(Fintech)
Latar Belakang Penetrasi Fintech
Perbankan yg sudah merupakan raksasa di industri keuangan dan telah lama eksis serta
sarat dengan aturan dan pengawasan, harus berhadapan dengan Fintech yg bergerak
lincah mencari eksistensi, dalam celah persaingan yang ada khususnya dlm Industri
Keuangan Perbankan.
Minimnya literasi keuangan perbankan di Indonesia baik kepada individu maupun thd
usaha mikro/UKM, serta rendahnya persentasi kepemilikan akun bank di Indonesia ,
memberi peluang akan penetrasi Fintech (hanya 36% dr populasi dewasa yg memiliki
akun di bank sbg hasil Riset DailySocial.id dlm Indonesia Fintech Report 2016 dan
sebanyak 49 juta UKM yg blm pernah berurusan dgn bank ). Hal tsb sangat berbeda dgn
kemajuan pengguna telekomunikasi di Indonesia dmn 132,7 jt penduduk sdh
menggunakan internet (Data dr Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).
Oleh karena itu Perbankan sedang menghadapi tantangan sekaligus peluang melakukan
perubahan sistem kerja dan perubahan paradigma demi perkembagan kebutuhan jasa
finansial
Dengan kecanggihan teknologi, para pemain seperti perbankan sendiri, fintech startup,
emoney/telco, dlsbnya mulai menawarkan berbagai produk fintech di industri keuangan.
Digital Banking vs FinTech
OJK dan BI sudah lama mengeluarkan aturan ttg digital banking.
Ada 4 alasan mengapa Banking Perlu Go Digital ?
a. Perkembangan Smartphone
b. Perkembangan jaringan broadband dari 2G ke 4G
c. Perkembangan layanan yg efisien dan cepat
d. Perubahan keinginan customer generasi kini yg lebih mendambakan experience.
Dengan demikian Perbankan wajib mengarahkan layanannya ke era digital banking. Penggunaan
m-banking, serta Pengadaan Digital Branch merupakan wujud era digital banking dimana
layanan perbankan dilakukan tanpa bantuan pegawai seperti proses registrasi nasabah, buka
rekening tabungan , bahkan transfer lewat HP.
Digital banking memicu lahirnya Financial Technology. Fintech itu sendiri berupa startup
dibentuk utk menyelesaikan masalah di layanan financial khususnya dibagian awal dan akhir
pelayanan dan bukan pada core bankingnya. Dengan dukungan Digital banking maka Fintech
dapat mengembangkan layanan financial yg lebih luas termasuk mempertemukan pemodal dan
startup. Perpaduan Digital banking dan Fintech sebagai delivery channel dapat meminimalkan
interaksi lgs antara nasabah dan pegawai bank. Dengan kata lain, Digital banking tidak selalu
sama dengan fintech namun bersinergi dengan harmonis.
PROSES PENGEMBANGAN FINTECH
DI INDONESIA
Ada 4 hal alasan OJK yg mendorong fintech dikembangkan di
Indonesia yakni: