Anda di halaman 1dari 13

SUMBER AJARAN ISLAM:

AL-QUR’AN
DRS. DANG EIF SAIFUL AMIN, M.AG
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SGD BANDUNG
 Sumber ajaran Islam adalah wahyu Allah SWT yang dituangkan dalam Al-
. Qur’an. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-
angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
 Sebagian ayat Al-Qur’an disampaikan melalui malaikat Jibril, dan sebagian
lagi disampaikan langsung oleh Allah SWT.
 Al-Qur’an diturunkan dalam Bahasa Arab, tetapi ia diperuntukkan bagi seluruh
umat manusia (ras atau suku, keturunan, warna kulit, bangsa, dan bahasa).
 Terdapat ayat al-Qur’an yang isinya bersifat rinci dan jelas, tetapi lebih
banyak ayat yang bersifat global (mujmal  memerlukan penjelasan dan
penafsiran yang bersifat kontekstual).
 Untuk ayat mujmal, ketika nabi Muhammad SAW hidup, dijelaskan oleh beliau
SAW. Penjelasan inilah yang kemudian disebut hadis (hadis Rasul), dan
menjadi sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an.
 Disamping hadis Rasul, perkataan para sahabat Rasul (istishhab) juga menjadi
sumber ajaran Islam. Perkataan para sahabat Rasul ini disebut juga dengan
atsar (atsar Ash-shahabah) yang kedudukannya hampir disamakan dengan
hadis.
. Sumber ajaran Islam ketiga: Ijtihad. Ia adalah hasil penafsiran para ulama
terhadap ayat Al-Qur’an secara kontekstual, sesuai zaman dan tempat,
dengan berpedoman kepada hadis dan atsar atau kepada para penafsir
sebelumnya. Dengan ijtihad ini, maka ayat Al-Qur’an mampu dibumikan
(dipribumisasikan).
 Terdapat dialog antara Rasul SAW dengan Mu’adz bin Jabal (ketika diutus
menjadi Gubernur di Yaman), yang menjadi landasan 3 sumber ajaran Islam:
“Nabi: dengan apakah engkau melaksanakan hukum?. Mu’adz: dengan kitab
Allah. Nabi: kalau engkau tidak mendapatkannya disana?. Mu’adz: dengan
Sunnah atau hadis Rasul. Nabi: kalau engkau tidak mendapatkannya disana?.
Mu’adz: saya berijtihad dengan akal saya dan saya tidak akan putus asa….”
(H.R. Abu Dawud).
 Juga al-Qur’an surat An-Nisa (4): 59 :”Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang berkuasa diantara kamu, maka
sekiranya diantara kamu berbantahan dalam suatu perkara, hendaklah kamu
kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya”.
 Ketaatan kepada ‘ulul amri bersifat kondisional atau tidak mutlak (tergantung
kesesuaian dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya). Oleh karena itu, ada
kelompok Mujtahid (orang-orang yang diberi otoritas dalam menentukan
hukum Islam, mempunyai kriteria dan syarat-syarat tertentu, berdasar Al-
Qur’an dan Hadis) yang keputusannya harus dilaksankan.
Al-Qur’an

 Secara Etimologis: Al-Qur’an berasal dari qara’a, yaqra’u, qira-atan, atau


qur-anan, yang berarti mengumpulkan dan menghimpun huruf serta kata-kata
dari satu bagian ke bagian lain secara teratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia
berisikan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan (Manna
Khalil al-Qaththan).
 Secara Terminologis: Al-Qur’an adalah firman Allah (Kalamullah) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan bernilai ibadah bagi yang
membacanya (Manna Khalil al-Qaththan).
 Kitab yang diturunkan sebelum Rasul SAW. bukan Al-Qur’an, demikian pula
ada wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak dimuat
dalam Al-Qur’an, melainkan disebut dengan Hadis Qudsi atau Hadis Rabbani
atau Hadis Ilahi (= sesuatu yang dikabarkan Allah kepada Nabi dengan melalui
ilham atau mimpi, kemudian Nabi menyampaikan makna tersebut dengan
ungkapan kata Nabi sendiri).
 Penamaan kitab suci Al-Qur’an, langsung diberikan oleh Allah SWT melalui
wahyu-Nya (lihat: QS. Al-Baqarah [2]: 185; Al-An’am [6]: 19; Thaha [20]: 2;
. Asy-Syura [42]: 7; Al-Hasyr [59]: 21.
 Teks Al-Qur’an tersusun dalam 114 surat, 6236 ayat, 74437 kalimat, dan
325345 huruf.
 Allah berjanji akan menjaga kemurnian dan keaslian (otentisitas) Al-Qur’an
semenjak diturunkannya hingga akhir zaman, sebagaimana dalam QS Al-Hijr
[15]: 9; “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan
sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya”.
 Awal turunnya Al-Qur’an bersamaan dengan diangkatnya Muhammad SAW
sebagai Rasul dalam usia 40 tahun. Diturunkan ketika Muhammad SAW
berkhalwat di Gua Hira pada malam Senin tanggal 17 Ramadhan yang
bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi. Malam peristiwa ini
dinamakan dengan malam Qadar (Lailatu Al-Qadar).
 Ayat ayat yang pertama turun yaitu 5 ayat dari surat Al-Alaq [96].
 Sedangkan ayat yang terakhir kali turun adalah QS. Al-Maidah [5]: 3; yang
turun ketika Nabi melaksanakan haji di Arafah pada hari Jum’at tanggal 9
Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah (Maret 632 M). Haji ini disebut haji Wada
(terakhir), karena 81 hari kemudian beliau wafat: 12 Rabiul Awwal tahun 11 H
 Sesuai tempat kehidupan Rasulullah SAW.; maka periodesasi Al-Qur’an terbagi
dua: Pertama, periode Mekah (Makiyah); ayat2 yang turun ketika Nabi masih
. bermukim di Mekah, sejak saat pengangkatannya menjadi Rasul sampai
hijrahnya ke Madinah, selama 12 tahun 13 hari. Kedua, periode Madinah
(Madaniyah); ayat2 yang turun ketika Nabi telah hijrah ke Yatsrib (Madinah).
 Dari sejumlah 114 surat Al-Qur’an: sebanyak 86 surat masuk Makiyah, dan 28
surat termasuk ayat2 Madaniyah.
 Ciri-ciri ayat Makiyah dan Madaniyah:
Makiyah Madaniyah
Ayatnya umumnya pendek-pendek. Ayatnya panjang-panjang. Jumlah
Jumlah ayat 4780. ayat 1456.
Ungkapan: Ya ayyuhannas (wahai Ungkapan: Ya ayyuhalladzina ‘amanu
sekalian manusia) (wahai orang-orang yang beriman)
Isi: keimanan, tauhid, takwa, Isi: masalah hukum, kemasyarakatan,
ancaman dan pahala, sejarah bangsa- kenegaraan, hubungan antar agama,
bangsa terdahulu. dan lain-lain.
Kodifikasi Al-Qur’an

 Al-Qur’an yang diturunkan secara berangsur2, ketika turunnya urutannya


tidak sebagaimana yang ada sekarang (di mushaf), tetapi turun terpisah-
pisah. Adakalanya ayat itu turun karena suatu sebab (Asbab an-Nuzul), tapi
adakalanya tanpa suatu sebab apa-pun; yang ini paling banyak terjadi.
 Setiap kali ayat Al-qur’an turun, Nabi langsung memerintahkan para
sahabatnya menghafalnya, kemudian mencatatnya pada media sesuai yang
tersedia saat itu: pelepah kurma, batu2 tipis, dedaunan, kulit binatang.
Setelah itu disusun berdasarkan petunjuk Rasul, kemudian menyimpannya di
rumah Rasul. Beliau punya beberapa sahabat yang ahli dan khusus untuk
mencatat dan memelihara wahyu yang turun. Selain itu senantiasa
mengadakan persesuaian bacaan dengan Jibril.
 Kodifikasi Al-Qur’an pada dasarnya sudah dimulai oleh Rasul SAW, namun belum
tersusun secara sempurna dalam mushaf karena: wahyu masih turun, ketika wahyu
. turun sempurna tidak lama kemudian Nabi wafat. Mengenai susunan ayat dan
tertib surat yang ada sekarang ini, dilakukan oleh sahabat yang terbentuk dalam
panitia ad hoc penyusun Al-Qur’an (diketuai Zaid bin Tsabit).
 Bentuk susunan mushaf Al-Qur’an, sebelum wafatnya Rasul, telah ditunjukkan
kepada para sahabat (terutama yang huffadz). Secara demikian, bentuk susunan
mushaf Al-Qur’an sesuai dengan petunjuk Rasul SAW.
 Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khaththab mengusulkan agar Al-
Qur’an ditulis kembali dan dikumpulkan dalam suatu mushaf (waktu itu tulisan Al-
Qur’an masih berceceran). Dibentuklah kepanitiaan penulisan dan penyusunan
mushaf yang diisi oleh: Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Umayah bin Ka’ab, dan
Usman bi Affan. Setelah berhasil menjadi mushaf, kemudian disimpan oleh Abu
Bakar di rumahnya.
 Abu Bakar wafat, mushaf kemudian dipegang oleh (khalifah) Umar bin Khaththab.
Kemudian ketika Umar pun wafat, mushaf dipegang oleh anaknya yaitu Hafsah
binti Umar.
 Zaman Khalifah Usman bin Affan, mushaf kemudian digandakan menjadi 5 buah.
Yang aslinya disimpan di rumah Usman, sedangkan yang empat disebarkan ke
berbagai daerah sebagai rujukan dan dasar pemerintahan di daerah2 yang telah
menjadi kekuasaan Islam. Selanjutnya, seluruh mushaf Al-Qur’an di seluruh dunia
semuanya sama tidak terdapat perbedaan di dalamnya.
Nama-nama Al-Qur’an

 Selain nama yang utama, yaitu Al-Qur’an, terdapat nama-nama lain


diantaranya:
1. Al-Furqan (pembeda atau pemisah). Lihat: QS Al-Furqan [25]: 1.
2. Adz-Dzikr (peringatan), dalam QS Al-Hijr [15]: 9.
3. Al-Huda (petunjuk), dalam At-Taubah [9]: 33.
4. Al-Kalam (ucapan/pembicaraan), dalam At-Taubah [9]: 6.
5. Al-Kitab (sesuatu yang ditulis), dalam Al-Kahfi [18]: 1.
6. Al-Nuur (cahaya), dalam An-Nisa [4]: 174.
7. Asy-Syifa (obat, penawar), dalam Al-Isra [17]: 82.
Isi Kandungan Al-Qur’an

 (1). Prinsip-prinsip Keimanan, yakni doktrin kepercayaan untuk meluruskan


dan menyempurnakan keyakinan dan kepercayaan, seperti keimanan kepada
Allah SWT, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, qadha qadhar, dll.
 (2). Prinsip-prinsip Syariah, yakni hukum2 yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan
makhluk lainnya/alam sekitarnya.
 (3). Janji dan Ancaman, seperti janji kepada orang2 yang berbuat baik, dan
ancaman kepada orang2 yang berbuat jahat atau dosa.
 (4). Sejarah dan kisah2 masa lalu, seperti kisah para nabi dan rasul, orang2
saleh dan salah, masyarakat atau bangsa2 terdahulu.
 (5). Ilmu pengetahuan, yakni informasi2 tentang manusia, binatang,
tumbuh2an, langit, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain sebagainya.
FUNGSI DAN PERAN AL-QUR’AN

 Fungsi Al-Qur’an:
1. Sebagai pedoman hidup dan memberi petunjuk kepada umat manusia ke jalan
yang baik dan benar agar manusia memperoleh kebahagiaan dalam menjalani
hidupnya. Lihat QS. An-Nisa [4]: 105; Al-Isra [17]:9.
2. Memberi penjelasan terhadap petunjuk tersebut diatas, bahkan terhadap
segala sesuatu yang harus dijadikan pedoman dan dilaksanakan oleh manusia.
Juga sebagai pembawa rahmat dan kabar gembira bagi orang2 yang berserah
diri kepada Allah SWT. Lihat QS. Al-Baqarah [2]: 185; An-Nahl [16]: 89.
3. Sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab2 Allah yang telah
diturunkan sebelumnya. Lihat QS. Al-Baqarah [2]: 41; An-Nisa [4]: 47.
4. Sebagai mukjizat terakhir dan terbesar bagi Nabi Muhammad SAW.
Kemukjizatan Al-Qur’an secara umum meliputi: a). Aspek Bahasa; b). Aspek
sejarah; c). Isyarat2nya tentang sains atau ilmu pengetahuan.
 Peran Al-Qur’an: menurut Mohammad Abdul Adhim Az-Zarkoni, perbaikan dan
pembaharuan yang diciptakan Al-Qur’an yang diciptakan Al-Qur’an dalam
. sejarah kehidupan manusia diantaranya:
1. Perbaikan dalam bidang akidah;
2. Perbaikan dalam bidang ibadah;
3. Pembaharuan di bidang akhlak;
4. Perbaikan dalam bidang kehidupan bermasyarakat;
5. Perbaikan dalam bidang politik ketatanegaraan;
6. Perbaikan dalam lapangan ekonomi;
7. Perbaikan tentang kedudukan wanita;
8. Perbaikan tentang system dan aturan peperangan;
9. Memberantas perbudakan;
10. Memerdekakan akal dan pikiran;
11. Perbaikan2 dan pembaharuan di bidang lainnya.
 Agar fungsi dan peran Al-Qur’an dapat dirasakan dalam kehidupan manusia,
khususnya umat Islam, maka mereka harus punya komitmen terhadap Al-
. Qur’an. Quraisy Shihab menjelaskan, komitmen itu antara lain meliputi:
1. Mengimani Al-Qur’an: meyakini bahwa Al-Qur’an adalah KalamuLlah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Ia mengandung kebenaran yang
mutlak dan merupakan syariat terakhir yang menyempurnakan syariat2 yang
diturunkan Allah SWT. sebelumnya.
2. Mempelajari Al-Qur’an: karena Al-Qur’an merupakan pengejawantahan
rahmat Allah SWT, mempelajarinya berarti membuka pintu rahmatNya, juga
menjadi modal dasar dalam mengarungi kehidupan untuk memperoleh
kebahagiaan dan keberuntungan. Membaca dan memahaminya, juga akan
menambah kualitas keimanan dan membentengi diri dari perbuatan jahat dan
sia-sia.
3. Mengamalkan Al-Qur’an. Pengamalan Al-Qur’an adalah inti dari komitmen
setiap Muslim, karena segala yang dikandungnya bukan hanya ditujukan untuk
dipahami, melainkan untuk membentuk mental dan jiwa. Setelah memiliki
komitmen terhadap Al-Qur’an tersebut, maka akan terasa fungsi dan peran Al-
Qur’an dalam menjalani kehidupan ini.

Anda mungkin juga menyukai