Anda di halaman 1dari 25

Bab 4

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL


Biaya Diferensial

Biaya diferensial adalah berbagai


perbedaan biaya diantara sejumlah
alternatif pilihan yang dapat
digunakan perusahaan
Biaya Diferensial

Biaya diferensial atau biaya relevan sering pula


disebut sebagai biaya marjinal atau biaya
inkremental. Biaya diferensial merupakan
berbagai macam kemungkinan yang dapat
terjadi dan dapat digunakan perusahaan dalam
menghitung biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan.
Kriteria Biaya Diferensial

1 Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang

2 Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternatif


Manfaat Umum Analisa Biaya Diferensial

Analisis biaya diferensial digunakan untuk


menentukan kenaikan pendapatan, biaya dan
marjin laba sehubungan dengan beberapa
kemungkinan cara untuk menggunakan
fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia
Manfaat Analisa Biaya Diferensial

1 Menerima pesanan tambahan

2 Menurunkan harga pesanan khusus

3 Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli

4 Keputusan untuk menutup fasilitas

5 Keputusan untuk menghentikan produk tertentu

6 Keputusan untuk memproses lebih lanjut atau tidak


Menerima pesanan tambahan

Terkadang perusahaan yang masih berproduksi dibawah


kapasitas terpasang, menerima pesanan tambahan dari
pelanggan. Volume produksi semula sebelum pesanan
tambahan itu datang, dijual dengan harga tertentu.
Tetapi kemudian pada saat datang pesanan tambahan
tersebut, pelanggan menawar dengan harga dibawah
harga jual semula. Tentu saja, pihak manajemen
perusahaan memiliki pilihan untuk menerima atau
menolak pesanan tersebut karena harga yang diminta
pelanggan dibawah harga jual normal.
Kapasitas produksi PT. Sitti Marlokacaponcing adalah 18.000 unit per bulan. Pada
pertengahan bulan januari 2019 perusahaan tersebut telah memproduksi dan
menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan tersebut dengan harga 14.000per
unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah :
- Biaya Bahan Baku Langsung : Rp. 20.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp. 35.000.000
- Biaya Overhead Variabel : Rp. 15.000.000
- Biaya Overhead Tetap : Rp. 24.000.000
- Biaya Pemasaran Variabel : Rp. 10.000.000
- Biaya Pemasaran Tetap : Rp. 4.000.000
- Biaya Administrasi : Rp. 9.000.000
Total: Rp117.000.000
Setelah menjual unit produknya, salah satu pelanggan perusahaan yaitu PT.
Pelangi pada akhir bulan januari 2019 mengajukan penawaran pembelian
sebanyak 6.000 unit dengan harga Rp.10.000 /unit .
Bisakah tawaran tersebut diterimah? Mengapa?
Untuk membuat 10.000 unit produknya tersebut,
perusahaan mengeluarkan biaya Rp.117.000.000.
Jika perusahaan menghitung total pengeluaran sebagai
dasar untuk menghitung biaya per unit maka akan
diperoleh nilai sebesar Rp.117.000.000 : 10.000 unit =
Rp. 11.700
Jika menggunakan dasar perhitungan seperti itu maka
penawaran harga sebesar Rp.10.000 dari PT. Pelangi
jelas tidak diterima. Akan tetapi perusahaan
menggunakan analisis biaya diferensial sbb:
Jadi jelas bahwa keputusan untuk menjual produk tambahan dengan harga jual
yang lebih rendah adalah tepat, karena baik nilai marjin kontribusinya itu
positif maupun perolehan laba totalnya bertambah.
Menurunkan harga pesanan khusus
Adakalanya, pelanggan tertentu meminta perlakuan khusus dalam
membeli produk yang mereka inginkan. Perlakuan khusus tersebut
dapat berupa tambahan asesori, pemberian warna khusus,
pemberian kemasan khusus ataupun permintaan yang lain. Biasanya
permintaan khusus tersebut akan mengakibatkan penambahan
biaya bagi perusahaan. Jika penambahan biaya ini tidak dibarengi
dengan peningkatan harga jual produk pesanan khusus tersebut, itu
artinya terjadi penurunan harga jual dibanding harga penjualan
sebelumnya. Penambahan biaya akibat pesanan khusus ini dapat
diperlakukan sebagai biaya relevan bagi perusahaan, karena biaya-
biaya tersebut dikeluarkan berkaitan dengan proses produksi
tambahan tersebut.
Kapasitas produksi PT. Cemerlang adalah 140.000 unit per tahun. Sampai akhir bulan
oktober 2019 perusahaan tersebut telah memproduksi dan menjual 100.000 unit
produksinya dengan harga 15.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi 100.000 unit tersebut adalah :
- Biaya Bahan Baku Langsung : Rp. 200.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp. 350.000.000
- Biaya Overhead Variabel : Rp. 150.000.000
- Biaya Overhead Tetap : Rp . 240.000.000
- Biaya Pemasaran Variabel : Rp. 100.000.000
- Biaya Pemasaran Tetap : Rp. 40.000.000
- Biaya Administrasi : Rp. 90.000.000
Total: Rp1.170.000.000
Pada akhir bulan oktober 2019 PT. Mitra Karya salah satu pelanggan tetap
PT.Cemerlang memesan 40.000 unit produk dengan spesifikasi khusus yaitu diberi
asesori tambahan dan kemasan khusus dengan harga beli maksimal Rp.12.000 per
unit. Sedangkan biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk asesori dan kemasan
khusus Rp. 1.200/unit ditambah sewa mesin kemasan Rp. 32.000.000 Apakah
tawaran tersebut diterimah atau ditolak? Mengapa?
Keterangan Penjualan Awal Penjualan Penjualan Total
(10.000 unit) tambahan (40.000 unit)
(40.000 unit)
Penjualan Rp. 1.500.000.000 Rp. 480.000.000 Rp. 1.980.000.000
Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 200.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 280.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 350.000.000 Rp. 140.000.000 Rp. 490.000.000
Biaya Overhead Variabel Rp. 150.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 210.000.000
Biaya Overhead Tetap Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp. 100.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 140.000.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000
Biaya Administrasi Tetap Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000
Biaya tambahan : asesori & .. Rp. 48.000.000 Rp. 48.000.000
Biaya tambahan : sewa mesin Rp. 32.000.000 Rp. 32.000.000
Laba /Rugi Rp. 330.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 410.000.000

Jadi jelas bahwa keputusan untuk menjual produk tambahan dengan harga jual yang
lebih rendah adalah tepat, karena baik nilai marjin kontribusinya itu positif maupun
perolehan laba totalnya bertambah.
Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli
Umumnya sebuah perusahaan manufaktur adalah membeli bahan
baku dan kemudian memprosesnya menjadi produk jadi. Tetapi
adakalanya sebuah perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatu
pilihan untuk memproduksi sendiri produknya seperti semula atau
membeli kepada pihak lain. Pilihan membeli kepada pihak lain
tersebut muncul karena beberapa penyebab. Misalnya karena harga
beli dari perusahaan lain lebih murah, kapasitas produksi
perusahaan sulit untuk ditambah dan sebagainya. Jika kondisi
seperti itu yang dihadapi perusahaan maka perusahaan dapat
mempergunakan analisis biaya diferensial sebagai metode untuk
menyelesaikan masalah tersebut
Kapasitas produksi PT. Mitra usaha adalah 100.000 unit per tahun. Sampai akhir bulan
november 2019 perusahaan mengikat kontrak penjualan dengan kementerian pertanian
RI untuk menjual produksinya 100.000 unit produksinya dengan harga 15.000 per unit.
Taksiran Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah :
- Biaya Bahan Baku Langsung : Rp. 200.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp. 350.000.000
- Biaya Overhead Variabel : Rp. 150.000.000
- Biaya Overhead Tetap : Rp . 240.000.000
- Biaya Pemasaran Variabel : Rp. 100.000.000
- Biaya Pemasaran Tetap : Rp. 40.000.000
- Biaya Administrasi : Rp. 90.000.000
Total: Rp1.170.000.000
PT. SORAYA sebuah perusahaan yang membuat produk yang sama dengan PT.Mitra
usaha menawarkan untuk menjual produknya kepada PT. Mitra usaha dengan harga
Rp.9.500/unit.
Jika tawaran ini diterima maka PT. Mitra usaha tinggal membelinya dan menjual kepada
dept. pertanian. Keputusan Apakah yang seharusnya diambil oleh manajemen PT.Mitra
Usaha.??
Jika perusahaan melihat biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan 100.000 unit maka diperoleh harga
Rp.11.700/unit maka tawaran dari PT. Soraya atas produk dan
kualitas yang sama seharga Rp.9.500 terlihat jauh lebih
menguntungkan. Dan perusahaan tidak perlu membuang energi
untuk memproduksi barang untuk dijual kepada dept pertanian.
Tetapi persoalannya tidak semua biaya memiliki perilaku yang
sama. Biaya variabel dapat dihindarkan jika perusahaan
membeli tetapi biaya tetap tidak dapat dihindarkan walaupun
perusahaan menghentikan produksinya dan membeli dari
PT.Soraya atau pihak lain.
Jawab

Keterangan Membuat sendiri Membeli dari


pihak lain
Penjualan Rp. 1.500.000.000 Rp. 1.500.000.000
Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 200.000.000 0
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 350.000.000 0
Biaya Overhead Variabel Rp. 150.000.000 0
Biaya Overhead Tetap Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp. 100.000.000 0
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000
Biaya Administrasi Tetap Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000
Pembelian Produk Rp. 950.000.000
Laba /Rugi Rp. 330.000.000 Rp. 180.000.000
Jadi keputusan yang dipilih adalah membuat produk sendiri.
Alternatif lain
Membeli dari pihak lain
Keterangan Membuat Sendiri
Mesin Tidak Mesin Disewakan Produksi Ekstra
Digunakan
Penjualan Rp. 1.500.000.000 Rp. 1.500.000.000 Rp. 1.500.000.000 Rp. 2.100.000.000

Pendapatan sewa 0 0 Rp. 200.000.000 0

Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 200.000.000 0 0 Rp.80.000.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 350.000.000 0 0 Rp.140.000.000

Biaya Overhead Variabel Rp. 150.000.000 0 0 Rp.60.000.000

Biaya Overhead Tetap Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000

Biaya Pemasaran Variabel Rp. 100.000.000 Rp. 140.000.000 Rp. 40.000.000

Biaya Pemasaran Tetap Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 40.000.000

Biaya Administrasi Tetap Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000 Rp. 90.000.000

Pembelian Produk jadi 0 Rp. 950.000.000 Rp. 950.000.000 Rp. 950.000.000

Laba /Rugi Rp. 330.000.000 Rp. 180.000.000 Rp. 380.000.000 Rp. 460.000.000

Keputusan apakah seharusnya diambil oleh manajemen perusahaan?


Keputusan untuk menghentikan produk tertentu
Adakalanya, perusahaan dihadapkan pada situasi dimana aktivitas
operasi mengalami kerugian terus dan tidak bisa dihindarkan.
Sehingga pihak manajemen mulai mempertimbangkan untuk
menutup operasinya untuk sementara di wilayah pemasaran tertentu
akibat kerugian yang dialami tersebut. Tetapi, menutup operasi
disuatu wilayah pemasaran tertentu, khususnya dalam jangka
pendek, tidak selalu merupakan pilihan yang paling menguntungkan
buat perusahaan. Karena perusahaan harus menanggung biaya tetap
di dalam suatu periode tertentu walaupun aktivitas usaha dihentikan
untuk jangka waktu tertentu. Lain halnya, kalau perusahaan menutup
usaha secara permanen dan melikuidasi seluruh asetnya
Keputusan untuk memproses lebih lanjut atau tidak
Perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu terkadang
memiliki peluang untuk menjual produknya tersebut secara langsung
atau memprosesnya lebih lanjut dengan harga jual yang lebih
tinggi. Jika fasilitas produksi yang dimiliki suatu perusahaan
memungkinkan untuk memproses produk tersebut menjadi produk
lanjutan, maka untuk melakukan itu, perusahaan tinggal
mengeluarkan biaya variabel tambahan saja. Biaya tambahan
tersebut adalah biaya yang relevan dengan kebutuhan untuk
memprosesnya menjadi produk lanjutan. Jika perusahaan memiliki
pilihan semacam itu, maka tinggal dihitung alternatif laba yang akan
diperoleh perusahaan dengan berbagai alternatif penjualan produk
tersebut
Titik Impas

Titik impas adalah volume penjualan yang


harus dicapai perusahaan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian
tetapi juga tidak memperoleh laba sama
sekali
Biaya Tetap Total
Titik Impas = ---------------------------------
Biaya Variabel
1 - ----------------------
Penjualan
HUBUNGAN BIAYA DIFERENSIAL DENGAN TITIK IMPAS

Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai perusahaan dimana perusahaan tidak
memperoleh laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini, perusahaan tidak
mengalami kerugian. Pada volume penjualan impas ini, seluruh biaya tetap yang
dikeluarkan perusahaan dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah ditutup.
Seluruh biaya tetap dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah dibebankan pada
volume impas tersebut. Itu berarti, mulai volume penjualan selanjutnya (setelah volume
penjualan impas), perusahaan dapat menghitung biaya produknya hanya dengan
menghitung biaya variabelnya saja. Itulah volume penjualan awal, dimana harga jual
alternatif yang lebih murah untuk pesanan khusus dapat diberikan. Harga jual yang hanya
menghitung biaya variabelnya saja. Jadi, volume impas merupakan titik awal volume
penjualan alternatif
PENGARUH BIAYA DIFERENSIAL TERHADAP ANGGARAN LABA
Keputusan untuk menjual sejumlah produk kepada konsumen tertentu dengan harga
yang lebih murah dibanding yang lainnya dengan berbagai alasannya, memiliki
pengaruh secara langsung terhadap pencapaian anggaran perusahaan. Anggaran
disusun dengan beberapa asumsi dasar, salah satunya adalah harga telah ditetapkan
pada suatu tingkat tertentu. Jika dalam pelaksanaanya kemudian perusahaan merubah
harga jual menjadi lebih rendah, tentunya hal tersebut akan berpengaruh secara
langsung terhadap perolehan laba usaha perusahaan. Laba usaha yang dianggarkan
dapat dipastikan tidak akan tercapai. Tetapi jika perusahaan mempertimbangkan faktor
lain, misalnya keinginan untuk menguasai pasar di suatu wilayah tertentu, maka
ketidakmampuan perusahaan untuk mencapai laba yang dianggarkan dapat ditolerir.
Dengan harapan, setelah pasar dikuasai, perusahaan dapat merubah kebijakan
penjualannya pada waktu mendatang.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai