A. Makna al-Quran
Al- Quran (
) yang
berarti : telah membaca. Dari pengertian itu maka Quran berarti bacaan
atau sesuatu yang dibaca dengan berulang-ulang.
Maka al-Quran dari segi bahasa sebagai tersebut di atas didasarkan
pada firman Allah dalam al-Quran surat al-Qiyamah, 75 : 16-18,
Asyu-Syuara, 26:192-194;
Al-Araf, 7:204.
4; Ayat-ayatnya panjang-panjang
5; Menerangkan syariah, peraturan-peraturan tentang ibadah danh
muamalah dalam segala aspek kehidupan manusia.
Ilham yang tabiat (gharizi, instingtive) yang diberikan kepada hewanhewan, seperti kepada lebah-lebah : (An-nahl, 16:68).
Berupa bisikan ketika Nabi waktu tidur datang cahaya yang terang.
(Al-Kautsar, 108:1-3), ash-Shaffat, 37:100-102).
E. Kedudukan Al-Quran
1. Supaya menjadi Mukjizat
Al-Quran diturunkan supaya menjadi mukjizat, yang merupakan bukti
atas kebenaran Rasul dalam mengembangkan risalah dan menyampaikan
apa-apa yang diterima dari Tuhan. Untuk itu, Allah menurunkan al-Quran
yang susunan, hukum-hukum dan pengetahuan yang dibawakannya
mengansung unsur-unsur mukjizat.
Allah telah memerintahkan Rasulnya supaya menentang kaum yang
ingkar, dan hal ini telah dilakukan Tasul, sehingga tampak jelaslah kelemahan
mereka dan sempurnalah dalil-dalil yang menundukkan mereka. (Al-Baqarah,
2:23 dan al-Isra, 17:88).
2. Supaya Menjadi Pedoman Hidup
Al-Quran diturunkan supaya menjadi sumber hidayah dan petunjuk,
sumber syariah dan hukum-hukum yang wajib diikuti dan dijadikan pegangan
oleh sekalian manusia di dalam hidup dan kehidupannya.
Tidaklah cukup untuk menerima bahwa al-Quran itu wajib diikuti
dengan semata-mata menetapkan bahwa al-Quran itu mukjizat, tetapi
bersamaan dengan itu mesti diperhatikan bahwa sifat mukjizatnya itu adalah
bukti bahwa al-Quran itu dariAllah swt.
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa
yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi
4
Al-Maidah, 5:3,15;
Al-Isra, 17:9
Kalam Allah
Syariat Terakhir
Meyakini
bahwa
Alquran
2; Mempelajari al-Quran
;
Membaca
Menelaah/meneliti kandungannya
(Al-Araf 7:204,
Al-Israa, 17:45;
Al-Anfal,8:2;
Muhammad 47:24).
Kunci terbuka lebar mendapatkan rahmat Allah
5
Al-Quran
kemampuan
(bertahap, konsisten,
berkelanjutan)
4. Mendakwahkan AL-Quran
;
kelalaian
;
Ajaklah (manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasehatnasehat yang baik, danbertukar pikiran dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengerti siapa yang sesat dari jalanNyam dan Dia-lah yang mengetahui siapa-siapa yang terpimpin (AnNahl, 16:125).
G. Adab Mempelajari al-Quran
1. Ikhlas dan Meluruskan Niat
Ikhlas merupakan ruhnya segala amal dan pusat segala amal yang
bersih
Menjauhi sifat Riya dan terlalu Cinta kepada Dunia
2. Menghiasi diri dengan keutamaan
Dalam mempelajari al-Quran hendaknya dengan keadaan badan dan
pakaian yang bersih dan menjaga ahlak yang baik.
H. Sejarah Perkembangan al-Quran dari Masa ke Masa
1. Pengumpulan al-Quran pada masa Nabi SAW.
Istilah pengumpulan adakalanya diartikan dengan penghapalan dalam hati
atau kadang-kadang diartikan dengan penulisan dan pencatatan dalam
lembaran-lembaran.
A. Pengumpulan al-Quran pada Masa Nabi terbagi kepada dua kategori :
Nabi
mempunyai
pencatat
(sekretaris)
khusus
yang
selalu
Dari golongan Anshor, yaitu : Ubay bin Kaab, Muadz bin Jabal,
Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid.
tempat
penulisaan
ayat-ayat
al-Quran
ialah
lembaran-
Dalam lembaran-lembaran yang tersimpan rapih pada sekretarissekretaris Nabi dan para sahabat lainnya.
berat
dengan
adanya
Nabi-Nabi
palsu
yang
memproklamirkan
kenabiannya sehingga banyak umat Islam yang mengikutinya dan keluar dari
keislamannya.
Diantara nabi palsu itu yaitu Musailamah al-Kadzdzab (12H), Abu Bakar
mengantisifasi persoalan ini dengan mengirimkan para tentara untuk
mengajak orang-orang yang murtad kembali kepada Islam karena mereka
tidak mau kembali, maka terjadilah peperangan yang disebut peperangan
Yamamah.
Dalam
peperangan
tersebut
telah
syahid
70
orang
Qura
Bakar
untuk
mengkodifikasikan
(Jamu
al-Quran/
10
Pada masa khalifah Muawiyyah bin Abi Sofyan ( 60-40 H), Abu Aswad
ad-Dauly memberi baris bagi huruf-huruf al-Quran, dan pada masa khalifah
Abdul Malik bin Marwan (65-86 H) melalui perantaraan panglima Hajaj bin
Yusuf diperintahkan pula supaya masing-masing huruf al-Quran yang serupa
diberi tanda secukupnya umpamanya : huruf ba, ta, tsa dan sebagainya
dengan tujuan agar tidak timbul kekeliruan dalam bacaan.
Usaha ini dilanjutkan oleh Nashar bin Ashim atas perintah al-Hajjaj yaitu
dengan memberi tanda titik pada masing-masing huruf yang diperlukan
dengan secukupnya.
Khalil bin Ahmad mengubah sistem baris Abu al-Aswad dengan
menjadikan alif yang dibaringkan di atas huruf tanda baris di atas, dan yang di
bawah huruf tanda baris di bawah, dan waw tanda baris di depan, dan beliau
juga yang memberi dan membuat tanda mad (panjang bacaan/pembacaan)
dan tasydid (tanda ganda huruf).
Keistimewaan mushaf Abu Bakar
1; Terkumpulnya ayat-ayat al-Quran hasil penelitian yang mendetail
dan pembahasan yaang sempurna.
2; Sesungguhnya yang tercatat dalam mushaf bacaan yang pasti dan
tidak ada nasakh bacaannya.
3; Sesungguhnya hasil dari ijma umat dan mutawatir terhadap mushaf
itu.
11
secara
etimologi
adalah
menerangkan,
menjelaskan
dan
pengambilan
hukum-hukum
berikut
hikmah-
hikmahnya.
Kata-kata tafsir dalam al-Quran : Al-Furqan, 25:33;
Tawil secara bahasa adalah kembali ke asal.
Tawil al-Quran mesti sama dengan tafsir maksudnya adalah tafsir
maknanya.
B. Perbedaan Tafsir dan Tawil
Tafsir ialah penjelasan tentang makna yang lahir (zhahir) dari ayat alQuran,
12
Kata-kata tawil dalam al-Quran : ali Imran, 3:7; an-Nisa , 4:4; al-Araf,
7:53; Yunus, 10:39; Yusuf, 12:6,21,36,37,44, 45,100 dan 101; Al-Usra, 17:35
dan al-Kahfi, 18:78, 82.
C. Macam-Macam tafsir :
1; Tafsir bir Riwayah (tafsir bin Naqli/ bil Matsur).
Sebagaian ayat al-Quran adalah merupakan penjelas
atau perincian
terhadap ayat yang lainnya, atau dengan hadits atau atsar (bekas/jejak). :
o Tafsir al-Quran dengan al-Quran
o Tafsir al-Quran dengan Sunnah Nabi
o Tafsir al-Quran dengan atsar Sahabat
o Tafsir al-Quran dengan atsar Tabiin (orang Islam yang bertemu
dengan Sahabat).
O. Tarjamah
Tarjamah artinya : memindahkan suatu kalam dari suatu bahasa kepada
bahasa lainnya, atau mengungkapkan suatu pengertian dengan suatu kalam
yang lain dalam bahasa yang lain, dengan memenuhi arti dan maksud yang
terkandung di dalam pengertian tadi.
Tarjamah menunjukkan empat makna :
;
Menyampaikan
suatu
kalam
kepada
seseorang
yang
belum
mendapatkannya
;
13
Al-Hadits
(
1; Pengajar Hadits
Para penganjur (penyampai) hadits mendapat penghargaan sebagai
khalifah Rasulullah saw. yang mendapat prioritas, dimintakan rahmat oleh
Nabi kepada Allah SWT. Sebagaimana yang diberitakan oleh
Ibnu Abbas
r.a. :
kepad
hadits
(as-Sunnah)
untuk
diamalkan
dan
menganjurkan orang lain untuk maksud yang sama, adalah suatu kewajiban.
Al-Quran adalah Kitabullah yang berisikan perintah-perintah dan
larangan-larangan yang ditujukan kepada hamba-Nya. Al-Quran sebagai
petunjuk dan penjelasan, sedang hadits Nabi saw, adalah sebagai penjelasan
al-Quran, seperti firman Allah :
14
apa
yang
diwahyukan
kepadanya
sajalah
(yang
Perkataan
Perbuatan
15
Pernyataan
Sifat-sifat keadaan Nabi
b. Makna Sunnah
Sunnah secara etimologi ialah berasal dari akar kata sanna (
), bentuk masdarnya al-Sunnah, jamaknya adalah al-Sunan yang berarti
perangai, jalan, kebiasaan dan syariah.
Secara lebih khusus sunnah berarti cara atau jalan., yaitu jalan yang
dilalui orang-orang dahulu kemudian diikuti oleh orang-orang belakangan.
Secara terminologi Sunnnah adalah sabda, pekerjaan, ketetapan, sifat
(watak budi maupun jasmani); atau tingkah laku Nabi Muhammad saw., baik
sebelum menjadi Nabi maupun sesudahnya.
Pengertian Hadits secara luas,
Hadits
Sunnah
Hadits
Khabar
semuanya
sama dan
disandarkan
Nabi
Perbuatan
Sahabat
Tabiin
Perkataan
Ketetapan
16
Atsar
4. Transfer Hadits
Transfer hadits dari Rasulullah kepada para sahabat ada beberapa cara,
yaitu :
1; Rasulullah
kepada
para
mengelilinginya,
dan
sahabat
sedang
masalah-masalah
mereka
yang
penting
duduk
selalu
3; Para
kemudian
duduk
dekat
Rasulullah
untuk
mengingat-ingat
4; Ada
beberapa
sahabat
yang
menghafal
hadits
kemudian
17
1; Adanya
2; Adanya
peristiwa-peristiwa
yang
terjadi
pada
kaum
Muslimin,
3; Adanya
sahabat tentang prilaku Rasulullah saw., hal seperti ini banyak terjadi
dikala Rasulullah saw., shalat, berhaji, bepergian dan prilakunya di
rumah.
5.1;
Rawy (
suatu
kita
apa-apa
yang
pernah
didengar
dan
18
5.2;
Matan (
5.1;
Sanad (
Sanad atau Thariq ialah jalan yang dapat menghubungkan matan hadits
(isi hadits) kepada Nabi Muhammad saw.
Contoh :
Telah memberitakan kepadaku Muhammad bin al-Mutsanna, ia berkata
: Abdul Wahhab ats-Tsaqafy telah mengabarkan kepadaku, ia berkata : telah
bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi
Muhammad
saw.,
sabdanya
tiga
perkara,
yang
barangsiapa
19
Rasulullah saw
1
Anas r.a.
Rawi Pertama
Sanad terakhir
Abu Qilabah
Rawi kedua
Sanad keempat
Ats-Staqafy
Al-Bukhari
Rawi ketiga
Rawi keempat
Rawi terakhir
Sanad ketiga
Sanad kedua
Sanad pertama
20
sahabat
menyampaikan
sesuatu
yang
ditanggapi
dengan
Jangan kamu tulis sesuatu yang telah kamu terima dariku selain alQuran. Barang siapa menuliskan yang ia terima dariku selain al-Quran
hendaklah ia hapus. Ceriterakan saaaaja yang kamu terima dariku, tidak
mengapa. Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka
hendaklah ia menduduki tempat duduknya di neraka (Riwayat Muslim).
1; Bahwa
2; larangan
menulisnya bersifat khusus bagi orang yang mempunyai keahlian tulismenulis, hingga terjaga dari kekeliruan dalam menulisnya dan tidak
dikhawatirkanakan salah,
22
seperti
23
d; Berkurangnya
jumlaah
ahli
hadits.
Untuk
menghilangkan
dengan
menginstruksikan
hadits-2
kepada
palsu,
seluruh
Umaar
pejabat
bin
dan
Abdul
Ulama
Aziz
yang
1; Muhammad
24
2; Imam Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairy (204-261 H), dengan
kitabnya shahih Muslim yang berisi 7.273 hadits.
3; Kitab-kitab
4; Kitab-kitab
berisi mencakup seluruh hadits, kecuali hadits yang sangat dhaif dan
munkar (menyendiri, banyak salah dan lengah).
Ijtihad
Ijtihad (
A. Pengertian Ijtihad
Ijtihad secara bahasa adalah berusaha dengan sungguh-sungguh.
Ijtihad secara istilah ialah mencurahkan segala kemampuan berfikir
untuk mengeluarkan hukum syari dari dalil-dalil syara, yaitu al-Quran dan
as-Sunnah.
Mencurahkan
fikiran
untuk
mendapatkan
hukum
syara
yang
25
B. Hukum Ijtihad
1; Wajib
3; Sunnat, yaitu ijtihad terhadap sesuatu peristiwa yang belum terjadi baik
dinyatakan atau tidak.
C. Syarat-Syarat Ijtihad
Orang yang berijtihad harus memenuhi beberapa syarat :
1; Menguasai
26
ayat-ayat
hukum
dan
cara
mengistimbatkan
3; Mengetahui
4; Harus
karena
menjadi
ijtihad.
mujtahid
mudah
mengembalikan
soal-soal
cabang
27
1; Peristiwa-2
kepada
kita
(baik
mengenai
keadilannya,
demikian
dapat
menerapkan
nas
tersebut
kepada
2; Peristiwa-peristiwa
28
Seseorang yang hendak berijtihad, haruslah memperhatikan uruturutannya, apabila ia tidak mendapatkan sesuatu dalil yang lebih tinggi
tingkatannya,
barulah
ia
boleh
menggunakan
dalil-dalil
berikutnya.
1; Nas-nas al-Quran
2; Nas-nas hadits Mutawatir
3; Nas-nas hadits ahad
4; Zhahir al-Quran
5; Zhahir hadits
6; Ijtihad dengan (memakai kaidah-kaidah Ushul Fiqih)
F. Kebenaran Ijtihad
Ilmu dibagi dua, yaitu qhati (pasti) dan Zhanni (samar). Dalam ilmu
hukum Islam selain soal-soal yang qhatI seperti : shalat, zakat dll. Ada soal
shanni yang tidak ada dalilnya yang qathI (pasti). Maka soal-soal ini yang
menjadi lapangan ijtihadnya.
Apakah tiap-tiap mujtahid dalam soal-soal zhanni tersebut dapat
mencapai kebenaran ? menurut Imam Abu hanifah, Malik dan SuafiI : Tidak
semua mujtahid mencapai kebenaran, tetapi yang bisa mencapai hanya
satu.
Nabi bersabda :
29
Ittiba (
Taqlid ialah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau
alasannya. Taqlid dalam adama dilarang.
30
Imam Ahmad bin Hambal : Jangan mengikuti (taqlid) saya, atau Malik
atau Tasuri atau Auzai, tetapi ambillah dari mana mereka mengambil.
31