Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENGANTAR AL-QURAN DAN ULUMUL QURAN

A. Pengertian Al-quran dan ulumul quran

Al-quran adalah firman atau kalam yang diterima oleh Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama lebih kurang 22 tahun 2 bulan yang terbagi dalam dua periode, yaitu periode mekah 12 tahun lebih sedikit dan periode madinah 9 tahun lebih sedikit menurut perhitungan qamariah. Al-quran terdiri dari 114 surat dan 6236 ayat. Susunan surat dan ayat-ayatnya adalah tauqifiy ( ketentuan dari Tuhan sendiri). Menurut Dr. Bakri Syaikh Amin mendefinisikan Al-Quran sebagai berikut Alquran adalah kalamullah sebagai mukjizat yang diturunkan kepada para penutup para nabi dan rasul ( Nabi Muhammad saw) dengan perantara Al-Amin (Jibril), ditulis dalam mashahif, terpelihara dalam dada manusia, disampaikan secara mutawatir, bacaannya di beri nilai ibadah, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas. Sedangkan pengertian ulumul quran adalah berasal dari dua kata Ulum dan Alquran. Ulum : jamak dari ilmu; artinya faham atau pengetahuan. Menurut terminologinya adalah aneka ragam persoalan yang telah di tetapkan secara sistematis, analisis, dan radikal menurut ketetapan keilmuan, dengan mempelajari sumber dan pemberlakuannya melalui proses reasoning (akal) ataupun otoritarianisme (taqlid).1sedangkan pengertian Al-quran telah dijelaskan sebelumnya.

B. Periodesasi turunnya al-quran Dalam turunnya Al-Quran ada dua periode yaitu periode makkah dan periode madinah. Periode makkah disebut dengan makkiyah sedangkan periode madinah disebut dengan periode madaniah. Dalam periode makkah ayat-ayat makkiyahnya pendekpendek dan dinamai ayat-ayat qishar, sedangkan ayat-ayat madaniyyah panjang dan dinamai dengan thiwal.
1

Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Quran, (Jakarta timur: PT. Intimedia ciptanusantara). Hal. 19

Kebanyakan firman Allah dalam surat madaniyyah demulai dengan perkataan Cuma ada tujuh ayat saja dari makkiyah yang dimulai dengan Dalam ayat-ayat makkiyah kebanyakan mengandung soal-soal tauhid, soal kepercayaan, adanya Allah, hal ihwal azab dan nikmat dihari kemudian serta urusanurusan kebaikan. Ayat-ayat hokum yang jelas dan tegas kandungannya, kebanyakan turun di madinah.

C. Nama-nama lain dari Al-quran


1. Al-quran disebut juga dengan al-Furqan ( pembeda )

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. ( Qs.al-Furqan : 1 )

2. Al-Kitab ( tulisan )


Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?. (Qs. Al-Anbiya : 10 )

3. Adz-Dzikr ( peringatan )


Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya. ( Qs. Al-Hijr : 9 )

4. At-Tanzil ( yang diturunkan )


Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. (Qs. As-Syuara :192) BAB II PENGUMPULAN DAN PENULISAN AL-QURAN Al-Quran adalah kitab suci yang utuh terpelihara sampai akhir zaman. Rasulullah sebagai penerima kitab ini menghafal seluruhnya tanpa tertinggal satu huruf huruf pun. Apa yang dilakukan nabi diikuti oleh sebahagian sahabat-sahabat yang lain. Menurut riwayat Bukhari, demikian Subhi Shaleh, menyatakan pada masa nabi penghafal alQuran adalah tujuh orang. ( Subhi Shaleh, 1988 : 65 ). Subhi mengutip pendapat ASayuthiy dalam kitab Al-Itqan yang disebut nama-nama mereka adalah Abu Ubaid, Thalhah, Saad, Ibnu Masud, Hudzaifah, Salim, Abu, Hurairah, Abdullah bin al-Saib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, bin al-Ash, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair ( keempat mereka di istilah kan dengan Abadillah/Abdullah ), Aisyah, Hafsah, Ummu Salamah, dari kalangan Anshar dikenal juga Ibadah bin Shamit, Muadz, Majma, Fudhalah bin Ubaid dan Maslamah bin Makhlad, namun sebagian mereka menyempurnakan hafalannya setelah nabi. Tapi mendukung terpelihara Al-Quan pada saat itu adalah perintah nabi untuk menghafal dan menulis setiap wahyu yang diturunkan dan melarang menulis hadits yang ia sabdakannya.

Pengumpulan al-Quran dalam bentuk penulisan terjadi dalam tiga periode, masa nabi, masa Abu Bakar dan masa Usman bin Affan. 1. Penulisan pada masa Nabi Nabi sendiri telah menetapkan penulis-penulis wahyu, diantaranya khalifah yang empat, Muawiyah, zaid bin tsabit, ubai bin kaab, Khalid bin walid dan tsabit bin qais mereka menulis ayat-ayat Al-quran pada kulit, tulang-tulang, pelepah-pelepah kurma dan batu-batu yang tipis serta papanpapan. 2. Penulisan pada masa Abu Bakar Al-quran memang sudah ditulis seluruhnya pada masa Nabi tapi belum tersusun surat-suratnya dan ayatnya. Sahabat tersebut di atas menulis langsung apa yang turun atau yang mereka dengar itu ayat al-quran. Peristiwa pembukuan al-quran terjadi setelah perang yamamah yang terjadi antara kaum muslimin dengan orang-orang murtad. Dalam peperangan syahid sebanyak tujuh puluh orang penghafal al-quran. Umar mengangggap hal tersebut sangat berbahaya lalu ia menyarankan kepada abu bakar untuk mengumpulkan al-quran. Mula-mula ia keberatan menerimanya karena ia sangat hati-hati terhadap pekerjaan-pekerjaan yang tidak di lakukan oleh nabi semasa hidupnya. Tapi setelah mendengar penjelasan umar tentang akibat yang akan menimpa umat islam ia menerima saran tersebut. Ia memanggil zaid bin tsabit untuk menulis al-quran sesuai dengan letak surat dan ayat secara berurutan. Zaid memeriksa ayat-ayat al-quran yang tertulis serta dihafal oleh kebanyakan sahabat. Bila ada ayat yang tidak banyak orang menghafalnya atau menulisnya ia meminta dua orang saksi yang adil bahwa itu benar wahyu yang diterima nabi. Penulisan itu selesai dikerjakan dalam tempo lebih kurang satu tahun karena peristiwa perang Yamamah dengan wafat Abu Bakar satu tahun lebih sedikit sedangkan penulisan Al-Quran sudah selasai pada zaman Abu Bakar sendiri ( subhi : 1988: 76-78 )

3. Penulisan al-quran pada masa utsman bin affan Ketika kaum muslimin sedang menaklukkan Armenia dan Azerbaijan, tentara kaum muslimin terdiri dari penduduk Irak dan Syam, terjadilah perbedaan di kalangan mereka dalam membaca Al-Quran. Peristiwa ini dilaporkan oleh Huzaifah kepada Usman bin Affan agar ummat Islam jangan berpecah belah karena tidak seragam dalam membaca Al-Quran seperti terjadi pada ummat lain. Ketika itu Usman meminta mushaf yang disalin oleh Zaid yang disimpan dirumah Hafsah, puteri Umar dan isteri Raasullah, untuk disalin kembali. Usman memerintahkan suatu team yang teliti untuk menyalinnya. Mereka terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam. Ustman mengingatkan mereka jika antara mereka bertiga beda pendapat dengan Zaid diharapkan Al-Quran ditulis dengan lahjah orang Quraisy karena Al-Quran diturunkan dengan lahjah tersebut setelah selesai disalin, beberapa mushaf dikirim ke beberapa wilayah sedangkan yang aslinya dikembalikan kepada Hfsah dan tulisan-tulisan yang lain sesuanya dibakar ( subhi :1988:78 ). Mushaf yang ditulis ini disebut mushaf al-Imam artinya yang menjadi pedoman bagi yang lain-lain. Mushaf inilah yang sampai ke tangan kita sekarang. Tentang jumlah mushaf yang ditulis para ulama berbeda pendapat banyaknya, ada yang berpendapat empat buah ada yang berpandapat tujuh buah, lima buah dan enam buah. Pendapat kebanyakan ulama ditulis sebanyak empat buah, tiga buah dikirim masing-masing ke Basrah, Kufah dan Syam sedangkan yang satu lagi tinggal bersama dirinya di Madinah (subhi,1988:84). Boleh jadi setelah selesai disalin empat buah dikirim ke wilayah-wilayah tersebut kemudian dilanjutkan penulisan tiga buah lagi yang satu dikirim ke mekkah dan dua lagi berada di tangan Aisyah dan Abdullah bin Zubeir. Dengan demikian tidak terjadi lagi perbedaan pendapat tentang Al-quran yaitu Al-quran yang dibaca seluruh dunia islam sekarang.

BAB III

MUNCUL ILMU AL-QURAN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA A. Ilmu Asbab An Nuzul B. Ilmu Qiraat C. Ilmu Rasm ( penulisan ) Al-Quran D. Ilmu Mawathin Nuzul E. Ilmu Tawarikhun Nuzul F. Ilmu Tajwid
G. Ilmu Gharib Al-Quran

H. Ilmu Mutasyabih I. Ilmu Nasikh Dan Mansukh J. Ilmu Aqsamul Quran K. Ilmu Munasabah L. Ilmu Munasabat Al-Quran M. Ilmu Tafsir

BAB IV METODE PENAFSIRAN AL-QURAN

1) Tafsir bil-matsur Para sahabat menafsirkan ayat berdasarkan penjelasan yang mereka dengar dari Nabi dan tabiin menafsirkan menurut yang mereka terima dari sahabat. Seandainya mereka tidak menemukan penjelasan Nabi, setelah 2) Tafsir bil-rayi a. Metode Tahlily b. Metode Ijmaliy c. Metode Muqaran d. Metode Maudlui'y

Anda mungkin juga menyukai