www.themegallery.com
PPh Pasal 21/PPh Pasal 26
(WP OP)
Pph Pasal 21
Tambahan tanggungan
untuk keluarga
sedarah /semenda Rp 4.500.000 Rp 375.000
dalam garis lurus
keturunan lurus, paling
banyak 3 orang
Tarif Pajak
x12
:12
SOAL PPh Pasal 21
1. Atas Impor
Impor dilengkapi dengan LKP PPh Pasal 22
disetor oleh importir ke Bank Devisa dengan
menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang
berlaku sebagai bukti pungutan pajak;
Impor tidak dilengkapi dengan LKP PPh Pasal 22
dipungut dan disetor oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menerbitkan
Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dalam rangkap 3 yaitu :
Lembar pertama untuk pembeli;
Lembar kedua untuk disampaikan kepada Direktorat
Jenderal Pajak sebagai lampiran laporan bulanan;
Lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang
bersangkutan.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus menyetorkan
pemungutan PPh Pasal 22 atas impor dalam jangka waktu
sehari setelah pemungutan pajak dilakukan ke Kantor Pos
dan Giro atau bank-bank persepsi, dan harus melaporkan
hasil pemungutannya tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak
secara mingguan selambat-lambatnya tujuh hari setelah
batas waktu penyetoran pajak berakhir.
2. Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan
Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN/D, harus memungut
dan menyetorkan pemungutan PPh Pasal 22 ke Kantor
Pos dan Giro atau bank-bank persepsi, pada hari yang
sama dengan pelaksanaan pembayaran, dengan
menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) yang
telah diisi oleh dan atas nama rekanan serta
ditandatangani oleh Bendaharawan. SSP berlaku
sebagai bukti pungutan pajak. Pelaporan harus
disampaikan selambat-lambatnya empat belas hari
setelah Masa Pajak berakhir.
3. Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas,
baja dan otomotif yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
harus memungut PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksinya di
dalam negeri dan wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22
dalam rangkap tiga, yaitu :
Lembar pertama untuk pembeli;
Lembar kedua untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak
sebagai lampiran laporan bulanan;
Lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang bersangkutan.
www.themegallery.com