Anda di halaman 1dari 16

Perpajakan

Kelompok 4
Anggota Kelompok
Ni Putu Sintya Garini Dewi
22
2002612001042

Kadek Aritisna Widiantari


27
2002612011062

I Putu Wahyu Widhi Dharma


30
2002612011068
Table of contents
01 Definisi Umum Pajak 04 Objek Pajak
Penghasilan Pasal 22 Penghasilan Pasal 22

02 Dasar Hukum Pajak


05 Kegiatan yang Tidak
Penghasilan Pasal 22 Dikenakan PPh Pasal 22

03 Pemungut Pajak
06 Saat Terutangnya PPh
Pasal 22
Penghasilan Pasal 22
Table of contents
07 Tata Cara Pemungutan
dan Penyetoran
10 Contoh Perhitungan PPh
Pasal 22
08 Sifat Pemungutan

11 Surat Pemberitahuan
09 Menghitung PPh Pasal
22
Masa dan Bukti
Pe,ungutan
Definisi Umum Pajak Penghasilan Pasal 22

Pajak Penghasilan Pasal 22, selanjutnya disingkat menjadi PPh Pasal 22


merupakan pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah, baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga
pemerintahan dan lembaga – lembaga negara lain, berkenaan dengan
pembayaran atas penyerahan barang, dan badan – badan tertentu baik badan
pemerintahan maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor
atau kegiatan usaha di bidang lain. PPh Pasal 22 dibayar dalam tahun berjalan
melalui pemotongan atau pemungutan oleh pihak – pihak tertentu. Pemungutan
PPh Pasal 22 ada yang bersifat final dan tidak final.
Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 22

Dasar hukum Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah :


1. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan impor atau
kegiatan usaha di bidang lain.
Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22
Pasal 22 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa Menteri Keuangan menetapkan bahwa PPh Pasal 22
dipungut oleh :
• Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga – lembaga negara
lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang termasuk juga dalam pengertian bendahara
adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama.

Sesuai dengan PMK No. 34 Tahun 2017 tentang pemungutan PPh Pasal 22 adalah:
• Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme Uang Persediaan (UP).

Menurut pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2015 tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak
Penghasilan Dari Pembeli Atas Penjualan Barang Yang Tergolong Sangat Mewah, barang yang tergolong sangat
mewah contohnya:
• Pesawat terbang pribadi dan helicopter pribadi
Objek Pajak Penghasilan Pasal 22

Objek PPh Pasal 22 adalah suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud meliputi
impor baarang, ekspor barang tertentu, penjualan barang tertentu, atau
penjualan kepada pembeli tertentu. Kegiatan dikenakan PPh Pasal 22 sesuai
dengan PMK No. 34 Tahun 2017 yang selanjutnya disebut objek PPh Pasal 22
adalah :
1. Impor barang, impor barang dibedakan menjadi beberapa kelompok jenis
barang dan kepemilikan Angka Pengenal Impor (API) bagi importirnya.
Pengelompokan tersebut berpengaruh pada besarnya tarif.
2. Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan
logam yang dilakukan oleh eksportir kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak
yang terikat dalam perjanjian kerja sama pengusaha pertambangan dan
kontrak karya.
Kegiatan yang Tidak Dikenakan PPh Pasal 22

● Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan


peraturan perundang – undangan tidak terutang Pajak Penghasilan.
● Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak
Pertambahan Nilai.
● Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor.
● Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
● Pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan
Logistik (Perum BULOG).
Saat Terutangnya PPh Pasal 22
Sifat Pemungutan

Pemungutan PPh Pasal 22 dapat bersifat final dan tidak final.


Pemungutan pajak bersifat final artinya yang telah dibayar oleh Wajib
Pajak melalui pemungutan oleh pihak lain dalam tahun berjalan
tersebut tidak dapat dikreditkan pada total PPh yang terutang pada
akhir suatu tahun saat pengisian SPT Tahunan PPh. Sebaliknya,
pemungutan pajak bersifat tidak final berarti pajak yang sudah
dipungut oleh pemungut atau dibayarkan dapat
dikreditkan/diperhitungkan sebagai pembayaran pajak penghasilan
dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak yang dipungut.
Menghitung PPh Pasal 22
PPh Pasal 22 = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

Tarif dan dasar pengenaan pajak untuk setiap kegiatan yang dikenakan PPh Pasal
22 dijelaskan dalam tabel berikut :
Contoh Perhitungan PPh Pasal 22
PT. Anda adalah importir telah memiliki API. Pada bulan Desember 2018,
melakukan impor barang (pakaian selam) dari Jepang dengan harga faktur
USD 100.000. Biaya asuransi dan biaya angkut pengapalan barang dari
Jepang ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing – masing sebesar
0,5% dan 10% dari harga faktur. Biaya tersebut dibayar oleh PT. Anda, tarif
bea masuk 10% dari CIF. Pungutan lain yang sah di daerah pabean adalah
Rp. 10.000.000. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu
adalah USD 1 = RP. 14.500, sedangkan kurs BI adalah USD 1 = Rp.
14.540. Hitung PPh Pasal 22 yang harus dibayar oleh PT. Anda!
Contoh Perhitungan PPh Pasal 22
Surat Pemberitahuan Masa dan Bukti
Pemungutan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai