Anda di halaman 1dari 17

Langkah-Langkah Penentuan Tarif

BOP Per Departemen


1. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per
departemen.
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke
departemen produksi. Ada dua macam metode
alokasi biaya overhead departemen pembantu :
a. Metode alokasi langsung
b. Metode alokasi bertahap, yang terdiri dari :
1. Metode alokasi bertahap timbal balik, terdiri dari:
Metode alokasi kontinu
Metode Aljabar
2. Metode alokasi bertahap tidak timbal balik
3. Perhitungan tarif BOP per departemen
Langkah penentuan tarif
BOP per departemen

1. Penyusunan anggaran biaya overhead


pabrik per departemen
Untuk mengadakan penyusunan anggaran
BOP per departemen terlebih dahulu harus
mendistribusikan biaya overhead tidak
langsung departemen ke departemen yang
menikmati biaya manfaat tersebut.
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu
ke departemen produksi.
Setelah diadakan pendistribusian BOP tak
langsung departemen ke departemen yang menikmati
(baik departemen produksi maupun departemen
pembantu). Selanjutnya, mengalokasikan BOP
departemen pembantu untuk selalu membantu atau
memberi jasa pada departemen produksi. Ada dua
metode yang dapat dipakai untuk mengalokasikan
BOP departemen pembantu ke departemen produksi
antara lain metode berikut:
a. Metode alokasi langsung
Bila digunakan metode alokasi langsung, maka
pembebanan BOP departemen pembantu
dialokasikan langsung ke departemen produksi yang
menikmati. Biasanya metode ini diterapkan karena
jasa departemen pembantu hanya dinikmati oleh
departemen-departemen produksi, sehingga tidak
dialokasikan ke departemen pembantu lainnya.
Di dalam menyusun anggaran biaya overhead
pabrik per departemen, biaya dibagi menjadi dua
golongan, biaya langsung departemen dan biaya tidak
langsung departemen. Setelah biaya langsung dan tidak
langsung departemen dikelompokkan dalam masing-
masing departemen, maka langkah selanjutnya dalam
penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah
membagikan biaya overhead departemen-departemen
pembantu kepada departemen-departemen produksi
(dalam metode alokasi langsung) atau kepada
departemen-departemen pembantu lain dan departemen
produksi (dalam metode alokasi bertahap). Yang masuk
dalam kelompok metode ini adalah:
a. Metode Alokasi Kontinu

Dalam metode ini, biaya overhead pabrik


departemen-departemen pembantu yang saling
memberikan jasa dialokasikan secara terus-
menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang
belum dialokasikan meniadi tidak berarti.
Departemen Pembantu Departemen Produksi

Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B

Biaya overhead Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 15.000.000
langsung dan
tidak langsung
departemen

Alokasi biaya (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508


overhead
departemen X

Alokasi biaya 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857


overhead
departemen Y

Rp. 0 Rp. 0 Rp. 14.086.734 Rp. 17.913.265


Departemen Pembantu Departemen Produksi

Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B

Biaya overhead Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 15.000.000
langsung dan
tidak langsung
departemen

Alokasi biaya (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508


overhead
departemen X

Alokasi biaya 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857


overhead
departemen Y

Rp. 0 Rp. 0 Rp. 14.086.734 Rp. 17.913.265


Metode al-jabar
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan
aljabar. Dan contoh 2 tersebut di atas, misalkan:
x= jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y.
y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X. Oleh karena itu:
x = 3.000.000 + 0,20 y
y = 5.000.000 + 0,10 x
Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut:
X = 3.000.000 + 0,20 y
X = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10 x)
X = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 x
x - 0,02 x = 4.000.000
0,98 x = 4.000.000
x = 4.000.000/0,98
= 4.081.633
y = 5.000.000 + 0,10 x
= 5.000.000 + 408.163
y = 5.408.163
Jumlah biaya overheaddepartemen X setelah
menerina alokasi biaya dari departemen Y
adalah sebesar Rp. 4.081.632 (yaitu Rp.
3.000.000 + Rp. 1.060.000 + Rp. 21.200 + Rp.
424 + Rp. 8), sedangkan jumlah biaya overhead
departemen Y setelah menerima alokasi biaya
dari departemen X adalah sebesar Rp. 5.408.163
(yaitu Rp. 5.000.000 + Rp. 300.000 + Rp. 106.000
+ Rp. 2.120 + Rp. 42 + Rp. 1).
Departemen Pembantu Departemen Produksi

Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B

Biaya overhead Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 15.000.000
langsung dan
tidak langsung
departemen

Alokasi biaya (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508


overhead
departemen X

Alokasi biaya 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857


overhead
departemen Y

Rp. 0 Rp. 0 Rp. 14.086.734 Rp. 17.913.265


2. Alokasi bertahap tidak timbal balik
Pelaksanaannya adalah departemen produksi
A serta departemen produksi B, dan BOP
departemen pembantu Y, setetelah menerima
alokasi dari departemen pembantu X akan di
alokasikan ke departemen produksi A dan B. Hal ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Contoh:
Dari contoh di atas buatlah daftar alokasi BOP
dari departemen pembantu ke departemen
produksi bial digunakan alokasi bertahap tidak
timbal balik dengan ketentuan berikut.
Departemen pembantu Departemen produksi

Keterangan Y A B

Departemen pemabntu X 10% - 50% 40%

Departemen pemabntu Y - - - -

Sesudah alokasi dari


departemen X - - 60% 40%
Daftar alokasi BOP department pembantu
ke departemen produksi dengan metode alokasi
bertahap tidak timbal balik adalah sebagai
berikut.
departemen pembantu departemen produksi
keterangan
X Y X Y
BOP sebelum alokasi 1.000.000 1.200.000 4.350.000 2.500.000
alokasi BOP dari Departemen pembantu
departemen X (Y 10%, A 50% dan B 40%) (1.0000.000) 100.000 500.000 400.000
departemen pembantu Y (A 60% dan B 40%) - (1.300.000) 780.000 520.000
BOP departemen produksi setelah
0 0 5.630.000 3.420.000
alokasi dari departemen pembantu

Anda mungkin juga menyukai