Jadi jelas bahwa keputusan untuk menjual produk tambahan dengan harga jual yang
lebih rendah adalah tepat, karena baik nilai marjin kontribusinya itu positif maupun
perolehan laba totalnya bertambah.
Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli
Umumnya sebuah perusahaan manufaktur adalah membeli bahan
baku dan kemudian memprosesnya menjadi produk jadi. Tetapi
adakalanya sebuah perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatu
pilihan untuk memproduksi sendiri produknya seperti semula atau
membeli kepada pihak lain. Pilihan membeli kepada pihak lain
tersebut muncul karena beberapa penyebab. Misalnya karena harga
beli dari perusahaan lain lebih murah, kapasitas produksi
perusahaan sulit untuk ditambah dan sebagainya. Jika kondisi
seperti itu yang dihadapi perusahaan maka perusahaan dapat
mempergunakan analisis biaya diferensial sebagai metode untuk
menyelesaikan masalah tersebut
Kapasitas produksi PT. Mitra usaha adalah 100.000 unit per tahun. Sampai akhir bulan
november 2019 perusahaan mengikat kontrak penjualan dengan kementerian pertanian
RI untuk menjual produksinya 100.000 unit produksinya dengan harga 15.000 per unit.
Taksiran Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah :
- Biaya Bahan Baku Langsung : Rp. 200.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp. 350.000.000
- Biaya Overhead Variabel : Rp. 150.000.000
- Biaya Overhead Tetap : Rp . 240.000.000
- Biaya Pemasaran Variabel : Rp. 100.000.000
- Biaya Pemasaran Tetap : Rp. 40.000.000
- Biaya Administrasi : Rp. 90.000.000
Total: Rp1.170.000.000
PT. SORAYA sebuah perusahaan yang membuat produk yang sama dengan PT.Mitra
usaha menawarkan untuk menjual produknya kepada PT. Mitra usaha dengan harga
Rp.9.500/unit.
Jika tawaran ini diterima maka PT. Mitra usaha tinggal membelinya dan menjual kepada
dept. pertanian. Keputusan Apakah yang seharusnya diambil oleh manajemen PT.Mitra
Usaha.??
Jika perusahaan melihat biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan 100.000 unit maka diperoleh harga
Rp.11.700/unit maka tawaran dari PT. Soraya atas produk dan
kualitas yang sama seharga Rp.9.500 terlihat jauh lebih
menguntungkan. Dan perusahaan tidak perlu membuang energi
untuk memproduksi barang untuk dijual kepada dept pertanian.
Tetapi persoalannya tidak semua biaya memiliki perilaku yang
sama. Biaya variabel dapat dihindarkan jika perusahaan
membeli tetapi biaya tetap tidak dapat dihindarkan walaupun
perusahaan menghentikan produksinya dan membeli dari
PT.Soraya atau pihak lain.
Jawab
Biaya Overhead Tetap Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000
Biaya Administrasi Tetap Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000
Laba /Rugi Rp. 330.000.000 Rp. 180.000.000 Rp. 380.000.000 Rp. 460.000.000
Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai perusahaan dimana perusahaan tidak
memperoleh laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini, perusahaan tidak
mengalami kerugian. Pada volume penjualan impas ini, seluruh biaya tetap yang
dikeluarkan perusahaan dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah ditutup.
Seluruh biaya tetap dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah dibebankan pada
volume impas tersebut. Itu berarti, mulai volume penjualan selanjutnya (setelah volume
penjualan impas), perusahaan dapat menghitung biaya produknya hanya dengan
menghitung biaya variabelnya saja. Itulah volume penjualan awal, dimana harga jual
alternatif yang lebih murah untuk pesanan khusus dapat diberikan. Harga jual yang hanya
menghitung biaya variabelnya saja. Jadi, volume impas merupakan titik awal volume
penjualan alternatif
PENGARUH BIAYA DIFERENSIAL TERHADAP ANGGARAN LABA
Keputusan untuk menjual sejumlah produk kepada konsumen tertentu dengan harga
yang lebih murah dibanding yang lainnya dengan berbagai alasannya, memiliki
pengaruh secara langsung terhadap pencapaian anggaran perusahaan. Anggaran
disusun dengan beberapa asumsi dasar, salah satunya adalah harga telah ditetapkan
pada suatu tingkat tertentu. Jika dalam pelaksanaanya kemudian perusahaan merubah
harga jual menjadi lebih rendah, tentunya hal tersebut akan berpengaruh secara
langsung terhadap perolehan laba usaha perusahaan. Laba usaha yang dianggarkan
dapat dipastikan tidak akan tercapai. Tetapi jika perusahaan mempertimbangkan faktor
lain, misalnya keinginan untuk menguasai pasar di suatu wilayah tertentu, maka
ketidakmampuan perusahaan untuk mencapai laba yang dianggarkan dapat ditolerir.
Dengan harapan, setelah pasar dikuasai, perusahaan dapat merubah kebijakan
penjualannya pada waktu mendatang.
SEKIAN