Anda di halaman 1dari 3

Pengantar

Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk,
kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.

Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi


(operating departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen
operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah
kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang
memberikan jasa yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen
operasi maupun departemen jasa yang lain.

Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa
(supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk
atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi
biaya (cost driver) yang tepat.

Dalam jangka panjang, penetapan harga jual suatu produk harus mampu menutup
seluruh biaya yang terjadi di perusahaan, baik yang terjadi di departemen jasa
maupun di departemen produksi. Oleh karena itu, akuntan sering kali menghitung
biaya produk atau jasa didasarkan pada biaya penuh (full cost).

Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya yang secara langsung dapat ditelusuri ke
objek biaya dalam hal ini produk atau jasa. Tetapi biaya tidak langsung (indirect cost)
memiliki sifat tidak dapat ditelusuri secara langsung ke objek biaya dalam hal ini
produk atau jasa, sehingga harus dialokasikan ke produk atau jasa dalam rangka
menghitung seluruh biaya.

Berdasarkan survey menurut Horngren, Datar, Foster terdapat beberapa alasan


mengapa perusahaan melakukan alokasi biaya, diantaranya:

 Untuk menghitung biaya produk atau jasa.

 Untuk mengevaluasi dan mengingatkan divisi pusat laba (profit centre) bahwa
biaya tidak langsung ada dan keuntungan pada divisi pusat laba (profit centre)
harus mampu menutup biaya perusahaan (corporate cost) tidak hanya biaya
yang terjadi pada divisinya saja.

 Merangsang divisi pusat laba untuk menggunakan jasa internal secara efisien.

Metode Alokasi Biaya


Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen
produksi, yaitu:

 Metode langsung (direct methode)

 Metode bertahap (step methode)

 Metode timbal balik (resiprocal methode)

Dalam tulisan singkat ini akan coba membahas tentang tiga metode tersebut.

Metode Langsung
Metode ini paling banyak digunakan karena lebih sederhana dibanding dengan metode
lainnya. Dalam metode ini, biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa dialokasikan
secara langsung ke departemen operasi tanpa memperhatikan jasa yang diberikan ke
departemen jasa lainnya. Dengan kata lain, metode ini tidak mempertimbangkan
hubungan timbal balik jasa yang diberikan diantara departemen jasa yang lain.

Gambar 1 Metode Langsung

Dari gambar 1 diatas, biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa 1 dan


departemen jasa 2 langsung dialokasikan ke departemen operasi 1 dan departemen
operasi 2.

Metode Bertahap
Dalam metode ini, salah satu departemen jasa akan dipilih untuk dialokasikan seluruh
biayanya ke departemen jasa yang lain dan ke departemen operasi. Pemilihan
departemen jasa yang pertama kali dipilih untuk dialokasikan didasarkan pada
departemen jasa mana yang memberikan jasa lebih besar ke departemen jasa lainnya.

Gambar 2 Metode Bertahap

Dari gambar 2 diatas, departemen jasa 1 dialokasikan pertama kali biayanya ke


departemen jasa 2 dan ke departemen operasi 1 dan departemen operasi 2,
kemudian departemen jasa 2 mengalokasikan seluruh biayanya ke departemen
operasi 1 dan 2.

Metode Timbal Balik


Dalam metode ini mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa yang diberikan
antara satu departemen jasa dengan departemen jasa lainnya. Berbeda dengan
metode bertahap dimana departemen jasa 1 yang dialokasikan pertama kali tidak
menerima kembali biaya dari departemen jasa 2. Sementara dalam metode timbal
balik semua departemen jasa akan saling menerima biaya dari departemen jasa
lainnya tergantung dari jasa yang diterimanya.

Gambar 3 Metode Timbal Balik


Dalam gambar 3 diatas, departemen jasa 1 menerima biaya dari departemen jasa 2, begitu
juga departemen jasa 2 menerima biaya dari departemen jasa 1.

Berikut saya sediakan contoh kasus alokasi biaya dengan Ms.Excel:

Download: Metode Langsung – Objek Biaya Departemen.

Download: Metode Bertahap – Objek Biaya Departemen.

Download: Metode Timbal Balik – Objek Biaya Departemen.

Download: Metode Langsung – Objek Biaya Produk.

Download: Metode Bertahap – Objek Biaya Produk.

Anda mungkin juga menyukai