an , adapun sahabat nabi yang menghafalkan Al-Qur’an dari awal
hingga akhir adalah :
1. Abu Bakar As-Siddiq
2. Usman bin Affan
3. Umar bin Khattab
4. Ali bin Abi Thalib
5. Dan para sahabat yang lainnya

Dan adapun yang membantu nabi dalam menulis Al-Qur’an , adalah :


1. Mu’awwiyah bin abu shofyan
2. Ali bin abi thalib
3. Usman bin affan
4. Dan para sahabat yang lain

Media untuk menulis Al-Qur;an pun ada beberapa jenis, yaitu :


1. Daun lontar
2. Batu tulis berawrna putih
3. Pelepah kurma
4. Tulang pelikat onta
5. Tulang rusuk
6. Lembaran-lembaran kulit hewan (sapi, domba)

#3 SEJARAH PENGHIMPUNAN DAN PEMBUKUAN AL-QUR’AN


Meskipun tulisan beragam tapi bacaannya sama atau seragam. Ada peristiwa
dimana Nabi Muhammad diminta suku mengirim sahabat Nabi yang hafal Al-Qu’ran untuk
mengajari mereka tetapi para sahabat Nabi sewaktu dalam perjalanan diracun oleh suku
tersebut dan akhirnya wafat dan Nabi pun marah dan itulah muncullah doa qunut. Pada
masa pemerintahan Abu Bakar As Shiddiq ada perang yamamah yang dipimpin Khalid bin
walid untuk memerangi orang murtad dan memberantas nabi palsu musailamah al khadzab
dan ada 70 sahabat nabi yang mati syahid . Setelah Umar bertemu Abu Bakar, Umar
mengusulkan untuk menyatukan Al-Qur’an menjadi satu, akan tetapi Abu Bakar menolak
karena Nabi tidak pernah memerintahkan seperti itu. Dan Umar memberi penjelasan agar
Al-Qur’an bisa dihimpun menjadi satu dan dengan penjelasan yang begitu panjang akhirnya
Abu bakar menyetujui dan mengutus sekretarisnya yaitu Zaid bin Tsabit , sebagai
awalnya Zaid bin Tsabit juga menolak tapi setelah berdiskusi akhirnya Zaid bin Tsabit
menyetujui dan membentuk tim proyek itu dan membutuhkan waktu kurang lebih 1
tahun. Zaid bin Tsabit meneliti dengan seksama dan akhirnya menghimpun Al-Qur’an
menjadi satu ditulis, dikulit dan kemudian dimasukkan ke dalam kotak. Dan diserahkan
ke Abu Bakar sebagai dokumen resmi. Setelah Abu Bakar wafat diserahkan kepada
Umar setelah Umar wafat diberikan kepada putrinya yaitu istri Rasulullah.
Pemerintahan Utsman Bin Affan penyebaran agama islam berkembang sudah
sangat pesat dan luas , dan terjadi perbedaan tulisan Al-Qur’an dari bahasa dan
bacaannya. Khalifah Utsman memerintahkan kepada Zaid Bin Tsabil menulis penulisan
Al-Qur’an kembali sesuai yang ada. Hasil dari proses ini ada 4 mushab. Kemudian dikirim
ke madinah, gasrah, khuffah, syiria. Al-Qur’an yang dikirim tadi akan menjadi master di
daerah tsb. Al-qur’an yang lainnya yang berbeda pun dimusnahkan agar tidak ada lagi
pebedaan-perbedaan. Al-qur’an masih menggunakan tulisan tangan karena belum ada
percetakan. Dan belum ada harakatnya akan tetapi itu menimbulkan kesulitan, Akhirnya
semakin cepat perkembangan kemudian dituliskan atau ditambahkan tanda baca agar
memudahkan pembacanya. Kemudian ditemukan di eropa mesin cetak dan Al-Qur’an di
cetak disana. Semakin cepat perkembangannya pada zaman sekarang Al-Qur’an sudah
dalam bentuk digital.

BAB 3

Kemukjizatan Al-Qur’an

Mukjizat secara bahasa artinya melemahkan, sesuatu yang menjadikan pihak


lain tidak mampu. Mukjizat adalah kemampuan yang sangat menonjol pada diri
seseorang sehingga dia dapat menundukkan pihak lain. Secara istilah, Mukjizat
adalah satu keadaan yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan oleh Allah
SWT pada seorang nabi untuk memperkuat kenabiannya.
 Mukjizat yang bersifat rasional (aqliah) : Mukjizat yang untuk dapat
menangkap nilai-nilai kemukjizatannya harus menggunakan kecerdasan
akal pikiran.
Contoh : Kitab Suci Al-Qur’an
 Mukjizat yang bersifat material indrawi (issiyah) : Mukjizat yang dapat
dilihat, didengar, dicium, dirasa oleh manusia.
Contoh : terbelahnya bulan, berubahnya tongkat Nabi Musa menjadi ular,
terbelahnya laut dan berubah menjadi jalan.

Mukjizat Ilmiah Al-Qur’an

Mukjizat bukanlah kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai


umat manusia melainkan kelebihan yang Allah SWT berikan untuk meneguhkan
kedudukan rasulnya dan mempertegas seruan dakwah mereka agar manusia
beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukannya.

Mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah


kitab suci Al-Qur’an. Salah satu mukjizatnya adalah terpelihara keasliannya dan
tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 ramadhan
hingga kiamat nanti.

Fakta Ilmiah Al-Qur’an yang dihimpun dari beberapa sumber :

1. Fakta Tentang Besi :

“Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan


membawa bukti bukti yang nyata dan telah kami turunkan Bersama
mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. Dan kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa”. (QS Al-Hadid 25)

“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah
dia ciptakan, dan dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-
gunung, dan dia jadikan pakaian yang memeliharamu dari panas dan
pakain (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah
Allah menyempurnakan nikmat Nya atasmu agar kamu berserah diri
(kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81)

2. Fakta Penciptaan Berpasang-pasangan :

Surat yasin ayat 36 menjelaskan Allah menciptakan segala sesuatu


berpasang pasangan dalam ayat lain Allah juga berfirman :

“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang pasangan supaya


kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS Adz-Zaariyat : 49)

Menurut ayat ini Allah menciptakan yang berpasangan bukan hanya


manusia melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai
partikel yang tidak terlihat mata. Seorang ilmuan asal Inggris Paul Dirac
berhasil melakukan penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan
secara berpasangan.

3. Fakta Tentang Garis Edar Tata Surya :

Matahari, Planet, Satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam


garis edarnya masing-masing. Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 33 dan surat
Yasiin ayat 38 menjelaskan tentang itu dan terbukti kebenarannya.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu berada di dalam garis edarnya.”
(QS Al Anbiya:33)

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah


ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” ( QS Yaa Siin:38)

“Dan telah tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga


(setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua.” (QS Yaa Siin:39)
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar
pada garis edarnya.” (QS Yaa Siin:40)

4. Fakta Penciptaan Manusia dalam 3 Tahapan :

"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pra-embrionik; dua


setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan,
dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran." (Williams P., Basic
Human Embryology, 3. edisi, 1984, s. 64.)

Tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah tahap berikut:


- Tahap Pra-embrionik
- Tahap Embrionik
- Tahap fetus

5. Fakta Tentang Jenis Kelamin Bayi:

Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis


kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani
pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom
y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya
mengandung kromosom x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis
kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang membuahi, apakah
mengandung kromosom x atau y.

Al-Quran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An-Najm ayat 45-46

“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita,


dari air mani, apabila dipancarkan.”

6. Fakta Tentang Sidik Jari Manusia :

Setiap manusia memiliki sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dan lainnya, keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19
sebelum penemuan itu sidik jari hanya dianggap lengkungan biasa yang
tidak memiliki arti. Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 3-4 menjelaskan
tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang
yang telah meninggal bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-
ujung jarinya dengan sempurna.

“Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan


(kembali) tulang belulangnya?” Bukan demikian, sebenarnya kami kuasa
menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.” (QS Al Qiyamah
ayat 3-4)

7. Fakta Tentang Menyusui Bayi Selama 2 Tahun :

Air susu ibu atau asi sangat bermanfaat untuk bayi. Asi adalah
sumber makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh, tidak ada susu buatan manusia yang
mampu menandingi kualitas asi. Al-Quran surat Al-Luqman ayat 14
menganjurkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya
telah mengandung dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah
menyapihnya dalam 2 tahun. Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang
terbaik untuk memberikan asi bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena
memberikan banyak manfaat.

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua


orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapaknu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

8. Fakta Tentang Gunung :

Gunung berfungsi sebagai penyeimbang bumi dari goncangan,


gunung muncul dari lempengan-lempengan raksasa sehingga membentuk
kerak bumi. Ketika lempengan bertumpuk lempengan yang kuat akan
menyelip ke bawah. Al-qur'an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa
ayat QS. Al-Anbiya 31 dan QS. An-Naba 6 - 7 gunung di ibaratkan paku yang
menjadikan lembaran kayu untuk saling menyatu.
9. Fakta Tentang dasar lautan yang gelap

Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter


tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di
bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 meter.
Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu
menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun,
pernyataan “gelap gulita di lautan yang dalam” digunakan dalam surat An
Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al-Qur’an, sebab
infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan
manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.

Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur’an benar-benar bersesuaian


dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya
mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu
mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut.

Namun, dalam surat An-Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada


jenis gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang
baru saja diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa
Al Qur’an adalah kalam Allah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh
ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita
yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia
dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS. An-Nuur: 40)

10. Fakta Tentang Lapisan Atmosfer :

Langit terdiri atas 7 lapisan sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al


Baqarah : 29 bahwa " Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di
bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit.Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu ".
Dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa ada 7 lapisan atmosfer :

1. Troposfer, lapisan yang terdekat dengan bumi. Lapisan ini membentuk


90% dari keseluruhan massa atmosfer.
2. Stratosfer, lapisan ozon adalah bagian dari lapisan ini yang didalamnya
terjadi penyerapan sinar ultraviolet.
3. Ozonosphere
4.. Mesosfer
5. Thermosfer, lapisan ini terbentuk dari gas-gas trionisasi.
6. Ionosphere
7. Eksosfer, bagian terluar dari atmosfer bumi yang terbentang dari 480
-960 km.

Keajaiban lain disebutkan dalam Q.S Fushsilat ayat 12 " ... Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya " yang berati Allah SWT
memberikan langit dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Lapisan
Atmosfer memiliki fungsi penting bagi makhluk hidup yang ada di bumi dari
pembentukan hujan, perlindungan dari sinar berbahaya, pemantulan
gelombang radio, perlindungan terhadap meteor yang berbahaya. Fakta-
fakta ini ditemukan teknologi canggih pada abad ke-20 dan ditemukan
dalam Al Quran 1400 tahun yang lalu.

BAB 4 

TEMA SISKUSI KELOMPOK 


I. POKOK-POKOK KAJIAN ULUM AL-QUR’AN

Ada beberapa pokok tema kajian di dalam ulum al-qur’an, yaitu :

1. Kronologi turunnya ayat dan surat al-Qur’an

Bagaimana cara ayat atau surat al-Qur’an turun ?

Penjelasan :
Al Quran di turunkan melalui perantara malaikat Jibril yang menyampaikan
langsung kepada Nabi Muhammad.

Lama waktu turunnya al-Qur’an : 22 tahun 2 bulan 22hari Jika dibulatkan


menjadi 23 tahun

Dalam rentang waktu tersebut terbagi menjadi dua periode yaitu :

A. . Periode Makkah
• Penjelasan arti Periode Makkah

Periode pertama dinamakan Periode Makkah. Turunnya Alquran periode


pertama ini terjadi ketika Nabi SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12
tahun 5 bulan 13 hari, sampai Nabi SAW melakukan hijrah. Sebagian ulama ada
pula yang menyebut periode ini sebagai periode sebelum hijrah. Ayat atau surat
yang diturunkan pada masa itu kemudian disebut dengan ayat atau surat
Makkiyyah

• Ciri-cirinya 

Ciri-ciri yang pasti dari surah Makkiyah, yakni jika di dalamnya terdapat ini:

 Ayat yang jika dibaca, maka disunnahkan kepada pembaca dan


pendengarnya untuk melakukan sujud (ayat Sajdah)
 Kata kallaa (disebut 33 kali)
 Frasa yaa ayyuha an-naas dan sebaliknya, tidak ada yaa ayyuha
alladziina aamanu (kecuali surah al-Haj)
 Kisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu (kecuali surah al-Baqarah)
 Kisah Nabi Adam AS dan Iblis (kecuali surah al-Baqarah)
 Pembukaan surah berupa huruf-huruf lepas, seperti qaf, shad, alif-
lam-mim-ra, alif-lam-mim (kecuali surah al-Baqarah dan surah Ali
Imran)
• Lamanya periode Makkah 

o Nabi muhammad berdakwah di mekah selama 13 tahun.


o Nabi muhammad berdakwah di madinah selama 10 tahun.
o Nabi muhammad berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3 hingga 4
tahun.
• Surat-surat yang termasuk Turun pada periode Makkah

Periode Mekah
1. Al-'Alaq 30. Al-Qiyamah 59. Al-Mukmin

2. Al-Qalam 31. Al-Humazah 60. As-Sajdah

3. Al-Muzammil 32. Al-Mursalat 61. Asy-Syura

4. Al-Muddatstsir 33. Qaf 62. Az-Zuhruf

5. Al-Masad 34. Al-Balad 63. Ad-Dukhan

6. At-Takwir 35. Ath-Thariq 64. Al-Jatsiah

7. Al-A'la 36. Al-Qamar 65. Al-Ahqaf

8. Al-Lail 37. Shad 66. Adz-Dzariyat

9. Al-Fajr 38. Al-A'raf 67. Al-Ghasyiah

10. Adh-Dhuha 39. Al-Jin 68. Al-Kahfi

11. Asy-Syarh 40. Yasin 69. An-Nahl

12. Al-'Asr 41. Al-Furqan 70. Nuh

13. Al-'Adiyat 42. Al-Malaikah 71. Ibrahim

14. Al-Kautsar 43. Maryam 72. Al-Anbiya'

15. At-Takatsur 44. Thaha 73. Al-Mukminun

16. Al-Ma'un 45. Al-Waqi'ah 74. Fusshilat

17. Al-Kafirun 46. Asy-Syu'ara 75. Ath-Thur

18. Al-Fil 47. An-Naml 76. Al-Mulk

19. Al-Falak 48. Al-Qasas 77. Al-Haqah

20. An-Nas 49. Bani Israil 78. Al-Ma'arij

21. Al-Ikhlas 50. Yunus 79. An-Naba'

22. An-Najm 51. Hud 80. An-Nazi'at

23. 'Abasa 52. Yusuf 81. Al-Infithar

24. Al-Qadr 53. Al-Hijr 82. Al-Insyiqaq

25. Asy-Syams 54. Al-An'am 83. Ar-Rum

26. Al-Buruj 55. Ash-Shafat 84. Al-Ankabut

27. At-Tin 56. Luqman 85. Al-Muthaffifin


28. Quraisy 57. Saba'    

29. Al-Qari'ah 58. Az-Zumar    

B. Periode Madinah
Penjelasan arti Periode Madinah
Islam periode Madinah merupakan fase penting dari transformasi
Islam sebagai agama menjadi sebuah peradaban. Persaudaraan
kewarganegaraan, perjanjian, keadilan dan kesetaraan adalah pilar yang
melandasi peradaban Madinah. Islam periode Madinah menandai kejayaan
sebagai sebuah peradaban baru.

Ciri-ciri Madinah/madaniyah
1. Kalimatnya banyak menggunakan kata yang mendalam, kokoh dengan
makna yang kuat

2. Banyak dijumpai seruan yang berbunyi “Ya ayyuhalladzina aamanuu”

3. Ayat Madaniyah cenderung panjang

4. Kalimat-kalimatnya memakau ushul serta ungkapan-ungkapan syariah

5. Kandungannya umumnya berkaitan dengan kewajiban semua makhluk


dalam beribadah, beramal shaleh, berdakwah dan lain sebagainya.

6. Ayatnya mengandung berbagai hukum juga ketetapan

lamanya periode madinah


Setelah 13 tahun nabi muhammad berdakwah di mekkah, kemudian turun
ayat untuk berhijarah ke kota yastrib ( yag namanya sekatang ganti menjadi
madinah. Nabi muhammad berdakwah di madinah selama 10 tahun. Nabi
muhammad  wafat di madinah.

 Surat-surat yang turun pada periode Madinah :


QS. Al-Baqarah

QS. Ali 'Imran


QS. An-Nisaa'

QS. Al-Maidah

QS. Al-Anfal

QS. At-Taubah

QS. Al-Hajj

QS. An-Nur

QS. Al-Ahzab

QS. Muhammad

QS. Al-Fath

QS. Al-Hujurat

QS. Ar-Rahman

QS. Al-Hadid

QS. Al-Mujadilah

QS. Al-Hasyr

QS. Al-Mumtahanah

QS. Ash-Shaf

QS. Al-Jumu'ah

QS. Al-Munafiqun

QS. At-Taghabun

QS Ath-Thalaq

QS. At-Tahrim

QS. Al-Insan
QS. Al-Bayyinah

QS. Al-Zalzalah

QS. An-Nashr

2. Penyusunan ayat dan surat al-Qur’an sebagai mushaf

Bagaimana proses penyusunan ayat atau surat al-Qur’an, apakah sesuai dengan
kronologinya atau tidak ?

Penjelasan :

      Penyusunan ayat dan surat al-Qur’an sebagai mushaf

Bagaimana proses penyusunan ayat atau surat al-Qur’an, apakah sesuai dengan
kronologinya atau tidak ?

Penjelasan :

Salah satu aransemen kronologi al-Quran versi Barat yang terpopuler adalah
yang diupayakan Theodor Noeldeke (w.1930) dan muridnya, Friedrich Schwally
(w. 1919), dalam karya monumental mereka, Geschichte des Qorãns. Noeldeke
dan Schwally, yang mengadopsi dan mengembangkan gagasan Gustav Weil,
membagi pewahyuan al-Quran ke dalam empat periode: (i) Makkah pertama
atau awal; (ii) Makkah kedua atau tengah; (iii) Makkah ketiga atau akhir; dan
(iv) Madinah. Titik-titik peralihan untuk keempat periode ini adalah masa hijrah
ke Abisinia (sekitar 615) untuk Makkah awal dan Makkah tengah, saat
kembalinya Nabi dari Tha’if (620) untuk Makkah tengah dan Makkah akhir, serta
peristiwa hijrah (September 622) untuk Makkah akhir dan Madinah.

Unit-unit wahyu al-Quran  yang kemudian membentuk kitab suci kaum


muslimin disampaikan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad
selama kurang lebih 23 tahun mulai sekitar tahun 610 hingga 632 selaras dengan
perkembangan misi kenabiannya. Namun, ketika wahyu-wahyu tersebut
dimodifikasi, pentahapan pewahyuan ini tidak tercermin di dalamnya. Banyak
surat al-Quran yang diwahyukan setelah Nabi hijrah ke Madinah seperti surat 2,
3, dan 4 ditempatkan pada bagian awal mushaf al-Quran yang ada yakni mushaf
utsmani. Sementara surat-surat yang berasal dari periode awal kenabian
Muhammad misalnya surat 96, 74, dan 68,ditempatkan di bagian akhir mushaf.
Demikian pula, surat-surat al-Quran terutama surat-surat panjang  menghimpun
unit-unit wahyu dari berbagai periode pewahyuan, yang diturunkan
sehubungan dengan berbagai kejadian, situasi dan kebutuhan. Bagian-bagian al-
Quran yang menyerukan kaum politeis mengimani keesaan Tuhan dan
mengeritik keyakinan serta praktek pelbegu, lazimnya diwahyukan pada masa
pra-hijrah. Sementara bagian-bagian al-Quran yang berisi berbagai aturan
peperangan dan hukum kemasyarakatan, jelas diwahyukan dalam kaitannya
dengan pembangunan dan pemapanan masyarakat muslim Madinah. Hal ini
menunjuan bahwa proses penyusunan ayat atau surat al-Qur’an, tidak sesuai
dengan kronologinya.

Sekalipun mushaf al-Quran tidak tersusun berdasarkan urutan pewahyuan,


sejak abad-abad pertama Islam para sarjana muslim telah menyadari
pentingnya pengetahuan tentang penanggalan atau aransemen kronologis
bagian-bagian al-Quran dalam rangka memahami pesan kitab suci tersebut. Dari
kesadaran ini, muncul upaya menghimpun berbagai riwayat historis tentangnya
dan menyusun rangkaian kronologi pewahyuan al-Quran

Atas dasar apa penyusunan ayat atau surat al-Qur’an dalam mushaf al-Qur’an ?

Penjelasan :

Ibnu al-hishar ia memegang riwayat bahwa rasulullah pernah bersabda:


“letakkanlah ayat ini disurah ini”. Penyusunan surah-surah didalam mushaf
dimata ibnu hisyar telah mencapai suatu keyakinan dengan sumber naql dari
rasulullah yang atas dasar itu para sahabat berijma’ untuk menyusunnya
didalam mushaf. Jumhur ulama menurut suyuthi malik mengatakannya sebagai
ijtihad artinya surah-surah alqur’an disusun dalam mushaf tidak berdasarkan
petunjuk rasulullah tetapi dilakukan berdasarkan pertimbangan para sahabat.

Oleh karena penyusunan surat berdasarkan ijtihad itulah, maka terjadi


perbedaan dalam kronologi mushaf-mushaf yang dimiliki oleh beberapa
sahabat. Misalnya ali bin abi thalib didalam mushafnya  surat yang pertama kali
turun bukan surat alfatihah tetapi surat al-alaq selanjutnya almudatsir, alnur,
almuzammil,allahab, lalu attakwir. Namun susunan surah-surah alqur’an seperti
yang kita saksikan sekarang ini adalah susunan surah mushaf ustman, karena
memang sejak penulisan alqur’an dizaman ustman dan diseragamkannya
tatacara penulisan alqur’an oleh utsman kesempatan untuk beredarnya mushaf-
mushaf sahabat lainnya sangat kecil sekali atau bisa dikatakan tertutup total.

3. Asbabun Nuzul ayat dan surat al-Qur’an

a. Pengertian asbabun nuzul 

Penjelasan :

Asbābun Nuzūl (Arab: ‫اسباب النزول‬, Sebab-sebab Turunnya (suatu ayat)) adalah


ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab
suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan.

b. Gunanya mengetahui asbabun nuzul ayat atau surat al-Qur’an

Penjelasan :

Pada umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk


menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah
diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada juga yang memahami ilmu ini untuk
menetapkan hukum dari hikmah di balik kisah diturunkannya suatu ayat.
Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul suatu
ayat dapat membantu Mufassir memahami makna ayat. Pengetahuan
tentang Asbabun Nuzul suatu ayat dapat memberikan dasar yang kukuh
untuk menyelami makna suatu ayat Al-Qur’an.  

c. Bentuk-bentuk asbabun nuzul ayat atau surat al-Qur’an

Penjelasan : 

Kategori asbabun nuzul dalam bentuk peristiwa terbagi menjadi tiga macam:

1. Asbabun nuzul ayat mengisahkan suatu konflik. Di mana pada waktu itu,
orang-orang Yahudi menebarkan isu peperangan di antara suku Aus dan
Khajraj menjadi sebab turunnya Surat Ali Imran ayat 100.
َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنْ ت ُِطي ُعوا فَ ِريقًا ِمنَ الَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِكت‬ 
َ‫َاب يَ ُردُّو ُك ْم بَ ْع َد إِي َمانِ ُك ْم َكافِ ِرين‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sekelompok orang dari
ahli kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman”.

2. Ayat Al-Qur’an turun sebagai peringatan atas kesalahan yang fatal yang
dilakukan umat Islam pada saat itu. Peristiwa itu seperti teguran kepada
seseorang yang melaksanakan shalat dalam keadaan mabuk.  

ُ ‫صاَل ةَ َوأَ ْنتُ ْم‬


َ‫س َكا َرى َحتَّى تَ ْعلَ ُموا َما تَقُولُون‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ْق َربُوا ال‬  

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghampiri sholat sedang


kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan….” (Surat an-Nisa ayat 43)

3. Adakalanya peristiwa yang menjadi asbabun nuzul suatu ayat berupa


harapan atau keinginan. Peristiwa tersebut seperti yang dialami Sayyidina
Umar bin Khattab r.a. Dalam catatan sejarah, tidak sedikit kandungan ayat Al-
qur’an selaras dengan peristiwa yang dialami Sayyidina Umar bin Khattab.

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Sahabat Anas r.a, bahwa Sayyidina
Umar bin Khattab pernah mengusulkan kepada Rasulullah SAW prihal maqam
Ibrahim sebagai tempat shalat. Kemudian turunlah Surat al-baqarah ayat
125. 

‫ًّى‬sr‫صًل‬
َ ‫ َوات َِّخ ُذو ْا ِمن َّمقَ ِام إِ ْب َرا ِهي َم ُم‬ 

“Dan jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat sholat”.

 Sedangkan asbabun nuzul yang berupa pertanyaan juga terbagi menjadi tiga
bentuk:

 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan peristiwa masa lampau, seperti


pertanyaan tentang Nabi Zulkarnain dalam Surat al-Kahfi ayat 82. 

‫سأ َ ْتلُو َعلَ ْي ُك ْم ِم ْنهُ ِذ ْك ًرا‬


َ ‫سأَلُونَ َك عَنْ ِذي ا ْلقَ ْرنَ ْي ِن قُ ْل‬
ْ َ‫ َوي‬ 

“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad)  tentang Zulkarnain,


Katakanlah :”Aku akan bacakan cerita tentangnya”.
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi pada
waktu itu.

‫وح ِمنْ أَ ْم ِر َربِّي َو َما أُوتِيتُ ْم ِمنَ ا ْل ِع ْل ِم إِاَّل قَلِياًل‬ ُّ ‫وح قُ ِل‬
ُ ‫الر‬ ِ ‫الر‬ ِ ‫سأَلُونَ َك ع‬
ُّ ‫َن‬ ْ َ‫َوي‬

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah “Roh itu termasuk
urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberikan pengetahuan melainkan
sedikit” (Q.S. al-Isra ayat 85). 

3. Pertanyaan yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa yang akan


terjadi.

َ ‫سا َع ِة أَيَّانَ ُم ْر‬


‫ساهَا‬ ِ ‫سأَلُونَ َك ع‬
َّ ‫َن ال‬ ْ َ‫ي‬

“Mereka bertanya tentang hari kiamat, kapankah terjadinya (Sura an-Nazi’at


ayat 42)”.

d. Contoh asbabun nuzul ayat atau surat al-Qur’an

Sebutkan satu contohnya  :

Contoh Asbabun Nuzul, Allah Ta’ala berfirman,

ْ َ‫َاب بِأ َ ْي ِدي ِه ْم ثُ َّم يَقُولُونَ ٰ َه َذا ِمنْ ِع ْن ِد هَّللا ِ لِي‬


ْ‫ ٌل لَ ُه ْم ِم َّما َكتَبَت‬r‫ا قَلِياًل ۖ فَ َو ْي‬rrً‫ ِه ثَ َمن‬r ِ‫شتَ ُروا ب‬ َ ‫فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ يَ ْكتُبُونَ ا ْل ِكت‬
َ‫سبُون‬ ِ ‫أَ ْي ِدي ِه ْم َو َو ْي ٌل لَ ُه ْم ِم َّما يَ ْك‬

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab


dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan
maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu.
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh
tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa
yang mereka kerjakan.” (Surat Al-Baqarah: 79)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang firman Allah di atas ia berkata,
“Ayat ini turun terkait ahlul kitab.”

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalan Ikrimah dari Ibnu Abbas yang
mengatakan, “Ayat ini turun terkait ulama-ulama Yahudi, mereka
menemukan ciri-ciri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertulis dalam Taurat;
bermata hitam, bermata besar dan bening, berpostur sedang, berambut ikal
dan berwajah tampan. Tapi mereka menghapus ciri-ciri ini karena iri dan
dengki. Atau mereka mengatakan, “Kami mendapatinya (dalam kitab kami)
bertubuh jangkung, bermata biru dan berambut lurus.”

II. KOMPONEN-KOMPONEN MUSHAF AL-QUR’AN

Al-qur’an sebagai kitab suci yang telah terkodifikasi menjadi mushaf dalam
perkembangannya mempunyai beberapa unsur/komponen, antara lain :

1. Ayat 

Penjelasan : Secara bahasa yang ada dalam Al-Qur’an mempunyai beberapa


arti mu’jizat, tanda, (alamiyah), bukti dan petunjuk, kelompok. Secara
terminologi adalah kumpulah yangmempunyai tempat muncul dan tempat
terputus yang terdapat dalam surat Al-Qur’an.

2. Surat

Penjelasan : Berasal dari kata as-suwar, bentuk jamak dari surah. Dalam
pengertian terminologis, as-surah berarti kumpulan ayat-ayat aAl-Qur’an yang
berdiri sendiri mempunyai mathlah(permulaan) dan maqtha’(akhir), batas
terpotongnya ayat.

3. Juz

Penjelasan : Adalah pembagian Al-Qur’an dimana seluruh Al-Qur’an dipecah


atas 30 juz.

4. Fawatihus Suwar dan macam-macam 

Penjelasan : Fawatih al-Suwar dengan terdiri dari dua kata yang masing-
masing berasal dari jama’ taksir, ‫ﻔﻮﺍﺘح‬berasal dari
kata ‫ﻔﺎﺘﺣﺔ‬ sedangkan ‫ﺍﻠﺴﻮﺭ‬ berasal dari kata ‫ﺴﻮﺭﺓ‬ . Menurut bahasa ‫ﻔﺎﺘح‬ berarti
pembukaan, keutamaan dan kemuliaan. Secara etimologi ‫ﺴﻮﺭﺓ‬ adalah sebagai
sesuatu yang mengandung arti al-manzilah (tempat atau kedudukan). 
fawatih al-suwar adalah pembukaan atau awalan dari surah-surah Al-Qur’an. 

TABEL KOMPONEN AL-QUR’AN 


No Nama Surat Jumlah Ayat Juz ke- Kategori surat

Sura (Makkiyah/Madaniyah
t

01 Al-fatihah  7 Juz 1 makkiyah

02 Al-baqarah 286 Juz 3,juz 2,juz 1 madaniyah

03 Al-imran 200 Juz 4,juz 3 madaniyah

04 An-nisaa 176 Juz 6,juz 4 madaniyah

05 Al-maa-idah 120 Juz 7, juz 6 madaniyah

06 al-an’aam 165 Juz 8,juz 7 makkiyah

07 Al-a’raaf 206 Juz 9, juz 8 makkiyah

08 Al-anfaal 75 juz 10,juz 9 Madaniyah

09 At-taubah 129 juz 11,juz 10 Madaniyah

10 Yunus 109 juz 11 Makkiyah

11 Hud 123 juz 12,juz 11 Makkiyah

12 Yusuf 111 Juz 13,juz 12 Makkiyah

13 Ar-ra’d 43 Juz 13 madaniyah

14 Ibrahim 52 Juz 13 makkiyah

15 Al-hijr 99 Juz 14 Makkiyah

16 An-nahl 128 Juz 14 Makkiyah

17 Al-isra’ 111 Juz 15 Makkiyah

18 Al-kahfi 110 Juz 16,juz15 Makkiyah

19 Maryam 98 Juz 16 Makkiyah

20 Thaha 135 Juz 16 Makkiyah

21 Al-anbiyaa’ 112 Juz 17 Makkiyah

22 Al-haji 78 Juz 17 Madaniyah

23 Al-mu’minuun 118 juz 18 Makkiyah


24 An-nuur 64 juz 18 Madaniyah

25 Al-furqaan 77 juz 19,juz 18 Makkiyah

26 Asy-syuaraa 227 juz 19 Makkiyah

27 An-naml 93 Juz 20,juz 19 Makkiyah

28 Al-qashash 88 Juz 20 Makkiyah

29 Al-ankabut 69 Juz 21 Makkiyah

30 Ar-ruum 60 Juz 21 Makkiyah

31 Luqman 34 Juz 21 Makkiyah

32 As-sajadah 30 Juz 21 Makkiyah

33 Al-ahzab 73 juz 22,juz 21 Madaniyah

34 Saba’ 54 juz 22 Makkiyah

35 Faathir 45 juz 22 Makkiyah

36 Yaa siin 83 Juz23,juz 22 Makkiyah

37 Ash-shaffat 182 Juz 23 Makkiyah

38 Shaad 88 juz 23 Makkiyah

39 Az-zumar 75 juz 24,juz 23 Makkiyah

40 Gafir 85 juz 24 Makkiyah

41 Fush shilat 54 Juz 25,juz 24 Makkiyah

42 Asy-syura 53 Juz 25 Makkiyah

43 Az-zukhruf 89 Juz 25 Makkiyah

44 Ad-dukan 59 Juz 25 Makkiyah

45 Al-jasiyah 37 Juz 25 Makkiyah

46 Al-ahqaaf 35 juz 26 Makkiyah

47 muhammad 38 juz 26 Madaniyah

48 Alfath 29 juz 26 Madaniyah

49 Al-hujurat 18 juz 26 Madaniyah

50 Qaaf 45 juz 26 Makkiyah


51 Adz-dzariyat 60 Juz 27,juz 26 Makkiyah

52 Ath-thur 49 Juz 27 Makkiyah

53 An-najm 62 Juz 27 Makkiyah

54 Al-qamar 55 Juz 27 Makkiyah

55 Ar-rahman 78 Juz 27 Madaniyah

56 Al-waqiah 96 Juz 27 Makkiyah

57 Al-hadid 29 Juz 27 Madaniyah

58 Al-mujadalah 22 Juz 28 Madaniyah

59 Al-hasyr 24 Juz 28 Madaniyah

60 Al-mumtahanah 13 Juz 28 madaniyah

61 As-syaf 14 Juz 28 Madaniyah

62 Al-jumah 11 Juz 28 Madaniyah

63 Al-munafiqun 11 Juz 28 Madaniyah

64 At-taqbun 18 Juz 28 Madaniyah

65 At-talaq 12 Juz 28 Madaniyah

66 At-tahrim 12 Juz 28 madaniyah

67 Al-mulk 30 Juz 29 makkiyah

68 Al-qalam 52 Juz 29 makkiyah

69 Al-haqqah 52 Juz 29 Makkiyah

70 Al-ma’arij 44 Juz 29 Makkiyah

71 Nuh 28 Juz 29 Makkiyah

72 Al-jin 28 Juz 29 Makkiyah

73 Al-muzamil 20 Juz 29 Makkiyah

74 Al-mudasir 56 Juz 29 Makkiyah

75 Al-qiyamah 40 Juz 29 Makkiyah

76 Al-insan 31 Juz 29 Madaniyah

77 Al-murfalat 50 Juz 29 Makkiyah


78 An-naba’ 40 Juz 30 Makkiyah

79 An-naziat 46 Juz 30 Makkiyah

80 Abasa 42 Juz 30 makkiyah

81 Attaqwir 29 Juz 30 Makkiyah

82 Al-infitar 19 Juz 30 Makkiyah

83 Al-mutaffifin 36 Juz 30 Makkiyah

84 Al-insyiqaq 25 Juz 30 Makkiyah

85 Al-burj 22 Juz 30 Makkiyah

86 Attariq 17 Juz 30 Makkiyah

87 Al-a’la 19 Juz 30 Makkiyah

88 Alghasyiah 26 Juz 30 Makkiyah

89 Al-fajr  30 Juz 30 Makkiyah

90 Al-balad 20 Juz 30 Makkiyah

91 As-syams 15 Juz 30 Makkiyah

92 Al-lail 21 Juz 30 Makkiyah

93 Ad-dhuha 11 Juz 30 Makkiyah

94 Asy-syarh 8 Juz 30 Makkiyah

95 At-tin 8 Juz 30 Makkiyah

96 Al-alaq 19 Juz 30 Makkiyah

97 Al-qadr 5 Juz 30 Makkiyah

98 Al-bayyinah  8 Juz 30 Madaniyah

99 Al-zalzalah 8 Juz 30 Madaniyah

100 Al-adiyad 11 Juz 30 Makkiyah

101 Alqoriah 11 Juz 30 Makkiyah

102 At-takasur 8 Juz 30 Makkiyah

103 Al-ashr 3 Juz 30 Makkiyah

104 Alhumazah 9 Juz 30 Makkiyah


105 Al-fil 5 Juz 30 makkiyah

106 Quraish 4 Juz 30 Makkiyah

107 Al-maun 7 Juz 30 Makkiyah

108 Al-kausar 3 Juz 30 Makkiyah

109 Al-kafirun 6 Juz 30 Makkiyah

110 An-nasr 3 Juz 30 Madaniyah

111 Al-lahab  5 Juz 30 Makkiyah

112 Al-ikhlas 4 Juz 30 Makkiyah

113 Al-falaq 5 Juz 30 Makkiyah

114 An-nas 6 Juz 30 Makkiyah

  Jumlah Total 6666   makkiyah


Ayat

BAB 5

1. Pengertian dari masing masing metode penafsiran Al-Qur’an Tahlili, Maudoi,


Ijmali, Mukoron?
A. Tahlili.

Kata tahlili adalah bentuk masdar dari kata hallala-yuhallilu-tahliilan, yang berasal dari
kata halla-yahullu-halln yang berarti membuka sesuatu.

Sedang definisi penafsiran tahlili adalah metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan
dengan cara menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dalam berbagai aspek, serta menjelaskan maksud
yang terkandung di dalamnya sehingga kegiatan mufassir hanya menjelaskan ayat demi ayat,
surat demi surat, makna lafal tertentu, susunan kalimat, persesuaian kalimat satu dengan
kalimat lain, asbabun nuzul, nasikh mansukh, yang berkenaan dengan ayat yang ditafsirkan.

B.Muhdoi

Metode tafsir maudhu’i adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-
Qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai tujuan yang satu,
yang bersama-sama membahas topik atau judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan
masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat
tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya
dengan ayat-ayat yang lain, kemudian mengistimbatkan hukum-hukum.
C. Ijmali

Metode Ijmali adalah metode yang paling awal muncul karena sudah digunakan sejak
Nabi dan para sahabat. Nabi dan para sahabat dalam menafsir Al-Qur’an tidak memberikan
rincian yang detail.

Dengan metode Ijmali, seorang mufasir menafsirkan ayat ayat Al-Qur’an secara ringkas,
mulai dari ayat pertama sampai ayat terakhir sesuai dengan susunan ayat dan surat di dalam
mushaf dengan bahasa yang popular dan mudah dipengerti. Makna yang diungkapkan biasanya
diletakkan di dalam rangkaian ayat ayat dengan menggunakan lafazh bahasa yang mirip bahkan
sama dengan Al-Qur’an, sehingga pembaca akan merasa bahwa uraiannya tidak jauh dari gaya
Bahasa Al-Qur’an itu sendiri.

Penjelasan musafir dalam metode ini sangat singkat. Kosa kata yang dianggap sulit
dijelaskan dengan mencari padanan atau dengan penjelasan singkat. Kadang juga dijelaskan
kedudukan kata perkata dalam struktur Bahasa Arab, mana mubtada, khabar, hal dan
sebagainya. Biasanya ayat yang ditafsirkan diletakkan dalam dua tanda kurung, setelah kurung
penutup langsung diberi penjelasan ringkas.

Contoh terbaik untuk kitab tafsir yang menggunakan metode ini antaralain : (1)
Muhammad Farid Wajdi, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim; (2) Jalal ad-Din Abu al-Fadhl ‘Abd Ar-
Rahman ibn Abi Bakr as-Suyuthi (w. 911 H) dan Jalal Ad-Din Muhammad ibn Ahmad al Muhalli
(w. 864 H), Tafsir al-Jalalain.

D.Mukoron

Metode Muqarrin (Perbandingan) yaitu, metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan


dengan menemukan dan mengkaji perbedaan-perbedaan antara unsur-unsur yang
diperbandingkan, baik dengan menemukan unsur yang benar diantara yang kurang benar, atau
untuk tujuan memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai masalah yang dibahas
dengan jalan penggabungan unsur-unsur yang berbeda itu.

2. Bagaimana langkah-langkah untuk melakukan tafsir Al-Qur’an dari 4

motode diatas?
A. Tahlili
Dalam menggunakan metode penafsiran tahlili, terdapat langkah-langkah penafsiran
yang pada umumnya digunakan, yaitu:

1. Menerangkan makki dan madani di awal surat

2.Menerangkan asbabun nuzul (jika ada)

3.Menerangkan arti mufrodat (kosa kata), termasuk di dalamnya kajian bahasa yang

mencakup 4I’rab dan balaghah

4. Menerangkan unsur-unsur fasahah,bayan,dan I’jaz-nya

5. Memaparkan kandungan ayat secara umum dan maksudnya

6. Menjelaskan hukum yang dapat digali dari ayat yang dibahas.

B. Maudhui

Dalam menggunakan metode penafsiran maudhui, terdapat langkah-langkah penafsiran


yang pada umumnya digunakan, yaitu:

a). Menetapkan masalah yang akan di bahas


b). Mengumpulkan seluruh ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah tersebut
c). Menyusun urutan ayat yang telah dipilih sesuai dengan masa turunnya sehingga
terpisah antara jenis ayatnya (makkiyah atau madaniyah)
d). Melengkapi dengan Hadist yang berkaitan dengan masalah yang ingin di bahas
e). Menyusun garis besar pembahasan masalah dengan masa lalu, sehingga tidak diikuti
hal-hal yang tidak berkaitan
f). Memperlajari semua keseluruhan ayat-ayat yang telah dipilih agar menjadi satu
tanpa adanya perbedaan atau pemaksaan dalam penafsiran
g). Selanjutnya yang terakhir menyusun Kesimpulan penelitian yang telah dianggap
sebagai jawaban dari Al-Qur’an terhadap suatu masalah

C. Ijmali

Dalam menggunakan metode penafsiran ijmali, terdapat langkah-langkah penafsiran


yang pada umumnya digunakan, yaitu:

a. Menentukan ayat Al-Qur’an yang akan ditafsirkan menurut urutannya dalam mushaf
atau menurut urutan turunnya.
b. Menjelaskan makna mufrodat (kosa kata) dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
c. Menjelaskan makna ayat-ayat tersebut berdasarkan kaidah-kaidah bahasa arab, seperti
menjelaskan hukum dhamir dan susunan kalimatnya.
d. Dan menjelaskan asbabun nuzulnya dan munasabahnya.
e. Dalam penafsirannya dijelaskan dengan hadist, atsar para sahabat, dan orang-orang
shaleh terdahulu atau pendapat penafsir sendiri.

D. Mukoron
Dalam menggunakan metode penafsiran mukoron, terdapat langkah-langkah penafsiran
yang pada umumnya digunakan, yaitu:

1) Mengidentifikasi dan mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an yang redaksinya bermiripan,


sehingga dapat diketahui mana ayat yang mirip dan mana ayat yang tidak mirip.
2) Memperbandingkan antara ayat-ayat yang redaksinya bermiripan, memperbincangkan
satu kasus yang sama, atau dua kasus yang berbeda dalam suatu redaksi yang sama.
3) Menganalisis perbedaan yang terkandung di dalam berbagai redaksi yang berbeda
dalam menggunakan kata dan susunan dalam ayat.

3. Kelebihan dan kekurangan dari masing masing metode penafsiran Al-

Qur’an?

 Kelebihan Metode Tafsir

A. Metode Tahlili (Analitik)

Metode tafsir Tahlili/Analitik menjelaskan berbagai aspek yang terkandung didalam


ayat-ayat Al-Qur’an.

Beberapa kelebihan yang dimiliki tafsir Tahlili (Analitik) adalah sebagai berikut :

 Ruang lingkupnya sangat luas, Karena luasnya ruang lingkup metode ini mufasir dapat
menggunakan bentuk bi al-matsur dan bi al-ra’yu.
 Menampung berbagai ide, Metode ini memberikan kesempatan yang luas kepada
mufasir untuk mencurahkan ide dalam menafsirkan Al-Qur'an, terlebih lagi dalam
bentuk bi al- ra’yu sehingga menghasilkan penafsiran yang lebih bercorak dan lebih
berkembang.
 Keberadaan metode ini telah memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
melestarikan dan mengembangkan khazanah intelektual Islam, khususnya dalam bidang
tafsir Al-Qur’an. Jika menginginkan pemahaman yang luas dari suatu ayat dengan
melihatnya dari berbagai aspek, maka tiada jalan lain kecuali menempuh atau
menggunakan metode analitis.
 Memudahkan para da’i atau pengajar, untuk memahami dan memahamkan orang lain
tentang tafsir sebuah ayat.

B. Metode Mau’dui (Tematik)

Metode tafsir Tematik membahas ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan dengan tema.


Semua ayat yang berkaitan dihimpun kemudian dikaji secara mendalam dari berbagai aspek
yang didukung dalil-dalil yang dapat di pertanggung jawabkan. Adapun kelebihan tafsir tematik
ini adalah sebagai berikut:

- Tafsir dengan metode tematik dapat menjawab tantangan zaman, yang menimbulkan
permasalahan yang semakin kompleks. Maka dengan Metode tafsir ini dapat
menjelaskan tantangan zaman dengan menjelaskan ayat secara tuntas.
- Menggunakan Praktis dan sistematis, Metode tafsir tematik yang praktis dan sistematis
sangat cocok dengan kehidupan umat yang memiliki mobilitas yang tinggi. Dan sangat
cocok bagi mereka yang malas membaca kitab besar dengan segala kesibukan yang
dimilikinya.
- Bersifat Dinamis, Metode ini membuat tafsir selalu dinamis sehingga menimbulkan
kesan bahwa Alquran selalu mengayomi dan membimbing umat. Dengan demikian,
Alquran selalu aktual dan tidak ketinggalan zaman.

C. Metode Ij’mali (Global)

Tolak ukur tafsir ij’mali (Tafsir Global) adalah pembahasan yang ringkas-ringkas dan mudah
dipahami. Kelebihan yang dimiliki tafsir Ij’mali adalah sebagai berikut :

 Praktis dan mudah dipahami karena kalimatnya yang tidak berbelit-belit. Metode ini
menjelaskan kepada pembaca secara singkat agar mudah dipahami.
 menggunakan bahasa Seperti bahasa Al-Qur'an, Pembaca tidak akan terasa bahwa dia
sedang membaca kitab tafsir. Karena bahasa yang digunakan seperti bahasa Al-Qur'an.
 Bebas dari penafsiran isra`iliyyat, dikarenakan ringkasnya penafsiran.

D. Metode Muqorrin (Komparatif)

Metode Muqorin atau disebut juga metode tafsir komparatif memiliki cakupan yang
luas karena tidak hanya membandingkan ayat dengan ayat, tetapi juga membandingkan ayat
dengan hadis dan pendapat mufasir lainnya.

Adapun kelebihan Metode muquran adalah sebagai berikut :


o Metode Tafsir Muqorin Memberikan wawasan yang luas sehingga membuat pembaca
memiliki pemikiran yang luas karena segala ayat yang ditafsirkan dilihat dari berbagai
disiplin ilmu.
o Metode Tafsir ini Menghargai pendapat orang lain sehingga Pembaca terhindar dari
sikap fanatisme yang dapat merusak persatuan dan kesatuan umat.
o Pintu pengetahuan semakin terbuka, karena Metode ini menjadi sumber pengetahuan
karena memuat berbagai pendapat dan cocok bagi yang ingin memperdalam ilmu tafsir.

 Kekurangan Metode Tafsir

A. Metode Tafsir Tahlili

 Menghasilkan pandangan-pandangan yang parsial dan kontradiktif dalam kehidupan


umat Islam
 Faktor subjektivitas tidak mudah dihindari misalnya adanya ayat yang ditafsirkan dalam
rangka membenarkan pendapatnya
 Terkesan adanya penafsiran berulang-ulang, terutama terhadap ayat-ayat yang
mempunyai tema yang sama
 Masuknya pemikiran israiliyyat

C. Metode Tafsir Ijmaliy

 Menjadikan petunjuk Al-Qur’an bersifat parsial dan tidak ada ruang untuk
mengemukakan analisis yang memadai
 Tidak mampu mengantarkan pembaca untuk mendialogkan Al-Qur’an dengan
permasalahan sosial maupun keilmuan yang aktual dan problematika
 Menimbulkan ketidakpuasan pakar Al-Qur’an dan memicu mereka untuk menemukan
metode lain yang dipandang lebih baik dari metode global

C. Metode Tafsir Muqarrin

Penafsiran yang menggunakan metode ini, tidak dapat diberikan kepada para pemula
Metode Muqarrin kurang dapat diandalkan untuk menjawab permasalahan sosial yang
tumbuh di tengah masyarakat. hal itu disebabkan metode ini lebih mengutamakan
perbandingan daripada pemecahan masalah
Metode Muqarrin terkesan lebih banyak menelusuri penafsiran-penafsiran yang pernah
di berikan oleh ulama daripada mengemukakan penafsiran-penafsiran baru. Sebenarnya
kesan serupa itu tak perlu timbul bila mufassirnya kreatif

D. Metode Tafsir Maudhu’i


- Mungkin melibatkan pikiran dalam penafsiran terlalu dalam.
- Tidak menafsirkan segala aspek yang dikandung satu ayat, tetapi hanya salah satu aspek
yang menjadi topik pembahasan saja.

4. Contoh-Contoh Kitab Tafsir Dari Ke-4 Metode Tersebut?

A. Kitab Tahlili
- Contoh kitab-kitab tafsir yang menggunakan metode ini dengan bentuk ma’tsur adalah:

a) Tafsir Al-Qur’an al-Azhim, karya Ibn Katsir.


b) Tafsir al-Munir, karya Syaikh Nawawiy al-Bantaniy.
c) Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an al-Karim (Tafsir al-Thabari), karya Ibn Jarir al-Thabari.
d) Ma’alim al-Tanzil, karya al-Baghawi.
e) Al- Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur, karya al-Suyuthi

- Tafsir tahlili yang mengambil bentuk ra’yi:

a) Tafsir al-Khazin, karya al-Khazin


b) Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, karya al-Baydhawi.
c) Al-Kasysyaf, karya al-Zamakhsyari.
d) Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an, karya al-Syirazi.
e) Al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, karya al-Fakhr al-Razi.
f) Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an, karya Thanthawi Jauhari.
g) Tafsir al-Manar, karya Muhammad Rasyid Ridha, dan lain-lain

B. Kitab Maudhui
Contoh tafsir maudhu'i :

a) Al-Futûhât al-Rahbâniyah fi al-Tafsîr al- Maudhû’i li al-Ayât al-Qur’âniyah, karya.al-


Husaini Abu Farhah,
b) Al-Bidâyah fi al-Tafsîr al-Maudhû’i, karya.Abdul Hayyi al-Farmawi

C. Kitab ijmali

- Contoh kitab tafsir ijmali :


a) Tafsir al-Jalalayn, karya Jalal ad-Din as-Suyuthi dan Jalal ad-Din al-Mahalli.
b) Shafwah al-Bayan Lima’ani al-Qurân, karya Syeikh Hasanain Muhammad Makhluf.
c) Tafsîr Al-Qur’an al-‘Azhim, karya Ustadz Muhammad Farid Wajdiy.
d) Tafsir al-Wasith, karya Tim Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyah (Lembaga Penelitian Islam) al-Azhar
Mesir.
e) Taj al-Tafasir, karya Muhammad ‘Utsman al-Mirghani.

D. Kitab Muqqarin

- Contoh kitab tafsir muqqarin :


a) Durrah at-Tanzîl wa Ghurrah at-Tanwil, karya al-Iskafi (yang terbatas pada perbandingan antara
ayat dengan ayat).
b) al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, karya al-Qurthubiy (yang membandingkan penafsiran para
mufassir).
c) Rawa’i al-Bayan fî Tafsir Ayat al-Ahkam, karya ‘Ali ash-Shabuniy .
d) Qur’an and its Interpreters (salah satu karya tafsir yang lahir di zaman modern ini), karya
Profesor Mahmud Ayyoub.

Anda mungkin juga menyukai