Tujuan dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menambah
wawasan mengenai Rasm al-Quran. Sedangkan secara khusus adalah:
1
BAB II Pembahasan
Istilah rasmul Quran terdiri dari 2 kata yaitu rasm dan Al-Quran kata rasmul
berarti bentuk tulisan. sedangkan Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. dengan perantara malaikat Jibril ditulis dalam
mushaf-mushaf dan disampaikan kepada umat manusia secara Mutawatir (oleh
banyak orang) dan mempelajarinya suatu ibadah dimulai dengan surat Al Fatihah
dan diakhiri dengan surat an-nas. dengan demikian, Rasm Al Quran berarti tulisan
Alquran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Rasul Alquran itu adalah bentuk penulisan
AlQur'an yang sebagai ulama menyebutnya dengan ras Mushaf dan sebagai ulama
yang lain menyebutnya dengan rasm utsmani terlepas dari apapun namanya kata
kuncinya adalah bentuk tulisan dari Alquran itu sendiri.
Penulisan Al-Quran pada masa Nabi adalah penyusunan surat dan ayat secara
sistematis, namun belum terkumpul dalam satu mushaf melainkan dalam keadaan
terpisah-pisah.
2
Dalam proses penulisan di zaman Rasulullah SAW. Yang menulis Al-Quran
yaitu Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban Bin Said, Khalid Bin Walid, dan
Muawiyah Bin Abi Sofyan. Setiap kali menerima wahyu Rasulullah SAW,
memanggil para sekretarisnya untuk menulis wahyu yang baru diterimanya.
3
Disini berarti, hafalan dan tulisan harus terpenuhi seperti itulah bentuk kehati-
hatian Zaid Bin Tsabit dalam menulis Al-Quran. Setelah selesai, Al-Quran
dikumpulkan dan ditulis kemudian diserahkan kepada Abu Bakar, dan beliau
menyimpan baik-baik hingga wafatnya. Sepeninggal Abu Bakar, ia digantikan oleh
Umar Bin Khattab yang kemudian disimpannya naskah itu. Dan setelah wafatnya
Umar Bin Khattab, Naskah itu kembali diserahkan kepada Hafshah.
Para ulama menyebut cara penulisan ini sebagai Rasm Al-Mushaf. Karena
cara penulisan disetujui Utsman sehingga sering pula dibangsakan kepada Utsman,
sehingga mereka menyebutnya Rasm Utsman atau Rasm Utsmani. Namun
demikian, pengertian rasm ini terbatas pada tulisan mushaf oleh tim empat di zaman
Utsman, karena khawatir akan beredarnya dan menimbulkan perselisihan
dikalangan ummat islam. Hal ini nanti membuka peluang bagi ulama kemudian
untuk berbeda pendapat tentang kewajiban mengikuti rasm Utsmani.
4
Penulisan Al-Quran Rasm Utsmani seperti yang terdapat sekarang ini
melalui beberapa tahapan berikut ini :
5
Membuat tanda lingkaran bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan
nomor ayat, tanda-tanda wakaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca),
menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri atas nama, tempat
turun, jumlah ayat, dan jumlah ain. Tajzi, yaitu tanda pemisah antara satu Juz dan
yang lainnya, berupa kata juz dan diikuti dengan penomorannya dan tanda untuk
menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah juz,
dan juz itu sendiri.
Jumhur ulama berpendapat bahwa pola penulisan AlQur'an dalam mushaf Utsmani
bersifat taufiqi, yakni bukan merupakan produk budaya manusia yang wajib diikuti
siapa saja ketika menurut Al Quran. Kelompok yang berpendapat bahwa mushaf
Utsmani bersifat taufiqi dengan alas an :
Penulisan Al-Qur'an dengan rasm Utsmani dilakukan oleh para juru tulis
Wahyu di hadapan Nabi SAW. dan apa yang dilakukan oleh mereka telah
ditakdirkan oleh Nabi, dan penulisan Al Quran seperti ini berlanjut pada masa Abu
Bakar dan juga pada Utsman bin Affan sampai pada masa tabiin dan tabiit.
Dengan demikian, penulisan AlQur'an menurut rasm Utsmani adalah merupakan
Ijma para sahabat. sementara itu, tidak mungkin para sahabat melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan ketentuan Nabi SAW dengan cara misalnya, menambah
atau mengurangi huruf al-qur'an tanpa petunjuk beliau. Kelompok ini bahkan
sampai pada tingkat mensakralkannya. Mereka merujuk sebuah riwayat yang
memberitakan bahwa nabi pernah berpesan kepada muawiyah, salah seorang
sekretaris nya. letakkanlah tinta. pegang pena baik-baik. luruskan huruf ba'.
bedakan huruf Sin. jangan butakan huruf mim, perbaguslah tulisan Allah,
6
panjangkan tulisan Ar Rahman. dan perbagus lah tulisan Ar Rohim, lalu Letakkan
penemu di atas telinga kiri mu karena itu akan membuatmu lebih ingat.
2. Pendapat kedua. dua rasm Utsmani bukan tufiqi daripada Nabi Muhammad
Ia hanya satu cara penulisan yang disetujui oleh utsman dan diterima baik
oleh umat , sehingga menjadi suatu kemestian dijadikan pegangan dan tidak boleh
dilanggar Ashab berkata Malik ditanya, Apakah mushaf boleh ditulis menurut
ejaan yang diadakan orang? Malik menjawab tidak, kecuali menurut tata cara
penulisan yang pertama.
tidak salah sekiranya menyalahi nya apabila orang ramai mempergunakan satu
rasm tertentu untuk Imla dan ras itu terbatas luas antara mereka.Di sini, rasm
selain daripada rasm Utsmani dinamakan sebagai lmlai atau Qiyasi.
Berasaskan pendapat ketiga ini, sebagian orang menyeru supaya Alquran ditulis
dengan kaidah-kaidah imla'i atau tulisan yang sudah tersebar luas dan diakui.
Ini bagi memudahkan para pembaca yang sedang belajar untuk membacanya.
(Al q a t t a n)
Manna' al Qattan cenderung kepada pendapat kedua yaitu al-qur'an perlu ditulis
dengan rasm Utsmani yang sudah dikenal dalam penulisan mushaf. Beliau
berhujah, rasm Utsmani diakui dan diwarisi oleh umat Islam sejak zaman Utsman.
pemeliharaaan rasm utsmani adalah jaminan kuat bagi penjaga Alquran daripada
perubahan dan penggantian huruf-hurufnya. sekalinya sekiranya dibolehkan
7
menulisnya menurut istilah Imla'i atau tulisanpada setiap masa ini mengakibatkan
perubahan mushaf dari masa ke masa.
8
penulisan AlQur'an pada zaman Nabi Muhammad. Bilal juga adalah penulis
Alquran yang dilantik oleh Abu Bakar dan Usman. Sudah tentu Zaid
menulis berdasarkan apa yang ditulis di hadapan Nabi Muhammad dan
dengan persetujuan Nabi Muhammad.Menurut Al-zarqani, antara ke antara
kelebihan rasm Utsmani itu adalah, Ia mempunyai makna yang halus dan
tersembunyi seperti makna yang terkandung dalam penambahan huruf ya
pada perkataan sebagaimana dalam ayat sebagai. tujuannya adalah
menunjukkan keagungan serta kekuasaan Allah yang menciptakan langit ini
berdasarkan kaidah yaitu apabila bentuk perkataan itu ditambah maka
maknanya juga turut bertambah.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Rasm Al-quran adalah tata cara penulisan Al-quran, yang biasa
disebut juga dengan rasm Utsmani .
2. Rasm Utsmani masih diperselisihkan dalam tiga hal oleh ulama:
apakah tauqifi, bukan tauqifi atau ishtilahi.
3. Pada awalnya rasm Utsmani tidak memiliki tanda baca tapi
kemudian di tambahi dan disempurnakan.
4. Dengan adanya penyempurnaan itu memudahkankita dalam
membaca al-Quran
5. Faedah berpegang dengan rasm Utsmani adalah :
a. Bersambung ke rangkaian pelapor atau sanat Al Quran.
b. Salah satu daripada rukun bacaan Alquran
c. Bertepatan dengan pembentangan terakhir.
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11